07/10/2025
Bupati Aceh Besar, H Muharram Idris atau yang akrab disapa Syech Muharram, memimpin langsung pertemuan silaturahmi dengan Tim Pemekaran Aceh Rayeuk di Aula Lantai 2 Kantor Bupati Aceh Besar, Jum’at (3/10/2025). Pertemuan yang dimulai sejak pukul 14.30 WIB itu turut dihadiri Wakil Bupati Aceh Besar Drs. H. Syukri A. Jalil, Sekretaris Daerah Bahrul Jamil S.Sos, M.Si, para asisten Setdakab, Kepala Bappeda, Kepala BPKD, Kadis PUPR, serta para kepala bagian di lingkungan Sekretariat Daerah.
Silaturahmi tersebut digagas sebagai wadah untuk mempertemukan pemerintah daerah dengan Tim Pemekaran Aceh Rayeuk yang selama ini terus berjuang menyuarakan aspirasi masyarakat mengenai pembentukan daerah otonom baru.
Dalam kesempatan itu, Bupati Aceh Besar menegaskan bahwa pembahasan mengenai pemekaran daerah merupakan hal yang strategis, sensitif, dan berdampak besar bagi masyarakat.
Bupati Aceh Besar mengingatkan agar identitas sejarah dan budaya Aceh Besar, khususnya Aceh Lhe Sagoe, tetap dijaga. Ia menilai nama calon kabupaten baru perlu dirumuskan dengan baik sehingga memiliki ciri khas tanpa menghilangkan kebesaran kabupaten induk.
“Mekar boleh, tapi jangan sampai hilang identitas Aceh Lhe Sagoe. Kalau bisa, nama calon kabupaten nanti diubah atau dirumuskan kembali, sehingga memiliki ciri khas dan identitas sendiri, tanpa menghilangkan nama besar kabupaten induk. Ini penting agar sejarah dan jati diri tetap terjaga,” pesan Syech Muharram.
Ia bahkan menyarankan agar nama pemekaran tidak menggunakan istilah Aceh Rayeuk karena berpotensi mengaburkan identitas Aceh Lhe Sagoe. Sebagai alternatif, ia mengusulkan nama Kabupaten Darussalam yang dinilainya lebih sesuai karena Darussalam merupakan ikon utama wilayah tersebut sekaligus pusat pendidikan Aceh. Nama itu, sebutnya, bermakna negeri damai dan sejahtera, mudah diterima masyarakat, serta memiliki nilai prestisius. Selain itu, ia juga menyebut beberapa alternatif lain seperti Aceh Lamuri, Aceh Banda Jaya, dan Aceh Madani.