Comments
Selamat Memperingati Maulid Rasulullah Muhammad S.A.W
#12RabiulAwwal1442H
Dua Orang Baik Tapi Mengapa Perkawinan Tidak Bahagia?.
Ibu saya adalah seorang yg sangat baik, sejak kecil saya melihatnya begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur untuk ayah karena lambung ayah kurang baik.
Setelah itu, masih harus memasak nasi untuk anak² yg sedang dalam masa pertumbuhan.
Setiap sore, ibu selalu menyikat panci supaya tidak ada noda sedikitpun.
Menjelang malam, dgn giat ibu membersihkan rumah agar tidak berdebu.
Ibu adalah seorang wanita yg sangat rajin. Namun, di mata ayah, ibu bukan pasangan yg baik. Tidak hanya sekali ayah menyatakan kesepian dalam perkawinan, tapi saya tdk memahaminya.
Ayah saya adalah seorang laki² yg bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum²an keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu dan saat libur ayah punya waktu untuk mengantar kami ke sekolah. Ia seorang ayah yg penuh tanggung jawab, mendorong anak² untuk berprestasi dalam pelajaran.
Ayah adalah seorang laki² yg baik di mata anak², ia besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami.
Hanya saja, di mata ibu, ia bukan pasangan yg baik. Kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam².
Saya melihat dan mendengar ketidakberdayaan dlm perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka. Seharusnya mereka layak mendapat perkawinan yg baik.
Saya bertanya pada diri sendiri, "Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dgn perkawinan yg bahagia?"
Setelah dewasa, akhirnya saya memasuki perkawinan dan perlahan² saya mengetahui jawaban itu..
Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, rajin bekerja dan mengatur rumah dgn sungguh² berusaha memelihara perkawinan sendiri.
Anehnya, saya tidak merasa bahagia dan suamiku sepertinya juga tidak bahagia. Saya merenung, mungkin rumah kurang bersih, masakan tidak enak, lalu dgn giat saya membersihkan rumah dan memasak dgn sepenuh hati.
Namun, rasanya, kami berdua tetap tidak bahagia. Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan rumah, suami saya berkata,
"Temani aku sejenak mendengar alunan musik!".
Dengan mimik tidak senang saya berkata,
"Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yg belum dipel?".
Begitu kata² ini terlontar, saya pun termenung, kata² yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan Ibu. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkawinan mereka. Ada beberapa kesadaran muncul.
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah yg tidak mendapat apa yang dia butuhkan dalam perkawinannya.
Waktu ibu habis untuk membersihkan rumah padahal yg dibutuhkan ayah adalah menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga adalah cara ibu dlm mempertahankan perkawinan. Ia memberi ayah sebuah rumah yg bersih namun ibu jarang menemani ayah. Ia berusaha mencintai ayah dengan caranya.
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.
Saya bertanya pada suamiku,
"Apa yang kau butuhkan?"
"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku, rumah kotor sedikit tidak apa²" ujar suamiku.
Saya kira dia perlu rumah yg bersih, ada yang memasak, dst.
"Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."
Ternyata sia² semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar² membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing², dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia², kami memiliki cara masing² bagaimana mencintai, namun, bukannya cara yang diinginkan pasangan kita.
Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja. Begitu juga suamiku, dia menderetkan sebuah daftar kebutuhanku.
Puluhan kebutuhan yg panjang dan jelas, misal: waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, saling memeluk setiap pagi, memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat, dstnya.
Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yg sulit, misal: dengarkan aku, jangan memberi komentar. Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang dirinya merasa tampak seperti org bodoh. Menurutku, ini benar² masalah gengsi laki².
Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya, kalau tidak saya hanya mendengarkan dgn serius.
Bagi saya ini benar² sebuah jalan yg sulit dipelajari, namun jauh lebih bermakna dlm pernikahan kami.
Bertanya pada pasangan kita,
"Apa yang kau inginkan?" ternyata dpt menghidupkan pernikahan.
Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia, mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pasangannya, bukan mencintai pasangannya dengan cara yg diinginkan pasangan kita.
Kita mungkin sangat lelah melayani pasangan kita, namun dia tidak menghargai, akhirnya kita kecewa dan hancur.
Setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yg kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan oleh pasangan kita.
Semoga bermanfaat
PONDOK PESANTREN AT-TAQWA MIHAMMADIYAH ARJASA KANGEAN SUMENEP
====================
Secara kelembagaan, Pesantren ini dirintis tahun 1978 oleh Alm KH. Abdul Kadir Muhammad (keponakan KH. Mas Mansur). Beliau secara khusus diutus untuk mengembangkan Islam berkemajuan di daerah -daerah pinggiran, salah satunya di pulau kangean. Beliau pun bedol keluarga, memboyong seluruh keluarga, anak, cucu dan menantu ke pulau kangean.
Demi keberlangsungan, pengembangan dan peningkatan kualitas dan kuantitas Pondok Pesantren, maka tahun 2020 ini akan dilaksanakan :
Proyek : Pembangunan Rumah Asatidz& Kantor Pondok yang representatif
Kontruksi : Lantai 2
Estimasi Dana : Rp. 600.000.000,-
___________________
_*"Pahala jariyah berlipat : Infaq shadaqah, "*_
1. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”(Qs. Al Hadid: 18)
2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.
[HR Muslim 3084]
___________________
_*"INVEST AKHIRAT, RAIH PAHALA TANPA HENTI"*_
bisa diantar langsung ke Kantor Pondok atau ditransfer
ke rekening :
Bank JATIM norek. 0343012445 a.n PONPES AT -TAQWA MUHAMMADIYAH
Konfirmasi Transfer ke WA : 081332196452
Invest bisa berupa material ( semmen, Batu cor, besi dll ), yang akan kami jemput/terima pada saat proyek pembangunan dikerjakan.
Do'a kami :
_*"Ya Allah, lipat gandakan pahala infaq shadaqah hamba-Mu, dan berkahilah pada semua yang masih tersisakan."*_
_________________
LAPORAN INVEST/DONASI
1. Ustdza. UUNG, At taqwa Kalikatak Rp. 3.000.000
2. Hj. Tiamna, Tajjan Rp. 1.000.000
3. Hamba Allah tajjan Rp. 1.200.000
4.
JUMLAH : Rp. 5.200.000
Infaq Material :
1. H. Moh. Rana, Tajjan, 100 Sak semen
2.
3.
Ijin bertanya... bagaimana hukumnya orang yang mengurus penyembelihan qurban mendapat bagian daging lebih banyak dibanding daging yang dibagikan ke warga?
Takutnya bagian yg lebih itu dianggap sebagai upah, padahal itu kan tidak boleh.
Rapatkan Barisan Umat...... waspadalah
PCM Gandusari Trenggalek mengimbau warganya untuk melaksanakan shalat Idul Fitri 1441 H di rumah masing2