27/01/2025
[ Lanjutan ] Menjelaskan Tentang Awal Penciptaan
فَالعِلْمُ الْمُنَزَّلُ عَلَيْنَا عِلْمَانِ ، ظَاهِرٌ وَبَاطِنٌ يَعْنِي الشَّرِيعَةَ وَالْمَعْرِفَةَ فَأَمَرَ بِالشَّرِيعَةِ عَلَى ظَاهِرِنَا ، وَبِالْمَعْرِفَةِ عَلَى بَاطِنِنَا ، لِيُنْتِجَ مِنِ اجْتِمَاعِهِمَا عِلْمَ الْحَقِيقَةِ كَالشَّجَرَةِ وَالْأَوْرَاقِ يَحْصُلُ مِنْهَا النَّمْرَةُ كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ بِبَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ﴾ (سورة الرحمن: ۱۹-۲۰) وَإِلَّا فَبِمُجَرَّدِ عِلْمٍ الظَّاهِرِ لَا تَحْصُلُ الْحَقِيقَةُ ، وَلَا يَصِلُ إِلَى الْمَقْصُوْدِ. فَالْعِبَادَةُ
الكاملة بهما ، لا يواحِدِهِمَا ، كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى وَمَا خَلَقْتْ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ) (سورة الذاريات: (٥٦) أي ليَعْرِفُونِي فَمَنْ لَمْ يَعْرِفُهُ كَيْفَ يَعْبُدُهُ ؟ فَالْمَعْرِفَةُ إِنَّمَا تَحْصُلُ يكشف حِجَابِ النَّفْسِ عَنْ مِراةِ الْقَلْبِ بِتَصْفِيتِهَا ، فَيَرَى فِيهَا جَمَالَ الكنز الْمَخْفِي فِي سِرّ لَتِ الْقَلْبِ كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْحَدِيثِ الْقُدْسِيَ كُنْتُ كنزاً مَخْفِيًّا فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَعْرَف .
فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ لِكَيْ أَعْرَفَ فَلِهَذَا تَبَيَّنَ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَلَقَ الْإِنْسَانَ لِمَعْرِفَتِهِ.
Adapun ilmu yang diturunkan kepada kita, ada dua yaitu :
1. ILMU LAHIR, yakni SYARIAT dan
2. ILMU BATIN yakni MAKRIFAT.
Syariat untuk jasad kita dan makrifat untuk batin kita. Keduanya harus dipadukan, yang dari perpaduannya membuahkan ILMU HAKIKAT. Seperti perpaduan antara pohon dan dedaunan yang menghasilkan buah. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam firman Allah SWT,
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (QS. Ar-Rahman [55]: 19-20)
Jika tidak dipadukan, maka dengan ilmu lahir saja, manusia tidak akan mencapai ilmu hakikat dan tidak akan sampai pada tujuan inti ibadah (WUSHUL ILALLAH), Ibadah yang sempurna hanya dapat diwujudkan dengan perpaduan ilmu lahir dan ilmu batin. Sebagaimana firman Allah SWT,
"Dan tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Dzâriyât [51]:56)
Adapun yang dimaksud "Agar beribadah kepada-Ku," adalah MAKRIFAT (kenal) terhadap-Ku. Sebab, bagaimana orang bisa beribadah kepada-Nya jika tidak mengenal-Nya, Tapi, makrifat dapat dicapai setelah tirai hawa nafsu yang menghalangi cermin kalbu dibuka yaitu dengan sering-sering membersihkannya. Setelah bersih, manusia akan melihat indahnya al-kanzu al-makhjiyu (Allah SWT) pada rasa terdalam di lubuk kalbu. Sebagaimana firman Allah dalam Hadis Qudsi,
"Aku adalah Kanzan Makhfiyya (perbendaharaan yang terpendam dan tertutup). Aku ingin dikenali. Kuciptakan makhluk pun agar mereka mengenal-Ku."
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah agar manusia MAKRIFAT kepada Allah.