15/07/2025
MENUTUP AIB
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. (Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa), dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”
– QS. Al-Hujurat: 12 –
Para ulama berkata,
“Adapun orang yang terang-terangan (bermaksiat) tanpa memiliki rasa malu, maka dianjurkan untuk tidak menutupi aibnya, bahkan hendaknya memperingatkan orang-orang lain agar waspada dan menjauhinya. Dan hendaknya urusannya diangkat kepada hakim agar ia menjatuhkan hukuman yang layak baginya.”
An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah memberikan penjelasan tambahan bahwa ghibahnya (membicarakan aibnya) hanya pada apa yang ia lakukan secara terang-terangan saja, dan orang-orang lain diperingatkan untuk menjauhi interaksi dan urusan dengannya, baik dengan memutus hubungan, tidak berbicara dengannya, tidak mengunjunginya, atau tidak mengucapkan salam kepadanya. Sehingga menimbulkan efek jera kepadanya.
– Kitab Al-Adab Asy-Syar’iyyah, 1: 255 –
Sumber: muslim.or.id
IKAPPIM CENTER
Ikatan Alumni Ponpes Islam Al Mukmin
Hotline wa.me/62817181234