Acehinfo

27/11/2025

Masjid Karang Kuda Serbajadi di Aceh Timur Tenggelam Akibat Banjir

27/11/2025

SDIT Annur Pante Geulima, Meureudu, Pidie Jaya Masih Belum Terjangkau Tim SAR untuk Evakuasi


27/11/2025

Ketambe, Aceh Tenggara — Pesantren Badrul Ulum yang berlokasi di Kecamatan Ketambe dilaporkan telah rata dengan tanah tanpa menyisakan bangunan yang masih utuh. Kondisi ini menarik perhatian warga sekitar yang menyayangkan hilangnya seluruh fasilitas pesantren tersebut.

Hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai penyebab atau proses perataan bangunan tersebut. Warga berharap pihak terkait segera memberikan penjelasan serta langkah selanjutnya terkait keberadaan pesantren yang selama ini menjadi pusat pendidikan keagamaan di wilayah tersebut.

27/11/2025

Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat setidaknya 799 site atau sekitar 1,42 persen mati dari total 34.600 site eksisting karena terjadinya banjir di Provinsi Aceh pada Rabu (26/11).

"Berdasarkan data sebaran infrastruktur PMT bahwa pada wilayah tersebut terdapat infrastruktur telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk," kata Kementerian Komunikasi dan Digital melalui pernyataan resminya di Jakarta, Kamis.

Menurut Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) yang telah berkoordinasi dengan operator seluler terkait kemungkinan terjadinya gangguan layanan telekomunikasi pada lokasi tersebut, gangguan layanan telekomunikasi yang mati yaitu:

Berita selengkapnya di :
https://m.antaranews.com/amp/berita/5270229/799-site-telekomunikasi-di-aceh-mati-karena-bencana-banjir

Lokasi Video : Krueng Mane, Aceh Utara

27/11/2025

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Aceh menyatakan bahwa jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Bireuen dengan Takengon, Aceh Tengah, terputus total akibat longsor dan ambruknya jembatan di dua titik berbeda. Kondisi ini membuat kendaraan roda dua maupun roda empat tidak dapat melintas, sehingga akses menuju dataran tinggi Gayo untuk sementara lumpuh.

Direktur Lalu Lintas Polda Aceh, Kombes Deden Supriyatna, saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (26/11/2025), menjelaskan bahwa dua titik tersebut menjadi lokasi paling kritis. “Hingga saat ini ada dua titik di jalur Bireuen–Takengon yang tidak dapat dilalui kendaraan bermotor. Satu titik karena longsor dan titik lainnya karena jembatan putus,” ujarnya, seperti dilansir Antara.

Longsor terjadi di KM40, Desa Lampahan, Kabupaten Bener Meriah. Material tanah dan batu menutup seluruh badan jalan, menyulitkan petugas untuk segera melakukan pembersihan. Sementara itu, jembatan yang ambruk berada di KM80, Kampung Jamur Ujung, Kecamatan Wih Pesan, Bener Meriah. Putusnya jembatan membuat kendaraan dari kedua arah sepenuhnya tidak dapat melintas.

Deden menambahkan bahwa curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama kedua peristiwa tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa titik longsor di wilayah Bireuen belum dapat dipastikan kondisinya karena tidak adanya sinyal di lokasi, sehingga komunikasi dengan petugas lapangan terputus.

Mengingat tidak adanya jalur alternatif di lintasan Bireuen–Takengon, masyarakat diminta menunda perjalanan menuju Aceh Tengah atau memilih rute lain yang lebih aman. “Kami mengimbau masyarakat mewaspadai titik-titik rawan longsor, baik di jalur ini maupun jalur lainnya, mengingat hujan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Aceh,” kata Deden.

Saat ini, petugas gabungan tengah berupaya menilai tingkat kerusakan dan menunggu kondisi memungkinkan untuk melakukan penanganan lebih lanjut. Pemerintah daerah juga diminta mempercepat mitigasi dan evakuasi risiko di titik-titik rawan guna mencegah terjadinya korban jiwa dan mempercepat pemulihan akses transportasi.


banjirbireuen

27/11/2025

Aceh Timur – Sebanyak 29.706 warga terdampak banjir yang melanda wilayah pesisir timur Provinsi Aceh. Informasi tersebut dilansir kantor berita ANTARA, yang menyebut banjir terjadi akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Pelaksana BPBD Aceh Timur, Ashadi, mengatakan total 7.972 rumah terendam banjir dan tersebar di 18 kecamatan serta 124 gampong. Dari jumlah warga terdampak, sekitar 2.000 orang mengungsi, sementara lebih dari 27 ribu warga lainnya masih bertahan di rumah masing-masing meski dalam kondisi tergenang.

Kecamatan yang terdampak antara lain Simpang Ulim, Nurussalam, Pante Bidari, Madat, Julok, Darul Ihsan, Ranto Peureulak, Idi Timur, Banda Alam, Peureulak Barat, Birem Bayeun, Peureulak Lhok Dalam, Sungai Raya, hingga Ranto Seulamat. Beberapa kecamatan dilaporkan mengalami genangan paling parah, bahkan sejumlah desa kini terisolasi dengan ketinggian air mencapai 1–2 meter.

Tim BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan gabungan terus melakukan penyisiran ke lokasi banjir untuk memastikan tidak ada warga yang terjebak. Evakuasi masih berlangsung terutama di wilayah yang sulit diakses.

Banjir juga berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat. Toko-toko tutup, pasar tidak bisa beroperasi normal, dan lahan pertanian terancam gagal panen akibat genangan yang belum surut.

Ashadi mengimbau warga tetap berhati-hati serta segera melapor apabila membutuhkan bantuan. Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan sehingga risiko banjir susulan tetap tinggi.

“Pendataan dan proses evakuasi masih berlangsung. Kami memastikan penanganan darurat dilakukan semaksimal mungkin serta menyiapkan langkah jangka panjang untuk mengurangi dampak banjir yang hampir setiap tahun melanda Aceh Timur,” ujarnya.


27/11/2025

Banjir bandang melanda kawasan Pidie Jaya dan memutuskan akses di jalan lintas Medan–Banda Aceh, tepatnya di jembatan SP.4 menuju SP.3 Meureudu. Tingginya debit air membuat jembatan terendam dan tak dapat dilalui kendaraan. Sejumlah rumah di sekitar lokasi juga terendam hingga mencapai bagian atap, memperlihatkan betapa parahnya dampak banjir kali ini.

Warga setempat menyebut banjir datang dengan cepat, menyebabkan banyak keluarga tak sempat menyelamatkan barang-barang mereka. Petugas gabungan kini dikerahkan untuk membantu evakuasi serta menutup sementara akses jalan demi keamanan pengguna jalan.

Hingga kini, arus lalu lintas masih dialihkan, sementara pemerintah daerah terus memantau kondisi di lapangan dan menyiapkan langkah penanganan darurat.



27/11/2025

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, menyampaikan harapan besar agar bantuan logistik tambahan segera dikirim untuk korban banjir yang terus meningkat. Hampir 95 persen wilayah kabupaten tersebut kini terendam, menyebabkan ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kondisi ini membuat kebutuhan pangan dan logistik darurat semakin mendesak untuk dipenuhi.

Dikutip dari kompas.com, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Aceh Utara, Fakhrurradhi, pada Kamis (27/11/2025) menjelaskan bahwa seluruh bantuan pangan yang tersedia sudah langsung disalurkan ke pengungsi. Puluhan titik pengungsian kini tersebar di 18 kecamatan, sehingga proses distribusi logistik membutuhkan koordinasi yang intensif dan cepat. Menurutnya, situasi di lapangan menunjukkan kebutuhan yang semakin besar setiap harinya.

“Kami sudah meminta tambahan bahan pangan kepada Kemensos RI. Kami berharap permintaan ini bisa segera direspons, mengingat banjir terus meluas dan persediaan mulai berkurang,” ujar Fakhrurradhi. Ia menambahkan bahwa Pemerintah Aceh sebelumnya telah dua kali menyalurkan bantuan masa panik untuk membantu para korban, namun kondisi banjir yang berkepanjangan membuat suplai tersebut tidak lagi mencukupi kebutuhan seluruh pengungsi.

Memasuki hari keenam, banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut. Akibatnya, kebutuhan logistik menjadi sangat kritis. Fakhrurradhi turut mengimbau para camat dan kepala desa di setiap wilayah terdampak agar terus memperbarui data titik pengungsian. Data yang akurat dinilai penting agar Dinas Sosial dapat segera melakukan distribusi makanan bersama tim relawan dan petugas lainnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa banjir tidak hanya melanda Aceh Utara, tetapi juga merendam wilayah Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Bireuen. Kondisi ini menunjukkan bahwa bencana meluas di berbagai daerah di Aceh, sehingga koordinasi antarinstansi dan percepatan bantuan menjadi hal yang sangat diperlukan.


26/11/2025

Dua Warga Terbawa Arus Banjir di Sawang, Aceh Utara, Bertahan Dengan Berpegang pada Sebatang Kayu

Aceh Utara — Dua orang dilaporkan terbawa arus banjir di Gampong Lagang, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara. Keduanya hanya mampu bertahan dengan berpegangan pada sebatang kayu di tengah kuatnya arus yang terus menyeret mereka.

Arus air yang sangat deras membuat proses penyelamatan menjadi sulit dilakukan. Meski begitu, warga sekitar terus berupaya memberikan bantuan semampu mereka sambil menunggu pertolongan lebih lanjut. Kondisi banjir di wilayah tersebut dilaporkan masih mengkhawatirkan, dengan debit air yang belum menunjukkan tanda-tanda surut.

Informasi mengenai kejadian ini pertama kali dibagikan melalui akun media sosial dan kemudian disebarkan oleh untuk memperingatkan masyarakat sekitar akan situasi darurat yang sedang berlangsung.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai kondisi kedua korban maupun perkembangan proses penyelamatan. Warga diimbau untuk tetap waspada dan menghindari area berisiko tinggi, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi.


Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir, atau yang akrab disapa Kak Na, bersama Plt Kepala Dinas Sosial Aceh Chaidir, meninja...
26/11/2025

Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir, atau yang akrab disapa Kak Na, bersama Plt Kepala Dinas Sosial Aceh Chaidir, meninjau kondisi warga terdampak banjir di Aceh Timur dan Lhoksukon. Banjir yang merendam jalan nasional Banda Aceh–Medan di kawasan Gampong Cubrek, Kecamatan Lhoksukon, membuat arus lalu lintas lumpuh total. Kendaraan menumpuk hingga beberapa kilometer karena banyak pengendara menepi menunggu air surut.

Rombongan Kak Na turut terhenti akibat tingginya genangan air. Memanfaatkan situasi tersebut, Kak Na turun langsung untuk melihat dampak banjir dan berdialog dengan warga. Ia menyampaikan bahwa ketinggian air di jalur lintas mencapai sekitar satu meter, sementara di persimpangan Masjid Lhoksukon air sudah setinggi dada. Di beberapa permukiman, warga melaporkan bahwa air bahkan menyentuh plafon rumah.

Kak Na mengimbau masyarakat agar tetap waspada menghadapi hujan yang masih berlangsung dan selalu mengikuti arahan pemerintah terkait penanganan banjir. Selain itu, ia juga sempat membantu seorang warga yang mengalami sesak napas akibat panik melihat kondisi banjir. Dengan bantuan perahu karet milik lapas yang berada di lokasi, warga tersebut berhasil dievakuasi dan diberi alat bantu pernapasan.

Tidak hanya itu, Kak Na juga menyempatkan diri menghibur sejumlah anak yang berada di lokasi banjir. Ia mengumpulkan mereka dan mentraktir jajanan dari kios-kios yang tetap buka meski turut tergenang. Sebelumnya, ia juga meninjau rumah warga yang menampung dua lansia yang mengungsi karena rumah mereka terendam.

Kak Na meminta pemerintah kabupaten dan kota yang terdampak untuk memberi perhatian khusus kepada kelompok rentan, terutama lansia, anak-anak, dan ibu hamil, termasuk memastikan kondisi kesehatan mereka secara berkala. []

26/11/2025

Kondisi Banjir di Gampong Meuligoe, Kec Sawang, Aceh Utara.

Anggota DPRA, Muhammad Raji Firdana, mendesak pemerintah untuk segera menetapkan status darurat bencana banjir nasional ...
26/11/2025

Anggota DPRA, Muhammad Raji Firdana, mendesak pemerintah untuk segera menetapkan status darurat bencana banjir nasional menyusul meluasnya dampak banjir dan tanah longsor di Aceh, termasuk di Aceh Utara dan Lhokseumawe, serta sejumlah wilayah di Sumatra dan beberapa daerah lain di Indonesia.

Desakan ini disampaikan di tengah tren peningkatan curah hujan ekstrem yang masih akan berlangsung hingga sepekan ke depan, berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG.

“Kami meminta Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat untuk segera menetapkan Darurat Bencana Banjir Nasional. Kondisinya kini bukan hanya di Aceh Utara dan Lhokseumawe, tapi juga terjadi di Sumatra Barat, Sumatra Utara, bahkan sebagian wilayah lainnya di Indonesia,” kata Raji, Rabu (26/11/2025).

Ia menilai, respons cepat dan sikap tegas pemerintah sangat diperlukan mengingat potensi bencana serupa kembali terulang seperti banjir besar yang terjadi pada tahun 2000 silam.

“Pemerintah harus bertindak cepat. Harus ada sikap tegas dari Pemerintah Aceh dan Pusat untuk lebih fokus dalam penanganan. Ini sepertinya akan terulang seperti banjir besar tahun 2000 lalu jika tidak ditangani secara serius dan segera,” ujarnya.

Raji juga menyoroti urgensi mitigasi bencana, penanganan dampak lanjutan seperti longsor, serta kesiagaan aparat dan fasilitas darurat di seluruh wilayah terdampak.

Selain meminta ketegasan pemerintah, Raji mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan sabar dalam menghadapi situasi bencana.

“Kepada masyarakat, kami meminta untuk tetap tenang, ikhtiar, dan sabar sambil menunggu langkah-langkah penanganan resmi dari pemerintah,” pungkasnya.[]

Address

Banda

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Acehinfo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Acehinfo:

Share

Category