Heppi Prank

Heppi Prank All of Pranks
(3)

Kuntilanak Massal Bangkit dari KuburDesa Karangjati selama ini dikenal damai. Namun, semuanya berubah setelah proyek pel...
30/04/2025

Kuntilanak Massal Bangkit dari Kubur

Desa Karangjati selama ini dikenal damai. Namun, semuanya berubah setelah proyek pelebaran jalan melintasi hutan kecil yang dianggap keramat oleh warga. Di sanalah, menurut cerita turun-temurun, pernah dikuburkan para wanita korban pembantaian massal zaman penjajahan—yang meninggal dalam kondisi hamil dan tak pernah dimakamkan secara layak.

Warga sudah memperingatkan, tapi pemerintah desa tak menggubris. Truk-truk berat mulai menggali tanah dan merobohkan pohon-pohon tua. Dan malam setelah pohon terakhir tumbang, teror dimulai.

Malam itu, langit gelap gulita tanpa bulan. Angin berhembus aneh, seperti mengandung bisikan. Warga mulai mendengar suara tangisan perempuan dari arah hutan. Bukan satu… tapi puluhan. Tangisan itu menggema hingga ke dalam rumah-rumah.

"Pak… itu suara apa?" tanya Sari kepada ayahnya, seorang kepala dusun. Tapi sang ayah hanya membisu, matanya tertuju ke arah hutan yang kini tampak lebih hitam dari malam itu sendiri.

Keesokan harinya, mayat Pak Supri—operator alat berat—ditemukan tergantung di atas pohon dengan wajah menghitam dan mulut menganga lebar. Di dadanya, tertulis dengan darah: "Kuburku kau usik, kutuntut darahmu."

Semakin hari, suasana desa menjadi mencekam. Lampu-lampu padam sendiri tiap malam. Bayangan putih bergelantungan di pohon dan genteng. Warga melihat sosok-sosok wanita berambut panjang dengan perut robek berdiri di depan rumah. Mereka menangis, tertawa, lalu menghilang.

Puncaknya terjadi saat malam Jumat Kliwon. Dari arah bekas kuburan massal, terdengar jeritan memekakkan telinga. Tanah menggembung. Lalu pecah. Sosok-sosok kuntilanak bangkit satu per satu. Puluhan. Ratusan. Mereka melayang perlahan menuju desa. Mata mereka merah membara, perut sobek menganga, darah masih menetes dari ujung rambutnya.

Warga berlarian panik, tapi ke mana pun mereka pergi, suara tangis mengiringi. Rumah-rumah dibakar sendiri oleh pemiliknya yang kehilangan akal. Anak-anak kecil mengigau keras sambil menjerit: "Mereka datang! Mereka lapar!"

Satu demi satu penduduk desa menghilang tanpa jejak. Hanya suara tawa kuntilanak yang terus terdengar, menggema sepanjang malam.

Desa Karangjati kini hanyalah puing. Tak ada lagi yang berani melintas, apalagi membangun. Jalanan proyek itu kini ditelan ilalang, dan siapa pun yang mencoba melewati malam di sana… tak pernah kembali.

Karena para kuntilanak itu… masih lapar.

---

Tentu! Ini cerpen horornya:---Bertamu dengan PocongMalam itu, Rian dan Andre nekat mengunjungi rumah tua di ujung desa. ...
27/04/2025

Tentu! Ini cerpen horornya:

---

Bertamu dengan Pocong

Malam itu, Rian dan Andre nekat mengunjungi rumah tua di ujung desa. Konon, rumah itu sudah lama kosong sejak pemiliknya meninggal secara misterius. Banyak cerita beredar tentang suara tangisan, pintu yang terbuka sendiri, bahkan penampakan pocong yang mondar-mandir di pekarangan. Tapi bagi Rian dan Andre, semua itu hanya bualan orang tua yang ingin menakut-nakuti.

"Kita cuma numpang lewat. Paling juga nggak ada apa-apa," kata Rian sambil tertawa kecil.

Mereka melangkah memasuki halaman rumah. Angin dingin langsung menerpa wajah mereka. Daun-daun kering berbisik di bawah sepatu, dan pintu rumah itu... terbuka dengan sendirinya, berdecit pelan.

"Lu lihat sendiri kan? Angin doang," gumam Andre, walau suaranya terdengar kurang yakin.

Mereka berdua saling melirik, lalu memberanikan diri masuk. Ruangan itu penuh debu dan sarang laba-laba. Bau anyir menusuk hidung. Di tengah ruang tamu, sebuah kursi goyang tua bergoyang perlahan, padahal tak ada angin.

Tiba-tiba terdengar ketukan pelan dari arah pintu belakang.

Tok... tok... tok...

Andre menelan ludah. "Siapa yang ngetok?"

Sebelum Rian sempat menjawab, pintu belakang berderit membuka. Di ambang pintu, berdiri sesosok pocong. Kain kafannya kusut dan kotor, wajahnya pucat membusuk, matanya kosong memandang lurus ke arah mereka.

"RIAN!" teriak Andre, berlari menuju pintu keluar.

Tapi pintu depan tiba-tiba menutup keras, seolah ada yang mendorongnya dari luar.

Pocong itu melompat-lompat perlahan mendekat. Bukan dengan gerakan mengerikan, malah... seolah sedang ingin bertamu.

Dengan suara berat dan serak, pocong itu berbisik,
"Boleh... saya... masuk...?"

Rian gemetar, tapi entah kenapa, tubuhnya kaku. Ia hanya bisa mengangguk kecil.

Pocong itu lalu melayang masuk, duduk di kursi goyang yang tadi bergoyang sendiri. Kursi itu kini berhenti, seolah menunggu sang tamu. Dari balik kain kafannya, terdengar suara lirih,
"Sudah lama... tidak ada yang datang..."

Andre akhirnya berhasil membuka pintu dan menyeret Rian keluar. Mereka berlari tanpa menoleh ke belakang, diteriaki angin malam yang semakin mencekam.

Semenjak malam itu, rumah tua itu semakin sunyi. Tapi kadang-kadang, penduduk desa masih mendengar suara ketukan lembut dari dalam rumah.

Seakan-akan, ada yang masih menunggu... tamu berikutnya.

Juara Tawa 🌷
---

Tebak ada berapa hantu??
21/04/2025

Tebak ada berapa hantu??

Selamat malam semuanya
19/04/2025

Selamat malam semuanya

Hantu nenek obor 🤣😂
17/04/2025

Hantu nenek obor 🤣😂

Kuntilanak vs Duo Pendekar. Kira2 siapa yg menang ya??
14/04/2025

Kuntilanak vs Duo Pendekar. Kira2 siapa yg menang ya??

Judul: Jebakan Gadis Cantik dan Kuntilanak di Gedung TuaMalam itu hujan turun deras, membasahi kota kecil yang sudah sej...
12/04/2025

Judul: Jebakan Gadis Cantik dan Kuntilanak di Gedung Tua

Malam itu hujan turun deras, membasahi kota kecil yang sudah sejak lama menyimpan berbagai misteri. Di ujung jalan yang jarang dilalui orang, berdiri sebuah gedung tua bekas panti asuhan yang sudah puluhan tahun ditinggalkan. Konon, gedung itu dihuni oleh sesuatu yang tidak kasat mata. Tapi seperti biasa, rasa penasaran sering kali lebih besar dari rasa takut.

Reza, mahasiswa semester akhir jurusan jurnalistik, tertarik menulis kisah horor lokal untuk tugas akhirnya. Ia mendengar cerita tentang gedung tua tersebut dari seorang narasumber misterius—seorang gadis cantik berambut panjang bernama Clara yang ia temui di forum online penyuka horor. Clara mengaku sering masuk ke gedung itu dan bahkan mengajak Reza untuk ikut menyelidiki malam itu.

“Aku tunggu di depan gerbang jam sepuluh malam. Jangan telat,” tulis Clara di pesan terakhir.

Tanpa pikir panjang, Reza pun berangkat, membawa kamera dan senter. Ia sampai tepat waktu, dan benar saja, Clara sudah berdiri di sana. Cantik, seperti di foto. Rambut panjang terurai, kulit pucat, bibir merah darah. Senyumnya tipis, tapi manis. Terlalu manis untuk malam yang dingin seperti ini.

“Kau yakin mau masuk?” tanya Clara sambil menatap Reza tajam.

Reza mengangguk, mencoba terlihat berani. Mereka pun melangkah masuk. Gedung itu gelap, bau lembap, dan penuh suara-suara aneh. Clara berjalan di depan, langkahnya pelan dan nyaris tanpa suara.

“Dulu, di gedung ini banyak anak yang meninggal,” ucap Clara pelan. “Mereka dikurung... disiksa... sampai satu per satu menghilang.”

Reza mulai merasa ada yang aneh. Suhu udara tiba-tiba menurun drastis. Ia melihat bayangan anak kecil berlari melintasi lorong. Lampu senternya berkedip.

Clara berhenti di depan sebuah pintu besar. “Di dalam sini, semuanya dimulai.”

Saat Reza melangkah masuk, pintu menutup sendiri di belakangnya dengan suara dentuman keras. Ia terperangkap. Ruangan itu kosong... kecuali cermin besar di dinding. Dan di sana, ia melihat refleksi Clara.

Tapi... bukan Clara.

Refleksi itu menunjukkan wajah rusak, berlumuran darah, dengan mata merah membara dan mulut menganga memperlihatkan deretan gigi tajam. Dari punggungnya, rambut panjang menjuntai seperti tali hitam.

Reza mundur. Jantungnya nyaris meledak.

Clara—atau makhluk itu—berubah di hadapannya. Wujud kuntilanak dengan wajah setengah hancur menyeringai padanya.

“Terima kasih sudah datang, Reza,” bisiknya. “Aku butuh teman baru... di sini.”

Reza berteriak. Tapi tidak ada yang mendengar. Gedung itu terlalu tua, terlalu jauh dari siapa pun. Dan malam itu, satu lagi jiwa terjebak di dalamnya.

Keesokan harinya, forum horor yang sama kembali aktif. Seorang gadis cantik, berambut panjang, mengirim pesan ke anggota baru.

“Hai, mau ikut eksplor gedung tua denganku malam ini?”

---

Tiga Pemuda Itu Berebut Kuntilanak MerahDi sebuah desa terpencil bernama Watu Bisu, hiduplah tiga pemuda tanggung yang t...
06/04/2025

Tiga Pemuda Itu Berebut Kuntilanak Merah

Di sebuah desa terpencil bernama Watu Bisu, hiduplah tiga pemuda tanggung yang terkenal s**a pamer dan sombong: Ucup, Darto, dan Joni. Mereka berteman sejak kecil, tapi hobi mereka satu: berkompetisi gak penting. Siapa yang bisa makan terbanyak, siapa yang bisa kentut paling nyaring, sampai siapa yang bisa bikin cewek paling naksir.

Suatu malam Jumat Kliwon yang berkabut dan dingin kayak mantan yang udah move on, mereka nongkrong di pos ronda sambil minum kopi sachet dan main gaple. Tiba-tiba, Ucup membuka obrolan aneh:

“Gue denger di pohon beringin tua belakang kuburan itu ada kuntilanak merah, Cantik katanya. Siapa berani godain dia?”

Darto nyengir, “Gue sih santai. Kuntilanak juga bisa naksir gue, Cup. Apalagi kalo gue nyanyi lagu dangdut.”

Joni gak mau kalah, “Ngaca lo, Tar. Kuntilanak itu selera tinggi. Pasti dia milih gue. Gue pake minyak wangi Rejeki Tetes, bro!”

Akhirnya mereka sepakat: malam itu juga mereka pergi ke pohon beringin belakang kuburan, untuk menggoda kuntilanak merah. Karena apa? Ya karena laki sejati gak takut setan, katanya. (Padahal Ucup aja takut kucing oranye.)

Setelah sampai, suasana serem banget. Angin bertiup, pohon bergoyang, dan suara "hihihihihihihi" terdengar samar.

Tiba-tiba… BLARR! Petir menyambar, dan muncul sosok kuntilanak berbaju merah menyala, rambut panjang kayak kabel telepon, dan matanya merah menyala kayak lampu rem motor.

Dia menatap mereka bertiga dan berkata dengan suara berat:

“Siapa... yang BERANI godain aku?”

Alih-alih kabur, ketiga pemuda itu malah berebut menjawab:

Ucup: “Aku duluan! Aku punya motor bebek, bisa anter kamu jalan-jalan!”

Darto: “Aku lebih keren! Aku bisa joget TikTok bareng kamu!”

Joni: “Aku yang paling cocok! Aku udah follow akun horor kamu di IG!”

Kuntilanak merah mengerutkan alis. Dia tampak… bingung.

“Kalian… serius?”

Ketiganya serempak, “IYAAA!”

Kuntilanak itu mendesah lelah. Lalu tiba-tiba dia... duduk di tanah, buka HP, dan bilang:

“Udah capek jadi setan serem. Tiap malam cuma ‘hihihi’ doang. Gak ada yang ngajak ngopi. Kalo emang kalian serius, siapa yang bisa bikin aku ketawa, aku pilih.”

Seketika mereka stand-up comedy dadakan. Ucup cerita tentang pengalaman dia dikira tuyul pas kecil karena botak dan s**a ngumpet. Darto ngelawak soal waktu dia dikira waria karena salah masuk salon. Joni? Dia malah nyanyi lagu cinta sambil nangis karena inget mantan.

Kuntilanak merah tertawa terpingkal-pingkal, sampai melayang 3 meter di udara.

Akhirnya dia menunjuk…

JONI.

“Kamu menang. Bukan karena lucu. Tapi karena kamu gak malu nangis. Artinya kamu punya hati. Aku udah capek jadi setan jomblo.”

Ucup dan Darto cemberut. Tapi mereka berbesar hati. Toh, gak tiap hari ada temen yang pacaran sama setan.

Sejak malam itu, Joni gak pernah jomblo lagi, walau tiap malam pacarnya nongol dari plafon. Dan setiap Jumat Kliwon, warga desa sering dengar suara cekikikan campur suara cowok nyanyi galau dari belakang kuburan.

Moral cerita?
Kadang, yang bikin setan jatuh cinta bukan keberanian, tapi kejujuran.

Dan mungkin… sedikit drama.

Jebakan Gadis Cantik dan Kuntilanak di Gedung TuaMalam itu, langit mendung menutupi bulan yang seharusnya bersinar teran...
30/03/2025

Jebakan Gadis Cantik dan Kuntilanak di Gedung Tua

Malam itu, langit mendung menutupi bulan yang seharusnya bersinar terang. Angin berhembus pelan, membawa aroma lembap dari reruntuhan gedung tua di pinggir kota. Gedung itu sudah lama terbengkalai, ditinggalkan sejak kebakaran besar dua puluh tahun lalu yang menewaskan seorang gadis muda bernama Laras.

Namun, bagi Bima dan teman-temannya—Doni, Rina, dan Santi—gedung itu adalah tempat sempurna untuk uji nyali.

“Apa kalian yakin?” tanya Santi ragu.

“Takut, ya?” goda Doni.

“Ah, sudahlah. Ayo masuk!” ujar Bima, memimpin langkah ke dalam gedung tua itu.

Di dalam, udara terasa lebih dingin, seolah ada sesuatu yang mengawasi. Cat tembok mengelupas, pecahan kaca berserakan, dan bayangan-bayangan aneh menari di sudut ruangan.

Saat mereka berjalan lebih dalam, tiba-tiba terdengar suara tawa pelan. Suara perempuan.

Rina meraih tangan Santi. “Kalian dengar itu?” bisiknya ketakutan.

Tiba-tiba, dari tangga menuju lantai dua, muncullah seorang gadis cantik. Rambut panjangnya tergerai, wajahnya pucat namun menawan, dengan senyum tipis di bibirnya.

“Kalian mencari sesuatu?” suaranya lembut, tetapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduk berdiri.

Bima menelan ludah. “Kami hanya... hanya ingin melihat-lihat.”

Gadis itu tersenyum, lalu berbalik. “Ayo, aku tunjukkan sesuatu.”

Mereka saling berpandangan, namun entah mengapa kaki mereka mengikuti gadis itu.

Di lantai dua, gadis itu berhenti di depan sebuah cermin besar yang retak. “Lihat ke dalam cermin,” katanya pelan.

Saat mereka menatap cermin itu, darah mereka seakan membeku. Bayangan gadis itu berubah. Wajahnya hancur, matanya kosong, mulutnya menganga dengan taring panjang. Dan di belakangnya—bayangan kuntilanak mengerikan dengan gaun putih bernoda darah!

Gadis itu berbalik, tertawa menjerit. Wajahnya kini sama seperti di cermin!

Bima dan yang lain berteriak, berlari menuju tangga. Tapi pintu keluar kini menghilang, digantikan tembok tua yang berlumut.

“Kalian... akan menemaniku selamanya...” suara itu bergema di sekeliling mereka.

Tiba-tiba, cermin besar itu pecah, dan dari dalamnya muncul tangan-tangan hitam yang mencengkeram kaki mereka. Mereka menjerit, tetapi satu per satu tubuh mereka terseret masuk ke dalam cermin.

Pagi harinya, gedung tua itu tetap sunyi. Tak ada jejak siapa pun. Hanya terdengar suara tawa halus, mengiringi bayangan-bayangan di dalam cermin yang kini menampilkan sosok-sosok baru—Bima, Doni, Rina, dan Santi.

Mereka telah menjadi bagian dari gedung itu. Selamanya.

Kuntilanak Cantik Itu adalah Istri Buto IjoBy Heppi Prank Di sebuah desa terpencil, tersembunyi di antara hutan lebat, a...
28/03/2025

Kuntilanak Cantik Itu adalah Istri Buto Ijo
By Heppi Prank

Di sebuah desa terpencil, tersembunyi di antara hutan lebat, ada sebuah mitos yang diturunkan dari generasi ke generasi. Konon, di dalam hutan itu, tinggal seorang kuntilanak yang sangat cantik. Berbeda dengan gambaran menyeramkan yang biasa dikenal, kuntilanak ini memiliki wajah rupawan, kulit putih bersinar, dan rambut hitam panjang yang tergerai indah.

Namun, meskipun parasnya memesona, tak ada satu pun lelaki yang berani mendekat. Sebab, orang-orang tua di desa itu percaya bahwa kuntilanak cantik itu adalah istri Buto Ijo, raksasa hijau yang buas dan kejam. Barang siapa yang berani menggoda atau bahkan hanya melihatnya terlalu lama, akan menjadi mangsa Buto Ijo.

Godaan Sang Kuntilanak

Suatu malam, seorang pemuda bernama Bayu yang terkenal sebagai pemburu pemberani memasuki hutan untuk mencari kayu gaharu yang mahal harganya. Ia tidak percaya pada mitos-mitos yang diceritakan oleh orang tua di desanya.

Di tengah perjalanan, ia mendengar suara tawa lembut seorang wanita. Begitu ia menoleh, di sana berdiri seorang perempuan yang luar biasa cantik, mengenakan kain putih panjang yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Matanya memancarkan cahaya lembut, dan senyumnya begitu menggoda.

"Hai, pemuda tampan," sapa wanita itu dengan suara merdu. "Apa yang kau cari di hutan ini?"

Bayu terdiam, terpikat oleh keindahannya. Jantungnya berdebar kencang. Ia ingin menjawab, tetapi lidahnya kelu.

Wanita itu mendekat, mengulurkan tangannya. "Jangan takut... Aku hanya kesepian."

Bayu hampir saja menggapai tangan itu, namun tiba-tiba ia teringat cerita orang-orang tua. Jantungnya mencelos. Ini pasti kuntilanak cantik yang diceritakan!

Ia buru-buru mundur dan berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat itu.

Kemurkaan Buto Ijo

Beberapa hari kemudian, desa Bayu diguncang teror mengerikan. Satu per satu pemuda desa ditemukan t*was mengenaskan dengan tubuh tercabik-cabik. Warga ketakutan. Mereka percaya bahwa Buto Ijo telah murka karena ada yang berani menolak godaan istrinya.

Suatu malam, saat hujan deras mengguyur desa, terdengar langkah berat di luar rumah Bayu. Lantai bergetar, dan suara napas kasar terdengar di balik pintu.

"BAYUUUU... KAU TELAH MENGHINA ISTRIKU!"

Pintu rumahnya terlempar terbuka. Di ambang pintu berdiri sesosok makhluk raksasa dengan kulit hijau berlumuran darah. Matanya menyala merah, dan giginya yang tajam berkilauan di bawah kilat yang menyambar langit.

Bayu menjerit ketakutan, tapi semuanya sudah terlambat.

Keesokan harinya, penduduk desa menemukan rumah Bayu hancur berantakan. Tidak ada yang tahu ke mana tubuhnya pergi. Namun, malam berikutnya, beberapa orang melihat sesosok kuntilanak cantik duduk di tepi hutan, tersenyum lembut ke arah desa.

Sejak saat itu, tak ada lagi yang berani menentang mitos kuntilanak cantik yang merupakan istri Buto Ijo.

Tamat.

Akibat S**a Nakutin TemanDoni adalah anak yang paling usil di sekolahnya. Ia s**a menakut-nakuti teman-temannya dengan c...
27/03/2025

Akibat S**a Nakutin Teman

Doni adalah anak yang paling usil di sekolahnya. Ia s**a menakut-nakuti teman-temannya dengan cerita hantu, suara-suara aneh, atau tiba-tiba bersembunyi lalu melompat sambil berteriak. Awalnya, semua hanya dianggap lelucon. Namun, lama-kelamaan, teman-temannya mulai kesal.

Suatu malam, Doni dan tiga temannya, Budi, Rina, dan Sandi, memutuskan untuk menguji nyali di rumah kosong di pinggir desa. Rumah itu sudah lama ditinggalkan dan dikenal angker.

"Aku yakin ini cuma mitos," kata Doni sambil tersenyum jahil. "Paling juga cuma suara tikus."

Saat mereka masuk, suasana dalam rumah terasa pengap dan berdebu. Langit-langitnya bolong, dan jendela kayunya berderit pelan tertiup angin.

Tiba-tiba, Doni punya ide. Ia berpura-pura ketakutan dan berbisik, "Dengar nggak? Kayak ada yang jalan di atas!"

Teman-temannya menegang. Rina menggenggam tangan Sandi dengan erat.

"Heh, jangan mulai, Don," kata Budi dengan nada waspada.

Tapi Doni malah menyeringai. Ia mengendap-endap ke sudut ruangan dan berteriak sekencang-kencangnya, "AAAARRRGGHH! ADA HANTU!"

Rina langsung menjerit, Sandi hampir jatuh, dan Budi langsung memukul lengan Doni. "Gila, lo! Itu nggak lucu!"

Doni tertawa terbahak-bahak. "Kalian mudah banget ketakutan! Mana ada hantu!"

Namun, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki… bukan dari mereka. Langkahnya pelan, seperti menyeret sesuatu. Semua terdiam.

"Udah, Don! Stop bercandanya!" suara Rina bergetar.

Doni mengangkat tangan. "Bukan gue, sumpah!"

Langkah itu semakin dekat. Dari balik kegelapan, muncul sesosok wanita berambut panjang dengan baju lusuh dan mata kosong menatap mereka.

Mereka membeku. Sosok itu perlahan mengangkat tangannya, menunjuk ke arah Doni.

Doni merasa tubuhnya kaku. Mulutnya ingin berteriak, tapi tidak ada suara yang keluar. Matanya menatap tajam ke arah sosok itu, dan saat ia berkedip—wanita itu sudah ada tepat di depannya!

"KAU S**A MENAKUTI ORANG?" suara wanita itu menggema di kepalanya.

Doni langsung jatuh pingsan.

Keesokan paginya, teman-temannya menemukannya tergeletak di lantai rumah kosong itu. Bibirnya gemetar, matanya kosong, dan sejak saat itu, Doni tak pernah lagi mengerjai teman-temannya.

Sebab, kini ia tahu… bahwa rasa takut yang sebenarnya bukanlah lelucon.

Kuntilanak Gentayangan di Kampung TandusDi ujung desa yang hampir terlupakan, ada sebuah kampung bernama Kampung Tandus....
26/03/2025

Kuntilanak Gentayangan di Kampung Tandus

Di ujung desa yang hampir terlupakan, ada sebuah kampung bernama Kampung Tandus. Tanahnya kering, pohon-pohon meranggas, dan hanya beberapa keluarga yang masih bertahan di sana. Selebihnya, rumah-rumah kosong dibiarkan membusuk dimakan waktu.

Di antara rumah-rumah yang tak berpenghuni, ada satu yang paling dihindari penduduk. Rumah tua dengan dinding kayu yang mulai rapuh dan atap bolong di sana-sini. Konon, rumah itu adalah sarang kuntilanak.

Malam itu, seorang pemuda bernama Rian nekat melewati rumah tersebut untuk pulang ke rumahnya. Teman-temannya sudah memperingatkan, tapi ia tertawa, menganggap semua itu hanya cerita lama untuk menakut-nakuti anak kecil.

Saat melangkah di depan rumah itu, angin dingin berhembus kencang. Bulu kuduknya berdiri. Langkahnya melambat. Ada suara lirih… suara tangisan perempuan dari dalam rumah.

Rian menoleh. Jendela yang tadinya tertutup perlahan terbuka, memperlihatkan sesosok wanita berbaju putih dengan rambut panjang menutupi wajahnya. Suara tangisannya semakin jelas, seolah meratap kesedihan yang tak berujung.

Jantung Rian berdegup kencang. Kakinya ingin berlari, tapi tubuhnya seperti membatu. Sosok itu perlahan menoleh ke arahnya, memperlihatkan wajahnya yang pucat dengan senyum mengerikan dan mata merah menyala.

Tiba-tiba, sosok itu melayang turun dari jendela, mendekatinya dengan cepat. Rian berteriak dan langsung berlari sekencang-kencangnya.

Sesampainya di rumah, tubuhnya gemetar. Ibunya yang melihat anaknya ketakutan langsung memeluknya. “Kamu melewati rumah itu, ya?” tanyanya dengan suara bergetar.

Rian mengangguk. Ia tak bisa berkata-kata.

Sang ibu menarik napas panjang. “Dulu, ada seorang wanita yang mati di rumah itu. Dia dibunuh oleh suaminya sendiri karena cemburu. Sejak saat itu, arwahnya tak pernah pergi.”

Sejak malam itu, Rian tak berani lagi melewati rumah itu. Namun, setiap malam, ia masih mendengar suara tangisan lirih, seolah memanggilnya…

Dan entah mengapa, dalam mimpinya, ia selalu melihat wanita itu tersenyum kepadanya. Senyum yang menyimpan misteri, atau mungkin… sebuah pertanda.

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Heppi Prank posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Heppi Prank:

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Contact The Business
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share