10/08/2025
💔 Kenangan Surat dari anak Lucky untuk ibunya yang Tercinta 🤧😭💔
Apalgi sma2 punya anak laki-laki 🥺
Orang tua mana yang tdk hancur luluh lantak ketika anaknya harus meregang nyawa dgn cara sadis begini..
Baca cerpen ini buat hati jdi remuk eee 😭😭😭
Cerpen
"Empat Hari Menggantung di Antara Hidup dan Mati (PRADA LUCKY CHEPRIL SAPUTRA NAMO)"
True story,
kisah kekejaman anak manusia di negeri ini. Kisah pemimpin kejam sama rakyat itu, biasa. Yang ini, tentara kejam sama teman tentaranya sendiri. Simak kisahnya sambil seruput kopi tanpa gula agar otak selalu encer dan waras.
Pada Rabu, 6 Agustus 2025, pukul 11.23 WITA, dunia Epi Seprina runtuh. Di ruang ICU RSUD Aeramo, Nagekeo, tubuh anaknya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), berhenti melawan. Mesin monitor detak jantung hanya memunculkan garis lurus, panjang, dan dingin, garis yang memutus semua mimpi seorang prajurit muda yang baru dua bulan mengenakan seragam.
Tubuh itu bukan lagi tubuh manusia yang utuh. Punggungnya penuh lebam membiru, lengannya penuh sayatan, kakinya bertabur lingkaran hitam gosong bekas sundutan rokok. Kulitnya seperti peta kekejaman, setiap goresan bercerita tentang rasa sakit yang dipaksakan. Dokter bilang ginjalnya hancur, paru-parunya bocor, bukan karena perang, tapi karena tangan sesama prajurit.
Empat hari sebelumnya, Sabtu, 2 Agustus 2025. Lucky tiba di rumah sakit dengan tubuh nyaris tak mampu berdiri. Matanya cekung, napasnya terputus-putus. Ia sempat berbisik pada dokter, suaranya lemah seperti ranting yang patah, “Saya dipukul… oleh senior di barak…” Kata-kata itu bukan tuduhan, itu wasiat terakhirnya.
Laporan internal TNI mencatat, pemukulan dilakukan dengan tangan kosong dan selang karet. Jumlah pelaku? Diduga mencapai dua puluh orang. Dua puluh manusia melawan satu tubuh muda yang bahkan belum genap hafal semua prosedur militer. Dua puluh manusia yang tertawa di atas penderitaan yang mereka ciptakan.
Pukulan demi pukulan jatuh seperti hujan batu. Selang melayang, mendarat di punggung, mengiris kulit, mematahkan keyakinan. Tangan menghantam perut, sepatu menghajar tulang rusuk. Setiap hentakan memaksa darah memuntah dari bibirnya, setiap tawa senior adalah garam yang digosok ke luka. Di antara jeritan, ada dentingan filosofi sesat, “Ini pembinaan.”
Lucky pernah mencoba lari. Ia sembunyi di rumah ibu angkatnya, Ibu Iren, berharap malam itu aman. Ia sempat melakukan video call kepada ibunya, Epi melihat wajah anaknya di layar, bibir pecah, mata berkaca-kaca, suaranya bergetar, “Mama… dada sakit… aku dicambuk Dansi…”
Tapi pelarian itu singkat. Rasa takut memburu lebih cepat dari waktu. Tidak ada yang benar-benar aman ketika dinding barak punya telinga, dan telinga itu terhubung dengan tangan yang s**a memukul.
Kini, di ruang duka, Epi tak berhenti memandangi wajah anaknya. Bibirnya bergetar, suaranya pecah, “Nak… Mama cuma mau kau pulang bawa cerita… bukan bawa tubuhmu di peti.” Air mata mengalir ke wajah Lucky yang pucat, membasahi kain putih yang tak akan pernah bergerak lagi.
Di sampingnya, sang ayah, Serma Christian Namo, seorang prajurit TNI AD, berdiri kaku. Dada seorang tentara biasanya terbuat dari baja, tapi hari itu, baja itu berkarat. “Jangan ada yang pikul… biar saya sendiri saja yang pikul…” katanya dengan suara yang menghantam semua yang mendengar. Ia menyesal, menyesal pernah mendorong anaknya masuk ke dunia yang katanya penuh kehormatan, tapi malah menanam kematian.
Empat anggota TNI kini ditahan Subdenpom Ende. Peran mereka masih diselidiki. Tapi publik tahu, ini bukan kasus pertama. Tahun 2023, Prada MZR juga tewas karena penganiayaan. Pertanyaan pun mengambang di udara, berapa banyak lagi prajurit muda yang harus mati sebelum kekerasan berhenti menjadi tradisi?
Epi memeluk peti itu lebih erat. Dunia boleh berjalan, tapi bagi seorang ibu, waktu berhenti di detik kematian anaknya. Di setiap malam, ia akan kembali ke empat hari terakhir itu, pukulan, selang, tawa, jerit, sesak, dan akhirnya… sunyi.
Di langit malam Nagekeo, bintang-bintang terasa lebih jauh, seolah ikut malu menyaksikan manusia yang tega membunuh sesamanya, lalu menyebutnya “pembinaan”.
Kisah seorng prajurit muda di siksa ✍️📝