15/10/2025
1. Tangisan pagi hari
"Huuu..huuu.."
"Kamu kenapa, mbak?" Tanya Alis, adik iparku.
"Mas mu, Lis. Nyebelin! Huuuu.."
"Mbak berantem sama Mas Hasan? Atau Mas Hasan selingkuj? Biar Alis ngomong sama Mas Hasan!" Alis bangkit dari duduknya.
"Tunggu, Lis!" Aku menarik tangan Alis. Ia kembali duduk di sampingku. "Bukan, bukan seperti itu ceritanya..huuuu.." aku masih dengan isakku.
Ya, aku kesal pada suamiku sejak semalam. Tapi karena semalam aku harus menemani si kecil, aku hanya memendam kesalku saja. Hingga akhirnya aku baru bisa melepaskan kesalku pagi ini.
"Lho..terus kenapa mbak sampe nangis begini?" Alis sedikit beringsut dari duduknya. Ia mendekat dan mengusap punggungku yang bergetar karena tangis.
Kesal ini aku pendam semalaman. Tanpa Mas Hasan ketahui, semalam aku merasa sangat membencinya. Astagfirullaahhh..maafkan aku yaa robb..
"Mbak kesal, Lis. Sangatt kesal! Bahkan semalam rasanya ingin sekali memukul mas mu itu." Aku mulai bercerita.
"Kamu tahu, kan, tiap hari mbak ngomel-ngomel meja dapur berantakan. Buku-buku Dinda di kamar berantakan. Mbak cuman minta dibikinin rak kecil-kecil aja, Lis. Tapi sampai sekarang cuma 'iya' nya aja yang mbak dapet. Huuu..huuu."
"Padahal kemarin dia gak kerja. Gak sibuk! Malah keluar sama teman-temannya. Mbak kesel banget." Sambungku.
"Terus, semalem kenapa? Mas Hasan ngomong nggak enak?" Tanya Alis.
"Enggak, Lis. Semalem temennya telpon, dia memesan rak sepatu tiga ambal. Begitu selesai bicara, dia bilang sama mbak mau dikerjain saat itu juga. Malu katanya sama orangnya." Aku bercerita dengan sesenggukan.
Berlanjut di FIZZO
Judul: TETANGGA JULID (Fitnah Membuat Rumah Tangga Goyah)
Penulis: Cahaya Jingga