31/05/2025
SAKIT YANG BELUM DIMASUKKAN SAKIT JADI BELUM DICOVER BPJS
INSULIN RESISTANCE
Saya diajarin Mentor Kesehatan dan Akhirnya ketemu tulisan Dokter ini...
Yang anak nya gendut, obesitas , perhatikan indikasi kulit hitam di lipatan gini.. DIABETES pada Anak...
Nah siapa yang anaknya gendut???
Terlena... Waspadai Tanda & Gejala Diabetes Pada Anak
Halo semua! Saya dr. Erta, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Klinik Kiera. Hari ini saya ingin bercerita soal kunjungan pasien saya yang tidak hanya membuat saya berpikir sebagai dokter, tapi juga sebagai orang tua. Karena hari itu, yang datang ke ruang praktik bukan cuma ibunya... tapi juga sang anak, dan justru si anak inilah yang bikin saya terdiam agak lama.
Ibunya pasien lama saya, perempuan usia awal 40-an, punya riwayat obesitas, hipertensi dan diabetes. Sudah rutin kontrol, sudah mulai paham pentingnya menjaga makanan, mulai rajin jalan pagi. Saya senang lihat perkembangannya. Tapi kali ini, dia bilang, “Dok, saya sekalian bawa anak saya ya. Soalnya kok perutnya buncit terus, dan di lehernya muncul garis-garis hitam. Saya takut, jangan-jangan nurun dari saya…”
Saya langsung tengok anaknya. Usianya sekitar 10 tahun, pemalu, duduknya nunduk. Tapi saat berdiri dan saya lihat lebih dekat, ya, leher belakangnya tampak ada lipatan hitam keabu-abuan seperti daki tebal. Bukan kotor. Itu acanthosis nigricans, dan buat dokter, ini seperti sirine yang menyala nyaring: “Waspada! Resistensi insulin!”
Acanthosis nigricans adalah tanda kulit yang menebal dan menghitam, biasanya muncul di leher, ketiak, atau lipatan tubuh lainnya. Ini bukan karena malas mandi, tapi karena tubuh anak itu kemungkinan sudah mulai resisten terhadap insulin—hormon yang mengatur kadar gula darah.
Dan kalau tubuh sudah mulai resisten insulin sejak kecil… maka lonceng peringatan dini diabetes tipe 2 sedang berdentang pelan-pelan.
Dulu, diabetes tipe 2 itu penyakit orang dewasa. Tapi sekarang, anak-anak juga kena. Penyebabnya? Ya pola hidup. Makanan manis melimpah, minuman boba tiap sore, screen time lebih banyak dari jalan kaki, dan cemilan bergula jadi hadiah harian. Badan anak makin lebar, aktivitas makin minim.
Perut buncit itu bukan cuma urusan estetika. Lemak perut pada anak-anak sangat aktif secara hormonal, dan berkontribusi besar pada resistensi insulin. Ditambah pola makan yang tinggi kalori dan minim serat, kombinasi ini membuat pankreas anak kerja lembur tiap hari.
Beberapa anak tidak menunjukkan gejala awal yang mencolok. Tapi perlahan akan muncul tanda-tanda: cepat haus, sering kencing, mudah lelah, berat badan naik drastis atau justru tiba-tiba menurun, konsentrasi menurun, dan luka yang lama sembuh. Bahkan ada yang jadi sering mimisan karena pembuluh darahnya mulai rapuh.
Sayangnya, banyak orang tua baru sadar saat anak mulai sering pingsan, atau tiba-tiba mengalami gejala berat. Bahkan ada yang datang ke IGD dengan ketoasidosis diabetik, kondisi gawat darurat karena tubuh kehabisan insulin dan asam menumpuk dalam darah.
Yang lebih bikin hati nyeri adalah... banyak dari kasus ini sebenarnya bisa dicegah. Kalau saja sejak dini kita peka. Kalau saja kita lihat lebih dalam ke balik p**i tembam dan p**i lucu itu. Kadang orang tua melihat anak gemuk sebagai tanda sehat, padahal bisa jadi tanda bahaya.
Pola makan keluarga sangat memengaruhi. Anak-anak tidak akan beli boba kalau tidak dikasih. Tidak akan doyan mie instan tiap malam kalau tidak dibiasakan. Maka, kalau kita ingin anak sehat, perubahan harus dimulai dari rumah.
Saya bilang ke ibu tadi, “Bu, ini saat yang tepat. Kita masih punya waktu. Anak ibu belum kena diabetes, tapi jalurnya sudah mengarah ke sana.” Dan kita bicara panjang soal pola makan sehat untuk anak, pentingnya aktivitas fisik, serta pengurangan screen time. Bukan hanya karena lehernya hitam. Tapi karena masa depannya masih bisa diselamatkan.
Saya minta anak itu bantu ibunya nyusun jadwal makan keluarga. Hindari beli jajanan ultra proses di minimarket. Jangan beli jajanan manis seperti permen dan coklat-- ini hobi nya sang anak. Kalau mau makanan manis, beri saja buah. Ajak anak olahraga bareng, jalan kaki saja bersama seluruh keluarga. Dan yang terpenting, jangan jadikan gadget sebagai hiburan utama anak, biarkan anak bermain diluar, makin banyak aktivitas fisiknya semakin baik untuk kesehatan nya. Bukan karena kejam. Tapi karena sayang.
Buat orang tua di luar sana yang mungkin merasa anaknya mulai buncit, punya garis hitam di leher, atau mulai sering lemas dan haus berlebihan… jangan tunda. Konsultasikan ke dokter. Lebih baik dicap "lebay" daripada menyesal belakangan.
Ingat, diabetes pada anak bukan dongeng. Itu nyata. Dan makin hari makin banyak. Tapi kabar baiknya: deteksi dini dan perubahan gaya hidup bisa mengubah segalanya. Anak kita masih bisa tumbuh sehat, aktif, dan bahagia. Tapi semua itu dimulai dari kita—orang tua yang peduli.
Kalau kamu merasa tulisan ini menyentuh hatimu, atau kamu kenal keluarga yang anaknya mungkin punya gejala serupa, tolong bantu share. Bisa jadi satu pesan ini menyelamatkan masa depan satu generasi. Karena anak sehat, adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa.