
13/10/2025
Niatnya memberi asupan bergizi, apa daya petaka yang datang menyapa.
Tabir misteri di balik kasus dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Karanglewas Kidul akhirnya tersibak.
Setelah beberapa waktu diselimuti tanda tanya, laporan hasil uji laboratorium akhirnya tiba di meja Satgas MBG Banyumas.
Hasilnya lugas, sampel makanan dan minuman yang diperiksa dinyatakan tidak steril.
Musuh tak kasat mata itu kini punya nama.
Bakteri Escherichia coli ditemukan menyelinap di dalam makanan, sementara kerabatnya, bakteri Coliform, mencemari air minum galon yang digunakan untuk memasak.
Menurut Ketua Satgas, Dwi Asih Lintarti, celah kontaminasi ini bisa datang dari mana saja.
Mulai dari kebersihan dapur sang penyedia pangan, tangan-tangan yang mengolahnya, hingga proses penyajian yang seringkali dianggap sepele.
Bahan makanan yang segar sekalipun bisa menjadi berbahaya jika proses setelahnya abai terhadap higienitas.
Salah satu titik paling rawan, katanya, adalah momen saat makanan yang masih panas langsung ditutup rapat dalam kemasan.
Uap yang terperangkap di dalam menciptakan surga lembab bagi bakteri untuk berkembang biak.
Idealnya, jeda waktu antara makanan matang hingga disantap tidak boleh lebih dari empat jam.
Sebuah detail kecil yang ternyata bisa menjadi penentu antara gizi dan racun.
Kini, Pemerintah Kabupaten Banyumas bersiap melakukan evaluasi menyeluruh agar piring-piring gizi yang disajikan benar-benar membawa sehat, bukan mudarat.
Program ambisius dengan niat mulia sudah ada.
Namun, bagaimana cara terbaik untuk memastikan pengawasan di tingkat 'dapur' bisa seketat dan sekuat niat awalnya?
Baca berita selengkapnya di Tribun Banyumas melalui link di bio.