21/12/2025
KITA SERING MERASA PUNYA WAKTU. PADAHAL SEBENARNYA… TIDAK.
Beberapa hari ini, Saya kembali diingatkan oleh satu kabar yang bikin dada mendadak sesak.
Seseorang yang Saya kenal… pergi.
Masih aktif. Masih sibuk. Masih punya banyak rencana. Masih sering bilang, “Nanti aja… masih panjang waktunya.”
Ternyata… Hidup gak nunggu kata nanti. Saya termenung lama. Diam.
Dan satu kalimat itu muter terus di kepala Saya:
“Kalau hari ini Allah panggil, sudah siap apa belum?”
Karena jujur saja… Kita ini sering hidup seolah-olah kontrak kita di dunia masih panjang.
Ibadah? Nanti kalau sudah tenang.
Minta maaf? Nanti kalau suasana pas.
Telepon orang tua? Nanti kalau gak sibuk.
Sedekah? Nanti kalau uangnya lebih.
Taubat? Nanti kalau sudah siap.
Padahal… Maut gak pernah nanya kesiapan.
Dia gak peduli kita lagi capek.
Gak peduli target belum tercapai.
Gak peduli cicilan belum lunas.
Gak peduli mimpi belum kesampaian.
Kalau waktunya tiba… Selesai.
Dan yang bikin Saya takut adalah ini:
Jangan-jangan selama ini Saya sibuk hidup, tapi lupa tujuan hidup.
Sibuk kerja, tapi jarang sujud lama.
Sibuk kejar omset, tapi lupa mengejar ridho Allah.
Sibuk bangun citra, tapi hati makin kosong.
Sibuk terlihat kuat, tapi rapuh di dalam.
Kita bangun pagi bukan untuk bersyukur, tapi langsung buka HP. Bukan untuk doa, tapi untuk lihat notifikasi.
Pelan-pelan, kita merasa semua karena usaha kita. Padahal kalau Allah tahan satu detak jantung saja, selesai semua cerita.
Dan faktanya… Allah masih baik.
Masih kasih napas.
Masih kasih kesehatan.
Masih kasih rezeki.
Masih kasih kesempatan untuk berubah.
Padahal sering kali kita lupa diri.
Saya gak mau hidup cuma sampai dikenal manusia, tapi dilupakan langit.
Saya gak mau mati dengan jejak digital yang ramai, tapi catatan amal yang sepi.
Karena pada akhirnya, yang ikut ke liang lahat cuma tiga:
1. Amal jariyah.
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Doa anak sholeh.
Bukan saldo.
Bukan jabatan.
Bukan followers.
Bukan pencapaian.
Makanya belakangan Saya sering tanya ke diri sendiri:
“Kalau ini postingan terakhir Saya sebelum mati, apakah ini mendekatkan Saya ke Allah, atau cuma bikin Saya terlihat hebat di mata manusia?”
Pertanyaan itu bikin Saya merinding.
Hari ini Saya ingin mengingatkan diri Saya sendiri, dan mungkin juga Anda:
Jangan tunda taubat.
Jangan tunda ibadah.
Jangan tunda minta maaf.
Jangan tunda berbuat baik.
Karena waktu gak bisa ditabung. Dan hidup gak bisa diulang.
Kalau hari ini kita masih bernapas, masih bisa baca tulisan ini, itu tanda Allah masih sayang.
Allah masih percaya Anda bisa berubah.
Masih percaya Anda bisa jadi lebih baik.
Masih percaya Anda belum terlambat.
Tapi tolong, jangan sombong merasa punya banyak waktu, padahal belum tentu sampai malam ini.
Saya menulis ini bukan karena Saya sudah benar. Justru karena Saya sering lalai.
Sering sibuk, tapi lupa arah.
Sering bergerak, tapi lupa makna.
Dan hari ini Saya ingin hidup dengan sadar.
Bukan sekadar numpang lewat.
Bukan sekadar sibuk.
Tapi hidup yang bernilai… sampai akhir.
Kalau tulisan ini terasa dekat di hati Anda, tolong share ke orang-orang yang Anda sayangi.
Karena bisa jadi, mereka juga sedang butuh diingatkan.
Jangan tunggu disholatkan dulu baru menyesal.
Jangan tunggu kehilangan baru sadar.
Semoga Allah ampuni kelalaian kita. Semoga Allah panjangkan usia kita dalam keberkahan.
Dan semoga akhir hidup kita bukan sekadar dikenang manusia, tapi dirindukan langit.
Aamiin ya Allah ya Rabb… 🤲
KOTA BAGAN BATU