Cerita Misteri , Mitos , Sejarah Di Dunia

Cerita Misteri , Mitos , Sejarah Di Dunia Halaman Ini Membahas Cerita Misteri, Mitos, dan Sejarah Dari Seluruh Dunia.

Mulai Dari Kejadian Aneh, Artefak Kontroversial, Peradaban Yang Hilang, Hingga Teori Yang Menantang Versi Resmi Sejarah.

Samudra Pasifik membentang tenang ketika Tami Oldham Ashcraft dan tunangannya Richard Sharp berlayar dari Tahiti menuju ...
07/10/2025

Samudra Pasifik membentang tenang ketika Tami Oldham Ashcraft dan tunangannya Richard Sharp berlayar dari Tahiti menuju San Diego pada Oktober 1983. Mereka membawa kapal layar Hazana sepanjang 44 kaki untuk perjalanan sejauh 4.000 mil laut. Dua pelaut berpengalaman itu percaya bahwa laut adalah rumah mereka, tempat di mana cinta dan petualangan berpadu.

Beberapa minggu setelah berlayar, langit mulai menggelap. Di kejauhan, awan menumpuk pekat dan angin berembus kencang. Radio memperingatkan tentang Badai Raymond, badai kategori empat dengan kecepatan angin mencapai lebih dari 225 kilometer per jam. Tami dan Richard berusaha mengubah arah kapal, tetapi badai datang terlalu cepat dan terlalu kuat. Pada 12 Oktober 1983, mereka diserang oleh gelombang raksasa yang membuat Hazana jungkir balik di tengah amukan laut.

Richard berjuang di dek, mengamankan layar, sementara Tami berlindung di dalam kabin. Sekejap kemudian, ombak menghantam dengan kekuatan luar biasa. Tubuh Tami terpental dan membentur keras dinding kapal. Ketika ia sadar lebih dari satu hari kemudian, badai telah berlalu, tapi ketenangan itu menakutkan. Richard tidak terlihat, dan Hazana rusak berat. Tiang layar patah, radio dan mesin hancur, hanya tersisa perahu setengah terapung dan seorang wanita muda yang kini sendirian di tengah samudra.

Dalam kondisi luka dan kelelahan, Tami memutuskan untuk tidak menyerah. Ia membuat layar darurat dari sisa kain, menampung air hujan dengan wadah plastik, dan menghitung posisi kapal menggunakan sextant dan jam tangan. Tanpa radio, tanpa mesin, dan tanpa arah pasti, ia menavigasi kapal menuju Hawaii yang berjarak sekitar 1.500 mil.

Hari-hari berikutnya menjadi ujian ketabahan. Persediaan makanan menipis, luka di kepala dan bahunya terus terasa, dan kesunyian menjadi teman yang menakutkan. Setiap malam ia menatap langit yang sama yang dulu ia pandangi bersama Richard, berharap menemukan kekuatan dalam kenangan. Ia mengaku sering mendengar suara Richard di pikirannya, memberi semangat untuk terus bertahan hidup.

Empat puluh satu hari kemudian, mata Tami menangkap garis pantai Hilo di Kepulauan Hawaii. Dengan tenaga terakhirnya, ia mengarahkan Hazana menuju darat hingga akhirnya diselamatkan oleh nelayan setempat. Berat badannya turun drastis, tubuhnya lemah, tapi jiwanya tetap hidup. Dalam catatan pribadinya, ia menulis bahwa cinta Richard menjadi cahaya yang menuntunnya pulang.

Kisah perjuangannya kemudian diterbitkan dalam buku Adrift A True Story of Love Loss and Survival at Sea yang terbit pada 1998. Dua dekade kemudian, kisah itu diangkat ke layar lebar dalam film Adrift tahun 2018 yang dibintangi Shailene Woodley dan Sam Claflin. Cerita tersebut memperkenalkan pada dunia bagaimana cinta, kehilangan, dan keberanian dapat menyelamatkan seseorang di batas antara hidup dan mati.

Wajah kurus dengan mata sayu itu pernah menjadi simbol kehancuran manusia. Foto-foto Misty Loman tersebar di seluruh dun...
07/10/2025

Wajah kurus dengan mata sayu itu pernah menjadi simbol kehancuran manusia. Foto-foto Misty Loman tersebar di seluruh dunia, bukan karena ketenaran, tetapi karena menjadi bukti nyata bagaimana narkoba, penyakit, dan kehilangan bisa meluluhlantakkan seseorang. Namun di balik gambar yang tampak seperti hidup yang tak tersisa, tersimpan kisah luar biasa tentang harapan yang kembali tumbuh dari kehancuran.

Misty berasal dari Bowling Green, Kentucky. Hidupnya hancur dalam hitungan tahun setelah serangkaian tragedi menimpanya. Ia kehilangan tiga anak, salah satunya meninggal saat lahir, satu lagi hanya bertahan 28 hari. Duka itu menjerumuskannya ke jurang narkoba dan keputusasaan. Ditambah tiga penyakit mematikan yang menyerang tubuhnya: lupus, kanker tulang, dan scleroderma, penyakit autoimun yang merusak kulit serta organ tubuh dari dalam.

Tubuhnya mulai berubah. Wajahnya mengerut, kulit menipis, dan tulang-tulang menonjol di bawah permukaan. Setiap kali ditangkap, foto berikutnya menunjukkan perubahan yang semakin mengerikan, hingga akhirnya serangkaian mugshot-nya viral. Dunia melihat monster, padahal yang mereka lihat adalah manusia yang sedang sekarat, secara fisik, emosional, dan spiritual.

Namun di titik terendahnya, keajaiban datang. Misty bergabung dengan kelompok pemulihan Sisters in Sobriety, menemukan kekuatan melalui doa dan dukungan sesama penyintas. Dalam wawancara dengan WBKO News, ia berkata pelan namun yakin, “Doa benar-benar bekerja. Saya tidak punya apa-apa lagi selain Tuhan dan harapan.”

Kini Misty telah lebih dari 14 bulan hidup tanpa narkoba. Ia menggunakan kisahnya sebagai kesaksian hidup di pusat rehabilitasi dan komunitas pemulihan. Ia tidak menutupi masa lalunya, justru menjadikannya pelajaran bagi orang lain yang masih berjuang di kegelapan yang sama.

“Jika kisahku bisa menyelamatkan satu nyawa saja, maka semua penderitaanku sepadan,” ucapnya.

Perjalanan Misty Loman bukan tentang kejatuhan, melainkan tentang bagaimana seseorang bisa kembali berdiri meski tubuhnya nyaris hancur. Dari wajah yang dulu dianggap bukti kegagalan manusia, kini terpancar cahaya kehidupan yang sesungguhnya: bahwa selalu ada jalan pulang, bahkan dari jurang tergelap sekalipun.

07/10/2025

Tragedi di Balik Gol Paling Mematikan di Dunia Sepak Bola

Pada masa keemasan industri kosmetik tahun 1950an, sebuah profesi unik sempat muncul di laboratorium kecantikan Amerika ...
07/10/2025

Pada masa keemasan industri kosmetik tahun 1950an, sebuah profesi unik sempat muncul di laboratorium kecantikan Amerika dan Eropa. Pekerjaan itu disebut lipstick tester, dan tugas mereka sungguh tidak biasa: dicium seharian penuh untuk menguji daya tahan lipstik.

Para pria ini dipekerjakan oleh perusahaan kosmetik besar dengan satu tujuan utama, memastikan warna lipstik tetap menempel setelah bersentuhan dengan kulit, makanan, minuman, dan bibir orang lain. Dalam satu sesi, seorang pria bisa menerima ratusan ciuman dari berbagai model uji, sementara ilmuwan di laboratorium mencatat setiap perubahan warna, tingkat pudar, dan bekas yang tertinggal di kulit atau gelas.

Eksperimen semacam ini bukan sekadar sensasi. Ia merupakan bagian dari penelitian serius yang melahirkan formula lipstik tahan lama pertama di dunia. Salah satu tokoh penting di balik perkembangan ini adalah Hazel Bishop, penemu produk kiss proof lipstick yang kemudian merevolusi pasar kosmetik global.

Majalah LIFE pernah mempublikasikan foto karya fotografer Yale Joel pada awal 1950an yang memperlihatkan suasana uji tersebut. Dalam foto itu tampak seorang pria berdiri dengan wajah penuh bekas lipstik sementara para peneliti di sekelilingnya memegang stopwatch dan buku catatan. Gambar ini menjadi bukti nyata bahwa pekerjaan “pria penguji lipstik” memang pernah ada dan bukan sekadar cerita viral internet.

Meskipun terdengar romantis, pekerjaan ini sebenarnya cukup berat. Para tester diwajibkan menjaga kebersihan wajah, tidak memakai parfum atau pelembap, dan menjalani sesi uji berulang setiap hari. Semua itu dilakukan demi menjawab satu pertanyaan sederhana: apakah lipstik ini benarbenar tahan lama?

Kini, metode pengujian seperti itu sudah menjadi bagian dari sejarah. Industri kosmetik modern menggunakan teknologi digital dan uji laboratorium noninvasif untuk menilai ketahanan warna tanpa perlu ciuman sungguhan. Namun kisah para pria yang pernah dibayar untuk dicium tetap menjadi catatan menarik dalam perjalanan dunia kecantikan, masa ketika sains dan romantisme berpadu dengan cara paling tak terduga.

Nyeri ringan di rahang yang muncul ketika Nicole Kowalski berusia 25 tahun tampak sepele pada awalnya. Awalnya dianggap ...
07/10/2025

Nyeri ringan di rahang yang muncul ketika Nicole Kowalski berusia 25 tahun tampak sepele pada awalnya. Awalnya dianggap sebagai infeksi sinus atau ketegangan otot, dokter memberinya antibiotik dan obat pereda nyeri. Namun rasa sakit itu tak kunjung hilang dan semakin intens setiap hari, seolah memberi peringatan yang tak bisa diabaikan.

Beberapa bulan kemudian, rontgen menunjukkan adanya kehilangan tulang di rahangnya, sesuatu yang jauh dari kondisi normal. Biopsi menegaskan kenyataan pahit: kanker kelenjar ludah, jenis kanker langka yang agresif dan sulit diobati. Kehidupan Nicole berubah drastis dalam hitungan minggu. Ia harus menjalani operasi besar untuk mengangkat sebagian langit-langit mulut serta beberapa gigi, diikuti radioterapi yang melemahkan tubuhnya. Prostesis khusus bernama obturator menjadi bagian penting hidupnya, memungkinkan ia berbicara dan makan kembali meski sebagian wajah dan mulutnya telah hilang.

Meski perubahan fisik dan rasa sakit begitu berat, semangat Nicole tetap utuh. Ia mulai membagikan kisahnya secara terbuka melalui media sosial, menggunakan senyum yang ia sebut “senyum miring” sebagai simbol keteguhan menghadapi penderitaan. Kisahnya menjadi inspirasi bagi penyintas kanker kepala dan leher, memberi harapan bagi mereka yang tengah berjuang dalam kesendirian.

Pada tahun 2022, kanker itu kembali dengan agresivitas lebih tinggi. Nicole kembali ke ruang operasi untuk menjalani rekonstruksi wajah dan serangkaian perawatan intensif yang menguras fisik dan mental. Setiap kali tubuhnya melemah, ia menegaskan keberadaannya dengan kata-kata sederhana namun penuh makna: “Saya masih di sini, dan saya masih berjuang.”

Pada 23 Januari 2025, di usia 33 tahun, Nicole meninggalkan dunia. Namun warisannya tetap hidup. Ia bukan sekadar seorang pasien kanker, melainkan simbol keberanian, keteguhan, dan cinta terhadap kehidupan. Senyum miringnya tetap menjadi lambang kekuatan yang menginspirasi banyak orang untuk menghadapi rasa sakit dan ketidakpastian dengan keberanian yang sama.

Pada Januari 2015, Daniel de Wet, seorang supervisor teknik berusia 34 tahun, sedang bekerja di tambang emas Sibanye Sti...
07/10/2025

Pada Januari 2015, Daniel de Wet, seorang supervisor teknik berusia 34 tahun, sedang bekerja di tambang emas Sibanye Stillwater di Carletonville, Afrika Selatan. Saat membersihkan dam bawah tanah sedalam 3,5 km, ia tergelincir dan terjatuh ke arah crowbar (besi panjang) yang digunakannya. Crowbar sepanjang 1,8 meter itu menembus tubuhnya dari selangkangan hingga keluar tepat di bawah tulang belikatnya, menembus tiga rongga tubuh: pelvis, abdomen, dan dada. Yang luar biasa, crowbar tersebut melewati organ vital seperti jantung dan pembuluh darah utama, namun tetap menyebabkan cedera serius pada ginjal dan usus kecilnya.

Setelah diselamatkan oleh tim penyelamat tambang dan diterbangkan dengan helikopter ke Netcare Milpark Hospital di Johannesburg, de Wet menjalani dua operasi besar. Tim medis yang dipimpin oleh Profesor Kenneth Boffard berhasil mengeluarkan crowbar tersebut dan melakukan perbaikan pada organ-organ yang rusak. Yang luar biasa, de Wet keluar dari rumah sakit hanya dalam waktu 19 hari setelah kecelakaan.

Tiga tahun kemudian, de Wet kembali berlari, memenuhi syarat untuk mengikuti Comrades Marathon, lomba ultramaraton 89 km yang terkenal di Afrika Selatan. Pada tahun 2018, ia menyelesaikan lomba tersebut dalam waktu 11 jam 30 menit dan menyerahkan medali finisher-nya kepada Profesor Boffard sebagai tanda terima kasih atas penyelamatan nyawanya.

Cerita Daniel de Wet adalah bukti nyata tentang ketahanan manusia, keajaiban medis, dan pentingnya keselamatan kerja di lingkungan berisiko tinggi seperti tambang.

Stasiun Kyu-Shirataki di Hokkaido, Jepang, menjadi saksi dari sebuah kisah pendidikan yang luar biasa. Terletak di jalur...
07/10/2025

Stasiun Kyu-Shirataki di Hokkaido, Jepang, menjadi saksi dari sebuah kisah pendidikan yang luar biasa. Terletak di jalur Sekihoku dan dioperasikan oleh JR Hokkaido, stasiun ini nyaris ditutup karena hampir tidak ada penumpang. Namun, Kana Harada, seorang siswi SMA, masih bergantung pada kereta untuk pergi dan pulang sekolah.

Selama tiga tahun terakhir operasionalnya, kereta berhenti dua kali sehari hanya untuk Kana, sekali di pagi hari untuk mengantar ke sekolah, dan sekali di sore hari untuk membawanya pulang. Tidak ada penumpang lain yang menggunakan stasiun itu, yang hanya memiliki satu platform sederhana dan tidak berawak.

JR Hokkaido menunda penutupan stasiun hingga Kana lulus pada Maret 2016. Pada tanggal 25 Maret 2016, stasiun akhirnya ditutup secara permanen, bertepatan dengan kelulusan siswi tersebut. Masyarakat lokal dan media hadir untuk menyaksikan momen haru ini, menjadikan penutupan stasiun bukan sekadar akhir layanan transportasi, tetapi simbol dedikasi dan penghargaan terhadap pendidikan.

Cerita Kyu-Shirataki menjadi viral dan sering dibandingkan dengan nuansa melankolis ala Studio Ghibli. Kisah ini mengingatkan bahwa keputusan luar biasa dapat lahir dari komitmen sederhana: memastikan seorang anak dapat menempuh pendidikan meski dari stasiun paling sepi sekalipun.

06/10/2025

Misteri Wajah Manusia di Lantai Rumah

Pada akhir 1980an, Amerika dikejutkan oleh kisah seorang gadis kecil bernama Beth Thomas, anak berusia enam tahun yang t...
06/10/2025

Pada akhir 1980an, Amerika dikejutkan oleh kisah seorang gadis kecil bernama Beth Thomas, anak berusia enam tahun yang tampak lembut namun menyimpan amarah dan kebencian yang menakutkan. Dalam dokumenter terkenal Child of Rage tahun 1990, dunia melihat sesuatu yang jarang disaksikan sebelumnya. Seorang anak kecil duduk tenang di kursi, berbicara dengan suara datar tanpa emosi, mengaku ingin membunuh adiknya dan melukai orang tuanya. Ucapannya menusuk hati siapa pun yang mendengarnya.

Beth bukan anak jahat. Ia adalah korban dari masa kecil yang dihancurkan oleh kekerasan dan pengabaian. Sejak bayi, ia mengalami pelecehan parah di tangan ayah kandungnya. Ia tidak pernah mengenal rasa aman, pelukan, atau kasih sayang. Trauma itu membentuk dinding tebal di dalam dirinya. Ketika akhirnya diadopsi oleh pasangan Nancy dan Tim Thomas, harapan baru itu berubah menjadi ketakutan. Beth melukai hewan, mengancam adiknya, dan harus dikurung di kamar setiap malam agar tak membahayakan siapa pun.

Psikolog Dr Ken Magid mempelajari kasusnya dan menemukan bahwa Beth menderita Reactive Attachment Disorder atau RAD, gangguan langka yang membuat anak tidak mampu mencintai atau mempercayai siapa pun. Dalam pandangan Dr Magid, Beth adalah “anak yang kehilangan kemanusiaan karena kehilangan cinta”. Ia merekomendasikan agar Beth dipindahkan sementara dari rumah adopsinya untuk menjalani terapi intensif di bawah pengawasan ahli yang berpengalaman menangani anak-anak korban trauma ekstrem.

Di pusat terapi Colorado, hidup Beth berubah. Ia ditempatkan di bawah pengawasan ketat, mengikuti program keras yang menuntut kedisiplinan, kontrol emosi, dan pembelajaran empati. Hari-harinya penuh latihan untuk membangun kembali kemampuan paling dasar: merasakan kasih sayang. Sedikit demi sedikit, sesuatu yang lama terkubur dalam dirinya mulai muncul. Beth yang dulu dingin mulai menatap mata orang lain, memeluk dengan tulus, bahkan tersenyum tanpa ketakutan.

Perjalanan ini bukan tanpa kontroversi. Metode attachment therapy yang digunakan sebagian praktisi pada masa itu kemudian banyak dikritik karena dianggap terlalu keras, bahkan berbahaya. Setelah tragedi kematian seorang anak bernama Candace Newmaker pada tahun 2000 dalam sesi terapi serupa, banyak metode lama dinyatakan terlarang. Meski begitu, kisah Beth tetap menjadi bukti bahwa seorang anak yang rusak oleh kekerasan masih bisa diselamatkan — bukan dengan hukuman, tetapi dengan kehadiran dan kasih yang konsisten.

Kini Beth Thomas hidup sebagai seorang perawat dan pembicara publik, menggunakan kisahnya untuk menyuarakan kesadaran tentang trauma masa kecil. Ia menulis buku More Than a Thread of Hope bersama ibu angkatnya, berbagi pengalaman bagaimana kebencian bisa berubah menjadi cinta, dan kegelapan masa lalu bisa melahirkan kekuatan baru. Dari “anak penuh kemarahan”, Beth tumbuh menjadi simbol penyembuhan, bukti hidup bahwa bahkan jiwa yang paling hancur sekalipun masih bisa menemukan cahaya.

Senyum seorang perempuan muda di ruang sidang Saigon tahun 1968 mengubah wajah perang Vietnam selamanya. Ia bernama Võ T...
06/10/2025

Senyum seorang perempuan muda di ruang sidang Saigon tahun 1968 mengubah wajah perang Vietnam selamanya. Ia bernama Võ Thị Thắng, anggota Viet Cong berusia 21 tahun yang baru saja dijatuhi hukuman 20 tahun kerja paksa oleh pengadilan militer Vietnam Selatan. Namun, alih-alih menangis atau ketakutan, ia justru menatap hakim dengan tatapan tenang lalu tersenyum lebar.

Ketika vonis dibacakan, Võ Thị Thắng berkata lantang,
“Dua puluh tahun? Pemerintahan Anda tidak akan bertahan selama itu.”

Kalimat itu menggema seperti ramalan. Hanya tujuh tahun kemudian, pada 30 April 1975, pemerintahan Vietnam Selatan benar-benar runtuh, dan Vietnam resmi bersatu di bawah pemerintahan utara. Senyumnya yang terekam kamera saat itu menjadi simbol keberanian dan keyakinan rakyat Vietnam akan kemenangan mereka.

Foto itu dikenal dengan nama “Triumphant Smile” atau “Senyum Kemenangan”. Gambar dirinya dengan pakaian sederhana, tangan terikat, namun wajah tersenyum penuh keyakinan, tersebar di seluruh dunia. Ia menjadi ikon propaganda positif, dicetak di poster, prangko, hingga buku pelajaran. Dunia menyebutnya sebagai “perempuan yang tersenyum kepada takdir”.

Setelah dibebaskan pada 7 Maret 1974 melalui pertukaran tawanan perang, Võ Thị Thắng tak berhenti berjuang. Ia kembali ke tanah air sebagai simbol kemenangan dan mengabdi di pemerintahan baru Vietnam. Ia menjadi anggota Majelis Nasional, memimpin Asosiasi Persahabatan Vietnam–Kuba, dan berperan besar dalam sektor pariwisata nasional.

Ketika wafat pada 22 Agustus 2014 di usia 68 tahun, seluruh negeri mengenangnya bukan hanya sebagai pejuang, tapi wajah kemenangan yang abadi. Foto senyumnya tetap hidup sebagai pengingat bahwa kadang, keberanian terbesar bukan teriak perlawanan melainkan tersenyum di hadapan ketidakadilan.

Keajaiban medis di India mencatat sejarah ketika Shreya Siddanagowder, seorang perempuan muda dari Pune, berhasil menjal...
06/10/2025

Keajaiban medis di India mencatat sejarah ketika Shreya Siddanagowder, seorang perempuan muda dari Pune, berhasil menjalani transplantasi tangan lintas gender pertama di Asia. Setelah kehilangan kedua lengannya dalam kecelakaan bus pada tahun 2016, Shreya menerima tangan dari seorang pria berusia 21 tahun yang meninggal dalam kecelakaan motor. Operasi rumit yang berlangsung selama 13 jam di Amrita Institute of Medical Sciences di Kochi melibatkan 20 ahli bedah dan 16 ahli anestesi, menjadikannya salah satu operasi paling kompleks dan berani dalam sejarah medis modern India.

Beberapa bulan setelah transplantasi, perubahan mengejutkan mulai terjadi. Tangan yang awalnya berukuran besar, berotot, dan berwarna lebih gelap perlahan berubah menjadi lebih kecil, halus, dan lebih terang, seolah menyesuaikan dengan tubuh dan hormon Shreya sendiri. Para dokter menyebut fenomena ini mungkin dipengaruhi oleh perbedaan kadar melanin serta hormon antara donor dan penerima. Tanpa ada perubahan genetik, jaringan donor tampak belajar beradaptasi dengan kondisi tubuh barunya.

Perjalanan pemulihan Shreya tidak mudah. Ia menjalani fisioterapi intensif selama berbulan-bulan agar saraf, otot, dan otaknya dapat mengenali serta mengendalikan tangan baru itu. Hasilnya luar biasa, ia kini bisa menulis, makan, bahkan melakukan aktivitas harian tanpa bantuan prostetik. Lebih mengagumkan lagi, tulisan tangannya kini hampir identik dengan tulisan lamanya sebelum kecelakaan.

Kisah ini menempatkan Shreya sebagai simbol keteguhan dan optimisme, bukan hanya di dunia medis tetapi juga di hadapan banyak orang yang kehilangan harapan akibat kecelakaan atau cacat fisik. Kini ia melanjutkan hidup sebagai mahasiswa di Indian Institute of Management Calcutta, membawa kisah nyata bahwa keajaiban bisa terjadi di persimpangan antara ilmu pengetahuan dan kekuatan manusia.

Saniniu Laizer, penggembala sekaligus penambang kecil dari utara Tanzania, membuat sejarah pada Juni 2020 ketika menemuk...
05/10/2025

Saniniu Laizer, penggembala sekaligus penambang kecil dari utara Tanzania, membuat sejarah pada Juni 2020 ketika menemukan dua batu tanzanite terbesar yang pernah tercatat. Di kawasan Mirerani, kaki Gunung Kilimanjaro, satu-satunya tempat di dunia di mana batu biru keunguan ini bisa ditemukan, Laizer menggali permata langka seberat total 15 kilogram. Temuannya segera menarik perhatian pemerintah. Kedua batu dijual langsung kepada Kementerian Pertambangan Tanzania seharga 7,74 miliar shilling, setara dengan 3,35 juta dolar AS, menjadikannya jutawan dalam semalam.

Beberapa minggu kemudian keberuntungan itu terulang. Laizer kembali menyerahkan batu tanzanite ketiga seberat 6,3 kilogram yang dibeli pemerintah senilai 4,8 miliar shilling atau sekitar 2,1 juta dolar. Presiden John Magufuli bahkan menghubunginya secara langsung untuk memberi ucapan selamat. Namun yang membuat dunia terkesan bukan hanya besarnya harta, melainkan sikapnya setelah mendapatkannya.

Alih-alih hidup mewah, Laizer berjanji akan menggunakan uangnya untuk membangun sekolah gratis bagi anak-anak miskin di distrik Simanjiro, tempat ia dibesarkan. “Anak miskin tidak butuh orang tua kaya untuk bisa sekolah,” ujarnya dalam wawancara dengan media lokal. Ia juga berencana mendirikan pusat perbelanjaan agar masyarakat bisa berjualan dan mandiri secara ekonomi. Sebagai wujud syukur, ia mengadakan pesta rakyat besar-besaran dengan menyembelih lebih dari 200 ekor sapi dan mengundang seluruh warga untuk makan bersama.

Pemerintah Tanzania memuji langkahnya dan Wakil Presiden Samia Suluhu Hassan memberikan penghargaan atas dedikasinya membangun daerah. Tanzanite yang ditemukan Laizer kini tercatat dalam Guinness World Records sebagai batu terbesar yang pernah ditemukan dengan berat masing-masing 9,27 kilogram dan 5,103 kilogram.

Dari seorang penggembala sederhana menjadi jutawan yang tetap rendah hati, kisah Saniniu Laizer membuktikan bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang berapa banyak yang dimiliki tetapi tentang seberapa besar yang diberikan kembali untuk sesama.

Address

Tambun Selatan
17510

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Cerita Misteri , Mitos , Sejarah Di Dunia posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share