25/12/2025
MANUSIA HAMBA NYA KEBAIKAN
Tidak semua hati bisa disentuh dengan kata-kata.
Tidak semua kerasnya manusia bisa dilunakkan dengan amarah.
Sebagian hati justru semakin membatu Ketika dihadapi dengan kebencian.
Namun kebaikan…
ia bekerja dengan cara yang sunyi,
pelan, dan sering tidak disadari. Manusia, sekeras apa pun hatinya,
pada akhirnya akan luluh
ketika dihadapi dengan keikhlasan dan kasih sayang.
Allah menggambarkan keagungan akhlak ini dalam Al-Qur’an:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak p**a ucapan terima kasih darimu.”
(QS. Al-Insan: 8–9)
Mereka berbuat baik bukan untuk dipuji, bukan untuk dibalas,
tapi semata karena Allah. Di situlah letak kekuatan kebaikan.
Ia tidak memaksa, tapi mengubah dari dalam.
Sebagaimana dawuh KH Ahmad Zakaria, Bojong:
“Jalma mah leeh ku kaalusaan.”
(Manusia itu luluh oleh kebaikan)
Kebaikan tidak selalu langsung mengubah keadaan,
tetapi ia pasti menanam benih di hati. Dan ketika waktunya tiba,
benih itu akan tumbuh—menjadi penyesalan, kesadaran,atau bahkan hidayah.
Jika hari ini kita disakiti,cobalah tetap baik. Bukan karena mereka layak,
tetapi karena akhlak kita terlalu berharga untuk dikotori kebencian.
Karena pada akhirnya, kebaikan tidak pernah sia-sia.
Ia hanya sedang menunggu waktu untuk bekerja.