Gerakan Referendum - ACEH

Gerakan Referendum - ACEH Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Gerakan Referendum - ACEH, Media, Bireuen.

Kisah Pilu Cut Nyak Dien - Ratu Aceh yang Makamnya Baru Ditemukan 50 Tahun Setelah GugurCut Nyak Dien lahir pada tahun 1...
08/07/2025

Kisah Pilu Cut Nyak Dien - Ratu Aceh yang Makamnya Baru Ditemukan 50 Tahun Setelah Gugur

Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1848 di Aceh dari keluarga bangsawan yang taat beragama. Ayahnya, Teuku Nanta Seutia, adalah seorang uleebalang VI Mukim dan masih memiliki garis keturunan dari Sultan Aceh. Pada tahun 1862, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga dan dikaruniai seorang putra. Namun, kehidupan bahagia itu terusik ketika Perang Aceh meletus pada tahun 1873. Ia bersama suaminya turun langsung ke medan perang melawan Belanda yang bersenjata lengkap.
Setelah suaminya, Teuku Ibrahim, gugur dalam pertempuran di Sela Glee Tarun, Cut Nyak Dien tidak mundur. Ia justru semakin bersemangat meneruskan perjuangan. Dalam upacara pemakaman suaminya, ia bertemu Teuku Umar, yang kemudian menjadi suami sekaligus rekan seperjuangan.
Bersama Teuku Umar, Cut Nyak Dien membangun kekuatan baru dan berhasil menghancurkan beberapa markas Belanda. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang putri, Cut Gambang, yang kelak menikah dengan putra pejuang Teuku Cik Di Tiro.
Namun, perjuangan penuh pengorbanan ini diwarnai duka. Anak dan menantu Cut Nyak Dien gugur di medan perang. Pada 11 Februari 1899, Teuku Umar juga gugur. Meski kembali kehilangan, Cut Nyak Dien tetap meneruskan perlawanan, meski kondisi fisik dan pasukannya semakin lemah.
Tekanan Belanda semakin keras. Cut Nyak Dien yang mulai tua dan sakit-sakitan tetap menolak menyerah. Panglima Laot Ali, yang kasihan melihat keadaannya, sempat mengusulkan menyerah, namun Cut Nyak Dien dengan tegas menolaknya.
Akhirnya, Cut Nyak Dien berhasil ditangkap oleh pasukan Belanda di bawah komando Letnan van Vurren. Untuk menghindari pengaruhnya di Aceh, ia diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat. Di pengasingan, meski mengalami gangguan penglihatan dan usia yang renta, ia tetap aktif mengajar agama, tanpa pernah mengungkapkan identitasnya.
Cut Nyak Dien wafat pada 6 November 1908 dan dimakamkan di Sumedang. Makamnya baru ditemukan pada tahun 1960, setelah Pemerintah Daerah Aceh melakukan penelusuran.
Perjuangan dan keteguhan Cut Nyak Dien bahkan membuat seorang penulis dan sejarawan Belanda, Ny. Szekly Lulof, menjulukinya sebagai "Ratu Aceh."

Ditulis oleh: Setitik Info

“Photo asli Teuku Umar yang memegang senjata beserta pengikut pengikutnya di Aceh…Pada waktu itu beliau begitu dicari ol...
08/07/2025

“Photo asli Teuku Umar yang memegang senjata beserta pengikut pengikutnya di Aceh…Pada waktu itu beliau begitu dicari oleh pasukan khusus Marsose Belanda.

06/07/2025
4 Pesawat Tempur F-16 akan Terbang di Langit AcehKOTA JANTHO – Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM) akan menerima kedatangan...
02/07/2025

4 Pesawat Tempur F-16 akan Terbang di Langit Aceh

KOTA JANTHO – Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM) akan menerima kedatangan empat unit pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

Kedatangan pesawat tempur tersebut dalam rangka pelaksanaan Latihan Cakra C Kosek I Medan yang akan berlangsung mulai tanggal 30 Juni hingga 3 Juli 2025 di wilayah langit Aceh dan sekitarnya.

Komandan Lanud SIM, Kolonel Pnb Hantarno Edi Sasmoyo, mengatakan latihan Cakra C merupakan latihan rutin yang berada di bawah kendali operasi Komando Sektor I Medan, dengan melibatkan berbagai satuan.

“Antara lain Satrad 233 Sabang, Satrad 231 Lhokseumawe, Lanud Sultan Iskandar Muda Aceh, Lanud Soewondo Medan, serta Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru,” kata Edi, dalam keterangnnya, Senin (30/6/2025).

Edi menjelaskan, salah satu skenario penting dalam latihan ini adalah Force Down (penurunan paksa pesawat).

Selama kegiatan latihan berlangsung, pesawat-pesawat F-16 akan melaksanakan Skadron Movement (Skadron Mov) dan bermarkas sementara di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh.

Ia menambahkan, latihan Force Down sendiri akan berlangsung di Lanud Soewondo Medan, dan akan melibatkan unsur-unsur operasional sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP) yang berlaku.

“Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan seluruh satuan dalam menjaga kedaulatan wilayah udara nasional, khususnya di wilayah tanggung jawab Kosek I Medan,” ungkapnya.

Di Balik Aksi Demo Mahasiswa UnayaDi bawah terik matahari pagi, di depan pintu gerbang kampus Universitas Abulyatama (Un...
02/07/2025

Di Balik Aksi Demo Mahasiswa Unaya

Di bawah terik matahari pagi, di depan pintu gerbang kampus Universitas Abulyatama (Unaya), ratusan mahasiswa berdiri tegak di bawah langit yang panas, memegang spanduk dan pengeras suara, pada Kamis, 17 April 2025.

Memakai baju identitas kampus (almamater), mereka turun ke jalan, bukan untuk menggugat kekuasaan, bukan juga untuk berpihak pada konflik internal kampus.

Mereka hadir karena satu alasan sederhana, ingin kembali ke ruang kelas.

Aksi damai itu muncul sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap terhentinya aktivitas perkuliahan dalam beberapa waktu terakhir. Ketidakpastian membuat mereka resah.

Di tengah kekacauan internal yang belum kunjung usai, para mahasiswa merasa menjadi korban.

“Kami melakukan aksi ini murni untuk menuntut hak kami, bukan kepentingan kubu A atau kubu B,” ungkap seorang mahasiswa aksi, Jannatul Fatimah kepada Bithe.co, Kamis (17/4/2025).

Fatimah menyebutkan, hampir satu pekan mereka belajar daring dan tidak diperkenankan hadir ke kampus.

Saat mencoba masuk pekarangan kampus, Fatimah mengaku dihadang oleh sejumlah orang yang tidak dikenal. Bukan satpam, mereka menyebut dirinya Satgas (satuan tugas) yang menjaga pintu gerbang kampus Unaya.

“Setiap mau masuk pekarangan kampus, kami diperiksa oleh satgas. Mereka mencurigai kami, padahal kami disini datang untuk ke kuliah,” ucapnya.

Mereka (mahasiswa) juga dicurigai berpihak pada salah satu kubu. Padahal kedatangan mereka melakukan aksi semata-mata untuk menuntut haknya.

“Kami ingin solusi, bukan janji. Kami ingin belajar, bukan diam di rumah,” tuturnya.

Hal yang sama juga dirasakan Jabir, seorang mahasiswa Unaya. Ia mengaku kerap ruangan belajar di kunci dan mereka tidak bisa melakukan aktivitas belajar.

“Kami tidak mau tau permasalahan internal, disini kami hanya ingin aktivitas belajar kembali seperti semula,” pungkas Jabir.

Para mahasiswa berharap aksi mereka menjadi awal dari pemulihan. Bukan hanya pemulihan sistem akademik, tetapi juga kepercayaan antara mahasiswa dan institusi.

Address

Bireuen
24266

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Gerakan Referendum - ACEH posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category