Bataknesia

Bataknesia Berbagi Video video lagu lagu batak

🎉 Baru saja menyelesaikan level 3 dan saya sangat bersemangat untuk terus berkembang sebagai kreator di Facebook!
14/08/2025

🎉 Baru saja menyelesaikan level 3 dan saya sangat bersemangat untuk terus berkembang sebagai kreator di Facebook!

Agak laen..
14/08/2025

Agak laen..

11/08/2025

Edy Boxing lebih pantas menjadi pelawak, Paris Pernandes VS Edy Boxing

Dimana kah ini?
18/07/2025

Dimana kah ini?

Chapter 1155: Bajak Laut RocksJudul: Rocks PiratesMinggu ini, di halaman ganda (double spread), kita lihat kru Topi Jera...
16/07/2025

Chapter 1155: Bajak Laut Rocks

Judul: Rocks Pirates

Minggu ini, di halaman ganda (double spread), kita lihat kru Topi Jerami berjalan di atas tangga yang ada di atap-atap kota.

Cerita lanjut dari chapter sebelumnya, tentang Rocks dan Loki.

Kita tahu di sini kalau Xebec itu seorang pendekar pedang yang unik.

Dia menculik lima raja sendirian saat Reverie.

Kita juga tahu Rocks pernah ketemu Imu delapan tahun lalu di Reverie, di situ dia juga ketemu Harald dan berhasil masuk sampai ke Room of Flowers. Rocks bilang ke Imu kalau dia bakal balik lagi, dan dia juga bilang kalau dia ngefans sama Davy Jones.

Waktu Rocks ketemu Imu, kita juga lihat Gunko, pelayan yang langsung melayani Imu.

Rocks dan Harald sempat bentrok di Reverie, dan bentrokannya begitu kuat sampai haki-nya nyebar ke seluruh tempat, mirip Roger lawan Whitebeard.

Xebec pernah hancurin Justice Gate, bahkan pernah nyolong kapal yang bawa uang milik Tenryubito.

Dia ikut Davy Back Fight buat bikin kru-nya makin besar dan makin kuat.

Dia bikin kru sendiri; kita lihat ada enam orang yang ikut sama dia di Elbaph. Salah satunya Wang Zhi, satunya lagi gangster bernama Marlon.

Beberapa tahun setelah dia ninggalin Elbaph, dia nguasain Pulau Bajak Laut.

Minggu depan libur dulu

13/07/2025

Halo semuanya! 🌟 Anda bisa mendukung saya dengan mengirim Bintang, itu membantu saya mendapatkan uang untuk terus membuat konten yang Anda sukai.

Setiap kali Anda melihat Stars, Anda bisa mengirimi saya Stars!

Rocks D. Xebec punya mimpi gila! Dia ingin menjadi Raja Dunia. Dan ketika mendapat kesempatan di Lembah Dewa, dia tak ti...
13/07/2025

Rocks D. Xebec punya mimpi gila!

Dia ingin menjadi Raja Dunia. Dan ketika mendapat kesempatan di Lembah Dewa, dia tak tinggal diam: dia langsung menyerang para Naga Langit, yakin itu waktu yang tepat untuk mengejar ambisinya. 🔥

⚔️ Shirohige, yang saat itu masih menjadi bagian dari krunya, mengingatkan Rocks untuk tidak melupakan misi utamanya di Lembah Dewa. ⚔️

💥 Tapi semuanya tidak berjalan sesuai harapannya.

Kebetulan, Roger juga ada di sana. Dan Garp muncul tak lama kemudian, terutama karena Roger.

Bentrokan tak terduga itu memicu pertempuran kolosal… yang akhirnya menghancurkan impian Rocks selamanya. 💥

10/07/2025

Udah gak jaman taurann..tawurannn.....boloo
Selesaikan secara jantan
Fyp
Bataknesia

Di atas ring menjadi lawan, di bawah ring tetap berteman, respect untuk KKJHE DAN AZIS CALIM      Bataknesia
01/07/2025

Di atas ring menjadi lawan, di bawah ring tetap berteman, respect untuk KKJHE DAN AZIS CALIM
Bataknesia

Di puncak gunung bersalju, hidup sosok misterius yang nyaris tak pernah terlihat. Namanya macan tutul salju. Langkahnya ...
01/07/2025

Di puncak gunung bersalju, hidup sosok misterius yang nyaris tak pernah terlihat. Namanya macan tutul salju. Langkahnya senyap, lompatannya bisa sejauh 6 meter. Hidup sendirian di alam yang keras, jauh dari jangkauan manusia.
Penduduk lokal menyebutnya “Roh Gunung” karena lebih sering meninggalkan jejak, daripada menunjukkan diri.

“Jejak Berdarah Ilmu Pengetahuan Iran: Mobil yang Tidak Pernah Sampai Pulang”Mei lalu, saya berdiri terdiam di tengah ru...
17/06/2025

“Jejak Berdarah Ilmu Pengetahuan Iran: Mobil yang Tidak Pernah Sampai Pulang”

Mei lalu, saya berdiri terdiam di tengah ruang terbuka Museum of Holy Defense, Tehran.

Di hadapan saya, ada beberapa mobil tak lagi utuh yang menyimpan cerita penuh perjuangan, saya lalu mendekat ke sebuah mobil sedan, berdiri di balik kaca pelindung. Kacanya bolong, penuh lubang peluru. Bekas darah sudah tak terlihat, tapi atmosfer di sekitarnya masih membekas: sepi, sunyi, tapi bercerita keras.

Mobil itu bukan sembarang mobil.
Itu adalah mobil milik Dr. Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir top Iran, yang dibunuh secara brutal pada November 2020.
Namanya disebut-sebut di balik banyak kemajuan riset nuklir Iran, dan juga banyak target di daftar pembunuhan.

Ia tidak sendiri.

Iran mencatat lebih dari lima ilmuwan terkemuka mereka dibunuh selama dua dekade terakhir. Metodenya bervariasi—dari penembakan drive-by, bom magnetik yang ditempel di mobil, hingga operasi jarak jauh via teknologi. Dan banyak di antaranya secara terang-terangan dituding sebagai operasi agen intelijen Israel (Mossad).

Saat melihat deretan mobil-mobil rusak itu dipajang di museum, saya tidak hanya melihat objek mati, tapi pengingat hidup bahwa ilmu pengetahuan pun bisa jadi ladang pertempuran.
Bahwa gelar “ilmuwan” tidak membuat seseorang aman dari kekerasan, jika risetnya menyentuh wilayah yang dianggap mengancam kepentingan global.

Yang membuat saya lebih bergidik—mobil-mobil ini dipajang lengkap dengan koordinat waktu kejadian, fotonya, bahkan potongan berita internasional.

Tidak ada sensasi, tidak ada glorifikasi. Semua tertulis dingin dan tenang. Tapi justru di situlah kesedihannya terasa paling dalam.

Saya sempat bertanya pada sahabat saya, yang sudah berbaik hati mengajak saya ke museum:

“Kenapa mereka memilih memajang mobil-mobil ini secara utuh?”

Dia menjawab pelan,

“Karena ini bukan hanya kendaraan. Ini adalah saksi. Saksi dari apa yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan kami.”

Di ruangan itu, saya mendadak sadar.
Di Iran, ilmu pengetahuan bukan sekadar pencapaian akademis. Tapi bagian dari identitas nasional, perjuangan, bahkan martir.

Sebagai pengunjung dari luar, saya awalnya hanya ingin tahu soal sejarah perang dan revolusi. Tapi ternyata, saya disambut oleh kisah yang lebih sunyi—kisah para ilmuwan yang tidak pernah sampai rumah,
dan mobil mereka… yang kini beristirahat di museum, sebagai penanda bahwa ilmu juga bisa dibunuh.



Kalau kamu ke Tehran, sempatkan mampir ke Museum of the Holy Defense. Bukan untuk menyerap kebencian. Tapi untuk mengingat: bahwa ilmu, meski sunyi dan damai, kadang menempuh jalan paling berdarah.

— A***n Sahidi
(Mei 2025, Tehran)

Address

Suao

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bataknesia posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category