14/12/2025
kenapa rizqimu susah?
rizqi itu saya umpamakan hujan yang turun dari langit, di turunkan Allah, sangat deras, jika orang tidak ada penghalang antara dirinya dengan langit, maka orang itu akan basah kuyup, bahkan jika dia tak minta di kenai hujan, dia akan tetap basah kena hujan. orang orang yang tak kena hujan adalah orang yang berteduh, atau memakai apa saja sebagai pelindung agar tak basah kena hujan.
jadi rizqi itu sebenarnya bagai hujan yang di berikan kepada siapa saja, bahkan bagai hujan yang deras, apa yang menghalangi? yg menghalangi rizqi adalah dosa dosa kita sendiri. Allah tak terhalang, kitalah yang terhalang, Allah jadikan dosa dosa kita jadi penghalang rizqi, karena Allah masih sayang kepada kita, agar kita sadar.
lalu kenapa orang yang maksiat dan berbuat dosa, rizqinya deras, kaya kaya? karena Allah tidak s**a kepada mereka, dan membiarkan mereka, lena, hanyut dalam kenikmatan dunia lalu mati dan di siksa atau kekal selamanya di neraka.
kita orang orang yang beriman, masih di sayangi Allah, agar kita kembali, menyesali semua dosa, lalu nanti akan sampai kepada surganya Allah.
jadi penghalang rizqi itu adalah dosa dosa kita, kalau kita bertaubat, maka Allah akan membuka penghalang penghalang rizqi kita, sampai tak ada penghalang lagi.
orang yang tanpa penghalang antara dirinya dengan langit, ketika hujan maka akan basah kuyup badannya.
orang yang tak ada dosa, maka tak kerjapun, rizqi akan mendatangi, sebagaimana orang yang basah kuyup karena hujan mendatanginya.
makanya rasulullah mengumpamakan orang yang bertaubat itu umpama bayi yang baru lahir.
bayi yang baru lahir itu, orang sekitar s**a, datang, membawakan oleh oleh, ada sabun, bedak bayi, selimut, gendongan, minyak telon, dll, padahal orang orang itu tak kenal dengan bayi, karena bayinya juga belum di beri nama, tapi walau tak kenal mereka membawakan rizqi ke bayi, walau bayi tak minta atau kerja di rumah orang itu.
nah seperti itulah rizqinya orang orang yang bertaubat dengan sungguh sungguh, itu juga jadi tolak ukur, apa taubatmu sudah di terima?
lihat, apa orang orang sekitarmu yang tak kenal denganmu membawakan aneka kebutuhanmu? sebagaimana bayi yang di bawakan aneka kebutuhan yang di perlukannya.
Sang Kyai