19/09/2025
﷽
Repost
・・・
Ketika kapal terakhir berangkat dari Pelabuhan Gammarth, malam ini, kami menangis.
Kami tak ubahnya Al-Baka’un, para lelaki yang menangis, sebab tak mendapatkan unta, pedang, biaya, bahkan bekal makanan untuk berangkat menyambut panggilan Nabi ke medan perang Tabuk.
Kami ingin menjawab panggilan Ghozzah, ya Allah, kami ingin menjawabnya!
Dari Indonesia, kita diwakili Ust. di kapal observer. Kapal ini berangkat terakhir, untuk mencatat, merekam, menghimpun, dan memantau 45 kapal lainnya.
Sementara, mbak , lebih dulu berangkat meski sempat diuji dengan bahan bakar, dan kapten kapal yang mundur.
Kami akan mencari cara untuk Ghozzah. Aku dan punya tugas lain: aku belum akan pulang. Aku akan mengirim bantuan kalian lewat jalan lainnya.
Sementara, aku sangat bangga pada , yang membeli satu kapal dalam misi ini, dan aku yang ditugaskan untuk mengawalnya, sementara para pengurus Masjid Nusantara itu masih di pedalaman negeri kita:
Membangun masjid, memastikan orang-orang di negeri kita bisa salat dan berdoa kepada Allah dengan nyaman dan lapang.
Kita bergerak, kita bergerak!