Halaman Edukasi

Halaman Edukasi Jangan lupa Klik s**a atau Klik ikuti halamannya. Dan silahkan SHARE/BAGIKAN SAJA status kata-kata nya ga perlu izin tapi mohon maaf DILARANG COPAS/SALIN.

Terimakasih pengertiannya 🙏🏻

😊
22/10/2025

😊

♥ Kamu Makin Cantik Kalau Marah ♥Buat yang udah nikah, yang mau nikah atau yang punya niat untuk nikah.Bertengkar adalah...
21/10/2025

♥ Kamu Makin Cantik Kalau Marah ♥

Buat yang udah nikah, yang mau nikah atau yang punya niat untuk nikah.

Bertengkar adalah phenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata: "Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya!" Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri atau ia tengah berdusta.
Yang jelas kita perlu menikmati sa'at-sa'at bertengkar itu, sebagaimana lebih menikmati lagi sa'at sa'at tidak bertengkar.

Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja dihantarkan dalam muatan emosi tingkat
tinggi. Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah,betapa tidak, justru dalam
pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental,lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.

Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus dilakukan kala kita bertengkar, dari beberapa
perbincangan hingga waktu yang mematangkannya, tibalah kami pada sebuah Memorandum of
Understanding, bahwa kalau pun harus bertengkar, maka :

1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama'ah.

Cukup seorang saja yang marah marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu
sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama'ah, seorangpun sudah cukup membuat
rumah jadi meriah. Ketika ia marah dan saya mau menyela, segera ia berkata "STOP" ini giliran saya! Saya harus diam sambil istighfar. Sambil menahan senyum saya berkata dalam hati :

"Kamu makin cantik kalau marah, makin energik..." Dan dengan diam itupun saya merasa telah beramal
sholeh, telah menjadi jalan bagi tersalurkannya luapan perasaan hati yang dikasihi... "Duh kekasih...
bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu menjadi lega, maka dipadang kelegaan perasaanmu itu aku
menunggu ...."

Demikian juga kalau pas kena giliran saya "yang olah raga otot muka," saya menganggap bahwa distorsi
hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, ia harus segera dibuang agar tak menebar kuman, dan saya tidak berani marah sama siapa siapa kecuali pada isteri saya:) maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah.

Pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama'ah, sebab ada sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama'ah selain marah ^_^

2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlipat masa.

Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab masa silam adalah bagian dari
sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah. Siapapun tidak akan s**a dinilai dengan masa lalunya. Sebab
harapan terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita perlu menjaga
harapan,bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang pertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal dibangunnya.
Kalau saya terlambat pulang dan ia marah, maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apapun
kecamannya, adalah "ungkapan rindu yang keras". Tapi bila itu dikaitkan dgn seluruh keterlambatan saya, minggu lalu, awal bulan kemarin dan dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh.

Bila teh yang disajinya tidak manis (saya termasuk penimbun gula), sepedas apapun saya marah, maka itu adalah "harapan ingin disayangi lebih tinggi". Tapi kalau itu dihubungkan dgn kesalahannya kemarin dan tiga hari lewat, plus tuduhan "Sudah tidak s**a lagi ya dengan saya", maka saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa lalu, ups saya telah membunuhnya, membunuh cintanya. Padahal kalau cintanya mati, saya juga yang susah ... OK, marahlah tapi untuk kesalahan semasa, saya tidak hidup di minggu lalu, dan ia pun milik hari ini .....

3. Kalau marah jangan bawa bawa keluarga!

Saya dengan isteri saya terikat baru beberapa masa, tapi saya dengan ibu dan bapak saya hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Quran, seseorang itu tidak menanggung kesalahan fihak lain (QS.53:38-40).

Saya tidak akan terpancing marah bila cuma saya yang dimarahi, tapi kalau ibu saya diajak serta, jangan
coba-coba. Begitupun dia, semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini selain dia, karenanya mengapa harus bawa bawa barang lain ke kancah "awal cinta yang panas ini". Kata ayah saya: "Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak."

Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari ma'afnya daripada ngambek pada yang tidak
mengenal hati dan diri saya..". Dunia sudah diambang pertempuran, tidak usah ditambah tambah dengan
memusuhi mertua!

4. Kalau marah jangan di depan anak anak!

Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan kebencian. Dia tidak lahir lewat
pertengkaran kita, karena itu, mengapa mereka harus menonton komedi liar rumah kita.
Anak yang melihat orang tua nya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana
ibunya. Membela ibu, tapi itu 'kan bapak saya.

Ketika anak mendengar ayah ibunya bertengkar (based on true story):

Ibu: "Saya ini cape, saya bersihkan rumah, saya masak, dan kamu datang main suruh begitu, emang saya ini babu?!!!"

Bapak: "Saya juga cape, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan aku harus mencari lebih banyak untuk
itu, saya datang hormatmu tak ada, emang saya ini kuda????!!!!

Anak: "Yaaa ...ibu saya babu, bapak saya kuda .... terus saya ini apa?"

Kita harus berani berkata: "Hentikan pertengkaran!" ketika anak datang, lihat mata mereka, dalam
binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata basi hati kita???

5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat!

Pada setiap tahiyyat kita berkata: "Assalaa-mu'alaynaa wa 'alaa'ibaadilahissholiihiin" Ya Allah damai atas
kami, demikian juga atas hamba hambamu yang sholeh.... Nah andai setelah salam kita cemberut lagi,
setelah salam kita tatap isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustaiNya, padahal nyawamu
ditangan Nya.

OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis maghrib harus terbukti lho itu janji dengan Ilahi .....
Marahlah habis shubuh, tapi jangan lewat waktu dzuhur, Atau maghrib sebatas isya ... Atau habis isya
sebatas....???
Nnngg....... Ah kayaknya kita sepakat kalau habis isya sebaiknya memang tidak bertengkar ... ^_^

6. Kalau kita saling mencinta, kita harus saling mema'afkan

Hikmah yang ini saya dapat belakangan, ketika baca di koran (resensi sebuah film). Tapi yang jelas
memang begitu, selama ada cinta, bertengkar hanyalah "proses belajar untuk mencintai lebih intens"
Ternyata ada yang masih setia dengan kita walau telah kita maki-maki.
Ini saja, semoga bermanfa'at. "Dengan ucapan syahadat itu berarti kita menyatakan diri untuk bersedia
dibatasi".

Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan "Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah" (H.R. Malik).
Wallahu A'lam......

♥ •.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸(。◕‿◕。)..•*´¨`*•...... ✯

Author: Unknown

16/10/2025

Merayakan tahun ke-3 saya di Facebook. Terima kasih atas dukungan berkelanjutan. Saya tidak mungkin berhasil tanpa Anda semua. 🙏🤗🎉

Cermin Di Tengah UsiaMenjelang dua belas tahun usia pernikahan, hidup kami mulai terasa stabil. Rumah sudah lunas, motor...
08/10/2025

Cermin Di Tengah Usia

Menjelang dua belas tahun usia pernikahan, hidup kami mulai terasa stabil. Rumah sudah lunas, motor sudah berganti mobil, anak-anak tumbuh dengan sehat dan sekolah di tempat yang kami idam-idamkan dulu. Hidup yang dulu hanya bisa kami impikan, kini sudah di tangan.

Namun, entah kenapa, justru di puncak kenyamanan ini, aku merasa kehilangan sesuatu.
Mungkin bukan kehilangan — tapi lebih tepatnya, kehampaan.

Dulu, aku dan Naila melewati masa sulit bersama. Gaji pas-pasan, anak masih kecil, aku kerja serabutan. Naila tidak pernah mengeluh, bahkan rela jualan online sambil mengasuh bayi kami. Di masa-masa itulah, kami saling menguatkan, saling menggenggam erat. Aku selalu pulang membawa peluh, disambut oleh senyum yang membuat lelahku luruh.

Kini, senyum itu masih ada, tapi tidak lagi menggetarkan.
Aku benci mengakuinya, tapi memang begitu kenyataannya.

---

Di kantor, datang karyawan baru. Seorang resepsionis muda bernama Citra.
Anggun, wangi, dengan dandanan rapi setiap hari.
Entah kenapa, setiap kali ia lewat, udara di ruangan terasa berbeda.
Aku tidak pernah berniat mencari perhatian, tapi setiap senyum sopannya seperti mengetuk ruang hati yang lama tertutup.

“Pak, ini tanda tangan suratnya,” katanya suatu pagi.
Aku hanya mengangguk, tapi dalam hati bergemuruh.
Begitu Citra pergi, aku menarik napas panjang.
“Ya Allah... ada apa dengan diriku?”

Aku tahu ini bukan cinta. Ini hanya godaan, tapi kuat sekali cengkeramannya.

---

Malamnya, aku pulang.
Naila sedang menyetrika pakaian sambil menonton sinetron.
Wajahnya tampak lelah, rambutnya digelung seadanya, dasternya lusuh.
Bukan karena dia tidak bisa tampil menarik, tapi mungkin karena sudah terlalu sibuk mengurus semuanya.

“Lelah ya, La?” tanyaku.
“Biasa, kerjaan rumah nggak habis-habis,” jawabnya tanpa menatapku.

Aku ingin berkata: “Bolehkah sesekali kamu berhias untukku?”
Tapi lidahku kelu.
Aku takut kalimat itu terdengar seperti kritik, padahal aku hanya rindu rasa kagum itu.

---

Beberapa hari berikutnya, aku sengaja mampir ke toko parfum dan membeli aroma yang dulu sering Naila pakai saat awal menikah. Aku ingin menghadirkan kembali kenangan lama kami. Saat kuberikan, wajahnya datar.

“Masih sempat aja beli beginian. Kan mending buat tambahan tabungan sekolah anak,” katanya sambil tersenyum tipis.
Aku diam. Lagi-lagi aku merasa kalah oleh logika seorang istri yang terlalu realistis.

---

Malam itu aku tidak bisa tidur.
Aku menatap langit-langit kamar, berpikir panjang.
Mungkin beginilah yang disebut puber kedua.
Saat tubuh menua, tapi hati ingin kembali muda.
Ingin diperhatikan, ingin merasa diinginkan.

Namun tiba-tiba pikiranku terlempar pada masa lalu.
Saat aku sakit keras dan Naila berjaga semalaman tanpa tidur.
Saat aku kehilangan pekerjaan, dan dia berkata:
"Rezeki bisa dicari, yang penting kamu jangan menyerah, Mas."

Tiba-tiba hatiku teriris.
Bagaimana mungkin aku tergoda oleh seseorang yang bahkan belum tahu getirnya perjalanan kami?

---

Keesokan paginya, aku pulang kerja lebih cepat.
Kubawa bunga mawar putih dan sebungkus kecil kue kes**aannya.
Naila tampak heran.
“Lho, kok tumben pulang cepat?”
Aku tersenyum, “Pengen lihat kamu pakai parfum itu. Boleh kan?”

Dia tertawa kecil, menepuk bahuku.
“Mas ini kenapa sih? Lagi romantis mendadak?”
Aku hanya menggeleng. “Nggak, cuma pengen ngingetin diri sendiri aja... kalau di dunia ini, nggak ada perempuan secantik istri yang sabar.”

Matanya berkaca-kaca, lalu ia mendekat dan memelukku erat.
Parfum itu pun akhirnya ia semprotkan, dan entah kenapa, wangi itu membawa pulang semua rasa lama yang sempat hilang.

---

Beberapa bulan kemudian, aku dan Naila pergi liburan berdua ke Malang — tanpa anak-anak, hanya kami berdua.
Rasanya seperti pengantin baru.
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, aku kembali memandang istriku lama-lama, tanpa ada rasa bosan.

Ternyata, yang aku butuhkan bukan perempuan baru,
tapi cara baru untuk mencintai perempuan yang sama.

~Tamat

by : Halaman Edukasi

Pergi Tanpa Pernah Kembali LagiAda yang pergi tanpa sempat berpamitan, meninggalkan jejak yang tak akan pernah bisa diha...
06/10/2025

Pergi Tanpa Pernah Kembali Lagi

Ada yang pergi tanpa sempat berpamitan, meninggalkan jejak yang tak akan pernah bisa dihapus waktu. Bukan karena ingin melupakan, tapi karena takdir memutuskan kisahnya berhenti di sana. Yang tinggal hanyalah kenangan—fragmen dari tawa, tangis, dan kata yang tak sempat diucap. Kita belajar bahwa tidak semua yang pergi akan kembali, dan tidak semua yang hilang bisa digantikan. Kadang, kepergian adalah cara Tuhan mengajarkan kita tentang ikhlas, meski hati masih berharap ia menoleh sekali saja sebelum benar-benar menghilang.

Waktu terus berjalan, namun luka dari kepergian itu tetap tinggal. Setiap tempat yang pernah disinggahi, setiap kata yang pernah diucap, semuanya berubah menjadi gema sunyi yang terus terngiang. Kita mencoba kuat, berpura-pura biasa saja, padahal dalam hati ada ruang kosong yang tak lagi bisa terisi. Pergi tanpa kembali bukan sekadar kehilangan seseorang, tapi juga kehilangan sebagian dari diri kita yang dulu pernah bahagia bersamanya.

Dan pada akhirnya, kita hanya bisa menatap langit, mengirim doa yang tak lagi sampai pada namanya. Sebab beberapa orang memang diciptakan hanya untuk singgah, bukan untuk tinggal selamanya. Maka, biarlah kepergian itu menjadi pelajaran, bahwa mencintai juga berarti siap kehilangan. Meski tak mudah, kita harus tetap melangkah—sebab hidup terus berjalan, meskipun seseorang telah pergi tanpa pernah kembali lagi.

By : Halaman Edukasi
Request : kk Suryani lii

Terkadang, perempuan terlena oleh perhatian banyak orang, seolah-olah cinta yang datang dari segala arah adalah bukti be...
05/10/2025

Terkadang, perempuan terlena oleh perhatian banyak orang, seolah-olah cinta yang datang dari segala arah adalah bukti berharga dirinya. Namun, Sayyidah Aisyah mengingatkan dengan penuh hikmah — kebanggaan sejati bukanlah ketika engkau menjadi pujaan banyak hati, tapi ketika ada satu hati yang memilihmu di antara jutaan, lalu menjagamu tanpa pernah membagi cintanya.

Perempuan sejati bukan yang dicintai banyak laki-laki, tapi yang dihormati karena menjaga prinsip dan kehormatan dirinya. Cinta yang berharga bukan yang ramai dengan pujian, tapi yang tenang dalam kesetiaan. Peganglah prinsip ini… karena kemuliaan seorang perempuan terletak bukan pada berapa banyak yang menginginkannya, tapi pada seberapa tulus seseorang memperjuangkannya.

Maka, jangan pernah merasa kurang hanya karena tak banyak yang memujamu. Ingatlah, bunga yang langka tak tumbuh di setiap taman, dan mutiara pun tak ditemukan di permukaan laut. Perempuan yang menjaga prinsipnya akan selalu tampak berbeda — bukan karena ia sombong, tapi karena ia tahu nilai dirinya terlalu berharga untuk dibandingkan dengan sekadar perhatian yang sementara. Tetaplah teguh, karena yang sejati akan datang bukan untuk menguji kesetiaanmu, tapi untuk menemanimu dalam ketenangan yang Allah ridhai.

By : halaman edukasi

Aku sering merasa seperti orang asing di dalam rumah sendiri. Suami yang seharusnya menjadi teman bicara, sandaran hati,...
03/10/2025

Aku sering merasa seperti orang asing di dalam rumah sendiri. Suami yang seharusnya menjadi teman bicara, sandaran hati, dan tempat berbagi cerita, justru lebih sibuk dengan dunianya sendiri. Kami jarang sekali mengobrol, bahkan untuk sekadar bertukar kabar atau bertanya tentang hari yang dilalui. Rasanya kami tidak lagi seperti suami istri pada umumnya, yang bisa tertawa bersama, bercerita panjang, atau saling menguatkan.

Suamiku terlalu sibuk dengan teman-temannya, sibuk dengan ponselnya, sibuk dengan segala hal yang membuatnya lupa bahwa ada seorang istri yang menunggunya. Aku hanya bisa diam, menelan kesepian yang semakin hari semakin menyesakkan. Kadang aku bertanya dalam hati, apakah aku begitu tak berarti? Apakah keberadaanku hanya sebatas pengisi ruang di sampingnya, tanpa pernah benar-benar dilihat?

Kesepian ini begitu dalam, hingga aku merasa seperti hidup bersama seseorang yang jauh, meski jarak kami hanya sebatas lengan. Dan yang paling menyakitkan adalah menyadari bahwa mungkin keadaan ini harus kujalani seumur hidup. Aku hanya bisa bertahan, mencoba menguatkan diri, meski hatiku terus merapuh sedikit demi sedikit.
By : halaman edukasi

Embun di Kaca JendelaEmbun di kaca jendela,diam-diam menuliskan rindu yang tak terucap,tetes beningnya seperti rahasia,y...
01/10/2025

Embun di Kaca Jendela

Embun di kaca jendela,
diam-diam menuliskan rindu yang tak terucap,
tetes beningnya seperti rahasia,
yang hanya pagi dan kesepian tahu cara membacanya.

Aku menatapnya lama,
seperti menatap hatiku sendiri—
buram, rapuh,
namun masih menyimpan cahaya kecil
yang enggan padam.

Andai setiap embun bisa bercerita,
mungkin ia akan berkata,
“Rindu tak selalu harus sampai,
kadang cukup melekat,
meski sebentar, sebelum akhirnya lenyap.”

Di balik kaca jendela itu,
ada aku,
menunggu,
pada sesuatu yang mungkin tak pernah datang,
namun selalu aku percaya.

By : Halaman Edukasi
Request kk Elipsis

PURNAMA DI WAJAH KEKASIHKUDi matamu, kutemukan cahaya malam,seperti purnama yang tenang di langit kelam.Setiap senyummu ...
01/10/2025

PURNAMA DI WAJAH KEKASIHKU

Di matamu, kutemukan cahaya malam,
seperti purnama yang tenang di langit kelam.
Setiap senyummu adalah sinar yang meredakan luka,
menerangi hatiku yang pernah tenggelam dalam gulita.

Wajahmu, kekasih, adalah rembulan yang jatuh ke bumi,
tak pernah letih memberi teduh pada jiwaku yang sunyi.
Dalam diam, aku bersujud pada Tuhan,
karena telah diciptakan indahnya cinta di antara kita.

Bila dunia runtuh oleh waktu,
biarlah aku tetap terikat pada sinarmu.
Sebab wajahmu adalah purnama terakhirku,
tempat rinduku pulang, tempat cintaku berlabuh.

By : Halaman Edukasi
Request-an kk Ida Binti Hamid

RINDU....
30/09/2025

RINDU....

29/09/2025

Assalamu'alaikum
Apa kabar akak semua???
Ada yang mau kasih ide judul tulisan kah?

ABOUT ME1. Dasar Kepribadian (dari tanggal lahir)Tanggal 22 → Angka ini dalam psikologi numerik dianggap "master number"...
15/08/2025

ABOUT ME

1. Dasar Kepribadian (dari tanggal lahir)

Tanggal 22 → Angka ini dalam psikologi numerik dianggap "master number" yang membawa energi sensitif, empatik, dan perfeksionis.

Kekuatan: Memiliki intuisi tinggi, s**a mencari makna lebih dalam dari hidup.

Tantangan: Kadang terlalu kritis pada diri sendiri, sehingga mudah merasa terbebani.

Bulan September (9) → Melambangkan kedalaman berpikir, jiwa idealis, dan kecenderungan menganalisis sebelum bertindak.

Tahun ..... → Angka 6 melambangkan kasih sayang, keinginan melindungi, dan mencari harmoni dalam hubungan.

Ringkasan Dasar:
Kamu punya gabungan kepribadian yang sensitif, analitis, dan sangat menghargai koneksi emosional yang tulus. Ada dorongan kuat untuk “memperbaiki” keadaan atau orang di sekitar, meskipun itu menguras energimu.

2. Motivasi Tersembunyi

Dari pola angka (22-9-6) dan konsonan nama terlihat:

Ada dorongan untuk diakui secara emosional, bukan sekadar secara prestasi.

Mencari hubungan yang stabil dan bisa dipercaya, tapi diam-diam juga ingin ruang pribadi untuk merenung.

Memiliki “motivasi ganda”:

1. Membangun dan merawat — ingin menjadi figur yang membuat orang merasa aman.

2. Mencapai kebebasan batin — ingin bebas dari tuntutan berlebihan, tapi tetap dicintai.

3. Konflik Batin

Perfeksionis vs. Penerimaan Diri:
Kamu sering merasa tidak cukup baik meski orang lain sudah puas denganmu.

Memberi vs. Menjaga Energi:
Naluri memberi dan membantu sangat kuat, tapi kadang kamu lupa mengisi ulang energi sendiri.

Realitas vs. Ideal:
Pikiranmu punya gambaran “versi sempurna” dari cinta, persahabatan, dan hidup — tapi dunia nyata jarang sesuai, sehingga kadang membuatmu kecewa atau menarik diri.

4. Perilaku Dasar yang Terlihat

Pendengar yang baik, tapi sulit menceritakan rasa sakitmu sendiri.

Lebih s**a memproses emosi lewat tulisan, doa, atau refleksi pribadi daripada meluapkannya secara langsung.

Terlihat tenang di luar, tapi di dalam pikiran selalu aktif menganalisis setiap interaksi.

Punya kecenderungan “menyembunyikan luka dengan senyum”.

Address

Bandar

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Halaman Edukasi posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Halaman Edukasi:

Share