07/11/2025
Akhir pekan lalu di perayaan ke-16 tahun yang bekerja sama dengan IKLIM Fest . Ada yang berbeda dan menarik di sini.
Mengangkat tema “The Heritage”, mengambil tempat di Fort Rotterdam Makassar, salah satu tempat ikonik, bersejarah, dan akrab dengan kancah musik setempat.
Ohiya, 16TH ROCK IN CELEBES IKLIM FEST menghadirkan 40 musisi lintas genre, deretan seniman, dan komunitas dalam satu ruang yang merayakan musik, seni, budaya, dan kesadaran terhadap isu iklim. Pada 1-2 November 2025 kemarin, Fort Rotterdam disulap menjadi ruang hidup di mana warisan budaya, seni kontemporer, serta pesan tentang ketidakadilan sosial dan lingkungan berpadu secara organik.
Akhirnya, festival yang digulir sejak tahun 2010 ini dibuka untuk semua usia. Tentu hal ini menambah keriaan berfestival.
Bukan hanya menyeduh hiburan dari atas panggung, melainkan dari floor yang memiliki deretan talkshow yang kolaboratif, juga ada Bedah Buku Reset Indonesia bersama para penulisnya, serta program pemutaran dan diskusi film yang mendorong kesadaran lingkungan dan sosial, seperti “Pulau Plastik: Harun Namanya”, “Berbagi Ruang: Aceh & trailer Kopi, Aku, dan Bumi”, serta diskusi film “Dirty Vote II o3”.
Festival ini juga menjadi ajang peluncuran resmi album kompilasi sonic/panic Vol. 3, proyek kolaboratif dari IKLIM yang mempertemukan musisi lintas genre untuk menyuarakan keresahan dan kepedulian terhadap krisis iklim melalui musik.
Berbagai program lintas disiplin turut memperkaya pengalaman berfestival, termasuk pameran seni hasil kolaborasi antara IKLIM, Penahitam Arts Collective, Indonesia Corruption Watch, Greenpeace Indonesia, dan Forum Seni Rupa Makassar, yang menyoroti refleksi peran seni dalam memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan.
16TH ROCK IN CELEBES IKLIM FEST 2025 bukan sekadar perayaan musik, tetapi juga pernyataan sikap: bahwa musik, seni, dan budaya memiliki kekuatan untuk menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan aksi nyata menghadapi krisis iklim.
📷 : Rock In Celebes