Berita Misi Advent ID

Berita Misi Advent ID Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Berita Misi Advent ID, Magazine, Jalan Wamena-Kurima, Sogokmo, Wamena.

Menyediakan Bacaan Berita misi mingguan untuk anak-anak dan dewasa yang merupakan bagian integral dari Sekolah Sabat Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia

TRIWULAN IV 2024Pemimpin Sekolah Sabat yang TerkasihTriwulan ini kami menampilkan wilayah Divisi Amerika Utara, yang mem...
03/10/2024

TRIWULAN IV 2024

Pemimpin Sekolah Sabat yang Terkasih

Triwulan ini kami menampilkan wilayah Divisi Amerika Utara, yang membawahi pekerjaan Gereja Masehi Advent Hari Ketu- juh di Amerika Serikat, Kanada, St. Pierre dan Miquelon daerah Prancis, wilayah Bermuda di seberang laut Inggris, wilayah AS di Guam, Pulau Wake, dan kepulauan Mariana Utara di Sa- mudera Pasifik, dan tiga negara bagian terdekat yang memiliki hubungan secara bebas dengan Amerika Serikat- Palau, Kepulauan Marshall, dan Federasi Negara Bagian Mikronesia. Wilayah ini adalah rumah bagi 372 juta orang, termasuk 1.224.769 orang Advent. Itu adalah perbanding- an satu orang Advent untuk setiap 304 orang penduduk.

Anda mungkin bertanya-tanya apakah Divisi Amerika Utara tetap menjadi ladang misi abad ke-21. Saat saya berkeliling di divisi itu untuk mengumpulkan cerita misi triwulan ini, saya diingatkan dengan cara yang kuat bahwa masih ada pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk mengabarkan Injil kekal di antara penduduk asli. Di Alaska, misalnya, jumlahnya lebih dari 200 ko- munitas asli tetapi Gereja Advent hanya ada 11. "Kami membutuhkan pekerja yang berpikiran misi untuk bekerja dan melayani di Alaska," kata Tandi Perkins, direktur pengembangan untuk Konferensi Alaska, yang membantu mengoordi- nasikan kunjungan saya.

Berita Misi Anak-anak untuk Sabat ke 13, 28 September 2024✨ Judul:SABAT KETIGABELAS: KERTAS PERMOHONAN DOA(Jerry dari Do...
27/09/2024

Berita Misi Anak-anak untuk Sabat ke 13, 28 September 2024

✨ Judul:
SABAT KETIGABELAS: KERTAS PERMOHONAN DOA
(Jerry dari Dominika)

Oleh Andrew McChesney

Jerry tidak mengucapkan sepatah kata pun sejak ia tiba di sekolah pada hari pertama.

Mengenakan pakaian berwarna putih, merah muda, hitam, dan abu-abu yang meriah, ia duduk diam di atas kursi di ruang kelas tiga di sebuah sekolah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Dominika.

Jerry biasanya hanya beranjak dari meja ketika ada yang berdoa. Ketika gurunya berdoa, gurunya akan memegangnya selama satu atau dua menit. Ketika anak laki-laki kelas tiga berdoa, dia memegangnya. Ketika anak perempuan kelas tiga berdoa, dia juga memegangnya. Ketika ada tamu yang datang ke kelas dan berdoa, dia akan memegangnya.

Anda mungkin sudah bisa menebak bahwa Jerry bukanlah anak laki-laki biasa. Jerry adalah sebuah kotak kue persegi yang dibungkus dengan kertas kado berwarna-warni. Meskipun dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata, dia dipenuhi dengan banyak kata-kata penting yang ditulis di selembar kertas. Setiap kertas itu berisi permintaan doa yang tidak terucapkan.

Semuanya berawal pada hari pertama masuk kelas. Seorang guru membawa kotak yang terbungkus, ke sekolah dan menunjukkannya kepada anak-anak.

"Ini adalah sebuah kapsul waktu," katanya.

Kemudian ia membagikan secarik kertas berwarna kuning dan hijau.

"Di kertas ini, tuliskan nama kalian dan apa yang ingin kalian doakan untuk tahun ajaran ini," katanya.

Setelah anak-anak selesai menulis, kertas-kertas itu dimasukkan ke dalam kotak, dan kotak itu disegel. Guru tersebut mengatakan bahwa mereka akan membuka kotak tersebut di akhir tahun ajaran untuk melihat bagaimana Tuhan menjawab doa-doa mereka.

Kemudian Zyane yang berusia 9 tahun mengangkat tangannya.

"Bisakah kita memberi nama untuk kapsul waktu ini?" tanyanya.

Ketika sang guru menganggukkan kepalanya, ia berseru, "Kapsul waktu, Jerry!"

Semua anak bertepuk tangan dan bersorak.

Zyane adalah orang pertama yang membawa Jerry dan berdoa di depan kotak itu.

"Ya Tuhan, terima kasih untuk Jerry," katanya.

Setelah beberapa pekan dan bulan berlalu, anak-anak lain juga bergantian memegang Jerry dan berdoa.

"Tolonglah kami untuk mencapai cita-cita kami," salah satu anak berdoa.

"Wujudkanlah keinginan kami," doa yang lain.

Ketika para tamu seperti kepala sekolah, pendeta, dan pemimpin gereja mengunjungi kelas, anakanak meminta mereka untuk memegang kotak itu dan berdoa.

Anak-anak bertanya-tanya apakah Tuhan akan menjawab doa-doa mereka. Mereka tidak perlu menunggu sampai akhir tahun ajaran untuk mengetahuinya.

Di pertengahan tahun ajaran, Sarah yang berusia 8 tahun melambaikan tangannya ke udara.

"Guru! Guru! Ada yang ingin saya sampaikan," katanya.

"Apa itu?" tanya guru.

Sarah mengatakan bahwa Tuhan telah menjawab permintaan doa yang telah ia tuliskan di selembar kertas di dalam kotak Jerry.

"Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan karena saya menulis di kertas saya bahwa saya ingin bisa membaca, dan kemampuan membaca saya telah meningkat," katanya. "Saya sekarang membaca dengan lebih baik."

Kemudian sejumlah tangan kecil terangkat di dalam kelas. Lebih banyak lagi anak-anak yang menceritakan tentang bagaimana Tuhan menjawab doa-doa mereka.

Amber yang berusia delapan tahun mengatakan bahwa ia telah berdoa untuk mendapatkan nilai A, dan ia berhasil mendapatkan nilai A.

"Saya akan terus berdoa," katanya. Kahmar yang berusia delapan tahun mengatakan bahwa dia telah berdoa untuk bertemu ayahnya. la tidak pernah bertemu ayahnya sejak ia berusia 3 tahun karena ia tinggal di pulau lain. Namun kemudian sang ayah mengejutkannya dengan muncul di akhir pekan baru-baru ini.

"Saya sangat terkejut," kata Kahmar. "Saya bahkan menangis."

Keduanya pergi memancing bersama. Mereka mengunjungi pantai dan bermain kayak. Saat mendaki, Kahmar melihat sesuatu yang berwarna cokelat, seperti tongkat, di jalan setapak. Ketika ia berlari untuk melihatnya, ia melihat bahwa itu adalah ekor dari seekor iguana! Akhir pekan yang indah bersama ayah.

Ketika puji-pujian dari anak-anak berakhir, Ibu Guru menundukkan kepalanya dan berdoa mengucap syukur.

"Seperti yang Yesus katakan, 'Bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil," katanya.

la membacakan Markus 9: 23. Jerry hanyalah sebuah kotak. Dia tidak bisa berbicara. Tetapi Tuhan mendengar permintaan doa yang terselip di dalam kotak itu. Siswa kelas tiga dengan penuh semangat menantikan akhir tahun ajaran untuk mengetahui permintaan doa lain yang akan dijawab oleh Tuhan.

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu Sekolah Dasar Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Ebenezer, di mana anak-anak berdoa untuk mendapatkan gedung yang baru dan lebih besar. Sekolah yang lebih besar akan memungkinkan lebih banyak anak untuk belajar tentang Tuhan yang menjawab doa. Persembahan Sabat Ketiga Belas juga akan membantu membuka dua pusat pengaruh bagi anak-anak yang berisiko di Kolombia, sebuah pusat pengaruh bagi anak-anak yang berisiko di Kosta Rika, dan dua pusat pengaruh untuk menjangkau masyarakat kelas atas di Meksiko. Terima kasih atas persembahan Anda yang murah hati hari ini.


Tip Cerita

• Tunjukkan lokasi Dominika di peta. Kemudian tunjukkan ibu kota Dominika, Roseau, di mana Persembahan Sabat Ketiga Belas akan membantu membangun sebuah sekolah dasar.

• Ketahuilah bahwa nama Dominika diucapkan dengan penekanan pada suku kata ketiga: daa-muhNEE-kuh.

• Ketahuilah bahwa foto tersebut menampilkan Jerry bersama Guru Antonia dan, dari kanan, Amber, Zyane, Sarah, dan Kahmar.

• Tonton video pendek guru Antonia di YouTube: bit.ly/Guru-Antonia.

• Ketahuilah bahwa kata "Ebenezer" terdiri dari dua kata dalam bahasa Ibrani: "eben," yang berarti "batu," dan "ezer," yang berarti "pertolongan." Ebenezer Nama sekolah mengingatkan semua orang bahwa Tuhan adalah Batu Pertolongan mereka.

• Unduh foto-foto untuk cerita ini dari Facebook: bit.ly/fb-mq.

• Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi AntarAmerika: bit.ly/iad-2024.

• Kisah misi ini mengilustrasikan tujuan berikut dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh "I Will Go": Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5, "Memuridkan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus"; Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 6, "Meningkatkan aksesi, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak, remaja, dan dewasa muda"; dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 7, "Untuk membantu kaum muda dan dewasa muda menempatkan Tuhan sebagai yang pertama dan memberikan contoh pandangan yang alkitabiah." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.

Berita Misi Dewasa untuk Sabat ke 13, 28 September 2024✨ Judul:SEORANG PENGUNJUNG DAN SEBUAH MIMPIErickson dari Kosta Ri...
27/09/2024

Berita Misi Dewasa untuk Sabat ke 13, 28 September 2024

✨ Judul:
SEORANG PENGUNJUNG DAN SEBUAH MIMPI
Erickson dari Kosta Rika

Oleh Andrew McChesney

Erickson memiliki sebuah kisah yang mungkin hanya sedikit orang yang mendengarnya. Dia menceritakan sebagian dari kisah tersebut kepada ibunya. Dia menceritakan seluruh kisahnya kepada istrinya. Ketiga anak perempuannya yang masih kecil tidak pernah mendengar cerita itu. Almarhum ayahnya pun tidak pernah mendengar kisahnya.

Erickson, yang adalah seorang pendeta dan pemimpin Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Kosta Rika, enggan membagikan kisahnya karena khawatir orang-orang tidak akan memercayainya. Namun setelah mendengar sejumlah kesaksian yang luar biasa ketika ia membantu Misi Advent mengumpulkan cerita untuk laporan triwulanan misi di Kosta Rika, ia menceritakan kisahnya kepada Misi Advent. Jadi, pada hari Sabat ini, Anda akan menjadi salah seorang yang pertama mendengar seluruh kisah-nya. Kisah yang mengubah hidupnya. Kisah tersebut membawanya menjadi seorang Masehi Advent Hari Ketujuh.

Terdapat hanya dua sekolah di kota tempat Erickson dibesarkan di Guatemala: sekolah umum dan sekolah Advent.

Sang ayah mengirim Erickson ke sekolah umum saat kelas satu, tetapi anak itu tidak pernah bertemu dengan gurunya selama setahun penuh. Sang guru sedang mengikuti pelatihan, kepala sekolah menjelaskan. Kepala sekolah terkadang datang ke kelas satu untuk memberikan tugas. Tetapi tidak ada yang mengajar pelajaran membaca, matematika, atau mengeja kepada anak-anak pada tahun itu. Untungnya, Erickson telah mempelajari mata pelajaran tersebut di taman kanak-kanak, jadi dia bisa menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang diberikan. Namun banyak teman sekelasnya yang gagal di kelas satu.

Ayahnya merasa kecewa dengan sistem sekolah umum setelah satu tahun berjalan, dan dia memindahkan anaknya ke sekolah Advent untuk kelas dua. Di sanalah ia belajar tentang Tuhan.

Sebelum tidur di malam hari, Erickson berlutut di samping tempat tidurnya untuk berdoa.

"Tuhan, tolonglah saya untuk bisa membuat keputusan-keputusan yang baik dalam hidup saya," doanya. "Tolonglah saya di sekolah. Tolonglah keluarga saya dan khususnya ayah saya."

Keluarganya termasuk golongan miskin. Ayahnya bekerja sebagai sopir bus yang jauh dari rumah, dan Erickson hanya bertemu dengannya beberapa kali setiap tahun. Terlepas dari kemiskinan mereka, sang ayah selalu berhasil mengumpulkan dana untuk membiayai pendidikan Erickson di sekolah Advent.

Ketika Erickson berdoa di malam hari, dia berharap bisa bertemu lebih sering dengan ayahnya.

"Tolong lindungi ayah dan ibu agar mereka dapat mencari uang untuk kebutuhan kami," doanya. "Amin."

Suatu malam, saat Erickson berusia 11 atau 12 tahun, ia berdoa dan kemudian berbaring di tempat tidurnya di kamar yang gelap. Matanya terbuka, tetapi ia tidak dapat melihat apa pun dalam kegelapan.

Tiba-tiba, sebuah cahaya terang namun lembut muncul di langit-langit di atas kepalanya. Itu bukanlah cahaya lampu; Erickson telah mematikannya sebelum berdoa. Cahaya itu menerangi ruangan. Erickson tidak merasa takut. Dia merasa damai dan tenang.

Tiba-tiba, sesosok makhluk bercahaya muncul dari lampu ke lantai. Erickson melihat tangan, kaki, tubuh, dan kepala. Tetapi dia tidak dapat melihat mata, telinga, hidung, mulut, atau bagian wajah lainnya. Kepala itu dikelilingi oleh cahaya lembut. Makhluk itu berlutut di tempat yang sama di mana anak laki-laki itu baru saja

berdoa di samping tempat tidur. Dia menyatukan kedua tangannya dan menundukkan kepalanya.

Erickson memperhatikan, dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Doa Erickson biasanya berlangsung selama lima atau 10 menit, tetapi doa ini berakhir lebih cepat. Makhluk itu berdoa selama 60 hingga 90 detik. Kemudian dia berdiri dan meletakkan satu tangan di kepala Erickson dan tangan lainnya di dadanya. Sukacita memenuhi hati Erickson. Dia membayangkan bahwa dia sedang melihat Yesus.

Makhluk itu tidak mengatakan apa-apa. Setelah menyentuh kepala dan dada anak itu selama beberapa detik, ia bangkit kembali ke arah cahaya lembut yang masih bersinar di langit-langit. Kemudian cahaya itu padam, dan kamar tidurnya kembali menjadi gelap.

Kedamaian dan ketenangan menyelimuti Erickson. Dia hanya merasakan kebahagiaan di dalam kamar. Dia segera tertidur.

Keesokan harinya, Erickson menceritakan pengalaman itu kepada ibunya. la merasa lebih dekat dengan Yesus daripada sebelumnya.

Tetapi itu bukanlah akhir dari kisahnya. Beberapa bulan kemudian, Erickson bermimpi tentang hari Sabat. la sudah menghadiri gereja pada hari Minggu sejak ia masih kecil, dan ia terus melakukannya untuk membahagiakan ayahnya. Namun setelah ia masuk sekolah Advent, ia juga mulai pergi ke gereja Advent pada hari Sabat.

Dalam mimpinya, Erickson sedang berdiri di gereja ayahnya selama kebaktian. Tiba-tiba, patung-patung orang kudus yang berjejer di dinding gereja mulai bergerak. Tangan mereka bergerak, dan kaki mereka bergerak. Sambil tertawa, mereka mengejar anak laki-laki yang ketakutan itu di sekitar gereja. Erickson dapat melihat jemaat lain di dalam gereja, tetapi mereka bersikap seolah-olah tidak ada yang aneh.

Tiba-tiba, Erickson melihat cahaya terang namun lembut di pintu gereja. Itu adalah cahaya yang sama dengan yang dia lihat di kamar tidurnya beberapa bulan sebelumnya.

Erickson merasa lega. la merasakan Yesus sudah dekat dan pertolongan sedang dalam perjalanan.

Kemudian makhluk yang telah berdoa di kamar Erickson muncul dari cahaya di pintu gereja. Dia memegang tangan anak itu dan menuntunnya keluar dari gereja. Sekali lagi, anak itu dapat melihat tangan, kaki, tubuh, dan kepala, tetapi ia tidak dapat melihat raut wajahnya.

Begitu sampai di luar, makhluk itu berdiri di antara Erickson dan gereja. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sebaliknya, ia menunjuk ke arah gereja dan kemudian mengguncangnya, memperingatkan anak laki-laki itu untuk tidak beribadah di sana lagi.

Keesokan paginya, Erickson tidak menceritakan mimpinya kepada ibu. la takut sang ibu akan memberitahukannya kepada sang ayah. Ayah ingin dia menjadi seorang pendeta, dan dia takut akan reaksi ayahnya.

Tetapi setelah mimpi itu, Erickson tidak pernah beribadah lagi pada hari Minggu. la merasakan bahwa Yesus sedang membimbingnya ke jalan kebenaran, dan ia ingin mengikuti-Nya. Sang ayah, yang hanya pergi ke gereja pada hari Natal dan Paskah, tidak pernah meminta anak itu untuk kembali ke gerejanya.

Sekitar setahun setelah mimpi itu, Erickson memutuskan untuk memberikan hatinya kepada Yesus dan dibaptis. Dia berusia 13 tahun ketika dia bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Saat ini, Erickson Bala adalah seorang pendeta dan pemimpin gereja yang mengawasi penjangkauan misi di tanah kelahirannya, Kosta Rika. Dia memutuskan untuk membuka rahasia masa lalunya sebagai pengingat pada hari Sabat Ketiga Belas ini bahwa Tuhan sungguh bekerja dalam misi di Divisi Antar-Amerika, yang meliputi Kosta Rika dan Guatemala. Dia secara khusus ingin orang-orang tahu bahwa Tuhan secara aktif mencari hati anak-anak dan orang muda, termasuk mereka yang akan menerima manfaat dari Persembahan Sabat Ketiga Belas hari ini. Sebagian dari persembahan ini akan membantu membuka pusat pengaruh untuk membagikan kasih Yesus kepada anak-anak yang berisiko di Kosta Rika. Proyek-proyek Sabat Ketiga Belas lainnya termasuk dua pusat pengaruh untuk menjangkau anak-anak yang berisiko di Kolombia, dua pusat pengaruh untuk menjangkau masyarakat kelas atas di Meksiko, dan pembangunan sekolah dasar yang besar di Dominika. Terima kasih atas persembahan Anda yang murah hati hari ini.


Tip Cerita:
● Tunjukkan Kosta Rika dan Guatemala di peta.
● unduh foto-foto untuk cerita ini dari Facebook: bit.ly/fb-mq.
● Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi Antar-Amerika: bit. ly/iad-2024.
● Ketahuilah bahwa proyek Sabat Ketiga Belas untuk membuka pusat pengaruh bagi anak-anak yang bermasalah di Kosta Rika berusaha untuk memenuhi tujuan tujuan berikut ini dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh "/Will Go": Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 6, "Untuk meningkatkan aksesi, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak-anak, remaja, dan dewasa muda," dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 7, "Untuk membantu para remaja dan dewasa muda untuk mengutamakan Tuhan dan memberi contoh pandangan dunia yang Alkitabiah." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs webnya: IWillGo2020.org.

Fakta Singkat

Hampir 90 persen spesies kupukupu Amerika Tengah dapat ditemukan di Kosta Rika. Negara ini adalah rumah bagi sekitar 18 persen kupu-kupu dunia.

Pada tahun 2012, pemerintah Kosta Rika memberikan pengakuan khusus pada musik Calypso sebagai bagian dari budaya negara dan identitas sejarah.

Beras dan kacang-kacangan disertakan di hampir setiap makanan Kosta Rika, terutama sarapan. Hidangan nasional Kosta Rika adalah gallo pinto, yang berarti "ayam jantan tutul", dan terdiri dari nasi dan kacang-kacangan ditumis bersama dalam panci untuk menciptakan tampilan berbintik-bintik.


✅ Proyek Sabat Ketiga Belas Berikutnya:
Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan berikutnya akan mendukung tiga proyek di Divisi Amerika Utara:

* Pusat pengaruh untuk penduduk asli Alaska, Bethel, Alaska, Amerika Serikat.

* Penjangkauan misi untuk Sesi General Conference 2025, St. Louis, Missouri, Amerika Serikat.

* Pusat kehidupan perkotaan dan perintisan gereja, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat.

Berita Misi Anak-anak untuk Sabat ke 12, 21 September 2024✨ Judul:"BERDOA UNTUK PERGI KE SEKOLAH"Keya dari DominikaOleh ...
15/09/2024

Berita Misi Anak-anak untuk Sabat ke 12, 21 September 2024

✨ Judul:
"BERDOA UNTUK PERGI KE SEKOLAH"
Keya dari Dominika

Oleh Andrew McChesney

Apakah kamu s**a pergi ke sekolah? Keya sangat mencintai sekolahnya Dominika sehingga ia berdoa dan terus berdoa agar dapat bersekolah setelah terjadi badai yang dahsyat.

Keya tidak selalu bersekolah di Sekolah Dasar Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Ebenezer. Saat kelas satu, dia belajar di rumah oleh ibunya. Jadi, ia sangat gembira ketika mendengar bahwa ia akan masuk kelas dua di sekolah yang sebenarnya.

"Aku akan pergi ke sekolah sungguhan!" serunya dengan gembira.

Keya bangun pagi-pagi sekali di hari pertama sekolah. Dia hampir tidak bisa menahan kegembiraannya, dan dia tersenyum lebar.

Tidak ada yang berubah setelah itu. Setiap hari, dia bangun dengan semangat untuk pergi ke sekolah.

Ketika musim panas tiba, ia tidak sabar untuk kembali ke sekolah untuk memulai kelas tiga di musim gugur. Ketika dia menyelesaikan kelas tiga, dia tidak sabar untuk memulai kelas empat. la sangat menyukai sekolahnya!

Namun, sesuatu yang buruk terjadi beberapa hari sebelum sekolah dibuka untuk kelas empat. Badai besar melanda pulau kecil itu. Angin yang sangat kencang menghancurkan jalan-jalan. Angin kencang merusak jembatan. Angin kencang menghancurkan bangunan-bangunan. Angin kencang menerbangkan atap sekolah keya. Tanpa atap, air membanjiri sekolah, meja dan kursi hancur. Sekolah pun menjadi tidak aman bagi anakanak, dan tidak bisa dibuka untuk kegiatan belajar mengajar. Lebih buruk lagi, tidak ada yang tahu kapan sekolah itu akan diperbaiki.

Keya sangat sedih. Ia berdoa, "Bapa Surgawi, Engkau tahu semua masalah kami, dan kami membutuhkan sekolah baru. Tolong izinkanlah kami mendapatkan sekolah baru."

la berdoa setiap malam. Teman-teman sekelasnya juga berdoa.Guru-guru di sekolah juga berdoa.

Enam pekan berlalu. Keya mulai bosan duduk di rumah. la tidak bisa keluar rumah karena keadaan tidak aman. Para pekerja sedang berusaha memperbaiki jalan, jembatan, dan bangunan yang hancur akibat badai. Sepertinya semua orang di pulau itu terjebak di rumah.

Keya terus berdoa, "Bapa di surga, Engkau tahu semua masalah kami, dan kami membutuhkan sekolah baru. Tolong izinkan kami mendapatkan sekolah baru."

Kemudian, pada suatu sore, ayah berkata kepada Keya, "Kamu bisa pergi ke sekolah."

Sekolah umum telah setuju untuk mengizinkan anak-anak dari sekolah Advent untuk belajar di ruang kelasnya di sore hari.

Keya sangat senang! la akhirnya bisa keluar rumah. la akhirnya bisa bertemu dengan teman-temannya lagi. Dia tidak sabar untuk segera tidur dan mengucap syukur kepada Tuhan.

"Terima kasih, Tuhan! Terima kasih, Tuhan!" dia berdoa.

Di hari pertama di sekolah yang baru, teman-teman Keya berlari memeluknya. Senang sekali rasanya!

Anak-anak belajar di sekolah umum selama enam bulan. Kemudian atap sekolah Advent akhirnya diperbaiki, dan mereka bisa pindah kembali. Keya sangat senang!"

Hari ini, Keya memiliki doa yang baru. Seperti dia, banyak anak yang ingin belajar di sekolah Advent, tetapi tidak ada cukup ruang untuk mereka semua. Dia berdoa agar Tuhan menolong supaya sekolah itu dapat pindah ke gedung yang lebih besar.

la berdoa, "Bapa Surgawi yang terkasih, saya berdoa agar kiranya Engkau memberi kami dana untuk membangun gedung sekolah yang baru. Saya berterima kasih kepada-Mu atas segala sesuatu yang Engkau berikan kepada kami. Dalam nama Yesus, Amin."

Keya tahu bahwa Tuhan mendengar doanya, seperti yang Dia lakukan setelah badai dahsyat itu. Ayahnya, seorang arsitek, telah merancang sebuah gedung sekolah yang lebih besar, dan sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu biaya pembangunannya di ibu kota Dominika, Roseau. Terima kasih atas rencana persembahan yang murah hati pekan depan.


Tip Cerita:
• Tunjukkan Dominika di peta. Kemudian tunjukkan ibu kota Dominika, Roseau, di mana Persembahan Sabat Ketiga Belas akan membantu membangun sebuah sekolah dasar.
• Ketahuilah bahwa Dominika diucapkan dengan penekanan pada suku kata ketiga: daa-muh-NEE-kuh. nama
• Ucapkan Keya sebagai: KEY-ya. Tonton video YouTube singkat tentang Keya: bit.ly/Keya.
• Tantang anak-anak untuk berdoa seperti Keya dan berharap Tuhan akan mendengarnya. Matius 7:7 berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu."
• Unduh foto-foto untuk cerita ini dari Facebook: bit.ly/fb-mq.
• Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi AntarAmerika: bit.ly/iad-2024.
• Ketahuilah bahwa kisah misi ini mengilustrasikan tujuan berikut dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh "I Will Go": Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5, "Memuridkan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus"; Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 6, "Meningkatkan aksesi, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak, remaja, dan dewasa muda"; dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 7, "Untuk membantu kaum muda dan dewasa muda menempatkan Tuhan sebagai yang pertama dan memberikan contoh pandangan yang alkitabiah." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: iWillGo2020.org.

NEGARA YANG LUAR BIASA
Laut Karibia di sekitar Dominika adalah rumah bagi banyak ikan paus dan lumba-lumba, termasuk sperma ikan paus, lumba-lumba pemintal, lumba-lumba pantropis bintik, dan lumba-lumba bottlenose.

Berita Misi Dewasa untuk Sabat ke 12, 21 September 2024✨ Judul:"BERDOA UNTUK TIGA ORANG"Stephanie dari Kosta Rika Oleh A...
15/09/2024

Berita Misi Dewasa untuk Sabat ke 12, 21 September 2024

✨ Judul:
"BERDOA UNTUK TIGA ORANG"
Stephanie dari Kosta Rika

Oleh Andrew McChesney

Ketika Stephanie dan calon suaminya mulai membicarakan tentang keinginan untuk membentuk sebuah keluarga di negara asalnya, Kosta Rika, mereka menyadari bahwa mereka memiliki kesamaan. Mereka berdua ingin memiliki dua anak kandung dan mengadopsi anak ketiga.

Namun, lima tahun setelah pernikahan mereka, pasangan ini belum juga memiliki anak. Jadi, mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi.

Namun, agen adopsi Kosta Rika memberi tahu mereka bahwa hal itu tidak akan mudah. Mereka harus menunggu dalam antrean yang panjang, dan tidak ada jaminan bahwa mereka akan mendapatkan seorang bayi. Anak yang ditawarkan untuk diadopsi boleh jadi remaja.

Beberapa bulan kemudian, Stephanie hamil seorang anak perempuan. Tiga tahun kemudian, dia melahirkan seorang anak laki-laki. Sembilan tahun berlalu, dan dia dan suaminya teringat akan keinginan mereka untuk mengadopsi seorang anak. Tetapi siapa? Kapan? Di mana? Dan bagaimana caranya?

"Tidak masalah, saya akan berdoa," kata Stephanie kepada suaminya. "Saya akan meminta Tuhan agar anak itu datang kepada kita dan bukankita yang mencari anak itu."

Stephanie berdoa. Kemudian dia melupakannya.

Pada suatu hari Sabat, Stephanie memberikan pelajaran Alkitab kepada seorang pengunjung yang baru pertama kali datang ke gereja pada hari itu.

Wanita itu setuju, dan berkata, "Datanglah ke rumah saya. Saya adalah ibu dari 10 orang anak."

Ternyata wanita itu adalah seorang pengasuh di sebuah panti asuhan. Panti asuhan itu terdiri dari 15 rumah dengan 10 anak di setiap rumah. Seorang pengasuh mengawasi setiap rumah.

Stephanie pergi ke panti asuhan tersebut dan memberikan pelajaran Alkitab kepada pengasuh dan 10 anaknya. Pengasuh tersebut memberikan hatinya kepada Yesus dan dibaptis.

Pimpinan panti asuhan, yang melihat bahwa pelajaran Alkitab yang diberikan berdampak positif bagi pengasuh dan pekerjaannya, meminta Stephanie untuk memberikan pelajaran Alkitab di 14 rumah lainnya di panti asuhan tersebut. Stephanie menyampaikan.permintaan tersebut kepada dewan gereja, dan gereja mengirimkan anggota jemaatnya ke 14 rumah tersebut. Stephanie ditugaskan di Rumah No. 7.

Michelle yang berusia sebelas tahun tinggal di Rumah No. 7.

Sejak hari pertama, Michelle menarik perhatian Stephanie. Dia membawakan tas Stephanie. Dia sangat perhatian, dan dia berpartisipasi dalam pelajaran Alkitab. Wanita dan gadis itu membentuk ikatan yang erat.

Dengan izin dari panti asuhan, Stephanie membawa Michelle ke pertemuan penginjilan, dan dia dibaptis. Kemudian gadis itu mulai bertanya, "Mengapa Anda tidak mengadopsi saya?"

Stephanie berpikir, "Mengapa saya tidak mengadopsinya?" Di rumah, dia memberi tahu suaminya tentang permintaan itu. Pasangan itu bertanya-tanya apakah Michelle mungkin adalah anak yang mereka doakan untuk diadopsi. Mereka meminta petunjuk dari Tuhan.

Kemudian Stephanie teringat akan sebuah pengalaman yang terjadi tiga atau empat tahun sebelumnya, jauh sebelum ia bertemu dengan Michelle. Dia telah mengundang seorang wanita untuk membagikan kesaksian pribadinya di gereja. Wanita itu telah mengunjungi berbagai gereja untuk menceritakan kisahnya tentang masuk penjara, kehilangan enam anaknya karena pelayanan sosial, dan menjadi seorang Advent setelah mendengarkan radio Advent di penjara. Wanita itu tidak pernah datang ke gereja Stephanie, dan Stephanie telah kehilangan kontak dengannya.

Sekarang Stephanie bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada wanita itu. Dia melihat di media sosial dan melihat bahwa wanita itu telah meninggalkan gereja Advent. Ketika dia menelusuri akun media sosial wanita itu, dia melihat foto Michelle dengan tulisan, "Bayiku."

Stephanie sangat terkejut. Wanita itu adalah ibu dari Michelle di panti asuhan.

Beberapa hari kemudian, Stephanie melihat Michelle di sebuah pesta ulang tahun di Rumah No. 7. Selama pesta, Michelle bertanya apakah dia bisa meminjam telepon Stephanie, dengan mengatakan, "Apakah kamu ingin bertemu dengan ibuku?" Ketika Stephanie mengangguk, gadis itu menemukan foto ibunya secara online dan menunjukkannya kepada Stephanie. Wanita itu adalah wanita yang diundang Stephanie untuk berbicara di gerejanya.

Bagi Stephanie, itu semua adalah konfirmasi yang dia butuhkan. Dia yakin bahwa Tuhan telah mengirimkan Michelle kepada keluarganya untuk diadopsi.

Stephanie berbicara dengan pimpinan panti asuhan tentang proses adopsi. Dia meyakinkan sang direktur bahwa dia tidak tahu kalau teman media sosialnya adalah ibu dari Michelle saat pertama kali datang ke panti asuhan. Direktur tersebut meyakinkan Stephanie bahwa tidak akan ada masalah jika dia tidak pernah menghubungi ibunya lagi.

Dalam waktu singkat, Michelle pindah ke rumah barunya. Saat itu dia berusia 12 tahun. Butuh waktu empat tahun lagi baginya untuk diadopsi secara resmi, tetapi itu tidak masalah. Dia sudah merasa seperti di rumah sendiri.

Saat ini, Stephanie sangat bahagia. Impiannya telah menjadi kenyataan. Dia memiliki dua anak kandung dan seorang anak perempuan yang diadopsi.

Kisah misi ini memberikan gambaran kehidupan di Kosta Rika dan tantangan misi di sana. Persembahan Sabat Ketiga Belas Sabat berikutnya akan membantu membuka pusat pengaruh di mana kasih Yesus dapat dibagikan kepada anak-anak yang bermasalah, termasuk anak-anak yatim piatu.


Tip Cerita:
● Tampilkan Kosta Rika di peta.
● Tonton video singkat Michelle di YouTube: bit.ly/IAD-Michelle.
● Unduh foto untuk cerita ini dari Facebook: bit.ly/fb-mq.
● Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari divisi Antar-Amerika: bit.ly/iad-2024.
● Ketahuilah bahwa kisah misi ini mengilustrasikan tujuan berikut dari rencana strategis GMAHK "I Will Go": Tujuan Misi No. 1, "Untuk menghidupkan kembali konsep misi di seluruh dunia dan pengorbanan untuk misi sebagai cara hidup yang tidak hanya melibatkan para pendeta tetapi juga setiap anggota gereja, baik tua maupun muda, dalam s**acita bersaksi bagi Kristus dan memuridkan"; Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 6, "Meningkatkan aksesi, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak-anak, remaja, dan dewasa muda"; dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 7, "Membantu remaja dan dewasa muda untuk mengutamakan Tuhan dan memberikan teladan tentang pandangan dunia yang alkitabiah." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.

Fakta Singkat:
● Kosta Rika berarti "Pantai Kaya" dalam bahasa Spanyol.
● Pada tanggal 1 Desember 1948, Kosta Rika meniadakan pas**annya. Anggaran yang sebelumnya digunakan untuk militer sekarang berdedikasi untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Address

Jalan Wamena-Kurima, Sogokmo
Wamena
99511

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Berita Misi Advent ID posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category