AlkhamduliLLAAH

AlkhamduliLLAAH Berjuang lah untuk tetap istiqomah

14/08/2024

Tafsir ibnu Katsir surat Ali 'Imron, ayat 45-46-47

"(Ingatlah) ketika malaikat berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya ALLAAH menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya Al-Masikh "Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada ALLAAH), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia adalah seorang di antara orang-orang yang sholikh." Maryam berkata, "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.'' ALLAAH Berfirman (dengan perantaraan Jibril), "Demikianlah ALLAAH menciptakan apa yang dikehendaki-Nya." Apabila ALLAAH berkehendak menetapkan sesuatu, maka ALLAAH hanya cukup berkata kepadanya, "Jadilah," lalu jadilah dia.

{إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (45) وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ الصَّالِحِينَ (46) قَالَتْ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (47) }

Hal ini merupakan berita gembira yang disampaikan oleh malaikat kepada Maryam, bahwa kelak dia akan mempunyai seorang anak yang agung dan mempunyai peran yang besar. ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala Berfirman:

{إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ}

(Ingatlah) ketika malaikat berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya ALLAAH menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya." (Ali Imron: 45)

Yakni seorang anak yang proses kejadiannya hanya melalui kalimat (perintah) dari ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala, yaitu dengan ucapan, "Kun (jadilah)," maka jadilah dia. Hal inilah yang dimaksud dengan tafsir Firman-Nya:

{مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ}

yang membenarkan kalimat (yang datang) dari ALLAAH. (Ali Imron: 39)

menurut pendapat jumhur ulama, sebagaimana yang telah disebutkan penjelasannya.

*******************

اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ

namanya Al-Masikh 'Isa putra Maryam. (Ali Imron: 45)

Yakni nama itulah yang terkenal baginya di dunia, semua orang mukmin mengetahuinya.

Menurut sebagian ulama Salaf, ia dinamakan Al-Masikh karena banyak melakukan pengembaraan. Menurut pendapat yang lainnya, ia dinamakan demikian karena kedua telapak kakinya rata, tidak ada lekukan dan tonjolannya.

Menurut pendapat yang lainnya lagi, ia dinamakan Al-Masikh karena apabila ia mengusap seseorang yang mempunyai penyakit, maka dengan seizin ALLAAH orang tersebut sembuh dari penyakitnya.

Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala:

{عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ}

'Isa putra Maryam. (Ali Imron: 45),

menunjukkan pengertian bahwa namanya dinisbatkan kepada ibunya, karena ia tidak berayah.

{وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ}

seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada ALLAAH). (Ali Imron: 45)

Artinya, dia adalah orang yang terkemuka dan mempunyai kedudukan di sisi ALLAAH ketika di dunia, karena wahyu diturunkan oleh ALLAAH kepadanya berupa syari'at agama, dan ALLAAH menurunkan Al-Kitab kepadanya serta hal-hal lainnya yang dianugerahkan ALLAAH kepadanya. Sedangkan di akhirat nanti dia dapat memberi syafa'at di sisi ALLAAH terhadap orang-orang yang diizinkan-Nya untuk diberi syafa'at. Lalu ALLAAH menerima syafa'atnya karena mengikuti jejak saudara-saudaranya dari kalangan ulul azmi. Semoga ALLAAH melimpahkan sholawat dan salam-Nya kepada mereka semua.

*******************

Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala:

وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا

dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa. (Ali Imron: 46)

yang isi pembicaraannya ialah menyeru manusia untuk menyembah kepada ALLAAH saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal itu dilakukan selagi ia masih bayi, sebagai mukjizat dan tanda kekuasaan ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala Juga ia berbicara setelah dewasa, yaitu ketika ALLAAH telah menurunkan wahyu kepadanya.

وَمِنَ الصَّالِحِينَ

dan dia adalah seorang di antara orang-orang yang sholikh. (Ali Imron: 46)

yaitu dalam semua ucapan dan amal perbuatannya berdasarkan ilmu yang benar dan amal yang sholikh.

Mukhammad ibnu Iskhaq meriwayatkan dari Yazid ibnu AbduLLAAH ibnu Qosit, dari Mukhammad ibnu Syurohbil, dari Abu Huroiroh yang menceritakan bahwa RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam pernah bersabda: Tidak ada seorang pun semasa bayinya dapat berbicara kecuali 'Isa dan teman Juroij.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abus Saqr Yahya ibnu Mukhammad ibnu Quza'ah, telah menceritakan kepada kami Al-Husain (yakni Al-Marwazi), telah menceritakan kepada kami Jarir (yakni Ibnu Abu Hazim), dari Mukhammad, dari Abu Huroiroh, dari Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam yang telah bersabda: Tidak ada yang dapat berbicara di dalam buaian kecuali tiga orang, yaitu 'Isa, bayi yang ada di masa Juroij, dan bayi lainnya (anak Masyithoh).

*******************

Setelah Maryam mendengar berita gembira yang disampaikan oleh malaikat kepadanya dari ALLAAH Subkhanahu wa Ta'ala, maka ia berkata dalam munajatnya:

رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ

Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun? (Ali Imron: 47)

Maryam bertanya, "Bagaimana aku dapat mempunyai anak, sedangkan aku tidak bersuami, dan tidak p**a aku berniat untuk bersuami, serta aku bukan wanita yang nakal?" Maka malaikat berkata kepadanya, menjawab pertanyaan tersebut:

{كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ}

Demikianlah ALLAAH menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. (Ali Imron: 47).

Yakni demikianlah urusan ALLAAH itu Mahahebat, tiada sesuatu pun yang melemahkan-Nya, dan hal ini dijelaskan melalui Firman-Nya: menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. (Ali Imron: 47) dan tidak disebutkan dengan kalimat, "Demikianlah ALLAAH berbuat apa yang dikehendaki-Nya," seperti yang terdapat di dalam kisah Zakaria. Melainkan disebutkan di sini dengan jelas dan tegas bahwa ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, tujuannya ialah agar tidak ada jalan bagi orang yang ingkar untuk meragukannya. Lalu hal tersebut diperkuat lagi oleh Firman selanjutnya, yaitu:

{إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ}

Apabila ALLAAH berkehendak menetapkan sesuatu, maka ALLAAH hanya cukup berkata kepadanya, "Jadilah," lalu jadilah dia. (Ali Imron: 47)

Yakni sesuatu itu jadi setelah diperintahkan oleh ALLAAH, tanpa ada keterlambatan barang sedikit pun. Begitu ALLAAH mengatakan, "Kun" maka jadilah ia seketika itu juga. Perihalnya sama dengan pengertian yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu Firman-Nya:

وَما أَمْرُنا إِلَّا واحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ

Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (Al-Qomar. 50)

Yakni sesungguhnya Kami hanya mengatakan sekali perintah tanpa mengulanginya lagi, maka terjadilah apa yang Kami kehendaki itu dengan cepat seperti kejapan mata.

12/08/2024

Tafsir ibnu Katsir surat Ali 'Imran ayat 42-43-44

"Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya ALLAAH telah memilih kamu, menyucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, ta'atlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk." Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghoib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Mukhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa."
{وَإِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاءِ الْعَالَمِينَ (42) يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ (43) ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ (44) }

ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala menceritakan khitab malaikat yang ditujukan kepada Maryam 'alaihissalam atas perintah dari ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala yang isinya menyatakan bahwa ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala telah memilihnya menjadi wanita yang terpilih, karena ibadahnya yang banyak, zuhudnya, kemuliaannya, dan kesuciannya dari semua kotoran dan godaan setan. ALLAAH memilihnya kembali dari suatu waktu ke waktu yang lain karena kemuliaan yang dimilikinya berada di atas semua wanita di dunia (pada masanya).

Abdur Rozzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab sehubungan dengan Firman-Nya: Sesungguhnya ALLAAH telah memilih kamu, menyucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (Ali Imron: 42) Bahwa Abu Huroiroh RodhiyaLLAAHU 'Anhu pernah menceritakan bahwa RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam telah bersabda: Sebaik-baik wanita yang naik unta ialah wanita Quroisy, paling penyayang kepada anak semasa masih bayi, dan paling memelihara kehormatan diri suami, sedangkan Maryam binti Imron belum pernah naik unta sama sekali.

Tidak ada yang mengetengahkannya dari jalur ini selain Imam Muslim, karena sesungguhnya Imam Muslim telah meriwayatkannya dari Mukhammad ibnu Rofi' dan Abdu ibnu Humaid; keduanya meriwayatkan hadits ini dari Abdur Rozzaq.

Hisyam ibnu Urwah meriwayatkan dari ayahnya, dari AbduLLAAH ibnu Ja'far, dari 'Ali ibnu Abu Tholib RodhiyaLLAAHU 'Anhu yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam bersabda: Sebaik-baik wanitanya adalah Maryam binti Imron, dan sebaik-baik wanitanya adalah Khodijah binti Khuwailid.

Imam Bukhori dan Imam Muslim mengetengahkan hadits yang semisal melalui Hisyam dengan lafadz yang sama.

Imam Turmudzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakr ibnu Zanjawaih, telah menceritakan kepada kami Abdur Rozzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qotadah, dari Anas, bahwa RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam pernah bersabda: Cukuplah bagimu dari wanita di dunia ini dengan Maryam binti Imron, Khodijah binti Khuwailid, Fatimah binti Mukhammad, dan Asiah istri Fir'aun.

Hadits ini hanya diketengahkan oleh Imam Turmudzi sendiri, dan ia menilainya shokhih.

AbduLLAAH ibnu Abu Ja'far Ar-Rozi menceritakan dari ayahnya bahwa Tsabit Al-Bannani pernah menceritakan dari Anas ibnu Malik bahwa RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam telah bersabda: Sebaik-baik wanita di dunia ada empat orang, yaitu Maryam binti Imron, Asiah istri Fir'aun, Khodijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti RosuluLLAAH.

Hadits ini diriwayatkan p**a oleh Ibnu Murdawaih.

Ibnu Murdawaih meriwayatkan p**a dari jalur Syu'bah, dari Mu'awiyah ibnu Qurroh, dari ayahnya yang menceritakan bahwa RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam pernah bersabda: Orang lelaki yang mencapai kesempurnaan banyak jumlahnya, tetapi dari kalangan wanita hanya ada tiga orang, yaitu Maryam binti Imron, Asiah istri Fir'aun, dan Khodijah binti Khuwailid. Sedangkan keutamaan A'isyah atas kaum wanita sama dengan keutamaan makanan Sarid atas makanan lainnya.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Adam Al-Asqolani, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Murroh; ia pernah mendengar Murroh Al-Hamdani menceritakan hadits berikut dari Abu Musa Al-Asy'ari yang menceritakan bahwa RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam pernah bersabda: Telah mencapai kesempurnaan orang-orang banyak dari kalangan kaum lelaki, tetapi tidak ada yang mencapai kesempurnaan dari kalangan kaum wanita selain Maryam binti Imron dan Asiah istri Fir'aun.

Jama'ah menceritakan p**a hadits ini selain Imam Abu Daud melalui berbagai jalur dari Syu'bah dengan lafadz yang sama.

Lafadz yang diketengahkan oleh Imam Bukhori adalah seperti berikut:

Banyak dari kaum lelaki yang mencapai tingkat kesempurnaan, tetapi dari kalangan kaum wanita tidak ada yang mencapai tingkat kesempurnaan kecuali Asiah istri Fir'aun dan Maryam binti Imron, dan sesungguhnya keutamaan A'isyah dibandingkan dengan wanita-wanita lainnya sama dengan keutamaan makanan Sarid di atas semua jenis makanan.

Kami memerincikan hadits ini berikut semua lafadznya dalam kisah 'Isa ibnu Maryam 'alaihissalam di dalam kitab kami yang berjudul Al-Bidayah wan Nihayah.

*******************

Kemudian ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala kembali menceritakan khitab para malaikat kepada Maryam, bahwa mereka memerintahkannya untuk banyak melakukan ibadah, khusyuk, rukuk, dan sujud serta membiasakan diri beramal, karena ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala hendak menganugerahkan kepadanya suatu perkara yang telah ditakdirkan-Nya untuk dia. Anugerah tersebut merupakan batu ujian baginya dan meninggikan derajatnya di dua negeri (dunia dan akhirat). Melalui dirinya ALLAAH akan menampilkan kekuasaan-Nya yang besar, yaitu ALLAAH akan menciptakan darinya seorang anak tanpa ayah.

Untuk itu ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala Berfirman:

{يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ}

Hai Maryam, ta'atlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. (Ali Imron: 43)

Yang dimaksud dengan al-qunut ialah ta'at dengan penuh kekhusyukan, seperti pengertian yang terkandung di dalam Firman-Nya:

بَلْ لَهُ مَا فِي السَّماواتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قانِتُونَ

Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. (Ar-Rum: 26)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Amr dan Ibnul Haris, bahwa Darij yang dikenal dengan sebutan Abus Samh pernah menceritakan hadits berikut kepadanya, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id, dari RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam yang telah bersabda: Setiap kalimat yang ada di dalam Al-Qur-an disebut di dalamnya lafadz al-qunut, artinya ta'at.

Ibnu Jarir meriwayatkannya p**a melalui jalur Ibnu Luhai'ah dari Darij dengan lafadz yang sama, tetapi di dalam hadits ini terkandung nakaroh (predikat mungkar).

Mujahid mengatakan bahwa Maryam 'alaihissalam selalu berdiri (melakukan ibadah) sehingga kedua telapak kakinya bengkak-bengkak. Al-qunut artinya rukuk yang lama di dalam sholat, yakni karena mengamalkan perintah yang terkandung di dalam Firman-Nya: Hai Maryam, berqunutlah kepada Tuhanmu. (Ali Imron: 43)

Al-Hasan mengatakan bahwa makna uqnuti lirabbiki ialah sembahlah Tuhanmu. sujudlah dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. (Ali Imron: 43) Yakni jadilah kamu seorang dari mereka yang rukuk.

Al-Auza'i mengatakan bahwa Maryam tetap tinggal di dalam mihrobnya seraya rukuk, sujud, dan berdiri, hingga air kuning keluar dari telapak kakinya. Semoga ALLAAH melimpahkan keridhoan-Nya kepadanya dan memberinya pahala yang memuaskan.

Al-Hafidz Ibnu Asakir menyebutkan di dalam kitab Turjumah melalui jalur Mukhammad ibnu Yunus Al-Kadimi (yang masih diragukan), telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Bahr ibnu Barri, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Al-Auza'i, dari Yahya ibnu Abu Katsir sehubungan dengan Firman-Nya: Hai Maryam, ta'atlah kepada Tuhanmu dan sujudlah (kepada-Nya). (Ali Imron: 43) bahwa Maryam terus-menerus melakukan sujud hingga air kuning turun ke kedua matanya.

Ibnu Abud Dunya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Damroh, dari Syauzab yang mengatakan bahwa Maryam 'alaihissalam selalu mandi di setiap malamnya.

*******************

Kemudian ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala Berfirman kepada Rosul-Nya ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam sesudah memaparkan kepadanya dengan jelas semua kisah tersebut, yaitu:

ذلِكَ مِنْ أَنْباءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghoib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Mukhammad). (Ali Imron: 44)

Yang dimaksud dengan wahyu ialah kisah yang diceritakan kepada Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam

وَما كُنْتَ لَدَيْهِمْ

padahal kamu tidak hadir beserta mereka. (Ali Imron: 44)

Yakni kamu, hai Mukhammad, tidaklah bersama mereka. Karena itu, lalu kamu dapat menceritakan kepada mereka kejadian yang engkau saksikan. Melainkan ALLAAH memperlihatkannya kepadamu hal tersebut, seakan-akan kamu ikut hadir dan menyaksikan apa yang terjadi di antara mereka ketika mereka melakukan undian perihal Maryam, yakni siapakah di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Demikian itu dilakukan karena keinginan mereka untuk mendapat pahala ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qosim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepadaku Hajaj, dari Ibnu Juroij, dari Al-Qosim ibnu Buzzah, bahwa ia telah menceritakan kepadanya dari Ikrimah, juga dari Bakr, dari Ikrimah yang menceritakan bahwa Maryam dikeluarkan dari kemahnya, lalu dibawa ke tempat Banil Kahin, keturunan Harun, saudara Musa 'alaihissalam Ketika itu mereka sedang mengecat bagian dari Baitul Maqdis yang letaknya lurus dengan Ka'bah. Lalu ibu Maryam berkata kepada mereka, 'Terimalah oleh kalian bayi naziroh ini, karena sesungguhnya aku telah menazarkannya untuk berkhidmat pada Baitul Maqdis. Sedangkan dia adalah bayi perempuan, dan tidak boleh ada orang berhaid yang masuk masjid, tetapi aku tidak akan membawanya kembali p**ang ke rumahku." Mereka menjawab, "Ini adalah anak perempuan imam kita (Imron adalah imam sholat mereka) dan pemimpin kurban kami," Maka Zakaria berkata, "Serahkanlah dia kepadaku, karena sesungguhnya bibi bayi itu adalah istriku." Mereka berkata, "Kami belum puas, mengingat dia adalah anak perempuan imam kami." Yang demikian itu terjadi ketika mereka akan melakukan undian dengan pena-pena yang biasa mereka gunakan untuk menulis kitab Taurot, dan ternyata undian yang keluar adalah pena milik Zakaria 'alaihissalam Akhirnya ia memelihara Maryam.

Ikrimah menceritakan p**a, begitu juga As-Saddi, Qotadah, dan Ar-Robi' ibnu Anas serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, kisah sebagian dari mereka dimasukkan ke dalam kisah sebagian yang lain, bahwa mereka pergi ke Sungai Yordan, lalu melakukan undian di sungai tersebut, dengan ketentuan bahwa mereka diharuskan melempar pena-pena mereka ke dalam sungai itu. Barang siapa yang penanya tetap bertahan melawan arus air, maka dialah yang bakal memelihara Maryam. Lalu mereka melemparkan penanya masing-masing, tetapi semuanya hanyut dibawa oleh arus air sungai, kecuali pena milik Zakaria yang tetap berada di tempatnya. Menurut suatu pendapat, pena Zakaria justru bergerak melawan arus air. Selain itu Zakaria adalah pemimpin dan penghulu mereka, juga orang yang paling 'alim di antara mereka, serta imam dan Nabi mereka.

02/08/2024

Tafsir ibnu Katsir surat Ali 'Imron ayat 38-39-40-41

Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedangkan ia tengah berdiri sholat di mihrob, "Sesungguhnya ALLAAH menggembirakan kalian dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari ALLAAH. Menjadi ikutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi serta keturunan orang-orang sholikh. Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedangkan aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?" "Demikianlah ALLAAH berbuat apa yang dikehendaki-Nya." Berkata Zakaria, "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung)." ALLAAH Berfirman, "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari."
{هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ (38) فَنَادَتْهُ الْمَلائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (39) قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (40) قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ إِلا رَمْزًا وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ (41) }

Ketika Zakaria melihat bahwa ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala telah memberi Maryam rezeki berupa buah-buahan musim dingin pada musim panas dan buah-buahan musim panas pada musim dingin, maka saat itulah ia menginginkan punya seorang anak, sekalipun usianya telah lanjut dan tulang-tulang tubuhnya telah rapuh, uban telah mewarnai semua rambut kepalanya, istrinya pun sudah berusia lanjut lagi mandul.

Akan tetapi, sekalipun demikian ia tetap memohon kepada Tuhannya dan bermunajat kepadanya dengan doa-doa yang dibacanya pelan-pelan, seperti yang disebutkan oleh Firman-Nya:

{رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ} أَيْ: مِنْ عِنْدِكَ {ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً}

Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. (Ali Imron: 38)

Yakni dari sisi-Mu seorang anak yang sholikh.

{إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ}

Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (Ali Imron: 38)

*******************

Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala:

فَنادَتْهُ الْمَلائِكَةُ وَهُوَ قائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرابِ

Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakaria yang tengah berdiri sholat di mihrob. (Ali Imron: 39)

Yakni malaikat berbicara langsung kepadanya dengan pembicaraan yang dapat didengar Zakaria, sedangkan ia tengah berdiri sholat di mihrob tempat ibadahnya yang khusus buat dia sendiri di saat ia bermunajat dan melakukan sholat menyembah Tuhannya.

Kemudian ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala menceritakan perihal berita gembira yang disampaikan oleh malaikat kepada Zakaria:

أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيى

Sesungguhnya ALLAAH menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya. (Ali Imron: 39)

Yaitu seorang anak laki-laki yang diciptakan buatmu dari tulang sulbimu, bernama Yahya.

Qotadah dan lain-lainnya mengatakan bahwa anak tersebut dinamakan Yahya tiada lain karena ALLAAH menghidupkannya melalui iman (Zakaria).

*******************

Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala:

مُصَدِّقاً بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ

yang membenarkan kalimat (yang datang) dari ALLAAH. (Ali Imron: 39)

Al-Aufi dan lain-lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Al-Hasan, Qotadah, Ikrimah, Mujahid, Abusy Sya'sa, As-Saddi, Ar-Robi' ibnu Anas, Ad-Dahhak dan lain-lainnya (dari kalangan tabi'in) sehubungan dengan ayat ini, yaitu Firman-Nya: yang membenarkan kalimat (yang datang) dari ALLAAH. (Ali Imron: 39). Bahwa yang dimaksud dengan kalimah ALLAAH ialah Isa ibnu Maryam.

Ar-Robi' ibnu Anas mengatakan bahwa Yahya adalah orang yang mula-mula percaya kepada Isa ibnu Maryam. Qotadah mengatakan, yang dimaksud ialah berada pada sunnah dan tuntunannya.

Ibnu Juroij mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan sehubungan dengan Firman-Nya: yang membenarkan kalimat (yang datang) dari ALLAAH. (Ali Imron: 39). Yahya dan Isa adalah saudara sepupu. Tersebutlah bahwa ibu Yahya pernah berkata kepada Maryam, "Sesungguhnya aku merasakan anak yang ada di dalam perutku ini bersujud kepada anak yang berada di dalam perutmu." Yang demikian itu merupakan pembenaran yang dilakukan oleh Yahya kepada Isa selagi Isa masih berada di dalam perut ibunya. Yahya adalah orang yang mula-mula percaya kepada Isa. Isa diciptakan melalui kalimat (perintah) ALLAAH. Yahya lebih tua daripada Isa 'alaihissalam

Hal yang sama dikatakan p**a oleh As-Saddi.

*******************

Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala:

وَسَيِّداً

menjadi ikutan. (Ali Imron: 39)

Menurut Abul Aliyah, Ar-Robi'-ibnu Anas, Qotadah, Sa'id ibnu Jubair, dan lain-lainnya, yang dimaksud dengan sayyidan ialah halimah, yakni orang yang penyantun.

Menurut Qotadah, dia adalah seorang yang dijadikan ikutan dalam hal ilmu dan ibadah.

Ibnu Abbas, Ast-Tsauri, dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa as-sayyid artinya orang yang penyantun lagi bertakwa.

Sa'id ibnul Musayyab mengatakan, yang dimaksud dengan sayyid ialah orang yang mengerti fiqih lagi 'alim.

Menurut Atiyyahyas-sayyid artinya orang yang dijadikan ikutan dalam akhlak dan agama.

Menurut Ikrimah, as-sayyid artinya orang yang tidak terpengaruh oleh emosinya. Sedangkan menurut Ibnu Zaid, artinya orang yang mulia. Dan menurut yang lainnya, artinya orang yang bersikap mulia kepada ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala

*******************

Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala:

وَحَصُوراً

menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu). (Ali Imron: 39)

Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Abusy Sya'sa, dan Atiyyah Al-Aufi, bahwa mereka mengatakan, "Yang dimaksud dengan hasur ialah orang yang tidak mau beristri."

Diriwayatkan dari Abul Aliyah dan Ar-Robi' ibnu Anas bahwa yang dimaksud dengan hasur ialah orang yang tidak beranak dan tidak mempunyai air mani.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnul Mughiroh, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Qobus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna al-hasur dalam ayat ini, bahwa makna yang dimaksud ialah orang yang tidak pernah mengeluarkan air mani.

Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan masalah ini meriwayatkan sebuah hadits yang ghorib (aneh) sekali. Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Mukhammad ibnu Gholib Al-Bagdadi, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Abbad (yakni Ibnul Awwam), dari Yahya ibnu Sa'id, dari Al-Musayyab, dari Ibnul As (tetapi dia tidak mengetahui apakah yang dimaksud adalah AbduLLAAH ibnul Ash ataukah Amr ibnul Ash), dari Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam sehubungan dengan Firman-Nya: menjadi ikutan dan menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu). (Ali Imron: 39) Ibnul As melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam mengambil sebuah benda dari tanah dan bersabda,

«كَانَ ذَكَرُهُ مِثْلَ هَذَا»

"Kemaluannya (Yahya) adalah semisal dengan ini (yakni kecilnya)."

Ibnu Abu Hatim mengatakan p**a, telah menceritakan kepada kami Akhmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id Al-Qottan, dari Yahya ibnu Sa'id Al-Anshori, bahwa ia pernah mendengar Sa'id ibnul Musayyab sebuah atsar dari AbduLLAAH ibnu Amr ibnul Ash yang mengatakan bahwa tidak ada seorang pun dari makhluk ALLAAH yang menghadap kepada ALLAAH tanpa membawa dosa kecuali Yahya ibnu Zakaria. Kemudian Sa'id membacakan Firman-Nya: dan seorang yang menjadi ikutan serta menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu). (Ali Imron: 39) Kemudian Sa'id mengambil sebuah benda dari tanah, lalu berkata, "Al-hasur ialah orang laki-laki yang kemaluannya seperti ini." Lalu Yahya ibnu Sa'id Al-Qottan mengisyaratkan dengan jari telunjuknya.

Atsar yang mauquf ini lebih shokhih sanadnya daripada yang marfu'.

Ibnul Munzir di dalam kitab tafsirnya meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Akhmad ibnu Daud As-Samnani, telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Mishar, dari Yahya ibnu Sa'id, dari Sa'id ibnul Musayyab yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar AbduLLAAH ibnu Amr ibnul Ash menceritakan hadits berikut, bahwa RosuluLLAAH ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam pernah bersabda:

«ما من عبد يلقى الله إِلَّا ذَا ذَنْبٍ إِلَّا يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا، فإن الله يقول وَسَيِّداً وَحَصُوراً

Tidak ada seorang hamba pun yang bersua dengan ALLAAH melainkan pasti membawa dosa, kecuali Yahya ibnu Zakaria. Karena sesungguhnya ALLAAH telah Berfirman, "Dan menjadi ikutan serta menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu)." (Ali Imron: 39)

Selanjutnya Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam bersabda:

«وإنما ذكره مثل هدبة الثوب»

Sesungguhnya kemaluan Yahya lemas seperti ujung kain.

AbduLLAAH ibnu Amr ibnul Ash menceritakan hadits ini seraya memperagakannya dengan ujung jarinya (yakni kemaluan Yahya kecil sekali).

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Hammad dan Mukhammad Ibnu Salimah Al-Murodi; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Sulaiman Al-Muqri, dari Al-Lais ibnu Sa'd, dari Mukhammad ibnu Ajlan, dari Al-Qo'qo', dari Abu Saleh, dari Abu Huroiroh, bahwa Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam pernah bersabda:

«كُلُّ ابْنِ آدَمَ يَلْقَى اللَّهَ بذنب يُعَذِّبُهُ عَلَيْهِ إِنْ شَاءَ أَوْ يَرْحَمُهُ، إِلَّا يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا فَإِنَّهُ كَانَ سَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ»

Semua anak Adam menghadap kepada ALLAAH dengan membawa dosa yang jika ALLAAH menghendaki, Dia pasti mengazabnya karena dosanya itu atau ALLAAH membelaskasihaninya, kecuali Yahya ibnu Zakaria. Karena sesungguhnya dia adalah orang yang menjadi ikutan, menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu), dan seorang nabi serta dari keturunan orang-orang yang sholikh.

Kemudian Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam membungkukkan tubuhnya ke arah sebuah kerikil kecil di tanah, lalu mengambilnya, kemudian bersabda:

«وكان ذكره مثل هذه القذاة»

Dan tersebutlah bahwa kemaluan dia (Yahya) kecil sekali seperti batu kerikil kecil ini.

Al-Qadi Iyad di dalam kitab Asy-Syifa mengatakan, "Perlu diketahui bahwa pujian ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala kepada Yahya (yang mengatakan bahwa Yahya adalah seorang yang hasur) tidaklah seperti yang dikatakan oleh sebagian dari mereka yang mengatakan bahwa Yahya adalah lelaki yang impoten atau tidak mempunyai dzakar, melainkan hal ini dibantah oleh ahli tafsir yang jeli dan para ulama ahli kritik."

Mereka mengatakan bahwa penilaian seperti itu kurang benar dan tercela, mengingat tidak pantas ditujukan kepada para Nabi. Sesungguhnya makna yang dimaksud ialah bahwa Yahya terpelihara dari dosa-dosa. Dengan kata lain, dia tidak melakukannya sama sekali sehingga diumpamakan seakan-akan dia impoten.

Menurut pendapat yang lain, makna hasur ialah menahan diri dari pengaruh hawa nafsu. Menurut pendapat yang lainnya lagi Yahya tidak mempunyai selera terhadap wanita. Tetapi pendapat ini jelas bagi Anda, bahwa tidak mampu kawin merupakan suatu kekurangan. Tetapi hal yang utama ialah bila nafsu syahwat itu ada, lalu tidak dituruti adakalanya dengan menahan diri, seperti yang dilakukan oleh Nabi Isa; atau dengan pemeliharaan dari ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala, seperti yang terjadi pada diri Nabi Yahya.

Selanjutnya masalah wanita ini bagi lelaki yang mampu terhadapnya, lalu ia menunaikan semua kewajibannya tanpa melalaikan kewajibannya terhadap Tuhannya, maka baginya derajat yang tinggi, yaitu seperti derajat yang diperoleh oleh Nabi kita Nabi Mukhammad ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam Sekalipun istri beliau banyak, tetapi hal tersebut tidak melalaikan dirinya dari menyembah Tuhannya, bahkan menambah pahala ibadahnya, karena memelihara kehormatan mereka, mengatur, dan menafkahi mereka serta memberi mereka petunjuk.

Bahkan beliau ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam telah menjelaskan bahwa wanita bukanlah merupakan bagian dunianya, sekalipun bagi selainnya wanita merupakan bagian dari dunianya. Seperti yang dinyatakan di dalam satu sabdanya:

"حُبِّبَ إليَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ"

Diriku dijadikan menyukai sebagian dari urusan dunia kalian.

Makna yang dimaksud ialah bahwa Nabi ShollaLLAAHU'alaihi Wasallam memuji Nabi Yahya sebagai orang yang hasur. Tetapi bukan berarti bahwa Nabi Yahya adalah seorang lelaki yang tidak dapat mendatangi wanita (kawin), melainkan makna yang dimaksud ialah sederhana saja, yaitu dia (Yahya 'alaihissalam) dipelihara oleh ALLAAH dari perbuatan-perbuatan keji dan kotor. Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa dia tidak mampu kawin dengan wanita secara khalal dan menggauli mereka serta beranak dari mereka. Bahkan tersirat p**a pengertian yang menunjukkan bahwa Yahya mempunyai keturunan, seperti yang tersimpul dari doa Zakaria ketika ia berdoa: Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. (Ali Imron: 38)

Seakan-akan dia mengatakan seorang anak yang mempunyai keturunan (karena dalam ayat diungkapkan dengan memakai lafadz zurriyyah yang artinya keturunan).

*******************

Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala:

وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ

dan seorang nabi serta keturunan orang-orang sholikh. (Ali Imron: 39)

Hal ini merupakan berita gembira kedua, yaitu kenabian Yahya sesudah berita gembira kelahirannya. Berita gembira yang kedua ini lebih utama daripada yang pertama. Perihalnya sama dengan pengertian yang ada dalam ayat lain, yaitu Firman ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala kepada ibu Nabi Musa 'alaihissalam:

إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (seorang) dari para rosul. (Al-Qoshosh: 7)

Setelah nyata bagi Zakaria 'alaihissalam berita gembira tersebut, ia merasa heran akan mempunyai seorang anak, padahal usianya telah lanjut.

{قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ}

Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku dapat beranak, sedangkan aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul? (Ali Imron: 40),

Maka malaikat yang menyampaikan berita gembira itu berkata:

{كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ}

Demikianlah, ALLAAH berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Ali Imron: 40)

Yakni demikianlah urusan ALLAAH itu sangat besar. Tiada sesuatu pun yang tidak mampu dilakukan-Nya, dan tiada suatu urusan pun yang berat bagi-Nya; semuanya dapat dilakukan-Nya.

{قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً}

Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda."(Ali Imron: 41).

Maksudnya, suatu tanda yang menunjukkan bahwa istriku telah mengandung dariku.

{قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ إِلا رَمْزًا}

ALLAAH Berfirman, "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat." (Ali Imron: 41).

Yang dimaksud dengan romzan ialah isyarat, yakni 'kamu tidak dapat berkata-kata, sekalipun kamu adalah orang yang sehat'. Seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lainnya, yaitu Firman-Nya:

ثَلاثَ لَيالٍ سَوِيًّا

selama tiga malam, padahal kamu sehat. (Maryam: 10)

Kemudian ALLAAH memerintahkan kepada Zakaria agar banyak berdzikir, bertakbir, dan membaca tasbikh selama masa tersebut. Untuk itu ALLAAHU Subkhanahu wa Ta'ala Berfirman:

{وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ}

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari. (Ali Imron: 41)

Dalam pembahasan yang lain akan diterangkan kelanjutan dari kisah ini, yaitu dalam tafsir surat Maryam.

Address

Yogyakarta City

Telephone

+62895400985950

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when AlkhamduliLLAAH posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to AlkhamduliLLAAH:

Share

Category