Ensiklopedia Burung

  • Home
  • Ensiklopedia Burung

Ensiklopedia Burung Membahas semua tentang burung dari seluruh dunia.

BURUNG DILINDUNGI DI INDONESIA399.KACAMATA JAWANama indonesia : Kacamata JawaNama internasional : Javan White-eyeNama bi...
21/12/2025

BURUNG DILINDUNGI DI INDONESIA

399.
KACAMATA JAWA

Nama indonesia : Kacamata Jawa
Nama internasional : Javan White-eye
Nama binomial : Zosterops flavus
Horsfield, 1821

Kacamata Jawa (Zosterops flavus) adalah spesies burung yang termasuk dalam keluarga Zosteropidae. Ini ditemukan di Indonesia. Habitat alaminya adalah hutan dataran rendah tropis atau subtropis, hutan mangrove tropis atau subtropis, dan semak belukar subtropis atau tropis. Kacamata jawa terancam kehilangan habitat.

Deskripsi badan dan suara

Berukuran kecil (10 cm), dan badannya didominasi berwarna kuning. Tubuh bagian atas berwarna kuning zaitun, dan bagian bawah berwarna kuning biasa. Iris berwarna coklat, paruh dan kaki kehitaman. Mirip dengan kacamata laut, tetapi kacamata jawa berukuran lebih kecil, warna lebih terang, dan tanpa bintik hitam pada kekang. Kicauannya berupa desisan seperti nada kontak yang tinggi di antara anggota kelompok dan suara yang tajam.

Persebaran dan habitat

Ia tersebar di Kalimantan Barat & Selatan, termasuk Pulau Laut (lepas pantai Kalimantan Tenggara); pesisir utara ​​Jawa dan Madura.

Burung penetap dan endemik di dua wilayah tersebut, hutan mangrove, semak pantai, hutan pantai menjadi habitatnya. Selain itu, kacamata jawa juga tinggal di pinggiran hutan.

Perilaku

Dalam mencari makan, kacamata jawa biasanya berkelompok dalam jumlah banyak. Adapun makanannya adalah nektar bunga, serangga kecil, dan buah—buahan. Beberapa laporan mencatat burung ini mengunjungi pohon langsat dan pohon dadap. Diperlukan penelitian lebih jauh tentang burung ini karena informasinya terbatas. Sarangnya kacamata jawa berbentuk cawan. Telurnya berwarna kebiru-biruan, dengan jumlah 2 butir. Berkembangbiak pada bulan Mei.

Dalam kebudayaan dan pemanfaatan

Ia diminati oleh penggemar burung yang berkantong tipis oleh karena perawatannya yang mudah. Selain itu, keistimewaannya yang lain adalah suaranya yang bisa dinikmati. Kacamata jawa dapat dijadikan burung pemaster lain.

Adapun keunggulannya yang lain yang menyebabkan orang s**a memeliharanya adalah proses adaptasinya yang sangat cepat. Ukuran tubuhnya yang mungin dan mudah dibuat berkicau jika kondisinya sehat menjadi daya tarik lainnya. Sayangnya, burung ini punya kelemahan untuk dipelihara, yakni mudah terlepas dari sangkar dan mudah mati.

Konservasi burung kacamata jawa saat ini sudah banyak dilakukan

📜 HBW, Wikipedia
📷 HBW, Ebird, Joel Sartore, Fabio Olmos, James Eaton, John Bruin, Yann Muzika, Wade Strickland, Jay Limparungpatthanakij, Peter Kaestner.






BURUNG INDONESIA699.KACAMATA LIMAUNama indonesia : Kacamata LimauNama interasional : Ashy-bellied White-eyeNama binomial...
17/12/2025

BURUNG INDONESIA

699.
KACAMATA LIMAU

Nama indonesia : Kacamata Limau
Nama interasional : Ashy-bellied White-eye
Nama binomial : Zosterops citrinella
Bonaparte, 1850

Kacamata Limau (Zosterops citrinella) adalah spesies burung kacamata dalam keluarga Zosteropidae.

Persebaran dan subjenis

Australia, Timor Leste dan Indonesia. Terdiri atas 4 subspesies, dengan daerah persebaran:

* Zosterops citrinella unicus Hartert, 1897
- Sunda Kecil (Sumbawa dan Flores).
- Sangat berbeda dari subspesies lain dalam spesies ini, memiliki bagian bawah seluruhnya berwarna kuning.
* Zosterops citrinella citrinella Bonaparte, 1850
- Sumba, Savu, Timor, Semau dan Roti (termasuk p**au Ndana dan Ndao).
* Zosterops citrinella harterti Stresemann, 1912
- Lembata dan Alor, di Sunda Kecil Tengah Timur
- Mirip dengan ras nominasi, tetapi memiliki pantat yang lebih kuning.
* Zosterops citrinella albiventris Reichenbach, 1852
Kep**auan Lucipara dan Gunungapi (di Laut Banda), Wetar, Romang, Damar, Teun, Kisar, Leti, Moa, Luang, Sermata, Babar, Kep**auan Tanimbar (Molu, Lutur, Yamdena, Larat, Selaru); p**au-p**au di Selat Torres (Warrior, Deliverance, Cairncross), dan p**au-p**au kecil di ujung Timurlaut Australia (Eborac Selatan ke Rocky Islets, di lepas timurlaut Cape York Peninsula).
- Hampir tidak dapat dibedakan dari nominasi, tetapi memiliki paruh yang sedikit lebih berat dan lebih besar.

Tempat hidup dan Kebiasaan

Mudah dijumpai di tepi hutan, pertumbuhan sekunder, perdu, hutan primer dan sekunder, hutan yang rusak berat, lahan budidaya dengan sedikit pohon, hutan Mangove, hutan cemara (Casuarina) di pesisir, dan banyak tipe habitat yang lain, termasuk di p**au-p**au kecil sampai ketinggian 1200 mdpl.

Burung penyanyi kecil dengan bagian atas kekuningan cerah dan "kacamata" putih. Sebagian besar subspesies memiliki bagian bawah berwarna abu-abu; subspesies “unicus” dari Sumbawa dan Flores memiliki perut berwarna kuning. Bandingkan dengan kacamata lainnya di berbagai bagian jangkauannya; perhatikan kombinasi spesies saat ini dari iris gelap dan punggung kuning.

Mencari makan secara aktif dalam kawanan berukuran kecil hingga sedang, terkadang bercampur dengan spesies lain. Bisa sangat umum di p**au-p**au kecil.

Lagu berkicau cerah tapi biasa-biasa saja. Panggilan yang paling sering diberikan adalah "djee" bernada tinggi yang agak bervariasi.

📜 HBW, Wikipedia, Ebird
📷 HBW, Ebird, Colin Trainor, Tanner Martin, Roksana Terry, Markus Craig, Scott Baker, Mark Stanley, Warwick Allen, Mark Angela McCaffrey, Jan Lile, Geoff Dennis, Adrian Walsh.






BURUNG INDONESIA698.KACAMATA SULAWESINama indonesia : Kacamata SulawesiNama internasional : Sulawesi White-eye, Pale-bel...
17/12/2025

BURUNG INDONESIA

698.
KACAMATA SULAWESI

Nama indonesia : Kacamata Sulawesi
Nama internasional : Sulawesi White-eye, Pale-bellied White-eye
Nama binomial : Zosterops consobrinorum
Meyer, 1904

Kacamata Sulawesi (Zosterops consobrinorum) adalah spesies burung dalam keluarga Zosteropidae. Ini adalah endemik Sulawesi Tenggara (Danau Matano Selatan ke Pantai Timur dan Pegunungan Mekonga), Pulau Kabaena dan Pulau Butung, dan kemungkinan juga Pulau Muna.

Habitat aslinya adalah hutan dataran rendah lembab subtropis atau tropis. Spesies ini memiliki distribusi terbatas dan juga tampaknya sensitif terhadap gangguan manusia.

Status konservasi : Resiko Rendah

Taksonomi dan sistematika

Meskipun belum diakui sebagai subspesies Kacamata Sulawesi, pada tahun 2003 burung serupa ditemukan di dekat desa Wanci di Pulau Wangi-wangi dan untuk sekarang diberi nama Kacamata Wangi-wangi (Zosterops paruhbesar sp. nov.). Pulau ini adalah satu-satunya rumah yang diketahui dan merupakan bagian dari Kep**auan Tukangbesi di tenggara Sulawesi di Indonesia.

Kacamata Wangi-wangi memiliki sejumlah perbedaan dari Kacamata Sulawesi termasuk ukuran lebih besar, tubuh hitam, paruh kuning panjang, dada abu-abu dan kaki pucat. Seperti kebanyakan kacamata, ia memiliki cincin putih di sekitar mata dan bagian atas berwarna hijau.

burung penyanyi kecil dengan cincin mata putih tebal, mata gelap, punggung dan dahi hijau, tenggorokan kuning dan pangkal ekor, dan perut putih.

Berkelompok dan berpasangan menjelajahi hutan, tepi dan tambalan hutan, kebun, ruang budidaya, dan semak belukar. Terbatas di dataran rendah Sulawesi Tenggara.

Terdapat pada ketinggian yang lebih rendah daripada Kacamata Gunung, dan berbeda dari itu di mata gelap dan dahi hijau. Dipisahkan dari Kacamata Laut oleh perut putih.

Memberikan lagu dentingan turun bernada tinggi dengan tempo lambat, “chi-chiwit-chit-cher-cher.” Juga catatan "jerawat" yang tinggi.

📜 HBW, Wikipedia, Ebird
📷 HBW, Ebird, Oriental Bird Images, Ashley Banwell, James Eaton, Joseph Monkhouse, MarnixR, Simon Mitchell, Barry Reed, Khaleb Yordan, Vincent Romera.







BURUNG INDONESIA697.KACAMATA WANGI-WANGINama indonesia : Kacamata Wangi-wangiNama internasional : Wangi-wangi White-eyeN...
16/12/2025

BURUNG INDONESIA

697.
KACAMATA WANGI-WANGI

Nama indonesia : Kacamata Wangi-wangi
Nama internasional : Wangi-wangi White-eye
Nama binomial : Zosterops paruhbesar sp. nov.

Mungkin masih merasa asing mendengar nama burung kacamata wangi-wangi atau wangi-wangi white-eye. Burung ini baru ditemukan pada tahun 2003 di Pulau Wangi-Wangi, Sulawesi Tenggara. Wangi-Wangi adalah satu p**au yang ada di Kep**auan Wakatobi. Sekarang burung ini memiliki nama spesies Zosterops paruhbesar.

Posturnya lebih besar daripada semua jenis kacamata lainnya, termasuk kacamata lombok (Zosterops chloris maxi) yang dapat dikatakan memiliki postur paling besar.

Paruhnya juga lebih besar, dan berwarna kuning, bukan hitam atau abu-abu seperti yang dimiliki spesies kacamata lainnya. Karena beberapa perbedaan itu, kacamata wangi-wangi diyakini merupakan spesies baru, atau setidaknya subspesies atau ras pertama dari kacamata sulawesi atau pale-bellied white eye (Zosterops consobrinorum).

Hal ini dikemukakan sang penemu kacamata wangi-wangi, Nicola Marples, dosen zoologi di Trinity College, Dublin, Irlandia. “Boleh jadi p**a, kacamata wangi-wangi adalah burung pelarian dari daerah lainnya, yang kemudian menetap di Pulau Wangi-Wangi. Namun kemungkinan tersebut sangat kecil, karena burung kacamata yang memiliki ciri-ciri seperti ini tidak ditemukan di daerah lain,” kata Marples.

Marples menemukan burung kacamata wangi-wangi pada musim kemarau 2003 di Pulau Wangi-Wangi. Kedatangannya ke Indonesia tak sendirian, karena ia tergabung dalam tim ekspedisi yang dipimpin David Kelly, ahli zoologi dari Trinity College.

Ekspedisi ini juga menemukan beberapa jenis burung yang di tempat lain sudah ada, namun posturnya selalu lebih besar. Fakta inilah yang masih akan terus digali, apa yang menyebabkan spesies burung di Kep**auan Wakatobi memiliki postur lebih besar dari spesies burung yang hampir sama tetapi habitatnya di daerah lain di Indonesia.

Sebelumnya, tim ekspedisi ini pernah mengunjungi Pulau Buton dan Kabaena pada tahun 1999. Saat itu, mereka menemukan subspesies baru dari red backed thrush (Zoothera erythronota kabaena).

Sulawesi selama ini dikenal sebagai salah satu tujuan penelitian ilmiah yang penting bagi para ahli burung dan satwa lainnya dari berbagai negara. Sebab p**au ini merupakan bagian dari zona zoogeografis yang dikenal sebagai Garis Wallacea, sebuah garis imajiner yang menandai batas antara fauna oriental (Asia) dan Australasia.

Garis Wallacea

Batas imajiner ini ditarik mulai dari perbatasan Indonesia-Filipina, kemudian Teluk Sulawesi yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi, kemudian ke bawah tepat di sebelah timur Pulau Bali. Jadi semua daerah di NTB dan NTT masih termasuk dalam Garis Wallacea, sedangkan Bali, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan benua Asia merupakan kawasan oriental.

Disebut Garis Wallacea, karena yang membuat garis imajiner untuk pemetaan zoogeografis adalah Alfred Wallace, sobat Charles Darwin yang terkenal dengan Teori Evolusi-nya. Daerah-daerah yang berada dalam Garis Wallacea dikenal memiliki syarat dan kondisi untuk kelangsungan hidup burung-burung liar. Di wilayah ini terdapat setidaknya 250 spesies burung endemik, alias tak dijumpai di daerah lain.

📜 Aries Munandi
📷 HBW, Ebird, Joel Sartore, Andrew Spencer, Darren O'Connell.






BURUNG INDONESIA696.KACAMATA WAKATOBINama indonesia : Kacamata WakatobiNama internasional : Wakatobi White-eyeNama binom...
15/12/2025

BURUNG INDONESIA

696.
KACAMATA WAKATOBI

Nama indonesia : Kacamata Wakatobi
Nama internasional : Wakatobi White-eye
Nama binomial : Zosterops flavissimus
Hart, 1903

Kacamata Wakatobi (Zosterops flavissimus) adalah spesies burung dalam keluarga Zosteropidae. Ini endemik di Indonesia, di mana hanya diketahui dari Kep**auan Wakatobi di lepas Sulawesi Tenggara.

Burung ini dapat dibedakan dari kebanyakan kacamata Indonesia lainnya dengan perutnya yang kuning cerah. Sebelumnya dianggap sebagai subspesies Kacamata Laut (Z. chloris), tetapi sudah lama diketahui terisolasi secara reproduktif dari spesies lainnya, dan sebuah studi genetik tahun 2019 menemukan itu sebagai spesies yang berbeda.

Dua spesies baru burung kacamata ditemukan di Kep**auan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kedua burung ini dianggap sebagai spesies baru karena baru diidentifikasi dan dideskripsikan

Jadi, baru pada akhir April 2019 inilah kedua spesies dinyatakan berbeda dengan spesies burung lainnya setelah hasil riset yang dibuat oleh sekelompok peneliti dari Trinity College Dublin di Dublin, Irlandia, dan Universitas Halu Oleo di Kendari, Indonesia, terbit di Zoological Journal of the Linnean Society. Kedua jenis burung ini juga akhirnya telah mendapat nama ilmiah secara resmi.

Kedua spesies baru ini termasuk ke dalam genus Zosterops atau burung kacamata. Nama ini diberikan kepada kelompok burung yang memiliki lingkaran berwarna putih di matanya.

Yang menarik, kedua spesies baru ini ditemukan di daerah yang sama, yakni di Kep**auan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Masing-masing burung ini dinamakan burung Kacamata Wakatobi atau dengan nama latin Zosterops flavissimus dan burung Kacamata Wangi-wangi atau dengan nama ilmiah Zosterops sp. nov..

Burung Kacamata Wangi-wangi hanya ditemukan di Pulau Wangi-wangi, p**au paling utara dari empat p**au di Kep**auan Wakatobi. Sementara burung Kacamata Wakatobi bisa ditemukan secara kolektif di keempat p**au di Kep**auan Wakatobi.

Burung Kacamata Wakatobi sebenarnya bukan burung yang baru ditemukan. Penyebutan pertama tentang spesies ini dalam literatur ilmiah sudah dilakukan oleh ahli burung Jerman Ernst Hartert pada tahun 1903, yang menyebutnya sebagai spesies Zosterops flavissimus.

Namun, spesies burung ini kemudian dimasukkan sebagai subspesies burung Kacamata Laut (Z. chloris). Dan pada akhirnya, seperti dibuat dalam riset ini, spesies burung ini dinyatakan berbeda dengan spesies lain yang telah dideskripsikan lebih dulu dan selanjutnya disebut sebagai Z. flavissimus.

📜 Wikipedia, Kumparan
📷 HBW, Ebird, Darren P. O'Connell, John C Mittermeier, James Eaton, Andrew Spencer, Wibowo Djatmiko, Opwall Indonesia, Sean Kelly, Gloria Martie, Barry Reed, Sea Williams.






BURUNG INDONESIA695.KACAMATA LAUTNama indonesia : Kacamata LautNama internasional : Lemon-bellied White-eyeNama binomial...
10/12/2025

BURUNG INDONESIA

695.
KACAMATA LAUT

Nama indonesia : Kacamata Laut
Nama internasional : Lemon-bellied White-eye
Nama binomial : Zosterops chloris
Bonaparte , 1850

Kacamata Laut ( Zosterops chloris ) adalah spesies burung dalam keluarga Zosteropidae . Burung ini endemik Indonesia , di mana itu Tersebar luas di sebagian Sulawesi, Sunda Kecil, dan sejauh timur Kep**auan Banda, dan Kep**auan Tanimbar, serta banyak p**au kecil, termasuk di Teluk Jakarta, Laut Jawa, dan Laut Flores.

Pada Mei 2017, HBW menggambarkan lima sub-spesies kacamata laut. Namun, distribusi luas Z. c. intermedius (termasuk Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, C. Sunda Kecil dan p**au-p**au kecil di antaranya) kemungkinan berisi lebih dari satu pop**asi yang terisolasi secara reproduktif ( Zc intermedius dan Z. c. flavissimus , dengan yang terakhir sekarang dianggap berbeda spesies, Kacamata Wakatobi ( Z. flavissimus ).

Subspesies

* Zosterops chloris maxi
Pulau Karimata (di lepas Barat Laut Kalimantan), p**au-p**au kecil di sebelah Selatan & Timur Belitung, p**au-p**au di Teluk Jakarta (Pulau Seribu), Pulau Karimunjawa, Gili (di lepas pantai Pulau Bawean), Pulau Laut Kecil, Pulau Kangean, Menjangan (di lepas baratlaut Bali), Nusa Penida, dan Lombok.
* Zosterops chloris mentoris
Utara-tengah Sulawesi. Pop**asi yang baru ditemukan di Sulawesi Tenggara untuk sementara dimasukkan ke dalam subspesies ini.
* Zosterops chloris intermedius
Sulawesi Timur dan Selatan, Pulau Dodepo, Kabaena, Muna, Butung, p**au-p**au kecil di Laut Flores (Tanakeke, Selayar, Tanahjampea, Kalao, Bonerate, Kalaotoa, Madu), dan Tengah Sunda Kecil (Sumbawa, Komodo, Rinca, Flores, Palu, Besar, Sabolan Besar, Solor, Pantar ).
* Zosterops chloris chloris
Pulau Mayu (pertengahan antara Sulawesi dan Halmahera), Kep**auan Schildpad (di sebelah utara Misool), Tujuh (di lepas pantai Seram), Banda, Manuk, Seram Laut, Tayandu, Kai, Taam (di lepas pantai Kai), dan outlier Kep**auan Aru (Babi, Karang, Enu).

Status konservasi : Risiko Rendah

Habitat alami Kacamata Laut adalah di hutan lembab dataran rendah subtropis atau tropis dan hutan bakau subtropis atau tropis.

Di p**au Buton dan Kabaena, kacamata laut tampak terbatas di daerah pesisir, mungkin sebagai akibat persaingan dengan Kacamata Sulawesi. Pengamatan dari Buton menunjukkan bahwa kacamata laut lebih menyukai habitat yang lebih terganggu.

Makanan mereka terdiri dari invertebrata, buah-buahan, dan nektar. Mereka memiliki kaki abu-abu gelap yang kuat, paruh berwarna gelap, dan umumnya berukuran 11-12 cm. Mereka berwarna kuning-zaitun di sisi punggung, dengan karakteristik bagian bawah kuning cerah.

📜 HBW, Wikipedia
📷 HBW, Ebird, Gerald Visser, Stuart Kelly, James Eaton, Phillip Edwards, Andy Walker, David Bates, Peter Ericsson, Holger Teichmann, John O'Malley, David Irving, Yann Muzika.






BURUNG INDONESIA694.KACAMATA BIASANama indonesia : Kacamata Biasa, Kacamata Sangkar, Kacamata PleciNama internasional : ...
09/12/2025

BURUNG INDONESIA

694.
KACAMATA BIASA

Nama indonesia : Kacamata Biasa, Kacamata Sangkar, Kacamata Pleci
Nama internasional : Sangkar White-eye
Nama binomial : Zosterops melanurus
Hartlaub , 1865

Kacamata Biasa atau Kacamata Sangkar ( Zosterops melanurus ) adalah burung spesies dalam keluarga Zosteropidae . Ia juga dikenal sebagai Kacamata Pleci.

Burung ini ditemukan di p**au Sumatera, Jawa dan Bali , Indonesia .

* Zosterops melanurus buxtoni F. Nicholson, 1879
- Jawa Barat; pop**asi di Sumatera juga telah ditetapkan sebagai buxtoni, tetapi identifikasi burung sumatera sebagai buxtoni telah dipertanyakan.
- Sangat berbeda dengan ras nominasi melanurus: dagu, tenggorokan, dan dada bagian atas berwarna kuning cerah seperti pada ras nominasi, tetapi bagian bawah lainnya berwarna putih keabu-abuan pucat, dengan garis median kuning yang sangat jelas di bagian bawah. Lebih kecil, dan sedikit lebih gelap dan lebih hijau di atas daripada ras nominasi.
* Zosterops melanurus melanurus Hartlaub, 1865
- Jawa dan Bali.
- Seluruh dada, perut, dan perut berwarna kuning cerah, sedikit lebih besar, dan lebih kuning di bagian atas dibandingkan dengan buxtoni.

Burung ini hidup di hutan, di Jawa biasanya ditemukan di ketinggian 200–1.600 m (660–5.250 kaki), dan terkadang lebih rendah dari itu.

Status konservasi : Rentan

Spesies ini sebelumnya diperlakukan sebagai subspesies dari Indian White-eye sebelumnya Oriental White-eye, Zosterops palpebrosus ) tapi berdasarkan hasil dari filogenetik molekuler penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018, itu dipromosikan ke pangkat spesies.

Di Jawa bagian barat jangkauannya tumpang tindih dengan subspesies buxtoni , yang merupakan koloni baru dari Sumatera. Kedua subspesies kawin silang di mana mereka hidup bersama.

Kacamata Sangkar memiliki bulu yang mirip dengan Indian White-eye , tetapi berbeda karena memiliki bulu yang jauh lebih kuning, terutama bagian bawah yang seluruhnya berwarna kuning, bukan abu-abu.

Ini mencari makan serangga, dan menyukai Sesbania grandiflora yang diperkenalkan saat berburu. Musim kawin Kacamata Biasa adalah dari bulan Januari sampai Oktober, dengan puncaknya pada bulan Mei dan Juni.

Seperti kacamata pada umumnya, dengan tubuh atas kekuningan cerah dan "kacamata" putih terang. Di sebagian besar wilayah sebarannya spesies ini memiliki perut kuning, dengan pengecualian pop**asi di ujung barat Jawa yang memiliki perut kelabu. Menjadi satu-satunya jenis kacamata di sebagian besar wilayah sebarannya; di beberapa kawasan dan habitat yang tumpang tindih dengan jenis kacamata lain (kacamata gunung di pegunungan di Jawa Tengah dan Timur, serta kacamata jawa di pesisir utara Jawa), kombinasi mata gelap dan setrip gelap antara mata dan pangkal paruh pada kacamata biasa menjadi ciri pembeda utama untuk mengidentifikasinya.

Ditemukan di hutan, tepian hutan, kebun dan pertanian pada dataran rendah dan kaki bukit.

Panggilan antara lain berupa "deee, deee" menurun. Nyanyian berupa nada-nada tinggi yang saling bercampur merdu membuat spesies ini menjadi target perdagangan burung berkicau. Akibatnya, spesies ini sekarang yang tidak umum atau langka di kawasan dengan habitat sesuai.

Burung ini dianggap terancam karena merupakan burung liar yang paling banyak diperdagangkan di dunia.

📜 HBW, Wikipedia
📷 HBW, Ebird, Joel Sartore, Lars Petersson, Daisy O'Neill, Ralph Akkermans, John C Mittermeier, Nikolay Loginov, Pam Rasmussen, Marcel Holyoak, Bent Rondsholdt,








BURUNG INDONESIA693. A.KACAMATA ENGGANONama indonesia : Kacamata EngganoNama internasional : Enggano White-eyeNama binom...
09/12/2025

BURUNG INDONESIA

693. A.
KACAMATA ENGGANO

Nama indonesia : Kacamata Enggano
Nama internasional : Enggano White-eye
Nama binomial : Zosterops simplex salvadorii Meyer & Wiglesworth, 1894.

Salah satu burung endemik Pulau Enggano, Bengkulu adalah burung Kacamata Enggano atau Zosterops simplex salvadorii. Salah satu jenis burung kacamata ini hanya bisa dijumpai di p**au Enggano. Selain burung Kacamata Enggano, salah satu p**au terluar Indonesia ini juga dihuni oleh beberapa burung endemik lainnya semisal Pergam Enggano (Ducula oenothorax), Celepuk Enggano (Otus enganensis), dan Anis Enggano (Zoothera leucolaema).

Burung Kacamata Enggano merupakan burung pengicau dari keluarga Zosteropidae. Nama latin burung ini adalah Zosterops simplex salvadorii Meyer & Wiglesworth, 1894.
Sebagian ahli menyatakan burung Kacamata Enggano sebagai spesies tersendiri tetapi buku pegangan Birds of the Worlds memasukkan Kacamata Enggano sebagai subspesies dari Kacamata Melayu.
Dalam bahasa Inggris burung yang kerap disebut sebagai burung ini dinamai sebagai Enggano White-eye.

Burung Kacamata Enggano (Zosterops simplex salvadorii) berukuran kecil. Panjang tubuhnya hanya sekitar 11 cm. Penampakan sekilas mirip saudaranya, burung Kacamata Biasa (Zosterops palpebrosus). Bagian punggung memiliki bulu berwarna zaitun, bagian dada berwarna kuning, sedangkan bagian sisinya berwarna abu-abu dan perutnya berwarna putih-krem. Salah satu jenis burung kacamata ini memiliki iris mata berwarna coklat dan paruh serta kaki yang berwarna hitam. Dan layaknya jenis burung kacamata lainnya, burung endemik ini memiliki lingkaran putih di sekitar mata layaknya sepasang kacamata.

Kebiasaan dan tingkah lakunya mirip dengan burung Kacamata Biasa. Pun dengan suara kicauan burung yang dimilikinya.

Burung endemik ini hanya bisa dijumpai di p**au Enggano yang termasuk dalam wilayah administratif Provinsi Bengkulu. Pop**asinya tidak diketahui dengan pasti. Meskipun memiliki daerah sebaran yang terbatas (endemik), menurut Birdlife Internasional, tidak diyakini mendekati ambang batas untuk berstatus ‘rentan’. Karena itu oleh IUCN Red List, burung bernama latin Zosterops simplex salvadorii ini hanya dilabeli dengan status konservasi Least Concern (LC; Berisiko Rendah).

Burung Kacamata Enggano (Zosterops simplex salvadorii) juga tidak terdaftar dalam Apendiks CITES. Selain itu burung ini pun tidak termasuk salah satu burung yang dilindungi di Indonesia, baik berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem maupun PP No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Meskipun hanya berstatus konservasi Least Concern dan tidak termasuk sebagai hewan yang dilindungi, namun bukan berarti burung endemik ini jauh dari ancaman kepunahan. Dengan terbatasnya daerah sebaran yang hanya terdapat di Pulau Enggano saja, ditambah dengan masifnya kerusakan habitat dan perdagangan burung, bukan tidak mungkin akan mengancam kelestarian burung pleci khas Pulau Enggano ini. Sehingga akan bernasif serupa dengan saudaranya yang tinggal di Pulau Sangihe, Burung Kacamata Sangihe yang berstatuskan Critically Endangered.

📜 HBW, Alamendah
📷 HBW, Ebird, Filip Verbelen







BURUNG INDONESIA693.KACAMATA MELAYUNama indonesia : Kacamata MelayuNama internasional : Swinhoe's White-eyeNama binomial...
08/12/2025

BURUNG INDONESIA

693.
KACAMATA MELAYU

Nama indonesia : Kacamata Melayu
Nama internasional : Swinhoe's White-eye
Nama binomial : Zosterops simplex
R. Swinhoe, 1861

Kacamata Melayu (Zosterops simplex) adalah spesies burung dalam keluarga Zosteropidae. Ini ditemukan di Cina timur, Vietnam utara, Semenanjung Thailand-Melayu, Sumatera dan Kalimantan.

Spesies ini sebelumnya diperlakukan sebagai kelompok subspesies Kacamata Gunung (Zosterops japonicus) tetapi berdasarkan hasil studi filogenetik molekuler yang diterbitkan pada tahun 2018, dipromosikan ke peringkat spesies.

Ada lima subspesies Kacamata Melayu :

* Zosterops simplex simplex (Swinhoe, 1861)
- Cina Timur (ekstrim Selatan Gansu Timur ke Jiangsu, Selatan ke Sichuan, Timur Yunnan, Guangxi, Guangdong dan Fujian) dan Taiwan dan Timurlaut ekstrem Vietnam (Timur Tonkin); non-breeding tenggara China Selatan ke Thailand dan Indochina Tengah.

* Zosterops simplex hainanus (E. Hartert, 1923)
- Hainan.
- Serupa dengan ras nominasi simplex, tetapi ukurannya jelas lebih kecil, memiliki kepala dan mantel yang sedikit lebih kekuningan.

* Zosterops simplex williamsoni Robinson & Kloss, 1919
- Pantai Teluk Thailand (dari Bangkok Selatan ke Pattani) dan Kamboja Barat.
- Dahi kuning cerah dan daerah supraloral, dengan area luas berwarna kuning di atas, tenggorokan sedikit lebih pucat dan penutup bawah, garis tengah perut kurang jelas atau kurang; mahkota dan bagian atas hijau zaitun, pantat lebih kekuningan.

* Zosterops simplex erwini (Chasen, 1935)
- hutan pantai Semenanjung Thai-Melayu bagian barat dan tenggara, Sumatera, Kep**auan Riau, Bangka, dan Kep**auan Natuna; pop**asi Kalimantan barat pesisir untuk sementara ditempatkan di sini, tetapi mungkin takson yang berbeda.
- Secara keseluruhan mirip dengan Z. s. williamsoni; bagian bawah pucat dengan bagian atas lebih kekuningan.

* Zosterops simplex salvadorii (AB Meyer & Wiglesworth, 1894)
- Pulau Enggano dan Mega (di lepas pantai Sumatera)
- Bagian atas kepala dan bagian atas berwarna hijau zaitun; mata putih cukup lebar, di bagian depan diselingi oleh bintik kehitaman, garis loral kehitaman yang lebar berlanjut sebagai garis ke belakang di bawah dan ke belakang mata; bulu primer dan ekor berwarna coklat kehitaman, tepi hijau zaitun; tenggorokan, dada bagian atas, penutup bawah dan garis tidak jelas di bagian tengah perut berwarna kuning lemon; sisa bagian bawah berwarna abu-abu pucat, hampir putih di bagian perut, lebih gelap di bagian panggul; iris coklat kemerahan atau coklat kekuningan; tagihan hitam; kaki kelam.

Burung kecil seperti cikrak, berwarna kuning-zaitun dengan lingkar mata putih menonjol.

Hadir di hutan, semak belukar, taman, kebun, pertanian, dan kawasan urban; aktif mencari makan buah-buahan, serangga, dan nektar dari strata bawah hingga pucuk kanopi hutan.

Panggilan dan nyanyian berupa kicauan bernada tinggi. Dapat sulit dibedakan dari berbagai spesies kacamata lain di wilayah sebarannya, khususnya kacamata belukar dan kacamata biasa; perhatikan tebal lingkar mata khususnya di sisi bawah mata serta paruh panjang lancip.

📜 HBW, Wikipedia, Ebird
📷 HBW, Ebird, Vincent Wang, Koji Ichiyama, Ting Wei Hung, Natthaphat Chotjuckdikul, Cheng Ching Liu, Sicheng Wang, Lars Petersson, Ben Weil, Robert Hamilton, Jing Yi Lu, Catherine Jacobs, David Theobald.






BURUNG INDONESIA692.KACAMATA GUNUNGNama indonesia : Kacamata Gunung, Kacamata JepangNama internasional : Warbling White-...
03/12/2025

BURUNG INDONESIA

692.
KACAMATA GUNUNG

Nama indonesia : Kacamata Gunung, Kacamata Jepang
Nama internasional : Warbling White-eye, Mountain White-eye, Japanese White-eye
Nama binomial : Zosterops japonicus
Temminck dan Schlegel, 1845

Status konservasi : Risiko rendah

Kacamata Gunung itu dideskripsikan oleh ahli ornitologi Coenraad Jacob Temminck dan Hermann Schlegel pada 1845 dari spesimen yang dikumpulkan di Jepang. Mereka menciptakan nama binomial Zosterops japonicus.

Kacamata Gunung ( Zosterops japonicus ), juga dikenal sebagai Kacamata Jepang, adalah burung passerine kecil dalam keluarga kacamata . Spesifik julukan kadang-kadang ditulis japonica , tetapi ini tidak benar karena jenis kelamin genus . Daerah asalnya mencakup sebagian besar Asia Timur , termasuk Timur Jauh Rusia , Jepang , Indonesia , Korea , dan Filipina . Itu sengaja diperkenalkan ke bagian lain dunia sebagai hewan peliharaan dan sebagai pengendalian hama, dengan hasil yang beragam. Sebagai salah satu spesies asli p**au-p**au Jepang, ia telah digambarkan dalam seni Jepang pada banyak kesempatan, dan secara historis disimpan sebagai burung sangkar.

Nama Inggris "Japanese white-eye" sebelumnya digunakan untuk Zosterops japonicus dan apa yang sekarang menjadi subspesies Filipina dari Z. japonicus diperlakukan sebagai spesies terpisah , "mountain white-eye" Z. montanus . Sebuah studi filogenetik molekuler yang diterbitkan pada tahun 2018 menemukan bahwa Z. montanus dan beberapa subspesies Z. japonicus adalah sejenis , dan oleh karena itu mereka disatukan. Mereka ditempatkan di Z. japonicus Temminck & Schlegel, 1845 karena ini memiliki prioritas di atas Z. montanus ( Bonaparte, 1850). Nama Inggris baru "warbling white-eye" diperkenalkan untuk taksa gabungan. Pada saat yang sama, beberapa subspesies lain dari mantan Z. japonicus dipecah menjadi spesies mereka sendiri yang terpisah, Z. simplex Kacamata Swinhoe .

Ada 15 subspesies yang diakui banyak di antaranya endemik p**au :

* Zosterops japonicus japonicus Temminck & Schlegel, 1845 –
Sakhalin Selatan, Jepang (termasuk Sado, Oki, Tsushima, Iki, dan Pulau Goto) dan pesisir Semenanjung Korea Selatan.
* Zosterops japonicus stejnegeri Seebohm , 1891 –
Oshima (Kep**auan Izu) Selatan ke Torishima (Nanpo Archipelago).
* Zosterops japonicus insularis Ogawa, 1905 –
Pulau Ryukyu Utara ekstrim (Tanegashima, Yakushima, dan Kumejima).
* Zosterops japonicus loochooensis Tristram, 1889 –
Kep**auan Ryukyu (kecuali ekstrim utara) Selatan ke Yonaguni.
* Zosterops japonicus alani Hartert , 1905 –
Kep**auan Iwo (Gunung Berapi) (Kita-iwo-jima, Iwo Jima).
* Zosterops japonicus daitoensis Kuroda , 1923 –
Pulau Borodino (Kita-daito-jima dan Minami-daito-jima).
** Zosterops japonicus obstinatus Hartert, 1900 –
Ternate, Tidore dan Bacan (lepas laut Halmahera) dan Seram. Mungkin subspesies ini di Obi.
** Zosterops japonicus montanus ( Bonaparte , 1850) –
pegunungan di Sumatera Tengah, Jawa (Timur dari Gunung Papandayan), Bali, Sunda Kecil (Lombok, Sumbawa, Flores, Timor; baru-baru ini ditemukan di Alor, Atauro dan Wetar ), Sulawesi (termasuk Taliabu, di Kep**auan Sula) dan Selatan Maluku (Buru).
** Zosterops japonicus difficilis ( Robinson & Kloss , 1918) –
Gunung Dempo, di Sumatera Selatan.
* Zosterops japonicus parkesi ( duPont , 1971) –
pegunungan Palawan, di Filipina Barat.
* Zosterops japonicus whiteheadi (Hartert, 1903) –
dataran tinggi Luzon Utara, di Filipina Utara.
* Zosterops japonicus diuatae ( Salomonsen , 1953) –
Mindanao Utara dan Barat laut (Pegunungan Diuata, Gunung Malindang, Civolig, Daggayan, Misamis Oriental), di Filipina Selatan.
* Zosterops japonicus vulcani (Hartert, 1903) –
Mindanao Tengah (Gunung Kitanglad, Gunung Apo).
* Zosterops japonicus pectoralis ( Mayr , 1945) –
Negros (Gunung Api Canlaon, Cuernos de Negros), di Filipina Barat-tengah.
* Zosterops japonicus halconensis ( Mearns , 1907) –
Mindoro (Filipina Utara-tengah).

Keterangan

Kacamata gunung berwarna hijau zaitun di punggungnya, dari anterior ke posterior , dan hijau pucat di bagian bawahnya. Kaki dan paruhnya berkisar dari hitam hingga coklat. Ia memiliki dahi hijau dan tenggorokan kuning. Mata putih memiliki sayap bulat dan paruh panjang ramping – keduanya menunjukkan burung ini sangat akrobatik. Sayapnya berwarna coklat tua, tetapi bergaris hijau. Seperti kacamata lainnya, spesies ini menunjukkan mata putih khas yang memberinya nama ( mejiro juga berarti "mata putih" dalam bahasa Jepang). Panjang dewasa berkisar antara 4 hingga 4,5 inci, dan beratnya antara 9,75 dan 12,75 gram.

Kebiasaan

Jenis burung ini jarang ditemukan di darat. Ini adalah spesies yang sangat ramah yang dapat membentuk kawanan dengan spesies lain, di mana burung membentuk kelompok untuk mencari makan selama penerbangan; kacamata hanya berkumpul dengan burung dari spesies lain di luar musim kawin. Meskipun mudah bergaul, kacamata biasanya membentuk hubungan monogami dengan pasangannya – ia hanya memiliki satu pasangan pada satu waktu.

Bersarang

Sepasang individu, umumnya monogami, memilih lokasi sarang antara 1 dan 30 meter di atas permukaan tanah. Konstruksi sarang berlangsung rata-rata 7-10 hari, dan berbagai bahan sarang dapat digunakan (hidup dan tidak hidup); jaring laba-laba, lumut, lumut kerak , dan rambut mamalia adalah contoh media bangunan yang digunakan burung. Saat membangun sarang, mereka sering mencuri bahan dari sarang burung lain. Sarang cenderung berbentuk cangkir, dengan diameter 56,2 mm dan kedalaman 41,7 mm. Sebagian besar sarang hanya digunakan satu kali, tetapi beberapa dapat digunakan hingga tiga kali pada musim tertentu.

Makanan

Spesies ini omnivora , hidup dengan pola makan buah-buahan dari beberapa spesies tanaman berbunga, berbagai jenis serangga, dan nektar di semua tingkat dedaunan. Ini memakan serangga dengan mencari daun bunga dan menjelajahi kulit pohon untuk mencari larva.

Konsekuensi dari makananya termasuk regulasi pop**asi serangga lokal dan penyebaran benih; namun, kemampuan penyebaran benih mata putih tampaknya tidak signifikan di Hawaii.

Distribusi

Kacamata gunung ditemukan di Jepang , Korea , Taiwan , Cina timur , Indonesia dan Filipina utara . Pop**asi burung yang bermigrasi menghabiskan musim dingin di Burma , Thailand , Pulau Hainan , dan Vietnam . Kacamata gunung tersebar luas dan umum di Jepang, dianggap sebagai salah satu spesies burung yang lebih dominan.

📜 HBW, Wikipedia
📷 HBW, Ebird, Joel Sartore, Jon Houghton, John Anderson, Etienne Artigau, Natthaphat Chotjuckdikul, Mason Maron, Alan Schmierer, Aidan Y, Dick Daniels, Laitche.









Address


Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Ensiklopedia Burung posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share