Kelly Jane Caron

  • Home
  • Kelly Jane Caron

Kelly Jane Caron Pesantren Alam Sayang Ibu menawarkan terobosan dalam cara mengelola pendidikan untuk menguak potensi peserta didik secara maksimal.

"Language Month PAMSI: Petualangan Kata-Kata yang Bikin Semangat Melejit!Selamat menyelam ke bulan penuh keajaiban bahas...
29/07/2025

"Language Month PAMSI: Petualangan Kata-Kata yang Bikin Semangat Melejit!

Selamat menyelam ke bulan penuh keajaiban bahasa! Juli-Agustus 2025, Pesantren Alam Sayang Ibu bakal berubah jadi language hub paling seru sejagat! 🌟

Dikomandoi duo keren, Nune-Dende dan Ustadz-Ustadzah, kita semua diajak "ngantor" di Samudra Bahasa: menyelam ke lautan kosakata baru (mufrodat), lalu naik ke permukaan buat praktik daily conversation (muhadatsah) yang bikin percaya diri mekar!

Bayangkan: sebulan penuh kita playground-nya kata-kata, ngobrol internasional sambil sesekali nge-joke campur Inggris-Arab—siapa tau jadi stand-up comedian dadakan? 😄

Resmi dibuka oleh Pimpinan Pamsi, Ustadz Jamaludin Abdullah, di Closing Ceremony MOPDB 2025. Beliau menegaskan: "Language Month ini investasi nyata! Kami rancang tanpa ganggu kurikulum, fokus pada skill Bahasa Inggris & Arab—kunci utama membuka pintu dunia!"

Nggak cuma belajar, ini jurus sakti buat:
• Pedi (percaya diri) ngobrol sama siapa aja

• Jago kandang plus jago global

• Investasi masa depan yang bunganya kebahagiaan!

Siapa bilang belajar bahasa nggak bisa sambil ketawa?
Ayo rebut kesempatan jadi language champion kalau nanti fasih, jangan lupa traktirkan syukuran satu koper kamus, ya! 😉

Siapa yang siap tempur kata-kata dan p**ang jadi polyglot kece? Yuk, serbu Language Month di sini, setiap ucapan adalah petualangan!

PAMSI LightPesantren Alam Sayang Ibu punya cara unik memastikan bekal-bekal dasar seorang pelajar muslim dikuasai. Naman...
23/07/2025

PAMSI Light

Pesantren Alam Sayang Ibu punya cara unik memastikan bekal-bekal dasar seorang pelajar muslim dikuasai. Namanya program PAMSI Light. Program ini khusus buat santri kelas 9 MTs dan 12 MA.

Isinya? Campuran antara belajar serius, diskusi santai, mastiin penguasaan hal-hal pokok dan sehari-hari, dan momen mikir masa depan.

Para santri dibagi ke dalam beberapa kelompok halaqah. Contoh materi: memhami setiap bacaan sholat, mendalami makna dan isi surat-surat pendek yang sering dibaca. Khusus bagi kelas 12 MA, pembekalan menjadi khotib Jum'at. Dari kegiatan ini mereka akan mendapat Sertifikat Imam Shalat, bagi kelas akhir MTs, dan Setifikat Khotib bagi kelas akhir MA.

Semua kegiatan dibimbing langsung oleh ustadz dan ustadzah yang memiliki keilmuan yang mumpuni.

PAMSI Light ini semacam last booster, “charging iman dan akhlak” sebelum melangkah ke dunia luar yang sinyalnya kadang hilang.

Siap nggak siap, Nune Dende harus melangkah. Tapi tenang, Sayang Ibu sudah bekali kalian dengan cahaya, light, nur — di samping tentunya keterampilan abad 21 lainnya!

Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPD) atau Khutbatul 'Arsy Pesantren Alam Sayang Ibu untuk kelas 7 MTs dan 10 MA dise...
21/07/2025

Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPD)
atau Khutbatul 'Arsy Pesantren Alam Sayang Ibu untuk kelas 7 MTs dan 10 MA diselenggarakan pada 21-26 Juli 2025. Hari pertama dibuka dengan kegiatan Welcome Morning dan Opening Ceremony. Lalu dilanjutkan dengan Pengenalan PAMSI oleh Bapak Pimpinan, Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed di Masjid Bayt el Hikam.

Pengenalan tahap awal diisi dengan penyampaian dari Bapak Pimpinan tentang filosofi PAMSI. "Penting untuk anak-anak semuanya mengetahui filosofi PAMSI yakni Menjadi Manusia Khalifah, Beribadah dengan Berdzikir, Berfikir, dan Berkarya," tutur beliau.

Pengenalan PAMSI tahap 2 disambung oleh Direktur Pendidikan, Bunda Dr. Hj. Immy Suci Rohyani, M.Si. Dalam pemaparannya Bunda Immy mengungkapkan seputar Tagline 'Menyemai Masa Depan, Membangun Peradaban' serta Moto PAMSI 'Truth Honesty Sincerity dan Think Discover Create'.

Menurut Bunda Immy, kejujuran itu membebaskan, sementara kebohongan itu membebani. Sebagaimana integritas menjadi sebuah nilai yang tidak terlihat namun dapat dirasakan.
____________________________
©️ Humas & Media PAMSI
🛖 Pesantren Alam Sayang Ibu, Lombok, Indonesia
🚀 Pesantren Alam Berbasis Riset
🏆 Sekolah Adiwiyata Nasional
🌐 Website: www.sayangibu.sch.id
☎ Public Relations: 081775246818

Merayakan Hari Raya Idul Adha yang bertepatan pada 10 Dzulhijjah 1446 H atau 6 Juni 2025, Nune Dende Pesantren Alam Saya...
09/06/2025

Merayakan Hari Raya Idul Adha yang bertepatan pada 10 Dzulhijjah 1446 H atau 6 Juni 2025, Nune Dende Pesantren Alam Sayang Ibu (PAMSI) melaksanakan sholat ied di Masjid Bayt el-Hikam. Santri MTs maupun MA melaksanakan sholat ied berjamaah bersama. Adapun imam sholat idul adha tahun ini adalah Ustadz Albas Tomi, S.Pd.I., M.Pd.I, sementara khutbah disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim, S.Pd.,M.AppLing TESOL.

Hari raya kurban tahun ini di PAMSI diramaikan oleh kehadiran hewan kurban seperti kambing dan sapi. Kambing-kambing tersebut diperoleh dari hasil sedekah Nune Dende setiap angkatan. Selain itu kambing yang ada juga merupakan kurban dari wali Nune Dende, alumni, serta guru PAMSI.

Adapun jumlah hewan yang dijadikan qurban di Pesantren Alam Sayang Ibu pada tahun 2025 yakni 13 ekor kambing dan 2 ekor sapi. Sapi yang dijadikan kurban disembelih di rumah potong, sementara kambing disembelih di area PAMSI. Usai disembelih, hewan kurban tersebut langsung dipotong dan dibagikan kepada masyarakat Dasan Griya dan berbagai pihak yang membutuhkan.

Proses penyembelihan hingga pembagian daging hewan kurban dilakukan langsung oleh seluruh santri dan guru PAMSI pada Sabtu, 7 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi agenda rutin yang terus dilaksanakan setiap tahunnya. Selain menjadi momen kebersamaan antara santri dan guru, tentu juga mengajarkan berbagi terhadap sesama.

Bapak Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed beserta Direktur Pendidikan, Bunda Immy Suci Rohyani, M.Si juga memegang peranan besar dalam pemotongan hewan qurban tahun ini. Bapak Pimpinan terjun langsung menyembelih sejumlah kambing yang dikurbankan.

Kehadiran Ustadz Jamaluddin pada kegiatan ini juga menjadi momen berharga bagi Nune Dende untuk belajar langsung terkait penyembelihan hewan kurban.

Kehadiran hewan kurban di PAMSI menjadi ajang pembelajaran bagi Nune Dende untuk memahami hari raya kurban dan teladan Nabi Ibrahim terhadap putranya Ismail. Dana yang dikumpulkan Nune Dende untuk sedekah kurban kali ini juga memberikan pemahaman kepada santri untuk sedikit mengorbankan apa yang dimiliki.

Jalinan Persahabatan Internasional, Siswa Korea Selatan🇰🇷 Kunjungi Pesantren Alam Sayang Ibu☘️Pesantren Alam Sayang Ibu ...
04/06/2025

Jalinan Persahabatan Internasional, Siswa Korea Selatan🇰🇷 Kunjungi Pesantren Alam Sayang Ibu☘️

Pesantren Alam Sayang Ibu (PAMSI) kedatangan siswa asal Korea Selatan pada 29 Mei 2025 lalu. Sebanyak 22 siswa yang ditemani oleh 4 orang guru menginap di PAMSI selama 3 malam. Datangnya para siswa dari Sekolah Perdamaian Hapcheon pada tahun ini merupakan kali kedua, setelah tahun 2024 lalu mampir dan mengunjungi Sayang Ibu. Kunjungan ini dilaksanakan usai penandatanganan kerjasama antar kedua belah pihak pada 27 Februari 2025 lalu.

Salah satu alasan utama dipilihnya PAMSI sebagai sister school yakni karena alasan kesamaan visi dalam menjaga lingkungan hidup. Pasalnya di Korea Selatan sendiri, Hapcheon Pyonghwa juga aktif menggelar kegiatan berbasis alam. Bahkan Hpacheon Pyonghwa juga dinobatkan sebagai Sekolah Lingkungan Impian, Sekolah Masa Depan Lingkungan Ekologis, serta Sekolah Fokus Netral Karbon di negaranya.

Pimpinan PAMSI, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed menyambut langsung kedatangan seluruh siswa Hapcheon Pyonghwa. Dalam sambutannya Bapak Pimpinan mengungkapkan rasa senang atas kedatangan para siswa asal Korea Selatan itu. “Kami sangat berbahagia dengan kedatangan teman-teman semua pelajar dari korea dan guru gurunya, Insya Allah kita akan terus mempererat kerjasama kedepannya,” tutur Bapak Pimpinan.

Siswa Hapcheon Pyonghwa diberi kesempatan untuk mengenal Pesantren Alam Sayang Ibu lebih dekat. Mereka berkenalan dengan Nune Dende dan melakukan berbagai kegiatan bersama. Para siswa asal Negeri Gingseng itu juga diajak untuk melihat secara langsung keseharian Nune Dende dalam belajar, melakukan riset, hingga beribadah. Meski memiliki keyakinan yang berbeda, siswa Hapcheon mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan pesantren ini.

Pada hari pertama, siswa Hapcheon Pyonghwa diajak untuk mengenal kegiatan sehari-hari Nune Dende di pesantren. Selain itu, mereka juga mengenal lebih dekat berbagai ekstrakurikuler yang digeluti oleh santri. Beberapa diantaranya yakni, ekstrakurikuler bela diri seperti taekwondo dan perisai diri, pramuka, musik, dan juga tari.

Hari kedua berada di PAMSI, mereka banyak diperkenalkan dengan budaya masyarakat Indonesia, khususnya Lombok. Siswa Hapcheon Pyonghwa juga mencicipi berbagai kuliner khas Lombok, mulai dari jajanan tradisional seperti getuk dan cerorot, hingga makanan pokok yang sering dikonsumsi orang Lombok sendiri seperti pelecing dan urap.

Anak-anak Hapcheon Pyonghwa juga diberi kesempatan untuk mengenalkan makanan khas kampung halaman mereka, yakni tteokbokki yang disajikan bersama eomuk dengan saus gochujang. Selain memperkenalkan makanan khas, mereka juga sempat menunjukkan kecakapannya dalam taekwondo dan bermusik.

Pada hari ketiga, anak-anak dari sister school PAMSI itu diajak untuk berkeliling Kota Mataram. Menikmati udara segar sekaligus beristirahat sejenak dari panasnya cuaca yang sangat berbeda dari negara asal mereka. Malam terakhir Nune Dende bersama seluruh siswa Hapcheon Pyonghwa berkumpul di lapangan untuk menyalakan api unggun sebagai acara perpisahan.

Pelepasan seluruh siswa Hapcheon sekaligus perpisahan terakhir digelar di PAMSI Exhibition yang bertempat di CFD Udayana pada Ahad, 1 Juni 2025. Siswa asal Korea Selatan itu mengungkapkan rasa senang atas pertemuannya dengan Nune Dende. Mereka juga tidak menyangka akan sambutan yang luar biasa dan kehangatan yang dapat dirasakan dari para santri. Sederet pengalaman berharga yang diperoleh di Pesantren Alam Sayang Ibu menjadi hal luar biasa yang melebihi ekspektasi mereka.

Ustadz Jamaluddin selaku pimpinan juga menyampaikan harapannya agar Pesantren Alam Sayang Ibu dan Hapcheon Pyonghwa bisa terus mempererat Kerjasama dan tali silaturahmi yang telah terjalin. Beliau juga mengungkap keinginannya untuk membalas kunjungan para siswa Hapcheon ke Lombok. “Insya Allah kami juga akan membalas kunjungan teman-teman dengan anak-anak yang akan berkunjung balik ke Korea Selatan,” ujarnya.

Nune Dende kelas 10 MA Sayang Ibu berkunjung ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa, 20 Mei 2025. Dalam rangka peka...
21/05/2025

Nune Dende kelas 10 MA Sayang Ibu berkunjung ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa, 20 Mei 2025. Dalam rangka pekan pembelajaran sosial di Pesantren Alam Sayang Ibu, Nune Dende mengunjungi OJK Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di sana anak-anak belajar tentang literasi keuangan dan pasar modal Indonesia bersama Pak Arta dan Bu Melisa. Tidak hanya menerima penjelasan dari kedua pemateri, Nune Dende juga aktif bertanya dan menuntaskan rasa penasaran mereka terkait topik yang dibahas. Melalui kegiatan ini siswa diharap dapat memahami fungsi dan peran OJK dan IDX serta mekanisme pasar modal dan keamanan data konsumen, selain itu juga memahami investasi bodong dan legal.

Nune Dende kelas 9 MTs Sayang Ibu mengikuti praktikum Seni Budaya sebagai rangkaian dari Ujian Akhir Madrasah. Kegiatan ...
13/05/2025

Nune Dende kelas 9 MTs Sayang Ibu mengikuti praktikum Seni Budaya sebagai rangkaian dari Ujian Akhir Madrasah. Kegiatan ini digelar pada Selasa, 13 Mei 2025 di aula Pesantren Alam Sayang Ibu. Nune Dende membuat makanan khas tradisional Lombok secara berkelompok, mulai dari nasi, lauk pauk, dan juga hidangan penutup. Makanan yang sudah jadi dihidangkan dan dipresentasikan dengan Bahasa Sasak untuk dinilai oleh ustadz dan ustadzah. Melalui kegiatan ini, Nune Dende diharap bisa mengenal budaya dan makanan khas Lombok lebih dekat lagi.

Sosialisasi Penyakit Menular di Pondok Pesantren bersama dr. Wiwik Nurlaela, MH. Dokter Wiwik sendiri merupakan ibunda d...
13/05/2025

Sosialisasi Penyakit Menular di Pondok Pesantren bersama dr. Wiwik Nurlaela, MH. Dokter Wiwik sendiri merupakan ibunda dari salah seorang santri kelas 7 MTs Sayang Ibu. Sosialisasi diadakan pada Senin, 12 Mei 2025 siang di Gedung Fatimah. Kegiatan ini juga berlangsung interaktif, pemaparan materi tentang penyakit menular diterima dengan baik oleh para guru.

🌾 Live-in Step 1: Sepekan Berbaur di Desa Mas Mas 🌾Nune Dende Pesantren Alam Sayang Ibu mengikuti kegiatan Live-in Step ...
08/05/2025

🌾 Live-in Step 1: Sepekan Berbaur di Desa Mas Mas 🌾

Nune Dende Pesantren Alam Sayang Ibu mengikuti kegiatan Live-in Step 1 di Desa Mas Mas, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 38 santri kelas 7 MTs Sayang Ibu mengunjungi Desa Mas Mas didampingi oleh 2 ustadz dan 2 ustadzah. Mereka bermukim di rumah warga selama sepekan, terhitung sejak Senin, 28 April 2025 sampai Sabtu, 2 Mei 2025 lalu. 🏡

Live-in ini merupakan salah satu kegiatan kurikulum bermasyarakat bagi Nune Dende. Tujuannya untuk memberikan pengalaman hidup berdampingan dengan masyarakat secara langsung, sekaligus mengasah karakter seperti:
🌟 manajemen diri,
🌟 kemampuan bermasyarakat,
🌟 kemampuan berpikir,
🌟 kemampuan mengamati, dan
🌟 kemampuan bertahan hidup.

👩‍🏫 Direktur Pendidikan Pesantren Alam Sayang Ibu, Bunda Dr. Hj. Immy Suci Rohyani, M.Si, Immy Suci menyebutkan tujuan Live-in Step 1 agar santri tumbuh bersama masyarakat.

“Jangan sampai anak-anak yang berpendidikan itu jauh dari masyarakat, sehingga pendidikan di Sayang Ibu itu harus bermasyarakat, agar anak-anak memiliki kesempatan untuk tumbuh bersama masyarakat,” jelas Bunda Immy. 🌸

🌍 Live-in Step 1 ini mengangkat lima aspek SDGs:
✅ SDGs 4: Pendidikan Berkualitas
✅ SDGs 2: Tanpa Kelaparan
✅ SDGs 12: Konsumsi & Produksi Bertanggung Jawab
✅ SDGs 13: Penanganan Perubahan Iklim
✅ SDGs 15: Ekosistem Darat

Santri belajar langsung melalui observasi di Desa Mas Mas:

Bergabung di English Club 🗣️ untuk mengajarkan Bahasa Inggris

Mengajar anak-anak mengaji 📖 setelah maghrib

Mengamati kerajinan ketak dan pembuatan keripik 🍘

Mengobservasi sawah, danau, interaksi ekosistem 🌿🐟

💛 Selama Live-in:
Setiap 2 santri tinggal bersama satu keluarga orang tua asuh. Mereka mempelajari kehidupan masyarakat sehari-hari, dari cara hidup, nilai sosial, hingga kegiatan ekonomi lokal. Hasil akhirnya berupa mini riset sederhana dari hasil observasi mereka.

🗣️ Ustadz Haasyir Syarif, S.Pd.I. selaku pembimbing mengatakan, santri kelas 7 sangat senang dan antusias.

“Anak-anak kita selama Live-in ini sangat antusias, karena ini kegiatan Live-in pertama kelas 7 yaitu Live-in Step 1. Ini menjadi momen mereka untuk berkegiatan, melihat suasana baru, bersama orang tua asuh, anak-anak kecil, adik-adik, dan menjadi motivasi yang sangat baik untuk mereka belajar hidup di masyarakat,” tutur Ustadz Haasyir. 🌟

💬 Harapannya:
Melalui kegiatan ini, Nune Dende dapat belajar:
✔️ Beradaptasi di lingkungan baru
✔️ Menghormati tata aturan sosial masyarakat
✔️ Mengamati, meneliti, dan mempelajari berbagai aspek kehidupan di desa

Dengan begitu, mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di madrasah secara nyata di masyarakat, sekaligus memperoleh pemahaman yang akan berguna ketika mereka dewasa kelak. 🌱

“Semoga melalui kegiatan ini mereka bisa mengetahui ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan bermasyarakat, supaya menjadi gambaran mereka ketika sudah dewasa kelak,” pungkas Ustadz Haasyir.

✨ Live-in Step 1 diharap membawa pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat, bukan hanya bagi Nune Dende secara pribadi, tetapi juga untuk masyarakat yang ikut terlibat langsung. ✨

📌 Peringati Hardiknas, Pesantren Alam Sayang Ibu Gelar Seminar Parenting bersama Ayah Irwan Rinaldi Ayah Irwan RinaldiPe...
08/05/2025

📌 Peringati Hardiknas, Pesantren Alam Sayang Ibu Gelar Seminar Parenting bersama Ayah Irwan Rinaldi Ayah Irwan Rinaldi

Pesantren Alam Sayang Ibu menyelenggarakan Seminar Parenting dengan tema "Remaja, Pesantren, Era Digital: Siapa yang Mendidik?" yang ditujukan khusus untuk para ayah dan bunda, wali Nune Dende. Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 📚 ini diadakan pada Ahad, 4 Mei 2025, mulai pukul 08.00 WITA 🕗. Seminar ini menghadirkan Ayah Irwan Rinaldi, seorang pakar di bidang keayahan yang aktif berbagi ilmunya melalui berbagai seminar di berbagai wilayah Indonesia.

Bertempat di Gedung Dome Universitas Mataram, seminar parenting ini merupakan wujud komitmen Pesantren Alam Sayang Ibu dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengasuhan 👨‍👩‍👧‍👦. Tema "Remaja, Pesantren, Era Digital: Siapa yang Mendidik?" dipilih untuk memberikan wawasan kepada para wali Nune Dende terkait tantangan dan peluang pendidikan anak di era modern ini. Kehadiran dan partisipasi aktif tidak hanya dari para ayah dan bunda Nune Dende, tetapi juga dari Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed, serta Direktur Pendidikan, Bunda Dr. Hj. Immy Suci Rohyani, M.Si, mengingat urgensi topik tersebut dalam konteks perkembangan anak-anak di era digital saat ini 🌐.

Dalam sambutannya pada Seminar Parenting 2025 ini, Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu menyampaikan pentingnya aspek keayahan bagi kedua orang tua maupun guru yang mengajarkan anak-anak di madrasah.

“Kita perlu melihat betapa dunia semakin membutuhkan perhatian dalam aspek keayahan sehingga menjadi sesuatu yang sangat penting,” tutur Bapak Pimpinan yang juga alumni Gontor tersebut.

Seminar Parenting yang diisi oleh Ayah Irwan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Gubernur, yakni Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Bapak H. Wirawan Ahmad. Menyambung sambutan dari Bapak Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu, beliau juga mengungkapkan penguatan pondasi melalui keluarga dalam rangka transformasi menuju Indonesia Emas 2045 ✨.

“Salah satu aspek yang harus dikuatkan dalam keluarga adalah kependidikannya melalui pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan anak. Karena cita-cita mulia menuju Indonesia Emas 2045 berawal dari keluarga yang harmonis,” ujar Bapak Kadis Dikpora.

Pada Seminar Parenting 2025, Ayah Irwan Rinaldi selaku pembicara utama juga menyampaikan pengetahuan berharga mengenai pengasuhan anak sejak usia 0 hingga 23 tahun kepada para ayah dan bunda. Materi ini diharapkan dapat menjadi bekal penting bagi para orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang Nune Dende, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital, baik di rumah maupun di lingkungan pesantren.

Pembahasan utama dalam seminar ini menyoroti tahapan perkembangan anak sejak usia dini hingga dewasa, dengan penekanan khusus pada dinamika remaja di lingkungan pesantren dan pengaruh era digital 📱. Ayah Irwan juga menekankan bahwa semakin muda usia anak, semakin besar tanggung jawab orang tua dalam memberikan pengasuhan yang optimal, terutama pada periode emas usia 0–7 tahun, serta bagaimana hal ini relevan dalam konteks perkembangan remaja di era digital, sejalan dengan cita-cita pendidikan nasional.

Selain membahas peran orang tua di rumah, Ayah Irwan juga menyampaikan pentingnya sinergi antara orang tua dan pihak pesantren dalam mendidik anak 🤝. Terutama dalam menjawab pertanyaan "Siapa yang Mendidik?" di era digital ini, sebagai bagian dari upaya kolektif dalam memajukan pendidikan bangsa. Beliau menekankan pentingnya kehadiran utuh orang tua secara fisik dan emosional dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka serta bagaimana pesantren berperan dalam proses pendidikan di era modern.

Sebagai seorang pegiat keayahan, Ayah Irwan juga menyebutkan bahwa orang tua yang hebat akan mampu mengantarkan anak-anak mereka menjadi hebat p**a. Bahkan di tengah tantangan era digital, selaras dengan tujuan luhur Hari Pendidikan Nasional 🇮🇩. Beliau juga menekankan pada aspek pengasuhan anak yang merupakan tanggung jawab bersama antara ayah, ibu, dan para pendidik di pesantren, terutama dalam menavigasi kompleksitas pendidikan di era digital demi masa depan generasi penerus bangsa 🌟.

Baca selengkapnya di: https://rri.co.id/mataram/daerah/1496344/pentingnya-peran-ayah-dalam-pendidikan-remaja-di-zaman-digital

Ayah Irwan Rinaldi Ayah Irwan Rinaldi Bekali Guru Pesantren Alam Sayang Ibu dengan Ilmu Parenting Komprehensif  Pesantre...
08/05/2025

Ayah Irwan Rinaldi Ayah Irwan Rinaldi Bekali Guru Pesantren Alam Sayang Ibu dengan Ilmu Parenting Komprehensif

Pesantren Alam Sayang Ibu menggelar Seminar Parenting bagi seluruh guru MI, MTs, dan juga MA. Kegiatan yang digelar pada Sabtu, 3 Mei 2025 ini diisi oleh Ayah Irwan Rinaldi selaku Pegiat Keayahan. Selain menjadi praktisi, Ayah Irwan juga aktif menyampaikan materi keayahan dalam seminar di berbagai daerah di Indonesia.

Seminar Parenting bagi para guru Pesantren Alam Sayang Ibu digelar di Ruang Fatimah sejak pukul 09.00 WITA, dan berakhir pada pukul 15.00 WITA. Acara yang diisi oleh Ayah Irwan ini merupakan salah satu dari sekian banyak seminar yang digelar secara rutin setiap semester bagi para guru Sayang Ibu.

Seminar pengasuhan ini juga dihadiri dan diikuti langsung oleh Bapak Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed Jamaludin Abdullah beserta Direktur Pendidikan, Bunda Dr. Hj. Immy Suci Rohyani, M.Si. Immy Suci Tidak hanya diramaikan oleh para guru saja, Bapak Pimpinan dan Ibu Direktur juga turut mendengarkan penjelasan dari Ayah Irwan secara langsung.

Ayah Irwan Rinaldi berkesempatan untuk datang ke Pesantren Alam Sayang Ibu dan bertemu dengan guru-guru. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan ilmu pengasuhan yang sangat berharga bagi ustadz dan ustadzah. Ayah Irwan menyampaikan materi penting mengenai pengasuhan anak sejak usia 0-23 tahun. Materi pengasuhan ini tentunya menjadi bekal bagi para guru yang bertemu dengan Nune Dende di kelas maupun asrama.

Topik pengasuhan yang disampaikan oleh Ayah Irwan menggarisbawahi tentang perkembangan anak sejak usia dini hingga dewasa. Dimana semakin kecil usia anak, maka semakin besar amanah yang diemban oleh kedua orang tuanya dalam hal pengasuhan. Karena pada usia 0-7 tahun merupakan periode emas bagi anak untuk mendapatkan pengasuhan secara utuh dari ayah dan ibunya.

Selain membahas tentang peran orang tua di rumah, Ayah Irwan Rinaldi juga menyampaikan terkait kehadiran guru di lembaga pendidikan seperti pesantren. Sebagai tenaga pendidik, guru diminta untuk hadir secara utuh. Baik secara kronologis maupun secara psikologis.

“Jadilah pejuang pendidikan yang tangguh bagi anak-anak kita di Pesantren,” pungkas Ayah Irwan Rinaldi.

Menurut beliau selaku pegiat keayahan, seorang tenaga pendidik harus menjadi sosok yang hebat. Sehingga nantinya bisa menghebatkan peserta didik yang diajarnya. Pengasuhan kepada anak tidak hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Namun harus ada kerjasama antara ayah, ibu, dan guru-guru di pesantren. *

Address


90001

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00
Saturday 09:00 - 17:00
Sunday 09:00 - 17:00

Telephone

+6281775246818

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kelly Jane Caron posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Kelly Jane Caron:

  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share