29/08/2025
🌀 Skenario Kudeta Politik karena Alasan Gaji DPR Naik
1. Pemicu Awal
Pemerintah (Prabowo–Gibran) atau DPR mengumumkan kenaikan gaji dan tunjangan DPR/DPRD di tengah situasi ekonomi sulit.
Rakyat marah → merasa wakil rakyat hanya memikirkan diri sendiri, sementara harga sembako, BBM, listrik, dan kebutuhan lain naik.
Media sosial meledak dengan tagar: , , bahkan melebar ke .
---
2. Pergerakan Politik
Oposisi di DPR (misalnya PDI-P, PKS, Demokrat, NasDem) memakai isu ini untuk menyerang pemerintah.
Partai koalisi pun bisa goyah: sebagian anggota merasa tidak nyaman dengan kritik publik, lalu mulai mengambil jarak dari Prabowo.
DPR bisa gunakan isu ini untuk menggiring opini bahwa kebijakan ekonomi Prabowo gagal → dasar untuk hak angket/pemakzulan.
---
3. Mobilisasi Massa
Mahasiswa & buruh turun ke jalan dengan tuntutan:
> “Cabut kenaikan gaji DPR!”
“Utamakan rakyat, bukan pejabat!”
Demo semakin besar → tidak hanya menolak gaji DPR, tapi melebar ke kritik Prabowo soal ekonomi dan gaya kepemimpinan.
Media asing mulai meliput → Indonesia digambarkan dalam krisis politik.
---
4. Tekanan ke Presiden Prabowo
Prabowo dipandang gagal mengendalikan DPR (padahal DPR sendiri yang menaikkan gajinya).
Isu “Prabowo pro-oligarki” makin kencang.
DPR bisa balik arah: sebagian fraksi justru menyalahkan Presiden agar beban politik tidak menimpa mereka.
---
5. Kudeta Politik Terjadi
Langkah DPR/MPR: menggunakan hak menyatakan pendapat bahwa Presiden gagal → sidang istimewa MPR → Prabowo dimakzulkan atau dipaksa mundur.
Langkah Lunak: Prabowo sendiri memilih mundur demi menghindari konflik besar, dengan alasan kesehatan atau tekanan publik.
---
6. Gibran Naik Jadi Presiden
Sesuai UUD 1945, otomatis Wapres naik jadi Presiden.
Gibran dilantik di MPR, dengan narasi “generasi muda memimpin bangsa di tengah krisis.”
Politik dinasti Jokowi makin kuat → muncul tuduhan bahwa semua ini rekayasa Jokowi untuk menempatkan anaknya sebagai Presiden lebih cepat.
---
7. Reaksi Publik & Dampak
Pro-Gibran: “Lebih baik anak muda yang dekat dengan rakyat daripada elite tua.”
Lanjut di komentar