24/10/2025
Menyatukan Dua Ujung Pegunungan: Harapan di Jalan Lesten–Pulau Tiga
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan Gayo Lues baru saja sepakat mempercepat pembangunan Jalan Lesten–Pulau Tiga. Jalur ini bukan hanya proyek infrastruktur biasa ini adalah jalur strategis yang selama ini jadi “tembok” pemisah antara dua kabupaten bertetangga.
Yang menarik, kedua Bupati tidak berhenti pada kata-kata atau wacana. Mereka langsung bergerak dengan aksi nyata: menandatangani Nota Kerja Sama (MoU) sebagai komitmen resmi untuk mempercepat pembangunan jalan ini. Inilah bentuk kepemimpinan yang tidak hanya berbicara, tapi membuktikan dengan tindakan.
Kalau jalan ini selesai, waktu tempuh dari Gayo Lues ke Sumatera Utara, Kota Langsa, dan Pelabuhan Kuala Langsa bisa dipangkas jadi hanya 3–4 jam. Bayangkan, hasil bumi Gayo Lues bisa langsung mengalir ke pesisir, dan barang-barang dari pesisir juga cepat sampai ke dataran tinggi.
Bupati Gayo Lues bilang, “Kita ini tetangga yang hanya dipisahkan oleh jarak.” Kalimat itu sederhana, tapi dalam. Bertahun-tahun masyarakat di perbatasan harus menempuh jalur jauh dan berat hanya untuk saling terhubung. Jalan ini akan jadi jembatan penghubung — bukan hanya untuk kendaraan, tapi juga ekonomi, budaya, dan kehidupan masyarakat.
Tentu, jalan ini bukan proyek mudah. Butuh komitmen kuat dari semua pihak — Pemkab, Pemerintah Aceh, dan dukungan pusat. Tapi kalau proyek ini benar-benar terealisasi, bukan mustahil Lesten dan Tamiang Hulu akan jadi gerbang baru pertumbuhan ekonomi di wilayah tengah Aceh.
Karena pada akhirnya, pembangunan itu bukan soal siapa yang paling banyak bicara, tapi siapa yang paling cepat bertindak.