IKatolik

IKatolik IKatolik - The largest Catholic media in Southeast Asia based in Indonesia

Aktor dan produser Mark Wahlberg berkesempatan berjumpa degan Paus Fransiskus saat kunjungan apostolic ke Philadelphia d...
17/09/2025

Aktor dan produser Mark Wahlberg berkesempatan berjumpa degan Paus Fransiskus saat kunjungan apostolic ke Philadelphia dalam rangka Pertemuan Keluarga Sedunia yang berlangsung pada tahun 2017 lalu. Saat itu, Mark dipercaya sebagai host.

Ada momen lucu yang mungkin tak akan pernah dilupakan sang aktor. Meski ia seorang public figure kelas internasional, faktanya Paus justru tidak mengenalnya sama sekali. Bapa Suci justru meminta doa dari Mark.

“Dia tidak menonton televisi sejak akhir 70-an, awal 80-an, jadi dia tidak tahu siapa saya, itu bagus, dan kami melakukan percakapan kecil yang menyenangkan. Saya s**a bagaimana dia membawa gereja ke di masa sekarang,” kata Wahlberg.

Santa Monika dikenal sebagai ibu Santo Agustinus. Dia merupakan santa pelindung bagi wanita dan ibu. Sepanjang hidupnya,...
16/09/2025

Santa Monika dikenal sebagai ibu Santo Agustinus. Dia merupakan santa pelindung bagi wanita dan ibu.

Sepanjang hidupnya, beliau menunjukkan iman yang kuat dengan terus-menerus mendoakan anaknya yang sempat terjerumus kepada aliran bidah.

Santa Monica berdoa dan berpuasa tanpa henti selama bertahun-tahun sampai akhirnya membawa Santo Agustinus menemui Santo Ambrosia, yang akhirnya berhasil mengembalikan Agustinus kepada iman Katolik sejati.

Lega melihat anaknya akhirnya kembali ke jalan yang benar, Santa Monica mengatakan bahwa dia sekarang bisa meninggal dengan tenang karena tugasnya sebagai ibu sudah selesai.

Tidak lama setelah itu, beliau benar-benar meninggal dunia.

Kisah Menyentuh Hati Paus Yohanes Paulus IIPaus Yohanes Paulus II pada 27 Desember 1983 mengunjungi dan memaafkan Mehmet...
16/09/2025

Kisah Menyentuh Hati Paus Yohanes Paulus II

Paus Yohanes Paulus II pada 27 Desember 1983 mengunjungi dan memaafkan Mehmet Ali Yahya Agca di Rebibbia Prison di Roma, Italia. Mehmet dikenal sebagai pria Turki yang telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Sri Paus pada 2 tahun sebelumnya.

Pada 13 Mei 1981, Paus Yohanes Paulus II menjadi korban penembakan. Penembakan tersebut dilakukan oleh Mehmet Ali Agca di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Saat itu, pukul 17.19 waktu setempat dan Paus sedang melakukan kunjungan terhadap umat untuk Audiensi Umum pada hari Rabu. Sri Paus sedang membawa seorang gadis kecil ke pelukannya dan kemudian mengulurkannya kembali pada orang tuanya. Tak berselang lama, terdengan letusan tembakan sebanyak empat kali.

Paus tertembak oleh peluru pertama di bagian perut dan tembakan kedua di tangan kiri. Sri Paus pun ambruk di kendaraan terbuka yang sedang membawanya berkeliling lapangan. Penembakan tersebut membuat umat panik dan akhirnya Paus dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli Roma untuk dilakukan tindakan operasi.

Setelah menjalani perawatan, Sri Paus membacakan Regina Caeli atau doa ratu surga untuk menghormati Bunda Maria dan ia memberikan pengampunan kepada Agca. bahkan, Sri Paus menyebut Agca sebagai saudara.

Mukjizat Ekaristi di Polandia Dalam Misa hari Minggu, 12 Oktober 2008, di gereja Paroki Santo Antonius di Sokolka, sebua...
16/09/2025

Mukjizat Ekaristi di Polandia

Dalam Misa hari Minggu, 12 Oktober 2008, di gereja Paroki Santo Antonius di Sokolka, sebuah hosti yang sudah dikonsekrasi jatuh dari tangan salah seorang imam saat pembagian Komuni, di sebelah altar.

Imam itu menghentikan sebentar pembagian Komuni dan mengambil hosti itu, dan, sesuai norma-norma liturgi, hosti itu ditempatkan dalam wadah kecil berisi air. Hosti itu diharapkan larut dalam air, yang nantinya akan dibuang dengan cara yang benar.

Di akhir Misa, atas permintaan Pastor Stanislaw Gniedziejko, pengurus sakristi Suster Julia Dubowska menuangkan air dan hosti itu ke wadah yang lain.

Seminggu kemudian, 19 Oktober, Suster Julia mencium bau yang sangat harum dari roti tidak beragi. Ketika dia membuka wadah itu, dia melihat, di tengah-tengah hosti itu — yang sebagian besar masih utuh — ada noda merah yang cerah dan melengkung, seperti noda darah: sebuah partikel tubuh yang hidup. Airnya tidak ternoda oleh warna itu.

Sepotong dari hosti yang telah berubah itu diambil dan dianalisis secara independen oleh dua ahli, Profesor Maria Sobaniec-Lotowska MD dan Profesor Stanislaw Sulkowski MD untuk memastikan kredibilitas hasilnya.

Hasil dari kedua studi independen ini benar-benar sependapat. Mereka menyimpulkan bahwa struktur fragmen yang berubah dari hosti itu identik dengan jaringan miokard (jantung) orang yang hidup yang hampir mati.

Struktur serat otot jantung sangat terkait dengan yang dari roti itu, dengan cara yang tidak mungkin dicapai dengan cara manusia, menurut pernyataan Profesor Maria Sobaniec-Lotowska.

Kompol Cosmas Kaju G*e, Perwira yang Terjebak dalam Badai TugasDi tengah gemuruh kehidupan, ada kisah-kisah yang menggun...
06/09/2025

Kompol Cosmas Kaju G*e, Perwira yang Terjebak dalam Badai Tugas

Di tengah gemuruh kehidupan, ada kisah-kisah yang mengguncang hati, bukan hanya karena tragedinya, tetapi juga karena kemanusiaan yang tersembunyi di baliknya.

Salah satunya adalah kisah Kompol Cosmas Kaju G*e, seorang perwira menengah Polri yang hidupnya bagaikan mozaik pengabdian, keberanian, dan luka yang tak terucapkan.

Nama Cosmas kini menjadi sorotan, bukan hanya karena putusan pahit pemberhentian tidak hormat (PTDH) dari institusi yang ia junjung, tetapi juga karena air matanya yang mencerminkan pergulatan batin seorang abdi negara.

Kompol Cosmas, putra kelahiran Kampung Laja, Ngada, Nusa Tenggara Timur, adalah sosok yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menjaga keamanan negeri ini.

Dari medan operasi rawan di Poso, Aceh, hingga Papua, hingga misi perdamaian dunia bersama Pas**an Garuda di Lebanon, Cosmas telah menorehkan jejak perjuangan yang penuh risiko.

Bahu kirinya pernah ditembus peluru di Poso, tanda nyata bahwa darahnya telah tumpah demi menjaga kedaulatan Ibu Pertiwi. Setiap penugasan dijalaninya dengan semangat pengabdian yang tak pernah pudar, sebuah teladan bagi siapa saja yang memahami makna tugas seorang polisi.

Namun, hidup seringkali menulis skenario yang tak terduga. Pada 28 Agustus 2025, di tengah hiruk-pikuk aksi unjuk rasa di Jakarta, kendaraan taktis (rantis) Brimob yang ditumpangi Cosmas melindas Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, hingga merenggut nyawanya.

Tragedi ini menjadi titik balik yang mengguncang hidupnya. Dalam sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP), Cosmas duduk dengan seragam cokelat muda dan baret biru, mendengarkan putusan yang mengakhiri kariernya. Air matanya tumpah, bukan hanya karena kehilangan profesi, tetapi juga karena beban moral atas kejadian yang ia akui sungguh-sungguh di luar dugaan.

Dengan suara bergetar, Cosmas bersumpah demi Tuhan bahwa tak ada niat untuk mencelakai siapa pun.

"Sesungguhnya saya hanya melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai perintah institusi dan komandan secara totalitas, untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum," ujarnya, patah-patah, seolah mencoba menjelaskan kepada dunia bahwa hatinya tak pernah berniat merenggut nyawa.

Ia baru mengetahui kematian Affan dari video viral di media sosial, beberapa jam setelah kejadian, ketika batu, petasan, dan gas air mata mengaburkan pandangan di tengah kekacauan demonstrasi.

Cosmas bukan hanya seorang perwira, tetapi juga manusia. Tangisnya di ruang sidang adalah bahasa hati yang tak mampu diucapkan kata. Ia meminta maaf kepada keluarga Affan, kepada Kapolri, dan kepada rekan-rekannya di Polri, dengan air mata yang membasahi p**i.

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada korban Affan Kurniawan serta keluarga besar," katanya, penuh penyesalan.

Di balik seragamnya, ada jiwa yang terluka, terperangkap antara kesetiaan pada tugas dan beban atas tragedi yang tak diinginkan.

Keputusan PTDH yang dijatuhkan kepadanya memicu gelombang dukungan dari masyarakat, terutama dari Nusa Tenggara Timur. Petisi penolakan pemecatan yang digagas Mercy Jasinta telah ditandatangani lebih dari 174.000 orang, sebuah bukti bahwa banyak yang melihat Cosmas bukan sebagai pelaku yang berniat jahat, tetapi sebagai korban dari situasi yang tak terkendali.

Masyarakat Ngada, Flores, bahkan menggelar ritual adat Zia Ura Ngana sebagai bentuk solidaritas, menunjukkan betapa Cosmas dianggap sebagai putra kebanggaan yang telah mengabdi dengan penuh dedikasi.

Kisah Cosmas adalah cerminan dari dilema seorang polisi: menjalankan perintah di tengah situasi kacau, dengan risiko yang mengintai di setiap langkah. Ia bukan pahlawan tanpa cela, tetapi juga bukan penutup cerita yang layak dicela.

Di balik putusan etik dan sanksi pidana yang kini menantinya, ada hati yang berdarah untuk negeri, ada jiwa yang meratap atas kehilangan yang tak disengaja. Cosmas mengajarkan kita bahwa di tengah tugas berat, kemanusiaan tetap hidup, meski terkadang tersembunyi di balik air mata.

Semoga, di tengah luka ini, Cosmas menemukan kedamaian, dan keluarga Affan menemukan keadilan yang mereka cari. Dan semoga, kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di balik setiap seragam, ada hati yang berdetak, berjuang, dan kadang-kadang menangis dalam sunyi.

Tuhan memberkatimu Pak Cosmas...

03/09/2025

Cara Masuk Gereja Sebelum Misa..

03/09/2025

Kisah St. Gregorius Agung..

03/09/2025

Makan Pallium dalam Gereja Katolik

03/09/2025

Selamat pagi Tuhan Yesus..

02/09/2025

Saat pejabat meninggal dunia..

Bapa Paus Leo XIV Sesalkan Krisis Pengguna Senjata di Seluruh DuniaPaus Leo XIV berdoa untuk para korban penembakan di s...
01/09/2025

Bapa Paus Leo XIV Sesalkan Krisis Pengguna Senjata di Seluruh Dunia

Paus Leo XIV berdoa untuk para korban penembakan di sebuah gereja Katolik di Minneapolis dan menyesalkan "pandemi senjata" di seluruh dunia yang telah mengakibatkan banyak anak meninggal atau terluka.

“Doa kami untuk para korban penembakan tragis selama Misa sekolah di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat,” kata Paus dalam bahasa Inggris setelah memimpin doa Angelus mingguan dari jendela yang menghadap Lapangan Santo Petrus.

"Kita sertakan dalam doa-doa kita, anak-anak yang tak terhitung jumlahnya yang terbunuh dan terluka setiap hari di seluruh dunia. Mari kita memohon kepada Tuhan untuk menghentikan pandemi senjata, baik besar maupun kecil, yang menginfeksi dunia kita" tambahnya.

Penembakan pada 27 Agustus di Misa sekolah di Gereja Katolik Annunciation di Minneapolis menyebabkan dua anak tewas dan 17 lainnya terluka.

Dalam seruannya yang lain setelah Angelus, yang disampaikan dalam bahasa Italia, Paus Leo mengulangi seruannya untuk gencatan senjata segera dan “komitmen serius untuk berdialog” di Timur Tengah, serta untuk doa dan tindakan nyata bagi para korban perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

“Suara senjata harus dibungkam, sementara suara persaudaraan dan keadilan harus ditinggikan,” katanya.

Paus mengatakan hatinya juga terluka bagi mereka yang meninggal atau hilang setelah sebuah kapal yang membawa migran dari Afrika ke Kepulauan Canary terbalik di lepas pantai Mauritania. Menurut BBC, setidaknya 69 orang telah meninggal dan banyak lainnya hilang.

“Tragedi maut ini terulang setiap hari di seluruh dunia,” kata Leo. “Marilah kita berdoa agar Tuhan mengajar kita, sebagai individu maupun sebagai masyarakat, untuk sepenuhnya mengamalkan firman-Nya: 'Aku seorang asing dan kamu menerima Aku.'”

“Kami mempercayakan semua orang yang hilang, terluka, dan meninggal di mana pun ke dalam pelukan kasih Juruselamat kami,” kata Paus dalam bahasa Inggris dan Italia.

01/09/2025

Presiden dan Cinta Kebenaran

Address

Jalan Krukah Selatan Gang XIB, Nomor 7
Surabaya
60244

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when IKatolik posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to IKatolik:

Share