04/12/2023
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nandang Prihadi mengatakan Balai TNWK dan masyarakat desa penyangga telah melakukan simulasi cara berwisata yang baru di taman nasional.
โBalai TNWK mengkaji dan mengamati penerapan bentuk wisata yang tepat ke TNWK agar tetap mendukung konservasi. Makanya, kami simulasi yang melibatkan masyarakat sekitar karena masyarakat memiliki peran pokok,โ ujar Nandang, Minggu (3/12/2023).
Menurutnya, keberadaan TNWK sebagai tempat wisata konservasi bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dari sisi ekonomi.
Karena konsep eko wisata tidak hanya bertumpu pada di Pusat Latihan Gajah (PLG). Pengunjung juga bisa beraktivitas di wisata desa untuk bisa melihat gajah di savana, wisata kuliner dan wisata agroforesti.
Namun, kendaraan pribadi pengunjung tidak boleh masuk lokasi wisata PLG. Akan diparkir di beberapa lokasi yang dikelola BUMDes di masing-masing Desa.
Pengunjung akan diantar kendaraan khusus masyarakat desa penyangga, yakni Desa Labuhanratu VI, Desa Labuhanratu VII dan Desa Labuhanratu IX,ujarnya.Sebelumnya, Kadis Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah mengatakan dengan konsep eko wisata, pengunjung tak boleh lagi menunggang gajah atau melihat gajah main bola.
Jadi hanya menikmati alamnya dan keberadaan hewan-hewan di sana. Karena gajah itu bukan satwa sirkus, tidak akan ada lagi seperti itu,โ kata Yanyan.
Menurutnya, konsep baru ini memang sempat dikhawatirkan bakal menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung. Untuk itu ia mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat bahwa TNWK adalah wilayah konservasi, bukan arena sirkus.
โAda yang bilang kalau atraksi gajah dihapus hilang d**g daya tariknya. Tapi kita harus berani menerapkan konsep baru ini dan memang perlu edukasi publik,โ jelas dia.
Source :