Suara Rakyat Sulbar

  • Home
  • Suara Rakyat Sulbar

Suara Rakyat Sulbar Info Seputar Sosial Budaya Sulbar

14/03/2025
Di bawah langit Polewali Mandar yang cerah, alun-alun Wonomulyo menjadi saksi dari semangat cinta budaya dan negeri yang...
30/09/2024

Di bawah langit Polewali Mandar yang cerah, alun-alun Wonomulyo menjadi saksi dari semangat cinta budaya dan negeri yang menggetarkan. Pada tanggal 27-28 September 2024, sebuah acara yang memadukan harmoni seni dan kebanggaan daerah digelar dengan megah—Pentas Seni dan Festival Karaoke se-Kabupaten Polewali Mandar, dengan tema besar Cinta Budaya dan Negeriku.

Diketuai oleh Ilham Alimuddin, dengan Asrum Azis sebagai sekretaris, acara ini berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme. Lebih dari sekadar kompetisi, festival ini adalah perayaan yang menyatukan seni, suara, dan jiwa para peserta dari berbagai pelosok kecamatan.
Harmoni Cinta Budaya di Pentas Seni dan Festival Karaoke Polewali Mandar 2024
========

Lomba karaoke menjadi pusat perhatian, dihadiri oleh kurang lebih 30 peserta yang telah lolos audisi. Dari sekian banyak suara yang melantun indah, Fitriani dari Kecamatan Polewali berhasil merebut hati juri dan keluar sebagai juara pertama. Diikuti oleh Saskia Natasya Ilham dari Kecamatan Anreapi sebagai juara kedua, dan Alpandi dari Kecamatan Tutar yang menduduki posisi ketiga. Mereka yang tak berhasil meraih podium utama pun tak kalah bersinar. Agus dari Kecamatan Tapango, Irwansyah dari Landi Kanusuang Kecamatan Mapilli, dan Rahman dari Pussepan Kecamatan Tapango masing-masing meraih gelar juara harapan, dengan M. Padil dari Buttu Dakka Kecamatan Tapango mendapatkan predikat juara favorit.

Tak hanya parade suara, pentas seni yang menyertainya menjadi panggung gemilang bagi budaya lokal. Rebana Tamengundur menggetarkan alun-alun dengan dentingnya yang khusyuk, sementara tarian dari Sanggar Seni Mapia Art Botto memikat mata penonton dengan gerak gemulai yang sarat makna. Melengkapi suasana, irama modern dari Keyboar Disk Sulbar dan alunan dangdut koplo yang enerjik dari Projeck 12 Dangdut Koploan menggetarkan malam, mengundang decak kagum dan riuh tepuk tangan penonton.

Acara ini terselenggara berkat dukungan tulus dari para pengusaha lokal dan pemilik sound system se-Kecamatan Wonomulyo, yang bahu-membahu menjadikan pentas seni ini sebagai wadah untuk merawat budaya dan mempererat cinta akan negeri.

Di sinilah Polewali Mandar berdendang, bukan hanya melalui suara, tetapi melalui rasa cinta yang tertanam dalam setiap lantunan lagu dan tarian yang dihadirkan. Sebuah perayaan yang membuktikan bahwa seni adalah jembatan antara hati, sejarah, dan masa depan yang lebih cerah.(**)

"Di Atas Tandu Harapan: Perjuangan di Jalanan Rusak Demi Sang Bidan Desa"=================================Di sebuah desa...
10/09/2024

"Di Atas Tandu Harapan:
Perjuangan di Jalanan Rusak Demi Sang Bidan Desa"
=================================
Di sebuah desa yang jauh dari gemerlap kota, di tengah hutan-hutan lebat dan perbukitan terjal Kecamatan Tutar, Polewali Mandar, tersebarlah kisah tentang seorang bidan desa yang tangguh namun tak berdaya melawan kerasnya alam. Namanya Safriani, seorang perempuan berusia 34 tahun yang telah lama menjadi sandaran bagi ibu-ibu dan bayi-bayi di desa-desa terpencil. Namun, takdir berkata lain saat tubuh Safriani tak lagi kuat menopang kesehariannya yang berat.
Pada Kamis, 5 September 2024, Safriani terpaksa ditandu sejauh 7 kilometer melintasi jalanan rusak Desa Besoangin. Keadaan Safriani yang sudah melemah tak sanggup lagi diemban oleh kerasnya goncangan mobil hardtop yang membawanya. Ketika roda-roda mobil itu tersendat di lubang-lubang jalan yang menganga, Safriani merintih kesakitan. Setiap guncangan seolah memukul tubuhnya yang sudah rapuh. Ia pun dipindahkan ke atas tandu darurat—seutas kain sarung yang diikatkan pada sebatang bambu, lalu dipikul oleh para lelaki desa yang berjuang membawanya menuju rumah sakit terdekat di Limboro.
Di bawah terik matahari dan dalam kepungan lumpur yang mengotori jalan, suara langkah-langkah mereka yang mantap seolah menjadi nyanyian perjuangan untuk Safriani. Perlahan namun pasti, tandu itu bergerak melewati jalanan yang licin dan berbatu. Detik demi detik terasa panjang, setiap langkah adalah harapan agar sang bidan segera mendapatkan pertolongan yang ia butuhkan.
Di balik langkah kaki yang berat itu, tersimpan kisah tentang keteguhan hati para warga yang rela berjibaku demi menyelamatkan salah satu pahlawan desa mereka. Kepala Puskesmas Tutar, dr. Sudirman, menyampaikan bahwa Safriani menderita hipokalemia yang menyebabkan muntah berat dan nyeri di seluruh persendian. Kondisi jalan yang terjal dan berguncang membuat Safriani lebih nyaman ditandu ketimbang berada dalam mobil yang meliuk-liuk tak tentu arah.
Safriani kini dirawat di RSUD Hajja Andi Depu, Polewali Mandar, dan meski kondisinya mulai membaik, kisah ini menjadi pengingat pahit tentang bagaimana akses kesehatan di daerah terpencil masih menjadi perjuangan yang nyata. Kepala Desa Ratte, Habri, tak henti-hentinya menyuarakan keluhan tentang jalan rusak yang telah lama menghantui desanya. Meski sudah berkali-kali disuarakan dalam musyawarah pembangunan, perbaikan jalan tak kunjung diakomodir.
Sementara itu, di dunia maya, video para lelaki desa yang menandu Safriani dengan segenap tenaga, tersebar luas. Gambar mereka yang berjalan tertatih di antara lumpur dan batu, dengan beban kain sarung dan bambu yang memikul kehidupan seorang bidan desa, menggugah hati banyak orang. Di desa kecil yang terlupakan itu, kisah Safriani adalah kisah tentang kepedulian, gotong-royong, dan harapan yang tak pernah pudar di tengah segala keterbatasan.
Di atas tandu sederhana itu, Safriani tak hanya ditandu dengan kain dan bambu, tetapi dengan doa-doa dan harapan seluruh desa, agar jalan hidupnya kembali lapang dan tubuhnya pulih, untuk kembali merawat dan menyelamatkan nyawa-nyawa kecil di pelosok negeri. ( #)

Sorotan
pengikut

09/08/2024

Seribu Bintang di Langit
===============
Di langit merah yang berkibar penuh rasa,
Kita rayakan hari yang mulia,
Lahirnya bangsa, negeri tercinta,
Dalam pelukan penuh asa.
Tujuh belas Agustus, saksi sejarah,
Dinyatakan dengan sepenuh jiwa,
Kemerdekaan yang tak ternilai,
Berkibarlah sang saka, penuh bangga.
Kibaran bendera di udara,
Menyapu lembah dan puncak gunung,
Suara merdeka menggema,
Mengisi tiap jengkal tanah tumpah darah.
Di jalanan penuh hiruk-pikuk,
Tersimpan doa dan harapan,
Generasi penerus penuh tekad,
Mengukir cita, melanjutkan perjuangan.
Mari kita jaga, kita rawat,
Warisan mulia yang berharga,
Dengan semangat, dengan cinta,
Menjadi bangsa yang jaya dan cerah.
Di bawah langit bintang bersinar,
Terpatri hari indah ini,
Tujuh belas Agustus, hari kemenangan,
Penuh makna dan kebanggaan abadi.


Catatan Sejarah Sepak Bola di Mandar.  Polmas: Kejayaan Sepak Bola dari Tanah Mandar.=================================Di...
05/08/2024

Catatan Sejarah Sepak Bola di Mandar.
Polmas: Kejayaan Sepak Bola dari Tanah Mandar.
=================================
Di antara hiruk-pikuk sepak bola nasional, nama Persatuan Sepak Bola Polewali Mamasa (PS Polmas) sering kali muncul dengan gemilang, membawa harum nama daerah yang kini dikenal sebagai Polewali Mandar. Julukan "Brazil-nya Sulawesi" yang melekat pada tim ini bukan sekadar ungkapan tanpa dasar. Seperti Brazil dengan kehebatan pemainnya, PS Polmas pun menjadi sumber pemain berbakat yang tak henti mengalir ke kancah sepak bola profesional di Indonesia sejak dekade 90-an.

dan Warisan
Pemain seperti Arief Kamaruddin, Ayyub Khan, Irsyad Aras, Jufri Samad, hingga era Fandy Edi yang berjuluk Tim Sandeq, telah menorehkan sejarah dalam lembaran sepak bola nasional. Seperti layaknya perahu Sandeq yang melaju cepat di perairan, demikian p**a para pemain PS Polmas mengarungi lapangan hijau dengan penuh semangat dan ketangguhan.

Terletak di bawah bayangan Stadion S. Mengga, PS Polmas didirikan pada awal 1960-an. Meski Mamasa memekarkan diri menjadi daerah otonomi baru pada tahun 2002, semangat dan identitas PS Polmas tetap utuh, menyatu dengan sejarah dan kebanggaan daerahnya.

Sukri: Pelatih dengan Sentuhan Ajaib
Nama Ahmad Sukri tak dapat dilepaskan dari kejayaan PS Polmas. Lahir di Tinambung pada tahun 1961, Sukri adalah sosok yang membawa tim ini meraih tiga gelar juara besar dalam kurun waktu sebulan pada tahun 1994. Dengan tangan dinginnya, PS Polmas menjuarai Divisi II Liga Indonesia Zona Sulsel, Habibie Cup IV di Pare-Pare, dan Divisi II Liga Indonesia Regional Sulawesi di Kendari. Para pemain seperti Aco Bello, Azis Rahayu, dan banyak lainnya, menjadi bagian dari sejarah gemilang tersebut.

yang Abadi
PS Polmas pertama kali menarik perhatian publik saat mengikuti turnamen "Malunda Cup I" tahun 1994. Dalam turnamen antar kampung ini, PS Polmas menunjukkan kekuatan mereka dengan meraih juara setelah mengalahkan Pelita Utama Pellattoang. Kesuksesan ini membawa mereka ke Divisi II Liga Indonesia Zona Sulsel, di mana PS Polmas kembali berjaya dan menjadi wakil Sulawesi Selatan di tingkat regional.

Habibie Cup: Kemenangan di Pare-Pare
Di turnamen bergengsi yang didedikasikan untuk Presiden ketiga Republik Indonesia, PS Polmas berhasil menaklukkan PSM Makassar dengan skor tipis 1-0, membawa p**ang gelar juara untuk pertama kalinya. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah sepak bola Sulawesi.

Prestasi di Kendari
Tak berhenti di situ, PS Polmas melanjutkan perjalanan ke Kendari untuk berkompetisi di Divisi II Regional Sulawesi. Di sini, mereka menunjukkan ketangguhan dengan menaklukkan Persmin Minahasa dan Persim Maros. Meski harus menghadapi kekalahan dari Persipal Palu, PS Polmas tetap berada di urutan pertama dan melaju ke babak 16 Besar Divisi II Liga Indonesia musim 1994-1995 di Kabupaten Bogor.

yang Nyaris Terwujud
Di babak 16 Besar, Tim Sandeq nyaris saja melaju ke perempat final. Mereka menunjukkan permainan yang impresif dengan kemenangan atas Perseban Banjarmasin dan hasil imbang melawan PSPS Pekanbaru. Namun, mimpi mereka terhenti karena kalah selisih gol dari PSPS Pekanbaru, meski tetap membawa kebanggaan bagi masyarakat Polewali Mandar.

Polmas bukan sekadar tim sepak bola. Ia adalah simbol kebanggaan dan semangat dari Polewali Mandar. Dengan sejarah panjang dan pemain-pemain berbakat yang terus lahir, PS Polmas akan selalu menjadi bintang yang bersinar terang di langit sepak bola Indonesia. Kejayaan mereka adalah inspirasi bahwa dari tanah Mandar, impian besar dapat terwujud dengan kerja keras, semangat, dan dedikasi tanpa henti. (**)
=======================
Liga 3 Sulbar: Derby Sepak Bola yang Menggetarkan Polewali Mandar.

Langit Polewali Mandar tampak cerah di Sabtu, 13 Januari 2024, ketika dua kekuatan sepak bola lokal, PS Polmas dan PS Sandeq Polman, bertemu di Stadion HS. Mengga Sport Center untuk memperebutkan gelar juara Liga 3 Zona Sulawesi Barat.

Pertandingan ini bukan hanya soal adu ketangkasan, melainkan juga sebuah derby yang sarat gengsi dan persaingan, dipimpin oleh dua pelatih tangguh, Azkhar Darno di kubu PS Polmas dan Daeng Masiga di pihak PS Sandeq Polman.

Taktik dan Kecemerlangan di Lapangan
Sejak peluit wasit Nasbir ditiup, PS Polmas langsung menunjukkan agresivitasnya, menerobos pertahanan PS Sandeq dengan serangan cepat yang mematikan. Namun, PS Sandeq dengan tenang mengendalikan situasi, meredam tekanan lawan dan berbalik menekan dari berbagai sisi. Pertandingan pun menjadi ajang adu taktik yang intens, di mana setiap langkah dan gerakan pemain terasa seperti tarian yang mempesona.

Pada menit ke-33, momen magis terjadi. Yusripal, pemain PS Polmas nomor punggung 19, berhasil memperdaya kiper Sandeq, Umar. Dalam kemelut di depan gawang, sebuah sontekan kaki kanannya mengarahkan bola ke sisi kiri gawang yang tak mampu dijangkau oleh Umar. Sorak-sorai penonton bergemuruh, PS Polmas unggul 1-0.

Kedua: Kejayaan dan Ketegangan
Memasuki babak kedua, PS Polmas kembali menunjukkan dominasi. Pada menit ke-63, Hardianto, penyerang nomor punggung 30, melesat melewati beberapa pemain Sandeq dan mengecoh kiper, membuat skor menjadi 2-0. Seakan belum puas, tiga menit kemudian, sebuah kesalahan kiper Sandeq memberikan peluang emas bagi Erwin Alijas. Meski tendangan keras Erwin ditepis, bola memantul ke kaki Yusripal yang dengan mudah menciptakan gol ketiga, mengukuhkan skor 3-0.

PS Sandeq berusaha bangkit, mendapatkan hadiah penalti yang sayangnya hanya membentur tiang gawang. Hingga peluit akhir berbunyi, skor tetap 3-0 untuk kemenangan PS Polmas, menobatkan mereka sebagai juara Liga 3 Sulbar dan memastikan tiket ke babak nasional.

dan Harapan Masa Depan
Panitia menetapkan Erwin Alijas sebagai pemain terbaik, Akbar Aras sebagai kiper terbaik, dan Muh Yusuf Bento dari PS Sandeq sebagai pencetak gol terbanyak. Prestasi ini menambah kemeriahan euforia kemenangan. Juara ketiga diraih oleh Mandar United FC dan PS Matra Pasangkayu, dengan PS Sandeq Polman sebagai runner-up.
Ketua Asprov PSSI Sulbar, Agus Ambo Djiwa, menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan Liga 3 Sulbar yang berlangsung aman dan sukses. Ia berharap PS Polmas dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk berprestasi di tingkat nasional, mengangkat nama persepakbolaan Sulbar ke panggung yang lebih besar.

Manager PS Polmas, H Muhammad Sain, juga menyatakan kebahagiaannya atas kemenangan ini. Ia menegaskan kesiapan timnya untuk berlaga di tingkat nasional, dengan dukungan dari lima perusahaan yang siap mensponsori. "Saya menyerahkan sepenuhnya kepada pelatih untuk mempersiapkan tim PS Polmas menjelang berlaga di tingkat nasional. Termasuk menambah kekuatan dengan mengontrak pemain," tandasnya.

Pertandingan final Liga 3 Zona Sulbar antara PS Polmas dan PS Sandeq Polman bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga tentang kebanggaan, perjuangan, dan harapan. Dari tanah Polewali Mandar, sebuah kisah gemilang kembali ditorehkan, menginspirasi generasi muda untuk terus bermimpi dan berjuang demi kejayaan sepak bola Indonesia. Dengan persiapan matang dan semangat pantang menyerah, PS Polmas siap mengharumkan nama Sulawesi Barat di kancah nasional. (**)

pengikut

Kisah Abd. Rasak S.Pd dan Perjuangan di SDN 024================================Di ujung barat Kecamatan Luyo, Kabupaten ...
04/08/2024

Kisah Abd. Rasak S.Pd dan Perjuangan di SDN 024
================================
Di ujung barat Kecamatan Luyo, Kabupaten Polman, berdiri sebuah gedung sekolah yang menyimpan sejuta cerita. Gedung itu adalah SDN 024 Karoke, tempat di mana seorang pendidik bernama Abd. Rasak S.Pd mengabdikan dirinya. Sejak pertama kali menginjakkan kaki sebagai guru biasa di sana, Rasak telah menunjukkan dedikasi dan komitmen yang luar biasa hingga akhirnya diangkat menjadi Kepala Sekolah.
Rasak bukan sekadar guru. Dalam perjalanannya, ia berhasil melahirkan generasi siswa-siswi berprestasi yang mampu bersaing hingga ke tingkat menengah dan universitas. Namun, di tengah obrolan panjang yang hangat, Rasak tiba-tiba terdiam. Ekspresi wajahnya berubah muram, seolah ada beban berat yang menghantui pikirannya.
Dengan suara serak, ia mulai bercerita tentang keprihatinannya terhadap kondisi murid-murid SDN 024 Karoke dalam beberapa tahun terakhir. Prestasi yang dulu gemilang kini merosot tajam. Ada siswa yang lulus meski belum lancar membaca dan menulis. Rasak mengakui bahwa kemajuan teknologi, meski membawa banyak manfaat, juga memberikan dampak negatif bagi anak-anak sekolah. Ponsel, misalnya, lebih banyak digunakan untuk bermain game daripada membaca.
Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka Belajar dan Undang-Undang Perlindungan Anak, tantangan yang dihadapi semakin kompleks. Rasak menyadari betapa pentingnya peran orang tua dan lingkungan dalam mendukung perkembangan anak-anak, terutama mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Abd. Rasak S.Pd adalah potret seorang pendidik yang tak kenal lelah memperjuangkan masa depan anak-anak didiknya. Di balik senyum dan semangatnya, tersembunyi kepedulian dan kegelisahan yang mendalam akan nasib generasi penerus. Ia percaya, dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, kejayaan SDN 024 Karoke bisa kembali diraih.(**)

SDN 059 Sumael: Menyemai Harapan di Tengah Ketidakpastian=============================Di pinggiran Kecamatan Limboro, SD...
18/07/2024

SDN 059 Sumael:
Menyemai Harapan di Tengah Ketidakpastian
=============================
Di pinggiran Kecamatan Limboro, SDN 059 Sumael berdiri kokoh meski terpaan angin dan hujan telah menuaikan dinding-dindingnya. Di sinilah, di sekolah yang sederhana ini, Anwar S.Pd, sang kepala sekolah, menanam benih-benih harapan bagi generasi mendatang.

Tahun ajaran 2024/2025 akan menjadi babak baru bagi sekolah ini. Dengan hati penuh semangat, Anwar memprogramkan untuk menyiapkan baju seragam bagi seluruh siswa baru. Ini bukan sekadar pemberian pakaian, melainkan sebuah simbol bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, layak mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan.

Namun, Anwar tidak bisa menutup mata akan keadaan fisik bangunan sekolah. Dengan penuh harap, ia memandang masa depan, berharap tangan-tangan pemerintah sudi merengkuh dan memberi perhatian untuk merehabilitasi gedung kelas yang sudah tak lagi layak huni. Bangunan tua itu seakan menjadi saksi bisu perjuangan para guru dan siswa yang tetap berjuang dalam keterbatasan.

Jumlah siswa di SDN 059 Sumael tidaklah banyak. Setiap kelas seolah bercerita tentang kegigihan anak-anak ini untuk menimba ilmu. Di kelas satu, ada delapan siswa yang setiap pagi datang dengan wajah ceria. Di kelas dua, tujuh anak, sementara di kelas tiga dan empat masing-masing terdapat tiga belas siswa yang tekun. Kelas lima dihuni oleh delapan siswa, dan kelas enam, yang sebentar lagi akan meninggalkan SDN 059 Sumael, terdiri dari sebelas anak.

Total enam puluh siswa ini adalah cerminan masa depan, harapan yang selalu menguatkan Anwar dan para guru. Mereka tidak sendirian. Di bawah naungan SDN 059 Sumael, ada lima orang PNS yang setia mengajar, tiga orang P3K yang tak kalah berdedikasi, dan beberapa tenaga honorer yang melengkapi. Ada seorang guru penjas, seorang guru SBK, seorang tenaga perpustakaan, seorang caraka, dan seorang operator. Total ada tiga belas orang yang berjuang bersama Anwar, membangun masa depan anak-anak bangsa.
SDN 059 Sumael bukan hanya sekadar sekolah. Di tempat ini, setiap dinding dan setiap jendela memiliki cerita. Cerita tentang perjuangan, tentang harapan, dan tentang masa depan yang lebih baik. Dan Anwar, bersama timnya, akan terus berjuang, menyemai harapan di tengah ketidakpastian. (**)



"Kesuksesan sebuah tim bukan hanya hasil dari individu yang unggul, tetapi dari kemampuan untuk bekerja bersama, menghar...
12/12/2023

"Kesuksesan sebuah tim bukan hanya hasil dari individu yang unggul, tetapi dari kemampuan untuk bekerja bersama, menghargai perbedaan, dan menuju arah yang sama."

Address


Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Suara Rakyat Sulbar posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share