Siasat Partikelir

Siasat Partikelir Subkultur, Hari Ini.

Kolektif inisiatif yang membangun dan merawat jaringan dengan para pelaku atau komunitas kreatif di 13 kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Lampung, Palembang, Pekanbaru, Padang, Medan, Denpasar, Makassar dan Samarinda. Dengan rangkaian program; berkumpul, diskusi, loka-karya, pameran, hingga event dan ‘ruang’ sebagai tempat kegiatan dan representatif pergerakan komunitas setempat.

Persilangan musik rock dengan rap memang susah ditemukan di Indonesia. Kalaupun ada itu pasti hanya filler belaka, terle...
19/08/2025

Persilangan musik rock dengan rap memang susah ditemukan di Indonesia. Kalaupun ada itu pasti hanya filler belaka, terlebih di wilayah lirik. Blums dan Rand Slam, lewat ‘Mata Pisau’, menjawab bahwa ngerap di atas kanvas grunge rock itu memungkinkan dan tidak ada alasan untuk menurunkan kualitas musik maupun lirik. Verse pembuka Rand Slam memberikan dua puluh bar puitis yang menggambarkan perjalanan batin yang menemukan persimpangan tajam dalam memaknai hidup.

Skema rima sempurna ala Randi dibalut dengan musik rock dengan muatan heavy. Blums menggeber empat menit lebih dengan riff dan ketukan drum yang tak terdengar monoton seperti grup rap-rock kebanyakan. Blums seperti mengambil esensi dari debu-debu grunge ala Nirvana, lalu digaspol dengan mid tempo. Terdengar ringan di telinga namun sangat energik untuk menemani hari-hari yang semakin gelap.

‘Mata Pisau’ adalah single ketiga Blums. Single ini merupakan salah satu checkpoint band asal Bandung tersebut dalam penggarapan album yang rencananya akan rilis tahun ini.

80 tahun merdeka, 80 tahun berjuang, 80 tahun berkarya. Dirgahayu Indonesia 🇮🇩Merdeka!
16/08/2025

80 tahun merdeka, 80 tahun berjuang, 80 tahun berkarya. Dirgahayu Indonesia 🇮🇩

Merdeka!

Lagu patah hati paling viral dari Langit Sore, “Rumit”, resmi hadir dalam versi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya...
16/08/2025

Lagu patah hati paling viral dari Langit Sore, “Rumit”, resmi hadir dalam versi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Kali ini, Rizky Irmansyah, solois pop dengan warna vokal yang dalam dan emosional, berkolaborasi dengan band pop punk legendaris asal Bandung, Rocket Rockers, membawakan ulang “Rumit” dengan aransemen baru yang lebih berani, dinamis, namun tetap penuh rasa.

Dirilis serentak di seluruh digital streaming platform (DSP) dan YouTube pada 15 Agustus 2025, versi ini siap menjadi anthem baru untuk para pendengar yang sedang, pernah, atau selalu berada dalam hubungan yang rumit.

Video klip resmi “Rumit” menghadirkan dua sosok yang tidak biasa: Onadio Leonardo dan Egi Haw. Keduanya memerankan karakter yang mewakili sisi serius dan sisi satir dari kisah cinta yang penuh lika-liku. Klip ini menyuguhkan kombinasi sinematik yang kuat, menyentuh, namun tetap ringan dinikmati.

Versi ini menampilkan kolaborasi yang harmonis antara vokal lirih khas Rizky Irmansyah dengan energi eksplosif dari Rocket Rockers. Nuansa melankolis berpadu dengan semangat pop punk menghasilkan pengalaman musik yang segar, jujur, dan tetap relate.

“Lagu ini sudah kuat secara makna dan emosi. Tapi ketika dibalut dengan energi baru dari Rocket Rockers, rasanya jadi makin dalam dan punya warna berbeda.” Ungkap Rizky Irmansyah.

“Ini bukan hanya soal aransemen ulang. Kami benar-benar menyelami ulang makna lagu ini dan mengekspresikannya dengan karakter musik kami. Hasilnya sangat menyenangkan, sekaligus tantangan baru yang kami nikmati.” Aska Rocket Rockers menambahkan.

2025 sepertinya menjadi tahun yang berat bagi metalhead sedunia; Juli kemarin dunia kehilangan Ozzy Osbourne, Agustus in...
14/08/2025

2025 sepertinya menjadi tahun yang berat bagi metalhead sedunia; Juli kemarin dunia kehilangan Ozzy Osbourne, Agustus ini kabar mengejutkan datang dari Megadeth.

Ya, pasalnya, Dave Mustaine dkk mengumumkan perilisan album selanjutnya dan juga tur perpisahan pada tahun 2026 mendatang yang disampaikan oleh sang ikon, Vic Rattlehead;

“For over four decades I’ve been chained in silence. But the end demands my words. It is confirmed that the next Megadeth studio album will be the last. Forty years of metal forged in steel ending in fire. And when the new world rises, the global farewell tour. You’ve heard the warning, now prepare yourself Cyber Army. Stay loud, stay tuned and meet me on the frontlines” ujar Vic Rattlehead yang pertama kali terdengar berbicara.

Dalam surat yang ditujukan kepada para penggemar, Dave Mustaine menuliskan “There’s so many musicians that have come to the end of their career, whether accidental or intentional. Most of them don’t get to go out on their own terms on top, and that’s where I’m at in my life right now. I have traveled the world and have made millions upon millions of fans and the hardest part of all of this is saying goodbye to them.

We can’t wait for you to hear this album and see us on tour. If there was ever a perfect time for us to put out a new album, it’s now. If there was ever a perfect time to tour the world, it’s now. This is also a perfect time for us to tell you that it’s our last studio album. We’ve made a lot of friends over the years and I hope to see all of you on our global farewell tour. Don’t be mad, don’t be sad, be happy for us all, come celebrate with me these next few years. We have done something together that’s truly wonderful and will probably never happen again. We started a musical style, we started a revolution, we changed the guitar world and how it’s played, and we changed the world. The bands I played in have influenced the world. I love you all for it. Thank you for everything.” Pungkas vokalis sekaligus gitaris Megadeth.

📷 : |

Setelah sebelumnya merilis debut EP mereka dalam bentuk kaset pada 27 April 2025, unit hardcore/power violence KIRIN kin...
14/08/2025

Setelah sebelumnya merilis debut EP mereka dalam bentuk kaset pada 27 April 2025, unit hardcore/power violence KIRIN kini secara resmi melepas rilisan tersebut ke DSP.

EP bertajuk self-titled ini merupakan pernyataan sikap dari KIRIN—sebuah langkah awal yang menegaskan keseriusan mereka dalam menancapkan taring di skena musik ekstrem tanah air, KIRIN mempercayakan REY AUDIO untuk recording drum, untuk Gitar, Bass, Vokal di Aikyou Record, mixing & mastering di kerjakan oleh Zulhimsar (Summer In February), untuk artwork dari EP self-titled ini adalah hasil karya dari ROHHALUSMU.

Terdiri dari 6 track brutal dan padat amarah, EP ini menampilkan single “Kill The Soter” yang sebelumnya telah dirilis eksklusif via Bandcamp.

Mengusung pengaruh dari band-band seperti Gulch, Weekend Nachos, Zulu, dan Wormrot, KIRIN menyajikan kombinasi antara intensitas hardcore, ledakan powerviolence.

Setelah beberapa waktu absen, pada hari ini Cito Gakso akhirnya merilis single terbarunya yang berjudul POPEYE. Track in...
12/08/2025

Setelah beberapa waktu absen, pada hari ini Cito Gakso akhirnya merilis single terbarunya yang berjudul POPEYE. Track ini menjadi penanda dimulainya era baru lepas YOUR FAVORITE DEMO debut albumnya yang dirilis 2023 lalu. Di lagu ini Cito juga kembali menggaet Gilang Dhafir (The Sugar Spun, White Chorus) sebagai produser dan dibantu distribusikan oleh Krazy Brazy records.

Popeye adalah lagu dengan nuansa raw dan penuh energi, sebagai deklarasi kembalinya Cito Gakso ke dunia musik. Melalui track ini Cito ingin menegaskan bahwa dirinya masih relevan dan punya tempat di scene hip-hop tanpa sekedar mengikuti tren.
Ia masih tetap eksperimental, mencampurkan bahasa Ingris dan Indonesia dalam flow yang bebas dan tak tertebak. Popeye bukan sekedar lagu — ini semacam pengingat keras bahwa Cito masih belum selesai, dan tidak pernah benar - benar pergi.

Setelah hampir delapan tahun sejak perilisan “Consumed of Human Cadaver”, Disvigured kini kembali lewat sebuah lagu bert...
10/08/2025

Setelah hampir delapan tahun sejak perilisan “Consumed of Human Cadaver”, Disvigured kini kembali lewat sebuah lagu bertajuk “Dead March For Concupiscence”. Single ini hadir dengan musik yang lebih eksploratif berbeda dengan lagu-lagu Disvigured sebelumnya.

Lirik “Dead March For Concupiscence” merupakan interprestasi dari hari pembalasan yaitu tentang orang-orang pelaku pelecehan sexual dan orang-orang gak bener. Di lagu ini diceritakan dimana mereka akhirnya menghadapi kiamat dengan siksaan yang terus menerus sesuai dengan apa yang mereka perbuat selama hidup di dunia.

Bila sebelumnya Disvigured lebih dikenal dengan sosok Isabella Putri sebagai vocal, kini ada sosok baru yaitu Raisa Alifya yang menjadi front woman di band ini. Berbeda dengan konsep lagu-lagu terdahulu, musik pada lagu ini terdengar lebih eksploratif dan tidak monoton. Ada beberapa kali perpindahan tempo pada lagu ini , di awali dengan riff gitar yang cepat, groovy, dan ada beberapa part breakdown.

Lagu yang diproduksi pada bulan September 2024 silam, diawali dengan pembuatan riff-riff gitar oleh Hendi fauzi , lalu disempurnakan dengan sesi jamming di studio. Untuk proses rekaman lagu ini berlangsung di tiga tempat berbeda. Untuk proses merekam gitar dan bass di home base Disvigured sendiri yaitu di Ciamis, lalu untuk take drum di Studio Escape Bandung.

Ada hal menarik ketika sesi take drum berlangsung, diawali dengan operator rekaman yang datang nya telat 2 jam karena terhalang cuaca buruk saat itu. Ketika operator tiba ada trouble dari file yang kita bawa tidak terbaca oleh system yang ada di studio. Setelah ulik sana-sini akhirnya take drum bisa di mulai dari jam 23:30 – 03:00. Untuk sesi take vocal kita menyewa satu studio latihan di Jatinangor yaitu Reborn studio dengan membawa alat sendiri untuk merekam vocal. Mixing mastering kita percayakan pada Ridwan Emanuel Purba “Jasad” dari Crows Music untuk single terbaru ini.

Setelah dua tahun malang-melintang di skena gigs  bawah tanah Tangerang, unit pop punk GAZZELL resmi melepas debut Exten...
08/08/2025

Setelah dua tahun malang-melintang di skena gigs bawah tanah Tangerang, unit pop punk GAZZELL resmi melepas debut Extended Play (EP) bertajuk This Wasn’t in the Tutorial”, sebuah karya emosional yang merangkum kegelisahan dan ketidaksiapan menghadapi kehidupan dewasa.

Berisi enam trek, EP ini memadukan tempo kencang dengan melodi serta vokal yang mudah melekat di kepala. Mengangkat tema besar seputar quarter life crisis atau masa peralihan usia dua puluhan yang penuh kebingungan, GAZZELL menyuarakan keresahan khas kawula muda, seperti cinta yang tak sempat diutarakan, karier yang terasa jalan di tempat, realita kuliah yang tak seindah ekspektasi, ruang gerak yang kian terbatas, dan beragam tekanan lainnya di fase menuju kedewasaan.

“Topik EP ini tuh sebetulnya sederhana, cuma menyampaikan keresahan dan ketidaksiapan seseorang dalam menghadapi masalah-masalah quarter life crisisnya,” ungkap Nabil (gitaris sekaligus vokalis). “Yang mungkin teman teman diluar sana juga banyak yang mengalami dan gak tahu harus berbuat apa kedepannya.”

Band yang digawangi oleh Nabil (gitar/vokal), Bayu (bass/vokal), dan Catur (drum) ini secara musikal memadukan semangat punk tiga kord yang mentah dan cepat ala Ramones dengan nuansa vokal serta melodi yang ringan dan melekat, mengingatkan pada gaya klasik The Beach Boys. Sebelum merilis EP ini, GAZZELL telah lebih dulu memperkenalkan dua lagu bertajuk “I Wanna Go Home With You” dan “Saturation” yang kini dimuat kembali sebagai bagian dari narasi utuh dalam rilisan ini.

Dalam proses produksinya, mereka menggandeng Naqa Arkana dari unit alternative rock Void Dream sebagai produser.

“Udah sekian lama gua kenal anak-anak ini dan akhirnya rilis juga,” ujar Naqa. “Seneng bisa ngeproduce lagu-lagu keren dari band ini! Banyak cerita dan hal seru kejadian di garapan EP ini dan gua bener-bener berharap effort yang dikeluarkan terbayarkan dalam rilisan ini. Pokoknya gua kirim doa terbaik buat GAZZELL, and have fun!”

Dunia musik keras Indonesia bersiap menerima hentakan baru dari supergroup yang telah lama ditunggu-tunggu. Dengan mengu...
06/08/2025

Dunia musik keras Indonesia bersiap menerima hentakan baru dari supergroup yang telah lama ditunggu-tunggu. Dengan mengusung semangat kolaborasi lintas band, , formasi terbaru yang mengusung genre hardcore, resmi merilis single perdana mereka yang bertajuk “Who’s Gonna Stop Us?”

Grup ini adalah gabungan kekuatan terbaik dari skena musik bawah tanah Indonesia. Empat personil dari empat band legendaris bersatu membentuk unit yang eksplosif: dari , dari , KMNG dari , dan Ikhsan daei . Dengan kombinasi latar belakang yang berbeda namun saling melengkapi, GRAIL hadir membawa semangat persatuan dan perlawanan khas hardcore, namun dengan identitas musik yang kuat dan unik.

Single “Who’s Gonna Stop Us?” adalah deklarasi kekuatan dan semangat kolektif. Lagu ini memadukan riff tajam, beat agresif, dan lirik yang menyerukan pembebasan dari batasan serta keraguan. Ditulis sebagai anthem untuk para pencari keadilan dan suara perlawanan, lagu ini menjadi tonggak awal perjalanan GRAIL di ranah musik keras nasional.

Diproduseri dan direkam secara mandiri, track ini menyatukan sensitivitas musikal para personil dengan kekompakan ala veteran panggung. Lagu ini telah tersedia di berbagai platform digital.

“GRAIL bukan hanya proyek kolaboratif—ini adalah misi. Kami datang dari berbagai latar belakang, tapi punya satu suara, satu pesan: Kami tidak akan berhenti. Dan siapa
yang bisa menghentikan kami?”
— KMNG, vokalis Grail.

 membawa gelegar Hardcore dari Denpasar sampai ke United Kingdom. Ditambah dengan semangat lokalitas yang mereka usung m...
05/08/2025

membawa gelegar Hardcore dari Denpasar sampai ke United Kingdom. Ditambah dengan semangat lokalitas yang mereka usung membuat unit ini mempunyai karakter tersendiri dalam kancah musik tanah air.

Rubrik kembali dan kali ini membahas singkat kuartet asal Denpasar, Bali, yang beberapa waktu lalu sukses tampil dan bahkan menggelar tur di Inggris. Bukan hanya itu, Kenya juga menjadi salah satu band asal Indonesia yang terbilang rajin menyambangi dan berjejaring di negara-negara Asia Tenggara.

Nama  cukup familiar sebagai bassist, terutama di kancah musik keras. Pernah aktif di band Sunrisejkt dan Killing Me Ins...
03/08/2025

Nama cukup familiar sebagai bassist, terutama di kancah musik keras. Pernah aktif di band Sunrisejkt dan Killing Me Inside, dirinya kini kembali dengan gerbrakan dan karya yang lebih fresh dan tidak lagi terikat pada genre band-band yang pernah digawanginya dulu.

“helas” adalah nama yang dipilih oleh Arie untuk project terbarunya. Tanggal 25 Juli 2025, “helas” merilis debut single pertama yang berjudul “nonsense”.

Ditulis oleh Machdis Arie (helas) bersama dengan Gama Gifari, yang juga ex-drummer di KILMS, lagu ini juga sekaligus diproduseri oleh Gama Gifari. “nonsense” lahir dari pengalaman nyata: bertahun-tahun berhubungan dengan seseorang yang selalu mengeluh, gemar gaslighting dan bertindak seolah-olah menjadi korban, padahal ucapannya tak masuk akal dan
tindakannya justru perlahan merusak dari dalam.

Lagu ini seakan berteriak lantang atas absurditas yang selama ini ditoleransi. “You may manipulate others, but you can’t manipulate karma,” tulis helas— menjadi kutipan yang menggambarkan esensi lagu ini secara tajam.

Sebagai pelengkap, helas juga merilis video lirik “nonsense” di YouTube, memperkuat pesan lagu dalam format visual minimalis yang dibungkus komedi dari kumpulan meme. Sebagai simbol coping mechanism, menertawakan yang sudah berlalu, dan perayaan kembali berjalannya hidup.

Band rock alternatif asal Jakarta Pusat, Bartelemi, kembali menyuarakan keresahan generasi urban lewat single terbarunya...
02/08/2025

Band rock alternatif asal Jakarta Pusat, Bartelemi, kembali menyuarakan keresahan generasi urban lewat single terbarunya berjudul “Kala Ilusi Datang”. Lagu ini menjadi pembuka dari rangkaian karya terbaru Bartelemi yang direncanakan rilis sepanjang tahun 2025.

Mengusung nuansa rock alternatif yang gelap, emosional, dan reflektif, “Kala Ilusi Datang” berbicara tentang benturan antara realita dan ilusi yang sering kali samar dalam kehidupan sehari-hari. “Ini tentang saat-saat di mana kita merasa hidup tapi tidak benar-benar hadir—tersesat dalam ilusi yang kita bangun sendiri atau yang dibentuk oleh lingkungan,” ungkap Bob, vokalis Bartelemi.

Secara musikal, lagu ini menampilkan dinamika intens—perpaduan antara distorsi gitar yang padat, ketukan drum yang mengalir seperti detak kegelisahan, dan lirik yang tajam namun puitis. Ini adalah perwujudan khas Bartelemi: suara yang jujur, tanpa polesan, namun tetap membuka ruang tafsir personal bagi para pendengarnya. Dirilis secara digital di berbagai platform musik.

Single ini juga menjadi titik tolak menuju dua rilisan berikutnya yang akan dirilis tahun ini. Ketiganya akan membentuk narasi utuh tentang kegelisahan kolektif, pencarian suara, dan harapan yang tertunda.

Address

Bandung
40282

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Siasat Partikelir posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Siasat Partikelir:

Share

Category