
07/10/2025
Samudra Pasifik membentang tenang ketika Tami Oldham Ashcraft dan tunangannya Richard Sharp berlayar dari Tahiti menuju San Diego pada Oktober 1983. Mereka membawa kapal layar Hazana sepanjang 44 kaki untuk perjalanan sejauh 4.000 mil laut. Dua pelaut berpengalaman itu percaya bahwa laut adalah rumah mereka, tempat di mana cinta dan petualangan berpadu.
Beberapa minggu setelah berlayar, langit mulai menggelap. Di kejauhan, awan menumpuk pekat dan angin berembus kencang. Radio memperingatkan tentang Badai Raymond, badai kategori empat dengan kecepatan angin mencapai lebih dari 225 kilometer per jam. Tami dan Richard berusaha mengubah arah kapal, tetapi badai datang terlalu cepat dan terlalu kuat. Pada 12 Oktober 1983, mereka diserang oleh gelombang raksasa yang membuat Hazana jungkir balik di tengah amukan laut.
Richard berjuang di dek, mengamankan layar, sementara Tami berlindung di dalam kabin. Sekejap kemudian, ombak menghantam dengan kekuatan luar biasa. Tubuh Tami terpental dan membentur keras dinding kapal. Ketika ia sadar lebih dari satu hari kemudian, badai telah berlalu, tapi ketenangan itu menakutkan. Richard tidak terlihat, dan Hazana rusak berat. Tiang layar patah, radio dan mesin hancur, hanya tersisa perahu setengah terapung dan seorang wanita muda yang kini sendirian di tengah samudra.
Dalam kondisi luka dan kelelahan, Tami memutuskan untuk tidak menyerah. Ia membuat layar darurat dari sisa kain, menampung air hujan dengan wadah plastik, dan menghitung posisi kapal menggunakan sextant dan jam tangan. Tanpa radio, tanpa mesin, dan tanpa arah pasti, ia menavigasi kapal menuju Hawaii yang berjarak sekitar 1.500 mil.
Hari-hari berikutnya menjadi ujian ketabahan. Persediaan makanan menipis, luka di kepala dan bahunya terus terasa, dan kesunyian menjadi teman yang menakutkan. Setiap malam ia menatap langit yang sama yang dulu ia pandangi bersama Richard, berharap menemukan kekuatan dalam kenangan. Ia mengaku sering mendengar suara Richard di pikirannya, memberi semangat untuk terus bertahan hidup.
Empat puluh satu hari kemudian, mata Tami menangkap garis pantai Hilo di Kepulauan Hawaii. Dengan tenaga terakhirnya, ia mengarahkan Hazana menuju darat hingga akhirnya diselamatkan oleh nelayan setempat. Berat badannya turun drastis, tubuhnya lemah, tapi jiwanya tetap hidup. Dalam catatan pribadinya, ia menulis bahwa cinta Richard menjadi cahaya yang menuntunnya pulang.
Kisah perjuangannya kemudian diterbitkan dalam buku Adrift A True Story of Love Loss and Survival at Sea yang terbit pada 1998. Dua dekade kemudian, kisah itu diangkat ke layar lebar dalam film Adrift tahun 2018 yang dibintangi Shailene Woodley dan Sam Claflin. Cerita tersebut memperkenalkan pada dunia bagaimana cinta, kehilangan, dan keberanian dapat menyelamatkan seseorang di batas antara hidup dan mati.