Informannya Warga Kaltara

Informannya Warga Kaltara Memberikan informasi seputar Kalimantan Utara, membagikan hal-hal penting terkait informasi dari pemerintah.

menjadi wadah untuk berdiskusi kepada masyarakat luas

“Seorang jurnalis sejati berjuang untuk menyinari kegelapan dengan cahaya fakta, menavigasi labirin kebohongan untuk men...
02/08/2025

“Seorang jurnalis sejati berjuang untuk menyinari kegelapan dengan cahaya fakta, menavigasi labirin kebohongan untuk mengungkap keadilan.”

Sekali lagi..
Selamat untuk 🔥🔥🔥

Aliansi Masyarakat Adat Asli Kalimantan Utara (AMDKU) bersiap menggelar aksi solidaritas untuk menolak program transmigr...
02/08/2025

Aliansi Masyarakat Adat Asli Kalimantan Utara (AMDKU) bersiap menggelar aksi solidaritas untuk menolak program transmigrasi, yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Aksi solidaritas tersebut dijadwalkan berlangsung pada Senin, 4 Agustus 2025, dengan melibatkan sekitar 1.000 peserta dari 36 organisasi masyarakat (Ormas) dan lembaga adat di Kalimantan Utara (Kaltara).

Aksi akan digelar di dua lokasi, yaitu Kantor Gubernur Provinsi Kaltara dan Kantor DPRD Provinsi Kaltara di Tanjung Selor. Peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat masing-masing, mencakup suku Dayak, Tidung, dan Bulungan, sebagai simbol keberagaman budaya yang telah hidup harmonis di Kaltara.

Aksi tersebut juga akan dimulai dengan ritual adat sebagai doa agar Kaltara mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadi simbol aksi damai masyarakat adat dengan motto ‘Katalino Bacuramin Kasaruga Basengat Kajubata’.

Keprihatinan terhadap Program Transmigrasi
Koordinator aksi, Agustinus Amos, menyatakan aksi tersebut merupakan respons atas kebijakan pemerintah pusat yang mengakhiri moratorium program transmigrasi.

Menurutnya, Kementerian Transmigrasi telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan 46 titik kawasan transmigrasi di Indonesia, termasuk 23 titik di Kalimantan, salah satunya di Kaltara.

“Kami menolak program ini karena berdampak negatif bagi masyarakat adat lokal, terutama terkait tanah adat, budaya sosial, ekosistem, dan lingkungan hidup hutan kami. Program ini juga berpotensi memicu kesenjangan sosial antara penduduk lokal dan pendatang, bahkan konflik baru,” ujar Agustinus kepada detikKalimantan, Jumat (1/8) malam.

Agustinus menegaskan masyarakat adat Dayak masih menghadapi kemiskinan dan keterbelakangan, sementara program transmigrasi dinilai lebih memprioritaskan pendatang dengan fasilitas seperti lahan bersertifikat, rumah, dan bantuan hidup selama 18 bulan.

“Masyarakat lokal justru tidak mendapat perhatian serupa. Kami ingin pemerintah memprioritaskan pemberdayaan masyarakat adat,” tegasnya.

Baca selengkapnya di detikKalimantan

TANJUNG SELOR – Ironi dunia pendidikan kembali tersaji di Kabupaten Bulungan. Bukan soal kekurangan guru, bukan p**a kek...
01/08/2025

TANJUNG SELOR – Ironi dunia pendidikan kembali tersaji di Kabupaten Bulungan. Bukan soal kekurangan guru, bukan p**a kekurangan fasilitas. Tapi justru soal bangunan sekolah baru yang terbengkalai, tak berfungsi, dan akhirnya menjadi catatan merah dalam temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

SDN 008 Tanjung Palas Barat, sekolah dasar yang menelan anggaran negara hingga Rp 2,5 miliar lebih, kini tak ubahnya bangunan kosong tanpa suara murid, tanpa proses belajar, bahkan tanpa kejelasan arah. Sejak tahun 2023, sekolah ini ditutup karena hal yang sangat sederhana tidak memiliki siswa.

“Ya, itu bangunan baru terus tutup. Masalahnya siswanya sedikit,” ujar seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.

Tak hanya menyedihkan, situasi ini mempermalukan. Di tengah seruan pemerintah soal “pemerataan pendidikan”, bagaimana bisa sekolah yang telah dibangun dengan dana miliaran rupiah justru mangkrak karena perencanaan yang amburadul?

BPK pun tak tinggal diam. Dalam laporan hasil pemeriksaan, SDN 008 tercatat sebagai aset daerah yang tidak dimanfaatkan secara optimal, mulai dari tanah, mesin, hingga bangunan. Sebuah bentuk pemborosan nyata, yang sayangnya terus berulang.

Parahnya, ini bukan kali pertama. Sebelumnya, SDN 010 Siandau di wilayah pesisir juga bernasib serupa. Sekolah itu sudah tidak menjalankan kegiatan belajar mengajar sejak 2018. Penyebabnya? Tak ada guru tetap, tak ada rumah dinas, dan tentu saja, tak ada perhatian serius dari pemegang kebijakan.

“Banyak anak-anak kami yang akhirnya putus sekolah,” ungkap Ketua RT setempat, dalam laporan media tahun 2022. Sebelum benar-benar ditutup, sekolah tersebut bahkan hanya menyisakan satu siswa.

Sementara itu, para orang tua di desa terpencil ini terpaksa mengirim anak-anak mereka ke Tarakan menempuh biaya mahal dan jarak yang melelahkan hanya untuk mendapatkan hak dasar pendidikan.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bulungan memilih jawaban aman “akan mengecek ke bagian aset terlebih dahulu” Sebuah jawaban yang, bagi, tak lagi cukup. Karena sekolah-sekolah sudah tutup. Anak-anak sudah putus sekolah. Dan uang negara sudah terlanjur hilang tanpa hasil.(ry)

Disadur dari

Licia Ronzulli, anggota Parlemen Eropa asal Italia, menjadi simbol perjuangan seorang ibu modern yang menolak tunduk pad...
31/07/2025

Licia Ronzulli, anggota Parlemen Eropa asal Italia, menjadi simbol perjuangan seorang ibu modern yang menolak tunduk pada pilihan usang, karier atau keluarga.

Pada tahun 2010, dunia dibuat terkesima saat Licia datang ke ruang sidang Parlemen membawa bayi mungilnya yang baru lahir. Bukan sekadar sekali, kehadiran sang putri menjadi hal yang konsisten, mulai dari digendong dalam kain, duduk di pangkuan, ikut mengangkat tangan saat voting, hingga kemudian berdiri di samping ibunya memegang ponsel layaknya politisi kecil.

Licia tidak hanya hadir sebagai legislator, tapi juga sebagai ibu penuh waktu. Dua peran besar yang sering dianggap harus dipilih salah satu. Namun, ia membuktikan bahwa perempuan bisa memiliki keduanya. Bahwa menjadi ibu bukan penghalang untuk tetap bersuara, memimpin, dan menginspirasi.

Anaknya tumbuh di dalam ruang sidang, bukan karena tak ada pilihan lain, tapi karena sang ibu ingin dunia melihat, kehadiran anak bukan beban, melainkan kekuatan. Setiap lembar dokumen yang dibaca, setiap suara yang diangkat, semuanya menjadi pelajaran hidup pertama bagi sang anak tentang keberanian, keteguhan, dan cinta.

Ini bukan hanya cerita tentang seorang ibu dan anak. Ini adalah pesan kuat bagi semua perempuan, kamu tak harus memilih. Dunia bisa dan harus belajar menerima bahwa ruang kerja juga bisa menjadi ruang keluarga.(ry)

Giliran masyarakatnya nganggur cuman didoain, kocak banget sih😅😅 Cc
31/07/2025

Giliran masyarakatnya nganggur cuman didoain, kocak banget sih😅😅

Cc

Di sebuah desa kecil, hidup sepasang suami istri yang menjadi contoh kesetiaan dan perjuangan. Sang istri adalah guru ho...
30/07/2025

Di sebuah desa kecil, hidup sepasang suami istri yang menjadi contoh kesetiaan dan perjuangan. Sang istri adalah guru honorer di sekolah dasar. Gajinya kecil, tapi mimpinya besar. Sang suami, hanya seorang kuli bangunan. Tapi hatinya kuat, penuh cinta, dan setia menemani.

Dari awal kuliah, semua biaya ditanggung sang suami. Ia bekerja dari pagi sampai senja, berkeringat di bawah terik matahari, hanya demi melihat istrinya lulus dan meraih gelar. Cinta mereka sederhana, tapi tulus. Suami selalu mengantar dan menjemput istrinya mengajar, meski motornya butut dan badannya lelah.

Tahun demi tahun berlalu. Mereka dikaruniai anak, kehidupan perlahan membaik meski serba pas-pasan. Tak pernah ada keluhan. Yang ada hanya tawa hangat, peluh yang sabar, dan doa-doa yang lirih.

Lalu suatu hari, istrinya lulus seleksi CPNS. Diangkat menjadi PNS. Itu hari bahagia bagi mereka berdua. Ekonomi keluarga mulai stabil. Sang suami tersenyum, merasa semua jerih payahnya terbayar. Ia tak pernah iri, tak pernah merasa rendah. Ia hanya ingin istrinya berhasil.

Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Di tengah jalan, tanpa ada pertengkaran, tanpa ada hujan, tanpa ada angin… sang istri meminta cerai.

Suami terdiam. Dunia seperti runtuh. Tapi ia tak menghalangi. Ia terlalu mencintai istrinya untuk menahan seseorang yang tak lagi menginginkannya. Dengan berat hati, ia menandatangani surat perceraian. Bukan karena ia lemah. Tapi karena ia tahu, cinta kadang tak cukup.

Belakangan, beredar kabar alasan perceraian itu karena sang istri malu. Malu karena kini ia PNS, sementara suaminya “hanya” kuli bangunan. Tak selevel, katanya. Padahal… tanpa peluh suaminya dulu, ia tak akan pernah sampai ke titik ini.

Sang suami kini sendiri. Tapi ia tetap berdiri. Karena meski hatinya hancur, harga dirinya tetap utuh.(ry)

Wacana penempatan program transmigrasi ke wilayah Kabupaten Bulungan menuai penolakan dari Wakil Ketua 2 DPRD Kabupaten ...
30/07/2025

Wacana penempatan program transmigrasi ke wilayah Kabupaten Bulungan menuai penolakan dari Wakil Ketua 2 DPRD Kabupaten Bulungan, Tasa Gung.

Ia menegaskan rencana tersebut perlu dikaji secara mendalam dan mempertimbangkan kondisi faktual di lapangan, termasuk ketersediaan lahan dan kesejahteraan warga lokal.

Tasa Gung mengatakan baik secara pribadi maupun kelembagaan, pihaknya belum menerima informasi resmi mengenai rencana penempatan warga transmigrasi dari luar daerah ke Bulungan. Namun, jika hal itu benar adanya, ia menilai perlu ada pembahasan serius sebelum diputuskan.

“Kalau memang ada rencana seperti itu, kami harus melihat dulu kondisi di lapangan, terutama ketersediaan lokasi. Sebab sekarang ini saja masyarakat lokal masih banyak yang belum memperoleh akses terhadap lahan secara memadai,” tegasnya, ditemui Selasa (29/7/2025).

Menurutnya, lahan yang tersisa sebaiknya diprioritaskan bagi warga lokal, yang terdiri dari beragam etnis dan telah menetap lama di Kaltara.

“Saat ini kita tidak bisa lagi membatasi pengertian ‘warga lokal’ hanya berdasarkan suku. Banyak warga dari suku Jawa, Bugis, dan lainnya yang sudah lahir, besar, dan menetap di sini. Mereka juga bagian dari masyarakat lokal kita,” tambahnya.

Selengkapnya baca di fokusborneo.com

SEKATAK – Di tengah sunyinya pesisir Desa Liagu, Kecamatan Sekatak, berdiri sebuah bangunan sekolah dengan cat yang mula...
30/07/2025

SEKATAK – Di tengah sunyinya pesisir Desa Liagu, Kecamatan Sekatak, berdiri sebuah bangunan sekolah dengan cat yang mulai pudar dan jendela yang tertutup rapat. Di atasnya, plang bertuliskan “SDN 010 Siandau” masih menggantung, seolah menjadi saksi bisu dari mimpi-mimpi yang perlahan mati.

Sekolah ini tak ubahnya rumah hantu bagi warga sekitar, bukan karena kisah mistis, tapi karena ia mengingatkan pada kenyataan pahit, anak-anak di Siandau tak lagi punya tempat untuk belajar.

Menurut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bulungan tahun 2023, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mencatat SDN 010 Siandau sebagai bangunan tak termanfaatkan, meski telah menelan anggaran hingga Rp373 juta. Ironisnya, bangunan yang masih kokoh itu justru tak menyisakan jejak pendidikan sejak tahun 2018.

Bukan karena rusak. Bukan karena bencana. Tapi karena tak ada guru yang mau tinggal dan mengajar.

Sejak aktivitas belajar mengajar berhenti, anak-anak di kampung itu tumbuh dalam keterasingan. Mereka tak mengenal abjad, tak belajar berhitung, tak menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi. Tak sedikit yang akhirnya putus sekolah, terpaksa membantu orang tua di laut atau ladang.

“Banyak anak-anak kami yang akhirnya berhenti sekolah. Tidak ada pilihan lain,” kata Ketua RT setempat, lirih.

Sekolah itu pernah punya satu murid di kelas 6, satu-satunya siswa yang masih bertahan sebelum akhirnya gerbang sekolah terkunci selamanya. Beberapa orang tua berjuang menyekolahkan anak mereka ke Tarakan. Tapi ongkos mahal dan jarak yang jauh menjadi tantangan berat.

Pernah ada kepala sekolah dan seorang guru PNS yang ditugaskan. Tapi tanpa rumah dinas, tanpa murid yang cukup, dan tanpa dukungan moral, mereka akhirnya menyerah. SDN 010 Siandau pun perlahan mati dalam sunyi. (Bersambung dikomentar⬇️⬇️⬇️)

Disadur dari

Cc .bulungan

Bupati Bulungan, Syarwani, akhirnya angkat bicara menyusul ramainya pemberitaan mengenai kondisi infrastruktur sekolah d...
29/07/2025

Bupati Bulungan, Syarwani, akhirnya angkat bicara menyusul ramainya pemberitaan mengenai kondisi infrastruktur sekolah di sejumlah wilayah.

Khususnya SD 003 Dusun Antal, Salimbatu dan SDN 15 Sabanar Lama, Kabupaten Bulungan.

Sebagai orang nomor satu di Kabupaten Bulungan, ia meminta maaf atas kondisi infrastruktur dunia pendidikan di Bumi Tenguyun ini.

Dia mengatakan, kondisi pendidikan akan dilakukan perbaikan secara bertahap, demi meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bulungan.

“Pemerintah daerah tidak tinggal diam dan terus berupaya melakukan intervensi sesuai kemampuan anggaran yang ada. Saya juga ingin minta maaf atas kondisi infrastruktur sekolah kita ini” ujar Bupati Syarwani, Senin (28/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa untuk tahun anggaran 2025, Pemkab Bulungan melalui Dinas Pendidikan telah mengalokasikan pembangunan fasilitas di SD 003 Antal dalam bentuk panggung serbaguna. 

Hal ini dilakukan mengingat karakteristik geografis wilayah tersebut yang berada di pesisir, sehingga tidak memungkinkan untuk membangun struktur permanen.

“Kita bangun lapangan dalam bentuk panggung. Selain untuk kegiatan belajar-mengajar, ini juga bisa dimanfaatkan untuk layanan lain, seperti kegiatan kesehatan, karena posisinya berdekatan dengan postu dan tempat tinggal tenaga kesehatan,” terangnya.

Bupati juga menjawab isu yang berkembang terkait kondisi SD 015 di Sabanar. 
Ia menyebut persoalan itu telah menjadi bahan diskusi internal di lingkungan pemerintah daerah untuk dicarikan solusi terbaik.

“Kami memahami kekhawatiran masyarakat di Sabanar, khususnya terkait SD 015. Masalah ini sudah kami bahas secara internal dan akan segera ditindaklanjuti,” tegasnya.

Bupati menegaskan, pemenuhan infrastruktur dasar, khususnya pendidikan dan kesehatan, menjadi prioritas yang terus diupayakan, meski dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan fiskal daerah.

“Yakin dan percaya, kami di pemerintah daerah terus memberikan atensi terhadap pelayanan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Bulungan,” tutupnya.(*)

KRAYAN SELATAN – Setelah dua tahun penuh pengabdian di ujung negeri, tim Nusantara Sehat yang bertugas di Puskesmas Long...
28/07/2025

KRAYAN SELATAN – Setelah dua tahun penuh pengabdian di ujung negeri, tim Nusantara Sehat yang bertugas di Puskesmas Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan, resmi purna tugas pada 25 Juli 2025.

Mereka adalah tenaga kesehatan yang dikirim langsung oleh Kementerian Kesehatan RI untuk melayani masyarakat di wilayah 3T, terdepan, tertinggal, dan terluar, tepat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Dua sosok luar biasa yang menjadi bagian dari tim ini adalah drg. Arsita Asiranda (dokter gigi) dan Rismayanti, S.Tr.Kes (sanitasi lingkungan). Kehadiran mereka sangat membantu pelayanan kesehatan di Krayan Selatan dan Krayan Tengah.

Namun kini, pasca purna tugas, belum ada tenaga pengganti. Saat ini Puskesmas Long Layu hanya memiliki satu dokter umum berstatus honor daerah.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan Kemenkes dan Dinkes Nunukan. Semoga ke depan ada lagi tenaga kesehatan yang dikirim untuk membantu masyarakat kami di daerah 3T,” harap Gunawan, A.Md.Kep, Penanggung Jawab Kesehatan Jiwa Puskesmas Long Layu.(ry)

KEMANA HATI ORANGTUANYA INI YA??Nunukan digemparkan dengan penemuan jasad bayi tak bernyawa di kawasan pesisir, tepatnya...
27/07/2025

KEMANA HATI ORANGTUANYA INI YA??

Nunukan digemparkan dengan penemuan jasad bayi tak bernyawa di kawasan pesisir, tepatnya di bawah jemuran rumput laut, Jl. Lingkar Sedadap RT 07, Kelurahan Nunukan Selatan, Jumat (26/7) sekitar pukul 14.30 WITA.

Pemandangan memilukan ini pertama kali terlihat oleh seorang warga yang mendapati seekor anjing tengah mengorek-ngorek tubuh mungil tersebut. Di dekat jasad, terdapat plastik hitam berisi daging yang diduga tembuni serta potongan kain, kemungkinan pakaian dalam sang ibu.

“Saat ditemukan, bayi sudah dalam keadaan meninggal. Kami langsung lakukan olah TKP dan membawa jasad ke RSUD untuk visum,” ujar Kasi Humas Polres Nunukan, Ipda Sunarwan.

Hingga kini, pelaku pembuangan bayi ini masih menjadi misteri. Polisi terus mengumpulkan bukti dan memeriksa keterangan saksi untuk mengungkap siapa yang tega melakukan perbuatan keji ini.

"Siapa pun yang mengetahui atau mencurigai sesuatu terkait peristiwa ini, mohon bantuannya untuk melapor ke kepolisian.” pungkasnya.(ry)

Address

Jalan Durian No 110
Tanjungselor
77212

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Informannya Warga Kaltara posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Informannya Warga Kaltara:

Share