20/07/2025
ACEH TIMUR | ACEH INFO – Terkait dengan lifting sulfur oleh PT PEMA dari Pelabuhan Kuala Langsa, Ketua Fraksi Partai NasDem DPRK Aceh Timur, Tarmizi Daud, mengingatkan agar PT PEMA tidak hanya menjadi makelar sulfur.
Trading sulfur yang berasal dari Medco tersebut harus memberikan nilai tambah, khususnya kepada masyarakat Aceh Timur.
“Jika hanya menjadi perantara, BUMD di Aceh Timur juga bisa melakukannya,” ujar Tarmizi Daud, kepada acehinfo.id, Minggu 20 Juli 2025.
Ia berharap hal ini menjadi perhatian bupati dan seluruh stakeholder di Aceh Timur, mengingat sulfur merupakan material dengan banyak kegunaan mulai dari industri pertanian, pertambangan hingga kecantikan, sementara ketersediaannya sangat terbatas.
Politisi Partai NasDem ini menekankan komoditas yang ada harus dimanfaatkan secara optimal demi kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah penghasil sulfur.
Menurut Tarmizi, langkah PT PEMA dalam melakukan lifting sulfur ini perlu diikuti dengan program hilirisasi dan penyerapan tenaga kerja lokal, bukan sekadar menjadi perantara yang tidak berdampak signifikan bagi daerah.
“Kita berharap BUMD ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah, bukan hanya menjadi broker komoditas,” ungkap Tarmizi.
Lanjut Tarmizi, seharusnya Pemerintah Aceh Timur membuka Pelabuhan atau mengeruk lagi pelabuhan baik yang ada di Kuta Binje atau Idi atau tempat lain diwilayah Aceh Timur.
Sehingga, pemasukan PAD dan lapangan kerja masyarakat Aceh Timur ikut menikmatinya.
“Ini aneh sejak keberadaan PT Medco di Aceh Timur tidak ada Multy Player Effect ke Aceh Timur,” pungkasnya.
Informasi yang diterima acehinfo.id, pada Minggu, 20 Juli 2025, sebuah tongkang telah merapat di Kuala Langsa yang rencananya akan mengangkut 3.500 ton sulfur ke Sulawesi Selatan.
PT Pema mendapatkan privilage dari PT Medco Energi sebagai offtaker dari perusahaan migas tersebut sejak tahun 2022. Selama ini PEMA melakukan penjulan ke berbagai propivsi di Indonesia, terbesar untuk smelter logam di Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Sekretaris PT Pembangunan Aceh (PEMA), Reza Irwanda, ketika dikonfirmasi acehinfo.id, via WhatsApp terkait persoalan itu tidak menjawab.[]