
29/06/2025
GUNUNG KERINCI: Penjaga Sumatera yang Megah
Gunung Kerinci adalah sebuah mahakarya alam yang berdiri kokoh di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Sebagai gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia dan gunung tertinggi di Pulau Sumatera, Kerinci bukan sekadar tumpukan tanah dan bebatuan, melainkan saksi bisu perjalanan waktu, penjaga ekosistem yang luar biasa, dan magnet bagi para petualang.
GUNUNG KERINCI DI MASA LALU: Pembentuk Alam dan Legenda
Jauh sebelum manusia mengenal namanya, Kerinci sudah ada, terbentuk dari proses geologi yang dahsyat selama jutaan tahun. Sebagai gunung berapi stratovolcano yang sangat aktif, letusan-letusan purba telah membentuk lanskap sekitarnya, menciptakan kaldera besar di puncaknya dan menyuburkan tanah di kaki-kakinya.
Bagi masyarakat adat di sekitarnya, seperti suku Kerinci dan Minangkabau, gunung ini tak terpisahkan dari kehidupan dan spiritualitas mereka. Kerinci bukan hanya gunung, melainkan roh pelindung, tempat bersemayamnya nenek moyang, dan sumber kehidupan. Berbagai legenda dan mitos telah terjalin di sekitar puncaknya yang sering diselimuti kabut, menambah aura mistisnya. Kisah-kisah tentang makhluk gaib, penjaga gunung, dan perjanjian sakral dengan alam menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya lokal.
Pada masa kolonial, Kerinci mulai menarik perhatian para peneliti dan penjelajah Eropa yang kagum akan keindahan dan keanekaragamannya. Catatan-catatan awal mereka memberikan gambaran tentang kekayaan flora dan fauna yang belum terjamah, serta tantangan mendaki puncaknya yang megah.
GUNUNG KERINCI DI MASA KINI: Surga Biodiversitas dan Tantangan Konservasi
Saat ini, Gunung Kerinci tetap memegang perannya sebagai salah satu ekosistem paling penting di Sumatera. Ia adalah jantung dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), situs warisan dunia UNESCO yang merupakan rumah bagi beragam satwa langka dan dilindungi. Di lereng-lerengnya yang hijau, hiduplah harimau sumatera yang perkasa, badak sumatera yang terancam punah, tapir, beruang madu, dan berbagai jenis primata endemik. Keanekaragaman hayati ini menjadikannya laboratorium alam yang tak ternilai.
Sebagai gunung berapi aktif, Kerinci terus menunjukkan aktivitasnya, dengan letusan-letusan kecil yang sering terjadi, mengeluarkan abu dan gas. Aktivitas ini dipantau secara ketat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memastikan keselamatan warga dan pendaki. Meski aktif, letusan besar yang membahayakan permukiman jarang terjadi, menjadikan Kerinci sebagai gunung berapi yang relatif aman untuk didaki dengan kewaspadaan.
Kerinci juga telah menjadi destinasi favorit bagi para pendaki gunung dari seluruh dunia. Jalur pendakiannya yang menantang menawarkan pemandangan spektakuler, mulai dari hutan tropis yang lebat, danau kaldera di puncak, hingga samudra awan di pagi hari. Desa-desa di kaki gunung, seperti Kersik Tuo, menjadi titik awal pendakian, menawarkan akomodasi dan pengalaman budaya yang otentik.
Namun, Kerinci juga menghadapi tantangan besar di masa kini. Deforestasi akibat perluasan lahan pertanian (terutama perkebunan teh dan kopi), perburuan liar, dan perambahan hutan menjadi ancaman serius bagi kelestarian ekosistemnya. Perubahan iklim juga berdampak pada pola hujan dan suhu di kawasan ini, mempengaruhi keseimbangan alam.
GUNUNG KERINCI DI MASA DEPAN: Harapan dan Konservasi Berkelanjutan
Masa depan Gunung Kerinci sangat bergantung pada upaya konservasi dan kesadaran kolektif. Berbagai pihak, mulai dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, masyarakat adat, hingga individu, bahu-membahu menjaga kelestariannya. Program-program rehabilitasi hutan, patroli anti-perburuan, edukasi lingkungan, dan pengembangan ekowisata berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan bahwa Kerinci tetap lestari bagi generasi mendatang.
Gunung Kerinci akan terus berdiri sebagai simbol keindahan alam Indonesia, sumber kehidupan, dan rumah bagi keanekaragaman hayati yang tak ternilai. Dengan upaya kita bersama, diharapkan kemegahan Kerinci akan terus terpancar, bukan hanya sebagai legenda, tetapi sebagai kenyataan yang lestari.
Source picture: Wikipedia (Gunung Kerinci di lihat dari Kayu Aro)