11/11/2025
NUNUKAN - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Labang di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi potret ironi pembangunan di perbatasan. Meski gedungnya berdiri megah dan telah beroperasi, pos ini terisolasi tanpa akses jalan darat.
Terbatasnya akses ini membuat biaya transportasi menuju ke bangunan megah di tengah hutan belantara ini menjadi sangat tinggi. Angkanya bisa menembus angka Rp 7 juta untuk satu kali perjalanan.
Administrator PLBN Labang, Siprianus Padapili, mengungkapkan, satu-satunya moda transportasi menuju PLBN Labang adalah melalui jalur sungai menggunakan perahu longboat. Kondisi ini membuat masyarakat maupun petugas di sana kesulitan luar biasa.
"Masyarakat yang mau ke Malaysia atau masyarakat Labang, itu sangat kesulitan apabila mereka mau berpergian. Karena yang pertama akses jalan tidak ada. Satu-satu akses ialah perahu longboat," ujar Siprianus kepada detikKalimantan. Senin (10/11/2025) pagi.
Ia memerinci, biaya transportasi yang harus dikeluarkan warga sangat tinggi. Untuk satu kali perjalanan ke Mansalong, yang merupakan ibu kota kecamatan, warga harus menyiapkan bahan bakar dalam jumlah besar.
"Satu kali perjalanan, misalnya saya dari Labang mau belanja ke Mansalong, berarti saya harus menyiapkan BBM itu sekitar 200 sampai 300 liter," jelasnya.
"Itu kalau kita akumulasi ke harga nilainya, itu dia sekitar 2 sampai 3 juta," tambahnya.
Biaya tersebut berlaku jika warga menggunakan perahu pribadi. Apabila mereka tidak memiliki perahu atau dalam kondisi mendesak, warga terpaksa harus menyewa atau mencarter perahu khusus. Biayanya melonjak drastis.
"Misalnya kita dari Mansalong ya, mau ke sini, berarti kita harus siap uang sekitar Rp 3 juta. Bahkan kalau kita mau carter perahu itu bisa sampai Rp 5-7 juta," ungkapnya.
Baca selengkapnya di detikKalimantan.