Bilsame Apparel

Bilsame Apparel Novel Original Penerbit SINAR KEJORA Grup
Pemesanan Via Inbox or WA 081325886395 atau 087725358555

Sinar Kejora menerbitkan buku-buku bermutu dengan beragam tema, seperti agama islam, novel, motivasi, biografi, musik dll.

Senyum Di Tengah KegetiranDi tengah reruntuhan bangunan yang dahulu adalah rumah mereka, dua anak kecil, Nour dan Zaid, ...
19/06/2025

Senyum Di Tengah Kegetiran

Di tengah reruntuhan bangunan yang dahulu adalah rumah mereka, dua anak kecil, Nour dan Zaid, duduk berdekatan. Lautan debu masih menutupi jalan-jalan yang dulu ramai, kini menjadi sunyi. Hanya suara bom yang terdengar sesekali, mengguncang bumi Palestina, negeri yang hampir setiap harinya dijatuhkan beban peperangan.

Nour, seorang gadis berusia sembilan tahun, mengenakan pakaian lusuh yang sudah robek di beberapa bagian. Matanya yang lelah dan penuh kedukaan tidak mampu menutupi kecerdasannya yang tajam. Ia melihat dunia yang sangat berbeda dari teman-temannya di tempat lain. Tak ada taman bermain, tak ada sekolah yang penuh dengan tawa, dan tak ada liburan yang ceria. Hanya ada serpihan-serpihan harapan yang terdampar di setiap sudut kota yang hancur.

Zaid, kakak Nour yang berusia dua tahun lebih tua, memegang sebuah buku yang sudah lecek dan kertasnya mulai menguning. Buku itu adalah sisa-sisa peninggalan sekolah yang pernah ada. Zaid masih berusaha membaca huruf-huruf yang tampak samar, sementara Nour dengan sabar duduk di sampingnya, menuntun kakaknya. Di tengah puing-puing ini, mereka belajar apa yang bisa mereka pelajari.

"Zaid, ayo baca ini... ini huruf Alif," kata Nour dengan suara lembut, seakan memecah keheningan yang penuh kesedihan.

Zaid menatap dengan penuh tekad meski perutnya sudah lama kosong. Sering kali mereka hanya bisa mengisi perut dengan apa yang bisa ditemukan di jalanan—tumpukan roti kering atau kadang hanya air yang sudah terkontaminasi. Tapi mereka tetap berjuang. Karena di Palestina, anak-anak seperti Nour dan Zaid tidak tahu apa artinya menyerah.

Perang ini tidak pernah berhenti menghancurkan segalanya, dari rumah hingga sekolah, dari orang dewasa hingga anak-anak. Namun, di balik penderitaan itu, ada secercah kekuatan yang tak tergoyahkan dalam diri mereka. Mereka bukan hanya anak-anak yang harus menahan derita, tetapi juga pejuang kecil yang tetap bangkit meskipun dunia mereka terkoyak. Mereka tahu, seperti kata ayah mereka yang telah gugur di medan perang, "Jangan pernah biarkan senyumanmu pudar. Karena senyumanmu adalah senjata terkuatmu."

Di setiap malam yang sunyi, ketika suara ledakan berhenti, mereka berbaring di sisa-sisa tembok yang masih berdiri tegak, berusaha tidur meski takut. Namun, mereka tetap tersenyum, meski senyum itu hanya bisa mereka bagi dengan diri mereka sendiri. Mereka tahu bahwa meski malam ini gelap dan penuh ketakutan, pagi esok akan datang dengan harapan baru—bahwa mereka adalah bangsa yang kuat, yang tak akan pernah tunduk.

Ada satu kejadian yang tak terlupakan bagi Nour dan Zaid. Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan mencari makanan, sebuah roket jatuh tidak jauh dari tempat mereka. Debu tebal menyelimuti tubuh mereka, dan tubuh kecil Nour jatuh terdorong. Namun, saat Zaid memanggilnya dengan cemas, dia bangkit dengan cepat, meski tangannya bergetar. Ia tersenyum lemah, lalu berkata, "Kita harus terus berjalan, Zaid. Kita harus menunjukkan bahwa kita tidak akan menyerah. Ayah bilang, kita adalah bangsa yang kuat."

Zaid memandang kakaknya. Meski masih kecil, ia tahu kata-kata itu adalah kunci dari segala yang mereka hadapi. Mereka bukan hanya anak-anak yang terperangkap dalam kekerasan. Mereka adalah simbol dari harapan yang tak pernah padam.

Hari demi hari berlalu, dengan keberanian yang terpatri dalam setiap langkah mereka. Meskipun mereka tidak memiliki banyak makanan atau tempat yang aman, dan meskipun perasaan takut kerap kali datang, mereka selalu bertahan. Mereka tahu bahwa perjuangan mereka tidak hanya untuk hari ini, tetapi untuk masa depan tanah yang mereka cintai.

Senyum Nour dan Zaid adalah bukti bahwa meskipun dunia ini keras dan penuh luka, kekuatan yang mereka miliki tidak bisa dihancurkan. Mereka adalah bukti bahwa, dalam kegetiran perang sekalipun, harapan akan selalu ada, hidup dalam hati setiap anak yang lahir di bumi Palestina.

"Selalu ada cahaya, walaupun gelap sekali pun," bisik Nour di malam yang sepi, matanya menatap langit yang kelam, berharap bahwa suatu hari nanti, mereka akan hidup dalam damai.

Address

Jalan Nyi Adisoro Gang Sambirejo 1 No 12A, Prenggan
Yogyakarta City
55161

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bilsame Apparel posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Bilsame Apparel:

Share

Category