04/10/2025
Syekh Bela-Belu (Hasanuddin Banten) – Pendakwah Misterius dari Ujung Barat Jawa
Di antara banyak kisah penyebaran Islam di Nusantara, nama Syekh Bela-Belu atau Hasanuddin Banten bagaikan bayangan samar yang menyimpan teka-teki. Tidak banyak catatan resmi yang menulis tentangnya, namun setiap serpihan cerita yang diwariskan dari mulut ke mulut selalu meninggalkan rasa ingin tahu yang mendalam.
Konon, ia datang ke pesisir barat Jawa pada masa awal kekuasaan Kesultanan Banten. Sebagian menyebutnya seorang ulama keturunan Arab, sebagian lagi percaya ia adalah bangsawan Jawa yang memilih jalan dakwah. Yang jelas, Syekh Bela-Belu dikenal sebagai sosok pendatang misterius: muncul di kampung-kampung pesisir hanya pada malam tertentu, berbicara lembut, lalu menghilang sebelum fajar.
Keistimewaannya bukan sekadar pada cara mengajar, tetapi juga karomah yang sering diceritakan. Warga setempat mengatakan ia mampu berjalan di atas air ketika menyeberangi selat Banten, dan kadang terlihat di dua tempat berbeda dalam waktu yang sama. Kisah-kisah ini membuat banyak orang datang bukan hanya untuk belajar agama, tetapi juga untuk sekadar melihat sosoknya secara langsung.
Namun yang paling menggugah adalah petuahnya:
“Barangsiapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya. Tapi janganlah merasa mengenal sebelum menundukkan hawa nafsu.”
Kalimat ini membuat murid-muridnya terus merenung. Syekh Bela-Belu mengajarkan bahwa ilmu agama tidak hanya dihafalkan, tetapi harus dihidupkan dalam laku sehari-hari. Ia menekankan kesederhanaan, menjauhi kemewahan, dan menolak jabatan, meskipun Sultan Banten pernah menawarkan kedudukan penting kepadanya.
Hingga akhir hayatnya, keberadaan makam Syekh Bela-Belu masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan ia dimakamkan di sekitar Kasemen, Banten; ada p**a yang percaya ia kembali ke tanah leluhurnya tanpa jejak. Misteri inilah yang membuat kisahnya terus dibicarakan dari generasi ke generasi.