
11/08/2025
Di tengah samudra biru yang ganas, sebuah kapal hitam melaju membelah ombak. Di haluannya berdiri seorang pria dengan topi lebar dan tatapan tajam Bartolomew “Black Bart” Roberts. Lahir di Wales pada akhir abad ke-17, ia awalnya hanyalah pelaut biasa. Namun, takdir membawanya menjadi bajak laut, dan dalam waktu singkat, namanya membuat kapal-kapal dagang di seluruh dunia bergetar ketakutan.
Black Bart bukanlah bajak laut mabuk rum seperti dalam kisah klise. Ia adalah komandan cerdas yang mengatur awaknya dengan disiplin militer. Di kapalnya, ada aturan ketat: tidak berjudi, tidak mabuk, dan semua rampasan dibagi secara adil. Kecerdikan inilah yang membuatnya berhasil merampok lebih dari 400 kapal hanya dalam 3 tahun rekor yang tak pernah terpecahkan.
Namun, kehidupan di lautan selalu penuh bahaya. Pada suatu fajar di tahun 1722, di lepas pantai Afrika Barat, Black Bart berhadapan dengan kapal perang Inggris. Meriam meledak, asap membubung, dan peluru menembus udara. Dalam pertempuran sengit itu, sebuah peluru meriam menghantamnya. Tubuh sang legenda roboh, dan sang raja bajak laut pun gugur di atas gelombang.
Meskipun hidupnya berakhir di samudra, kisah Black Bart tetap berlayar dalam sejarah. Ia bukan sekadar bajak laut ia adalah simbol keberanian, strategi, dan disiplin di tengah dunia yang kejam. Hingga kini, namanya masih bergaung di lautan, bersama deru ombak yang menjadi saksi kejayaannya.
Sumber: National Geographic, Royal Museums Greenwich, The History Press