
02/01/2025
Suasana perpustakaan di Balai Pemuda Surabaya, rekreasi cerdas yang menyenangkan
Pendidikan non formal bermuatan nilai Islam yang aplikatif dan berbasis pembelajaran al Quran dan il
Jalan Gatot Subroto Kupang Lor Ambarawa Kab. Semarang
Ambarawa
55564
Be the first to know and let us send you an email when Islamic edu posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.
Send a message to Islamic edu:
Berapa tahun dihabiskan anak modern tuk mendapat selembar ijazah ? Paud 2th, TK 2th, SD 6th, SMP 3th, SMA 3th, S1 4th, maka total 20th. Jika paud usia 3th, maka ijazah s1 terpegang di usia 23th. Jika mengandalkan pendidikan di sekolah, life skill apa yang sudah dikuasai "anak" 23 tahun? Berapa gaji yang bakal dia terima jika bekerja mengandalkan ijazah s1? Setara UMR? Jika hanya mengandalkan materi pendidikan sekolah, ilmu Islam apa yang sudah dikuasai? Berapa juz yang ia hafal ? Berapa hadits dia kuasai ? Sudahkah bisa bahasa arab sehingga mampu memahami Al Quran ?
Atau justru di usia itu dia tengah galau karena jatuh cinta, tapi tak berani melamar? karena biaya mahar & walimah sangat mahal ? Atau dia sibuk main game online sembari nongkrong ke sana ke mari tanpa prestasi ? Rasulullah di usia 12 tahun sudah diajari berdagang oleh pamannya. Di usia belasan, beliau sudah ahli berdagang. Di usia 25 menikahi Khadijah dengan mahar 20 ekor unta (setara 600 juta rupiah saat ini). . Imam Syafi'i sudah dipercaya menjadi imam Masjidil Haram sebelum beliau baligh. Tak menunggi ijazah SMA. Al Fatih jadi Sultan sekaligus Panglima Perang menaklukkan konstantinopel di usia 21 tahun. Tak perlu ijazah S1. Di masa generasi muslim menjunjung sunnah, anak-anak mencapai ilmu dunia dan akhirat di usia belia. Malang nian anak modern dalam sistem pendidikan sekuleris. Termasuk juga penulis. Bertahun bekerja keras dengan berbagai cabang ilmu. Mengejar ijazah yang hanya semu. Usia terlanjur tua tapi dasar aqidah minim atau belum punya. Umur habis tapi life skill hanya mampu jadi karyawan dengan upah tipis. Malang nian nasib anak modern dalam sistem pendidikan sekuler kapitalis. Termasuk juga penulis. Di didik untuk menjadi roda penggerak sistem ekonomi kapitalis. Jadi pekerja yang dijerat hutang riba. Dihibur dengan hedonisme yang menguras isi kantong yang tak seberapa.
Belum terlambat untuk berubah, dimulai dari pendidikan anak-anak kita