03/08/2024
KISAH NYATA
Pak Guru dan Celana Panjang
Bagian 1: Menuju Masjid
Pak Guru, seorang pria yang bijaksana dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, sedang bersiap untuk pergi ke masjid menunaikan shalat Maghrib. Ia mengenakan celana panjang favoritnya. Saat berjalan menuju masjid, pikirannya melayang, merenung tentang kebiasaannya mengenakan celana panjang saat shalat. "Kenapa harus pakai celana panjang? Apa bedanya dengan memakai sarung?" pikirnya sambil tersenyum kecil.
Bagian 2: Di Beranda Masjid
Sesampainya di beranda masjid, Pak Guru melihat beberapa anak kecil bermain dan beberapa orang dewasa duduk-duduk menunggu iqamah. Suasana tenang dan damai diiringi oleh suara adzan yang baru saja selesai dikumandangkan. Pak Guru duduk di salah satu sudut teras, mengamati keramaian kecil di depannya.
Bagian 3: Pertanyaan dari Anak Kecil
Tiba-tiba, seorang anak kecil yang bernama Ahmad, dengan mata yang penuh rasa ingin tahu, mendekati Pak Guru dan menyapanya, "Pak Guru, saya lihat beberapa waktu terakhir ini, Pak Guru kalau shalat selalu pakai celana panjang. Kenapa?"
Pak Guru tersenyum dan mendekati Ahmad, "Kenapa, Nak? Emang salah kalau Pak Guru pakai celana panjang?"
Ahmad dengan polos menjawab, "Pak Guru, yang pakai celana panjang itu anak-anak kecil seperti kami. Lihat, saya pakai celana, teman-teman saya pun pakai celana."
Bagian 4: Jawaban Pak Guru
Pak Guru tertawa kecil mendengar jawaban Ahmad dan kemudian berkata, "Iya d**g, Pak Guru kan juga merasa masih muda seperti kalian."
Orang-orang dewasa yang mendengar percakapan itu tertawa terbahak-bahak, suasana menjadi lebih hangat dan penuh keceriaan. Pak Guru melanjutkan dengan nada yang lebih serius namun tetap lembut, "Yang penting dalam shalat itu bukanlah apa yang kita pakai, tetapi niat dan ketulusan hati kita. Pak Guru pakai celana panjang karena nyaman, dan yang lebih penting, kita semua datang ke sini dengan niat yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah."
Bagian 5: Penutup dan Hikmah
Percakapan itu memberi pelajaran berharga kepada anak-anak dan juga orang dewasa yang mendengarnya. Ahmad tersenyum puas dengan penjelasan Pak Guru, dan suasana kembali tenang saat iqamah dikumandangkan. Pak Guru menutup dengan mengajak semua untuk fokus pada shalat mereka.
Setelah shalat, beberapa orang mendekati Pak Guru dan memujinya atas cara bijaksana dan humorisnya dalam menjelaskan sesuatu kepada anak-anak. Mereka semua pulang dengan hati yang lebih ringan, membawa pelajaran bahwa kebijaksanaan dan humor dapat berjalan beriringan dalam mendidik generasi muda.
CATATAN : Jawaban Pak Guru hanyalah pembenaran diri semata, meski apa yang disampaikan itu benar dan masuk akal, tetapi sebenarnya ini adalah teguran TAJAM untuk Pak Guru agar merenung.
Ae Jetti, 03 Agustus 2024
waktu kisah ini sesuai hari dengan tanggal cerita yang tertera
