31/10/2025
Erick Thohir Buka-Bukaan: Bukan Cuma Ranking FIFA, Tapi 'Budaya Kritik' Netizen Jadi Momok Pencarian Pelatih Timnas
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, secara terbuka mengakui bahwa PSSI mengalami kesulitan dan tantangan besar dalam mencari pelatih baru untuk Timnas Indonesia, terutama setelah berpisah dengan pelatih sebelumnya.
​Alasan utamanya, seperti yang disampaikan oleh Erick Thohir, adalah isu mengenai budaya kritik berlebihan (atau bullying) di media sosial Indonesia.
​Berikut adalah poin-poin penting terkait tantangan tersebut:
​🥊 Tantangan Utama: Bullying dan Serangan di Media Sosial
• ​Merusak Persepsi: Erick Thohir menyampaikan bahwa serangan masif dari netizen di media sosial (medsos) telah menciptakan persepsi negatif di mata calon pelatih asing, seolah-olah melatih Timnas Indonesia adalah hal yang "menyeramkan."
• ​Dampak ke Keluarga: Beliau menyoroti bahwa tekanan dan serangan di kolom komentar (DM) tidak hanya dialami oleh pelatih, tetapi bahkan sampai menyerang anggota keluarga pelatih tersebut. Hal ini membuat pelatih yang potensial menjadi "shock" dan berpikir ulang untuk mengambil pekerjaan di Indonesia.
• ​Perlu Confident: PSSI saat ini berupaya untuk menyehatkan persepsi sepak bola nasional dan meningkatkan kepercayaan (confident) bagi para calon pelatih. Erick Thohir menggunakan jaringan internasionalnya untuk memberikan jaminan dan confident terbaik bagi para kandidat.
​📉 Tantangan Lain
• ​Ranking FIFA yang Belum Tinggi: Selain isu bullying, Erick Thohir juga menyebut bahwa ranking FIFA Timnas Indonesia yang masih relatif rendah (saat ini di sekitar posisi 120-an) juga menjadi tantangan tersendiri dalam menarik pelatih kelas dunia.
• ​Kekosongan Berjenjang: Saat pergantian pelatih, PSSI sempat menghadapi situasi di mana posisi pelatih senior, U-23, dan U-20 semua kosong. Ini membuat proses pencarian dan penyusunan sistem menjadi lebih rumit karena harus dilakukan secara serentak.
• ​Keterbatasan Pelatih Lokal Berkualitas: Beliau juga menyinggung bahwa jumlah pelatih lokal berkualitas yang mumpuni untuk mendampingi pelatih asing masih sangat terbatas.
​Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI tidak mau terburu-buru dalam menunjuk pelatih baru. PSSI berfokus membangun program jangka panjang dan memastikan pelatih yang datang benar-benar sesuai dengan blueprint sepak bola Indonesia, dan bukan hanya mengejar target jangka pendek.
​Kritik Boleh, Bullying Berlebihan TIDAK!
• ​Jadikan Media Sebagai Pembangun: Media dan publik harus menjadi bagian dari solusi untuk membangun, bukan menghancurkan aset sepak bola nasional.
• ​Hentikan Diskriminasi dan Rasisme: Tolak tegas segala bentuk diskriminasi, terutama berdasarkan suku, ras, atau latar belakang, seperti yang ditekankan oleh PSSI.
• ​Edukasi dan Advokasi: Penting bagi semua pihak (klub, PSSI, APPI, suporter, dan media) untuk berkolaborasi menggalakkan kampanye Anti-Bullying dan Anti-Rasisme secara berkelanjutan.
​Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan sepak bola Indonesia yang inklusif, sehat, dan beradab.