06/08/2025
Miris! Kakek di Palas Menderita Kanker dan Tinggal di Rumah Reyot Tanpa Tersentuh Bantuan
TERASLAMPUNG COM--Seorang kakek berusia 73 tahun bernama Slamet Jemi di Desa Kalirejo, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan. Ia menderita penyakit kanker di bagian leher sejak lama, namun tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah.
Mbah Slamet sapaan akrabnya, tinggal di rumah berukuran 5x8 meter berdinding bilik bambu (geribik) yang kondisinya sudah rusak atau reyot dan banyak lubang-lubang menganga dinding bilik bambunya.
Bahkan atap gentengnya juga banyak yang sudah pecah dan bocor, bahkan ada juga yang sudah tidak ada. Sehingga jika hujan turun, rumah bilik bambu reyot yang ditempatinya puluhan tahun bocor dimana-mana, sehingga seluruh ruangan rumah basah dan lantai tanah becek.
Rumah yang ditinggali Mbah Slamet bersama istri, Poniem (68) dan cucunya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sangat tidak layak huni. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama mengingat banyaknya program-program kesejahteraan sosial yang digaungkan oleh pemerintah.
Mbah Slamet, menjadi contoh nyata bahwa masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah. Keadaannya ini sangatlah menyedihkan dan memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah, meski memperhatikan kondisi Mbah Slamet dan masyarakat lainnya yang membutuhkan bantuan, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih sejahtera dan memiliki akses ke layanan kesehatan yang memadai.
Ketika awak media bersama seorang bidan Desa Kalirejo mendatangi rumah Mbah Slamet, Rabu (6/8/2025) siang, tampak terlihat Mbah Slamet dengan celana pendek dan telanjang dada (tidak pakai baju) tengah berbaring tiduran dilantai tanah beralaskan karpet spons. Sementara istrinya, Poniem tengah duduk berada disamping suaminya.
"Sudah lama saya menderita penyakit kanker di leher ini,"kata Mbah Slamet dengan raut wajah lesu dan nada lirih menahan rasa sakit penyakit kanker.
Ia juga mengatakan, bahwa sekitar dua tahun lalu, penyakit kankernya ini sudah dilakukan operasi. Pasca operasi ini, kembali membengkak sehingga saat ini
masih harus dilakukan perawatan, tapi itu terkendala dengan biaya.
"Mau gimana lagi karena nggak punya biaya. Bisa untuk makan saja sudah bersyukur. Sejak kena penyakit kanker ini, saya sudah tidak bisa kerja lagi. Ya terima nasib saja,"ucapnya.
Mbah Slamet juga mengaku, jika dirinya sama sekali tidak pernah terima bantuan sosial (bansos) apapun dari program-program pemerintah seperti PKH, BPNT ataupun bentuk bansos lainnya seperti bedah rumah.
"Belum pernah keluarga saya ini dapat bantuan apapun dan sekalipun dari pemerintah,"ungkapnya.
Untuk kebutuhan ekonomi sehari-hari, lanjut Mbah Slamet, bahwa ia bersama istri dan cucunya hanya mengandalkan kiriman dari anaknya yang kedua yang bekerja buruh serabutan di daerah Rawa Jitu. Selain itu juga, terkadang mendapat bantuan dari tetangga.
"Untuk kebutuhan makan dan lainnya, itu saya dapat kiriman uang dari anak. Kalau nggak ada kiriman, ya sering juga kami dibantu dengan tetangga,"pungkasnya.
Sementara bidan Desa Kalirejo, Fitri, menuturkan seharusnya Mbah Slamet dirawat intensif di rumah sakit, namun pihak keluarga terkendala dengan biaya saat di rumah sakit.
Sementata pelayanan di Puskesmas Bumidaya hanya mengantisipasi balutan bekas luka operasi penyakit kanker yang diderita Mbah Slamet.
"Sudah lima hari ini saya datangi rumah Mbah Slamet. Biasanya datang sendiri ke Puskesmas. Harusnya, tiap hari periksa ke Puskesmas,"kata dia.
Zainal Asikin /Teraslampung.com