Planet Bola

Planet Bola Konten Menarik Seputar Berita Bola
(1)

Berikut narasi terstruktur, akurat, dan lengkap (dengan sumber terpercaya) tentang perjalanan karir dan kisah pesepakbol...
24/10/2025

Berikut narasi terstruktur, akurat, dan lengkap (dengan sumber terpercaya) tentang perjalanan karir dan kisah pesepakbola Ricky Kayame.

Lahir dan latar awal
Ricky Kayame lahir di Nabire, Papua (lahir 21 September — sebagian sumber mencantumkan 1993). Dia berasal dari daerah sepakbola Papua yang kaya talenta dan memulai pembinaan sepakbolanya di level lokal sebelum dilirik klub profesional.

Masuk ke sepakbola profesional — Persipura Jayapura
Kayame mulai menapaki level profesional saat direkrut Persipura Jayapura melalui seleksi talenta lokal pada akhir 2012. Ia melakukan debut profesional pada 2013 dan langsung mencetak gol — termasuk dua gol saat Persipura menang besar 8–1 atas Persidafon pada debutnya — yang membuatnya cepat menarik perhatian suporter dan pengamat. Dengan Persipura ia menjadi bagian skuad yang meraih gelar liga/turnamen besar pada era tersebut.

Peminjaman dan perpindahan — membangun pengalaman di beberapa klub
Seiring karirnya berkembang, Ricky sempat dipinjamkan dan berpindah klub untuk mencari kesempatan bermain lebih banyak. Pada periode 2016–2017 ia pernah dipinjamkan ke Persib Bandung. Setelah itu ia pindah ke Persebaya Surabaya (bergabung di musim 2017) dan membantu tim pada periode penting itu. Karirnya terus berlanjut dengan kontrak bersama Arema FC (yang juga memberinya pengalaman turnamen seperti Piala Presiden), kemudian Persita Tangerang, kembalinya ke Persipura, dan beberapa kiprah di klub-level domestik lain sebelum tercatat bermain untuk Persipani Paniai dalam catatan terakhir musim transfer. Perpindahan-perpindahan ini menggambarkan perjalanan tipikal pemain profesional yang mencari kombinasi waktu bermain, peran, dan peluang kompetitif.

Gaya bermain dan posisi
Ricky dikenal sebagai pemain penyerang/winger yang lincah, ber-postur relatif kecil namun cepat dan mahir memanfaatkan ruang di sayap maupun sebagai penyerang tengah bila dibutuhkan. Dia sering dimainkan sebagai winger kanan tetapi juga mampu ditempatkan di sisi lain atau di tengah — fleksibilitas inilah yang membuatnya berguna untuk beberapa pelatih.

Prestasi dan momen penting
Bersama Persipura ia bagian dari skuad juara Indonesia Super League / kompetisi domestik besar di era 2013–2016. Dengan Persebaya, Ricky juga merasakan sukses promosi/gelar Liga 2 pada 2017. Di Arema, ia ikut dalam keberhasilan tim menjuarai Piala Presiden 2019 — dan pada turnamen itu tercatat sebagai salah satu pencetak gol/top scorer (berbagi) yang menjadi sorotan. Penghargaan tim dan momen-momen seperti ini menegaskan kontribusi Ricky pada level klub domestik.

Keterlibatan internasional
Secara level internasional, Ricky tercatat pernah terlibat di tim nasional usia muda (Indonesia U23) pada sekitar 2013 dan mencatat beberapa penampilan serta gol di level junior. Meski tidak menjadi nama reguler di tim senior nasional, keterlibatannya di level junior menunjukkan bahwa ia masuk radar prestasi nasional pada masa-masa awal karirnya.

Catatan statistik singkat (ringkasan)
• Penampilan dan gol di level klub: tercatat puluhan penampilan untuk Persipura, Arema, Persebaya dan klub lain dengan jumlah gol yang bervariasi tiap musim (sumber statistik terperinci: Transfermarkt / catatan liga).
• Nomor punggung, tinggi badan, dan catatan kontrak bisa berbeda menurut sumber dan waktu; untuk statistik rinci per musim lebih baik merujuk halaman statistik pemain yang terupdate.

Refleksi singkat — reputasi dan peran di sepakbola Indonesia
Ricky Kayame adalah contoh pemain Papua yang menanjak lewat jalur lokal ke klub besar nasional. Ia dikenal karena kecepatan, kelincahan, dan kemampuan menempatkan diri di berbagai posisi menyerang. Karirnya yang berpindah-pindah antar klub menunjukkan dinamika kompetitif Liga Indonesia, di mana pemain mencari tempat terbaik untuk berkembang dan memberi kontribusi. Prestasinya bersama klub-klub seperti Persipura, Persebaya (Liga 2) dan Arema (Piala Presiden) menegaskan bahwa ia sempat menjadi bagian momen penting sepakbola domestik.

---

Sumber utama yang saya gunakan untuk menyusun narasi ini: halaman profil dan ringkasan karir (Wikipedia bahasa Inggris & Indonesia), Transfermarkt (profil & statistik karir), serta laporan berita lokal tentang perpindahan dan turnamen (contoh: liputan Piala Presiden / berita klub).

Berikut narasi perjalanan karir dan kisah singkat Achmad (Ahmad) Sumardi yang disusun dari sumber-sumber terpercaya:Achm...
24/10/2025

Berikut narasi perjalanan karir dan kisah singkat Achmad (Ahmad) Sumardi yang disusun dari sumber-sumber terpercaya:

Achmad Sumardi adalah pesepakbola Indonesia yang memainkan posisi bek (sering dipakai sebagai bek kanan atau bek luar). Ia lahir pada 2 Mei — sumber berbeda mencatat tahun lahir antara 1980 dan 1984, serta ada variasi laporan tentang tempat lahir (Mamasa, Sulawesi Barat; atau Grobogan, Jawa Tengah). Sumber-sumber data pemain modern seperti Transfermarkt dan versi bahasa Inggris Wikipedia mencantumkan tanggal lahir 2 Mei 1980 dan mencatatnya sebagai pemain bertipe bek kanan dengan tinggi sekitar 1,67 m.

Karier profesional Sumardi menonjol di kompetisi liga domestik Indonesia. Secara beruntun ia tercatat memperkuat beberapa klub: Persibo Bojonegoro (sekitar 2009–2011), PSIS Semarang (2011–2012), Persisam Putra Samarinda (2012–2013, tercatat 29 penampilan pada musim tersebut), Sriwijaya FC (2014, tercatat ~10 penampilan), Persiram Raja Ampat (2015–2016) dan PSM Makassar (2016). Data statistik dan periode ini didukung oleh beberapa basis data pemain serta halaman ringkasan klub/skuad.

Selama kariernya Sumardi dikenal sebagai bek bertahan yang bisa dimainkan di sisi kanan pertahanan — bukan tipe pemain yang produktif mencetak gol, melainkan memberi kontribusi di fase bertahan dan transisi. Penampilannya tercatat di kompetisi seperti Indonesian Super League dan turnamen nasional lain; catatan menit bermain dan kartu/penampilan tersedia pada ringkasan musim tertentu.

Ada beberapa momen manajerial dan transfer yang tercatat di media: misalnya pada 2014 Sumardi sempat tidak lagi dipertahankan oleh Sriwijaya FC (berita klub menyatakan kontrak tidak diperpanjang / dilepaskan), dan pada 2016 PSM Makassar melakukan penyusunan skuad yang juga memunculkan kabar pemangkasan pemain yang menyebut nama Ahmad Sumardi di antara beberapa pemain yang dilepas. Kejadian-kejadian seperti ini tercatat dalam liputan media olahraga dan rilis klub.

Menutup babak karier kompetitif, profil pemain di beberapa basis data menyatakan Sumardi telah berhenti aktif (status pensiun tercatat pada catatan Transfermarkt per 2016). Meskipun demikian, catatan statistiknya tetap menjadi bagian arsip kompetisi domestik — berguna untuk melihat peran dia di tiap klub selama era tersebut.

Catatan tentang ketidakselarasan data: saat merangkum profil pemain Indonesia yang bukan bintang internasional, Anda sering menemukan perbedaan kecil antar sumber (tahun lahir, ejaan nama — Achmad vs Ahmad, atau kota kelahiran). Saya mengutamakan basis data pemain berstandar internasional (Transfermarkt) dan halaman ringkasan liga/Wikipedia sebagai rujukan utama, tetapi menampilkan juga varian yang muncul di sumber lokal untuk transparansi.

Sumber utama yang saya pakai untuk narasi ini:

Transfermarkt (profil pemain).

Wikipedia (en & id).

Bola.net (profil pemain).

Liputan dan rilis klub / ANTARA / BolaSkor tentang peristiwa pelepasan dan penyusunan skuad.

Berikut narasi yang akurat dan lengkap (dilengkapi sumber tepercaya) tentang perjalanan karir dan kisah pesepakbola Fauz...
23/10/2025

Berikut narasi yang akurat dan lengkap (dilengkapi sumber tepercaya) tentang perjalanan karir dan kisah pesepakbola Fauzi Toldo — penjaga gawang asal Indonesia.

Narasi perjalanan karir Fauzi Toldo

Fauzi Toldo lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 22 November 1981. Ia dikenal sebagai penjaga gawang profesional yang meniti kariernya di berbagai klub besar di kompetisi sepak bola Indonesia. Informasi biodata ini tercantum dalam beberapa basis data pemain dan profil klub.

Karier profesional Fauzi dimulai pada level klub domestik, dan sepanjang kariernya ia memperkuat beberapa tim, antara lain Persik Kediri, Persiba Bantul (Persiba), Putra/ Persisam Samarinda (Putra Samarinda/ Persisam), Sriwijaya FC, PSM Makassar, dan kembali ke Persik Kediri pada akhir kariernya. Total penampilan kompetitif yang tercatat mencapai ratusan pertandingan sebagai kiper tanpa mencetak gol (sebagaimana lazim untuk posisi penjaga gawang). Sumber data karier dan ringkasan klubnya tercantum pada profil pemain dan rekap transfer.

Pada periode penting kariernya, Fauzi pindah dari Putra Samarinda ke Sriwijaya FC pada 17 Oktober 2013 — langkah yang dilaporkan media saat itu. Selama membela Sriwijaya ia sempat menjadi kiper utama dan juga mengalami masa pemulihan dari cedera sehingga sempat absen, yang diliput oleh media olahraga lokal. Selain itu, ada laporan negosiasi transfernya yang sempat menjadi perhatian karena klausul kontrak/tawaran gaji saat Sriwijaya mengincarnya.

Setelah masa bersama Sriwijaya, Fauzi tercatat bergabung dengan PSM Makassar (2015) dan kemudian kembali memperkuat Persik Kediri pada kompetisi Indonesia Soccer Championship/B musim 2016. Beberapa laman statistik pemain (Transfermarkt, WorldFootball, Flashscore) juga mencatat detail musim, jumlah penampilan, dan status pensiunnya yang terdaftar sebagai pensiun per Desember 2017 pada beberapa basis data.

Secara karakteristik karier, Fauzi Toldo dikenal sebagai penjaga gawang yang konsisten di level domestik—mengumpulkan pengalaman di banyak klub dan kompetisi nasional—meskipun tidak tercatat memegang peran reguler di tim nasional. Liputan lokal dan arsip berita pertandingan menyorot perannya saat menjadi kiper utama di beberapa klub serta tantangan cedera yang sempat dihadapinya.

Ringkasan data karier (pilihan)

Nama: Fauzi Toldo — lahir 22 Nov 1981, Palembang.

Posisi: Penjaga gawang (goalkeeper).

Klub yang pernah diperkuat (urutan ringkas, berdasarkan catatan publik): Persik Kediri, Persiba Bantul, Putra/ Persisam Samarinda, Sriwijaya FC, PSM Makassar, kemudian kembali ke Persik Kediri.

Catatan akhir karier: sejumlah basis data pemain mencatat status pensiun sekitar akhir 2017; total penampilan klub tercatat ratusan.

Giman Nurjaman adalah sosok legenda sepak bola Indonesia yang memiliki hubungan erat dengan klub Persita Tangerang. Ia d...
23/10/2025

Giman Nurjaman adalah sosok legenda sepak bola Indonesia yang memiliki hubungan erat dengan klub Persita Tangerang. Ia dikenal sebagai salah satu pemain utama dan tokoh penting dalam sejarah Persita, terutama pada era emas klub ini di awal 2000-an. Pada musim Liga Indonesia 2002, Persita yang dipenuhi oleh pemain lokal seperti Giman Nurjaman menunjukkan performa luar biasa dengan menembus final kompetisi meski status timnya tidak dianggap istimewa. Pada saat itu, kekompakan tim menjadi kunci keberhasilan mereka, di mana Giman yang sudah lama memperkuat klub memberikan kontribusi besar bersama pemain muda berbakat lainnya seperti Ilham Jayakesuma dan Zaenal Arief.

Setelah masa bermainnya, Giman Nurjaman kemudian mengambil peran penting di klub sebagai asisten pelatih dan bahkan sempat menjadi pelatih kepala, menggantikan pelatih sebelumnya. Perannya dalam membimbing pemain muda dan membantu perkembangan tim sangat diapresiasi oleh manajemen dan pendukung Persita. Sosok Giman Nurjaman menjadi lambang loyalitas dan dedikasi terhadap Persita Tangerang, yang dikenal dengan julukan "Pendekar Cisadane," dan ia turut mengantarkan klub ini ke berbagai pencapaian penting dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Dengan demikian, Giman Nurjaman tidak hanya dikenang sebagai legenda pemain, tetapi juga sebagai figur pelatih dan pembina yang terus berkontribusi dalam klub Persita Tangerang di berbagai kapasitas sepanjang kariernya.

Nova AriantoAwal Kehidupan & Latar BelakangNova Arianto lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 4 November 1978 (be...
23/10/2025

Nova Arianto

Awal Kehidupan & Latar Belakang

Nova Arianto lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 4 November 1978 (beberapa sumber menyebut 4 November 1979) di dalam keluarga yang sudah akrab dengan sepak bola — ayahnya adalah Sartono Anwar, pelatih kawakan Indonesia.
Sejak kecil, Nova sudah dibiasakan lingkungan sepak bola lewat bimbingan sang ayah serta ikut berbagai kegiatan klub dan sekolaah sepak bola.

Karier Sebagai Pemain

Nova memulai karier profesionalnya sebagai pemain sepak bola dengan klub Arseto Solo pada musim 1997-1998.
Selanjutnya ia sempat bermain untuk klub-klub seperti PSIS Semarang (sekitar 1998-1999) dan kemudian masuk ke Persebaya Surabaya di mana kariernya mulai melejit.

Posisinya di lapangan berkembang dari awalnya sebagai striker lalu berubah menjadi bek tengah – keputusan yang kemudian terbukti tepat karena posturnya yang 183 cm memungkinkan ia menjadi benteng pertahanan yang tangguh.
Pada periode 2007-2011 ia bermain untuk Persib Bandung, menjadi salah satu pemain kunci di lini belakang dan mendapat julukan “Si Suster Ngesot” karena selebrasi golnya yang unik.

Beberapa sorotan kariernya sebagai pemain:

Sebagai bek, ia tak hanya fokus menjaga pertahanan tetapi juga punya kontribusi gol melalui situasi bola mati atau tendangan pojok.

Selebrasi “ngesot-ngesot” menjadi ciri khas dan membuatnya populer di kalangan suporter.

Ia mengakhiri karier pemainnya setelah memperkuat klub seperti Sriwijaya FC dan Pelita Bandung Raya sebelum benar-benar pensiun.

Transisi ke Dunia Kepelatihan

Setelah pensiun sebagai pemain sekitar 2014/2015, Nova tidak meninggalkan sepak bola. Ia kemudian memulai karier kepelatihan:

Mulai dari asisten pelatih dan pelatih di level klub seperti Madiun Putra, Lampung Sakti hingga tim-tim muda.

Ia sempat menjadi asisten pelatih di tim nasional, termasuk mendampingi pelatih asal Korea Selatan Shin Tae‑yong.

Pada tahun 2024 ia dipercayakan sebagai pelatih kepala untuk tim nasional usia muda, yakni Timnas Indonesia U‑17 (dan/atau U-16) dan berhasil membawa tim ke pencapaian besar.

Pencapaian & Warisan

Nova Arianto meninggalkan jejak yang cukup kuat dalam sepak bola Indonesia, baik sebagai pemain maupun pelatih. Beberapa poin penting:

Sebagai pemain, ia mencetak gol dari bek tengah dan menjadi bagian penting dari lini belakang klub-klub besar.

Julukan “Si Suster Ngesot” menjadi bagian dari identitasnya dan menunjukkan bagaimana ia mampu menarik perhatian suporter.

Sebagai pelatih muda, ia menjadi bagian dari harapan pembinaan generasi berikutnya di Indonesia — keberhasilannya membawa Timnas U-17 lolos ke ajang internasional memberi warna baru.

Warisan dari sang ayah pelatih Sartono Anwar, yang mempengaruhi karakter dan etos kerja Nova di lapangan dan di pinggir lapangan.

Nilai yang Bisa Diambil

Dari kisah Nova Arianto kita bisa mengambil beberapa pelajaran:

Adaptasi posisi dan peran: Dari striker menjadi bek tengah — menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan untuk berubah demi tim.

Kerja keras dan mental juara: Posturnya, gaya bermainnya, dan selebrasi-nya menggambarkan semangat juang.

Pembinaan dan regenerasi: Peralihan ke kepelatihan menggarisbawahi betapa pentingnya mentransfer pengalaman ke generasi baru.

Identitas dan ciri khas: Selebrasi “ngesot” menjadi bagian dari brand personal—yang menunjukkan bahwa karakter bisa membedakan pemain atau pelatih dalam memori publik.

Penutup

Nova Arianto bukan hanya “sekadar pemain bek” atau “mantan Persib Bandung” — ia adalah sosok yang melewati berbagai fase: anak pelatih, pemain top, pembelot posisi, dan akhirnya pelatih generasi muda. Kisahnya mengingatkan kita bahwa dalam sepak bola (dan hidup secara umum), perubahan, dedikasi, dan mentransfer nilai kepada generasi berikutnya adalah bagian penting dari warisan.

Berikut narasi lengkap, ringkas, dan berbasis sumber terpercaya tentang perjalanan karir dan kisah Cecep Supriatna — man...
23/10/2025

Berikut narasi lengkap, ringkas, dan berbasis sumber terpercaya tentang perjalanan karir dan kisah Cecep Supriatna — mantan penjaga gawang yang lekat dengan Persib Bandung.

Cecep Supriatna lahir di Bandung pada 6 November 1975 dan berposisi sebagai penjaga gawang. Ia memulai jejaknya di lingkungan Persib—melalui tim junior—dan kemudian dipercaya masuk tim senior Persib pada pertengahan 1990-an.

Karier klub

Persib Bandung (gelombang pertama: 1994–2002): Cecep menjadi bagian skuat Persib pada era akhir 1990-an dan awal 2000-an, berperan sebagai kiper utama sekaligus pelapis dalam periode persaingan ketat di pos penjaga gawang.

Persijatim / Solo FC (2002–2003): Pada 2002 Cecep sempat pindah satu musim ke Persijatim (yang kemudian menjadi Sriwijaya FC) untuk mencari kesempatan bermain lebih banyak sebelum kembali ke Persib.

Kembali ke Persib (2004–2014): Ia kembali membela Persib dan menjadi sosok yang setia di skuad selama bertahun-tahun, termasuk menjadi pemain senior dan figur penting bagi suporter (Bobotoh). Pada akhir 2013/2014 Cecep mulai menapaki fase akhir karier profesionalnya.

PSGC Ciamis (2014–2018): Setelah masa panjang di Persib, Cecep melanjutkan karier di klub divisi bawah PSGC Ciamis sebelum benar-benar pensiun dari sepakbola profesional.

Gaya bermain dan peran di tim
Cecep dikenal sebagai kiper yang rajin, disiplin, dan loyal. Meski sering bersaing dengan beberapa nama kiper lain sepanjang kariernya (termasuk kedatangan kiper asing dan rekrutan baru), ia mendapat tempat di hati Bobotoh karena komitmen panjangnya kepada Persib. Dalam beberapa kesempatan ia dipercaya turun sebagai starter dan juga tampil cemerlang di laga-laga penting.

Momen penting & pengakuan
Beberapa media mewawancarai dan menulis tentang kenangan Cecep bersama Persib—mis. saat Persib mencapai babak delapan besar Liga Indonesia 2001—dan tentang bagaimana ia tetap aktif mengikuti perkembangan klub setelah pensiun. Ia juga beberapa kali memberi komentar dan pandangan soal komposisi pemain Persib di musim-musim berikutnya.

Setelah sepakbola
Setelah menutup babak sebagai pemain profesional, Cecep menjalani kehidupan pasca-lapangan: aktif bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintahan daerah Bandung (ada beberapa liputan yang menyebut peralihan profesi ini), dan ia tetap muncul di acara-acara komunitas Persib serta memberikan pandangan sebagai legenda klub.

Catatan statistik singkat (ringkasan sumber)

Posisi: Kiper.

Tanggal lahir: 6 November 1975 (Bandung).

Klub utama: Persib Bandung (1994–2002, 2004–2014), Persijatim (2002–2003), PSGC Ciamis (2014–2018).
(Sumber ringkasan statistik: Wikipedia, Transfermarkt, arsip klub dan liputan media olahraga).

Berikut narasi komprehensif tentang perjalanan karir dan kisah pesepakbola Edi Hafid Murtadho, disusun dari sumber-sumbe...
23/10/2025

Berikut narasi komprehensif tentang perjalanan karir dan kisah pesepakbola Edi Hafid Murtadho, disusun dari sumber-sumber terpercaya (Wikipedia, Transfermarkt, Footballdatabase, berita lokal dan arsip foto/antarmedia):

---

Edi Hafid Murtadho lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 21 Maret 1983. Ia besar di lingkungan sepak bola Bandung dan menapaki karier juniornya melalui sekolah sepak bola lokal sebelum memasuki dunia profesional. Informasi dasar tentang kelahiran dan asal-usulnya dicatat di sejumlah basis data pemain dan ensiklopedia daring.

Posisi bermain Edi umumnya berada di lini belakang—sering dimainkan sebagai bek kanan, stopper, atau gelandang bertahan tergantung kebutuhan tim. Gaya permainannya dikenal pragmatis dan pekerja keras, khas pemain bertahan yang juga mampu menutup ruang dan membantu transisi tim dari bertahan ke menyerang. Keterangan posisi dan perannya ini konsisten di profil pemain yang tercatat di berbagai sumber.

Karier profesional Edi mulai di klub-klub domestik skala regional sebelum menembus klub-klub level atas Indonesia. Pada awal karier senior tercatat ia membela Persigar Garut dan Persitara Jakarta Utara pada tahapan awal, lalu mendapat kesempatan bergabung dengan Persib Bandung — salah satu klub besar di Indonesia — pada pertengahan 2000-an. Di Persib ia menjadi bagian skuat pada periode sekitar 2005–2010, meskipun tidak selalu menjadi starter reguler, namun periode ini merupakan bagian penting dari pembentukannya sebagai pemain profesional.

Setelah masa di Persib, Edi melanjutkan kariernya dengan bergabung ke Pelita Bandung Raya (sering disingkat PBR atau Pelita Jaya pada periode transformasi) di mana ia lebih sering mendapat kesempatan tampil dan mengumpulkan jumlah pertandingan yang lebih signifikan pada kompetisi-kompetisi nasional yang berlangsung antara 2010—2014. Catatan statistik kariernya pada laman statistik sepakbola menunjukkan jumlah caps yang lebih besar selama periode di Pelita Bandung Raya dibandingkan saat di Persib.

Pada fase akhir kariernya sebagai pemain, Edi tercatat membela beberapa klub lain di level kompetisi nasional dan regional, termasuk Perssu 1977 Sumenep (2015–2016) dan Persikabo/klub-klub kasta bawah lainnya pada musim-musim berikutnya. Laporan lokal dan artikel transfer mencatat pergerakan tersebut dan peran Edi yang semakin berpengalaman dalam memperkuat lini belakang tim-tim yang mengontraknya.

Selain aktif sebagai pemain, Edi juga terlihat berperan secara lokal di dunia kepelatihan dan pengembangan klub setelah masa puncak karier bermainnya. Beberapa akun media sosial terkait klub daerah dan pengumuman klub menunjukkan keterlibatan Edi dalam kapasitas kepelatihan atau staf teknis pada kegiatan-kegiatan klub regional (mis. keterlibatan pada tim-tim di Jawa Barat / kegiatan Perses/ Persigar), yang menandakan pergeseran alami dari pemain menjadi pelatih/mentor di level lokal. Catatan ini terutama terlihat dari pengumuman klub dan posting media sosial serta pemberitaan lokal.

Selama kariernya Edi bukanlah tipe pemain yang mencetak banyak gol; perannya lebih defensif dan fungsional—menjaga lini belakang, memberi stabilitas, dan membantu organisasi pertahanan tim. Oleh karena itu statistik golnya di berbagai catatan resmi relatif minim, tetapi kontribusi defensifnya tercatat melalui kehadiran sebagai pemain reguler di beberapa musim. Sumber data statistik pemain menegaskan perannya yang lebih menekankan aspek bertahan daripada ofensif.

Catatan dan arsip foto pertandingan (mis. liputan ANTARA pada pertandingan Persib vs Pelita) memperlihatkan momen-momen Edi saat berlaga bersama Persib, yang menjadi dokumentasi visual penting bagi penggemar dan arsip olahraga lokal. Selain itu, sejumlah wawancara lokal dan artikel berita (portal lokal seperti Portalmadura, liputan klub, dan media berita regional) merekam pengalaman profesionalnya ketika bergabung memperkuat tim-tim regional seperti Perssu Sumenep, termasuk kutipan singkat tentang peran yang diharapkan darinya di tim baru.

Secara ringkas, garis besar perjalanan karir Edi Hafid Murtadho adalah: tumbuh dari akademi/sekolah sepak bola Bandung → meniti karier senior di klub-klub regional (Persigar, Persitara) → mencapai skuad Persib Bandung (2005–2010) → melanjutkan ke Pelita Bandung Raya (2010–2014) → memperkuat sejumlah klub kasta nasional/regional di sisa karier (mis. Perssu Sumenep, Persikabo) → bertransisi ke peran yang melibatkan pembinaan/kehadiran dalam kegiatan klub lokal setelah puncak karier bermain. Informasi ini disusun dari beberapa database pemain, arsip berita, dan profil pemain di situs-situs sepakbola.

---

Narasi lengkap perjalanan karir dan kisah pesepakbola Eddy / Edy Gunawan> Catatan singkat: di berbagai sumber nama pemai...
23/10/2025

Narasi lengkap perjalanan karir dan kisah pesepakbola Eddy / Edy Gunawan

> Catatan singkat: di berbagai sumber nama pemain ini tertulis Edy Gunawan (varian ejaan tanpa g ganda). Saya memakai kedua ejaan ketika relevan karena sumber berbeda menulis agak berbeda. Sumber utama yang dipakai tercantum di akhir.

Awal hidup dan profil singkat

Edy (sering tertulis juga Eddy) Gunawan lahir di Balikpapan pada 25 September 1985. Ia berdarah Indonesia, bertinggi sekitar 1,64–1,66 m, dan selama karier profesionalnya bermain utamanya sebagai bek kiri (left-back) dan kadang ditempatkan sebagai winger/penyerang sayap. Informasi profil dan posisi ini tercatat dalam profil pemain di sumber-sumber sepakbola terpercaya.

Jejak klub — ringkasan karier klub

Perjalanan profesional Edy/ Eddy melintasi beberapa klub Indonesia, dengan catatan penampilan yang tercatat di berbagai musim. Ringkasan kronologis (berdasarkan catatan sumber-sumber kliping statistik):

Persiba Balikpapan — periode awal penting, tercatat bermain pada sekitar 2009–2011 (catatan variasi tahun pada beberapa database).

Persebaya 1927 / Persebaya Surabaya — bergabung dan memainkan peran pada musim 2011–2012 (bagian dari skuad yang berprestasi di turnamen tertentu).

Persibo Bojonegoro — tercatat pada 2013.

Persela Lamongan — beberapa periode tercatat (2014 dan 2016–2017), dengan jumlah penampilan yang signifikan saat periode 2016–2017.

Barito Putera — sempat direkrut (catatan transfer 2014/2015), namun penampilan kompetitif tercatat minim pada beberapa musim.

Borneo (Borneo FC) — bermain pada 2018–2019, termasuk peminjaman singkat ke Sriwijaya pada 2019 (di mana tercatat sempat mencetak gol).

Persiba Balikpapan (kembali) — beberapa kali kembali memperkuat Persiba pada musim-musim berikutnya (mis. 2020, 2022).

Hizbul Wathan, Persekabpas/NZR Sumbersari, dan klub level Liga 2 / Liga 3 — pada fase akhir kariernya tercatat bermain untuk klub-klub tingkat domestik yang lebih rendah (Liga 2 / Liga 3), termasuk NZR Sumbersari pada catatan terbaru.

(Selisih kecil pada penamaan klub atau tahun bisa muncul antar basis data — mis. “Edy” vs “Eddy”, atau catatan kontrak vs catatan penampilan kompetitif — namun rangka umum pergerakan klub seperti di atas konsisten di beberapa sumber.)

Gaya bermain dan peran di lapangan

Edy dikenal sebagai pemain bertipe sayap/kiri yang bekerja di sisi pertahanan (bek kiri) tetapi memiliki keterampilan ofensif yang memungkinkannya berperan sebagai winger ketika dibutuhkan. Kecepatan, mobilitas di sisi lapangan, dan kemampuan naik membantu serangan jadi ciri khas perannya — hal ini terlihat dari pergeseran posisinya antara bek kiri dan sayap pada beberapa tim. Statistik golnya relatif rendah (peran defensif/wing), meskipun ada catatan gol sesekali, misalnya saat dipinjamkan ke Sriwijaya.

Pencapaian dan momen penting

Bersama Persebaya Surabaya (versi/era Persebaya 1927) Edy tercatat bagian dari skuad yang meraih gelar Malaysia-Indonesia Unity Cup 2011 dan runner-up Indonesia Premier League 2011–12 — ini termasuk bagian pencapaian tim yang tercatat di publikasi profil pemain.

Ia juga memiliki beberapa musim dengan jumlah penampilan yang cukup untuk disebut kontributor reguler, khususnya pada masa-masa bermain di Persela Lamongan (periode 2016–2017 tercatat penampilan terbanyak menurut catatan resmi).

Sikap profesional dan kehidupan di luar lapangan

Di luar lapangan Edy tercatat aktif di media sosial (profil Instagram) dan beberapa kali secara terbuka menyampaikan keputusan terkait kehidupan pribadi dan karier. Sebagai contoh, pada Agustus 2021 ada pemberitaan lokal bahwa Edy mengumumkan pamit dari Persiba dan menyatakan ingin lebih fokus pada keluarga — menunjukkan fase hidup di mana ia menimbang prioritas antara karier dan keluarga.

Status terbaru (catatan per sumber)

Beberapa basis data transfer dan profil pemain (Transfermarkt, Wikipedia, portal berita dan portal statistik lokal) menunjukkan bahwa pada musim-musim akhir dia bergerak ke klub tingkat Liga 2 / Liga 3 (mis. NZR Sumbersari, Persekabpas, kembalinya ke Persiba pada beberapa periode), dan ada catatan bahwa beberapa database menandai statusnya “tanpa klub” pada titik tertentu (pergerakan kontrak dan status free agent pada pertengahan 2024 tercatat di Transfermarkt). Karena catatan transfer bisa terus diperbarui, sumber-sumber berbeda mungkin menampilkan status yang sedikit berbeda; tapi konsensusnya: Edy tetap aktif berputar di klub-klub domestik Indonesia hingga tahap akhir kariernya dan sempat menurun ke level kompetisi yang lebih rendah dibanding puncak kariernya di Liga 1.

Kesimpulan ringkas

Edy/Eddy Gunawan adalah contoh pemain Indonesia yang berakar dari Kota Balikpapan, punya karier panjang melintasi beberapa klub nasional (Persiba, Persebaya 1927, Persela, Borneo, dll.), berposisi utama sebagai bek kiri/winger, dan sempat mengalami fase puncak (kontribusi reguler di Liga 1 dan raihan gelar tim bersama Persebaya) sebelum menutup satu per satu babak kariernya di klub-klub tingkat domestik yang lebih rendah. Selain itu, keputusan pribadi seperti lebih memprioritaskan keluarga juga tercatat sebagai bagian kisah hidupnya di luar lapangan.

---

Referensi utama yang saya gunakan

1. Wikipedia (bahasa Inggris) — profil dan daftar klub/penampilan.

2. Transfermarkt — profil, tinggi, posisi, dan status kontrak/klub terakhir.

3. Bola.net — profil pemain dan catatan karier domestik.

4. WorldFootball / Lapangbola — catatan pertandingan, statistik musim.

5. Liputan lokal (KaltimKita) — pernyataan pamit dan fokus keluarga (Agustus 2021).

Berikut narasi ringkas, akurat, dan terdokumentasi tentang perjalanan karir serta kisah sepak bola Muhammad Sihran (Muha...
23/10/2025

Berikut narasi ringkas, akurat, dan terdokumentasi tentang perjalanan karir serta kisah sepak bola Muhammad Sihran (Muhammad Sihran Amrullah).

Awal kehidupan & masuk dunia sepak bola

Muhammad Sihran Amrullah lahir di Ternate, Maluku Utara, pada 8 Maret 1999. Ia mulai menapaki jalur profesional lewat sepak bola usia dini di daerahnya sebelum masuk ke jenjang akademi/kelas junior yang membawanya menuju Borneo FC. Informasi dasar (nama lengkap, tanggal & tempat lahir) tercantum di profil publik pemain.

Debut profesional dan perkembangan di Borneo FC

Sihran direkrut oleh Borneo FC dan melakukan debut tim senior pada musim 2017 (pertandingan melawan Perseru Serui). Pada dua musim awal (2017–2018) kesempatan mainnya masih sangat terbatas, namun pada 2019 ia mulai mendapat lebih banyak menit bermain dan menunjukkan perkembangan signifikan sebagai sayap/kiri yang lincah—termasuk mencetak gol-gol penting yang membuka peluangnya menjadi starter reguler. Sumber laporan pertandingan dan kronologi gol-gol awalnya tercatat di catatan klub dan ringkasan musim.

Puncak peran dan kontribusi (2019–sekarang)

Sejak 2019 Sihran semakin sering menjadi pilihan starter; musim demi musim ia menambah jumlah penampilan dan torehan gol/assist yang membantu Borneo FC di kompetisi domestik (Liga 1) serta turnamen pra-musim seperti Piala Presiden. Dia dikenal karena kecepatan, dribel pendek, kemampuan memberi umpan/assist, dan kerja defensif di sayap—peran yang membuatnya menjadi bagian penting skuad Pesut Etam. Laporan-laporan pertandingan, artikel liga, dan statistik musim mendukung perkembangan ini.

Statistik singkat & catatan karir

Sumber-sumber statistik (Wikipedia/Soccerway/Transfermarkt) mencatat penampilan puluhan sampai ratusan kali untuk Borneo sejak 2017, dengan beberapa puluh gol/kontribusi di semua kompetisi hingga musim-musim terakhir. (Angka persis berubah tiap musim — sumber profil pemain memberikan rekap statistik per musim dan total).

Kontrak & komitmen klub

Pada Januari 2024/terakhir diberitakan, manajemen Borneo memperpanjang kontrak Sihran — langkah yang menunjukkan klub ingin mempertahankan kontribusinya dalam skema jangka menengah (laporan lokal menyebut perpanjangan hingga 2026). Keputusan klub didasari performa konsisten Sihran dalam beberapa musim terakhir.

Gaya main & reputasi

Secara teknis Sihran biasa dimainkan sebagai winger/penyerang sayap kiri, bertipikal pemain bertubuh kecil namun eksplosif (tinggi tercatat ~1,58 m), dominan kaki kiri, mengandalkan akselerasi dan pergerakan di ruang sempit untuk menciptakan peluang atau menarik bek lawan. Media lokal dan pelatih klub beberapa kali memuji etos kerja dan perkembangan taktikalnya.

Sorotan & momen penting

Beberapa momen yang sering disebut media: gol pembuka penting melawan tim-tim besar (contoh: gol yang membantu kemenangan atas Persija dan kontribusi pada kemenangan besar lawan PSIS), serta penampilan menonjol pada musim 2019 dan 2021–2023 yang menegaskan posisinya dalam skuat.

Address

Rembang

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Planet Bola posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Planet Bola:

Share