Isun Santri

Isun Santri ©️ Media Dakwah dan Informasi Santri
Selalu menyajikan konten terbaik penyejuk umat. "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." HR.
(6)

Ahmad & Thabrani
Berdakwah, Berkarya dan Menginspirasi. Endors/Paid Promote ? Langsung DM ya

[Dawuh Ulama']"Termasuk adab murid kepada guru, jadi santri harus ber-i'tikad bahwa guru/kiainya adalah sebaik-baik guru...
12/12/2025

[Dawuh Ulama']

"Termasuk adab murid kepada guru, jadi santri harus ber-i'tikad bahwa guru/kiainya adalah sebaik-baik gurunya." - KH. Ahmad Hisyam Syafa'at.

Nasihat yang menyejukkan hati dan mengingatkan kita akan pentingnya adab dalam menuntut ilmu. Menghormati atau mengagungkan guru adalah kunci keberkahan ilmu. Sebagaimana maqolah ulama' yang dikatakan didalam kitab Adab Al Alim wal Muta'allim karya Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari :

من لا يعتقد جلالة شيخه لايفلح

“Barangsiapa tidak meyakini keagungan gurunya, tidak akan bahagia.”.

Syekh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi, dalam salah satu kitabnya juga mengatakan:

كُنْ مُوَقِّرًا لِمُعَلِّمِكَ مُعَظِّمًا لَهُ، فَاِنَّ تَعْظِيْمَهُ مِنْ تَعْظِيْمِ الْعِلْمِ. وَلاَ يَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِتَعْظِيْمِهِ وَتَعْظِيْمِ أَهْلِهِ، وَكُنْ مُعْتَقِدًا أَيْضَا أَهْلِيَتَهُ وَرُجْحَانَهُ عَلىَ مَنْ كَانَ فِي طَبَقَتِهِ

Artinya, “Jadilah kamu orang yang memuliakan serta mengagungkan pada gurumu. Karena sungguh, memuliakannya merupakan bagian dari memuliakan ilmu. Tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memuliakan ilmu dan memuliakan orang yang berilmu. Dan, jadilah kamu orang yang yakin pada kapasitas dan keunggulannya pada orang yang ada pada masanya.” (Syekh Syatha, Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 170).

Maka, sudah sepatutnya seorang murid memiliki keyakinan dan sikap tawadhu' kepada gurunya. Karena dengan adab yang baik, ilmu yang didapat akan menjadi berkah dan bermanfaat di dunia maupun di akhirat.

Wallahu a'lam.


berat





"Barangsiapa yang menjaga shalatnya tepat waktu, maka segala urusannya akan diberi/dikabulkan oleh Allah tepat waktu p**...
11/12/2025

"Barangsiapa yang menjaga shalatnya tepat waktu, maka segala urusannya akan diberi/dikabulkan oleh Allah tepat waktu p**a."
- Hadratussyaikh KH. Achmad Asrori Al Ishaqi

Dawuh menyejukkan ini mengingatkan kita pada prinsip "Al-Jaza' min Jinsil 'Amal" yang artinya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya. Seringkali kita merasa pertolongan Allah terlambat, padahal mungkin kitalah yang sering menunda-nunda panggilan-Nya. Ketika kita memprioritaskan Allah di awal waktu, Allah pun akan memprioritaskan urusan kita tanpa penundaan. Karena shalat tepat waktu adalah amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana hadits nabi dijelaskan,

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau bertanya kepada Nabi ﷺ:
أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَلَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِها, قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَلَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتٌ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ ثُمَّ جِهَادُ فِي سَبِيْلِ الله

“Wahai Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah ﷻ?” Beliau Rasulullah ﷺ bersabda, “Shalat tepat pada waktunya.”
“Lalu apa lagi,” lanjutnya. Beliau pun menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” “Kemudian apa lagi?” Maka beliau menjawab, “Berjihad di Jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain itu, jika kita menjaga haknya Allah SWT, maka Allah akan menjaga kita. Sebagaimana nasehat Rasulullah ﷺ kepada Ibnu Abbas:
عَنْ ابنِ عباسٍ رضي الله عنهما، قَالَ: كنت خلف النَّبيّ صلى الله عليه وسلم يوماً، فَقَالَ: "يَا غُلامُ، إنِّي أعلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَألْتَ فَاسأَلِ الله، وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ، وَاعْلَمْ أنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبهُ اللهُ لَكَ، وَإِن اجتَمَعُوا عَلَى أنْ يَضُرُّوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحفُ

Dari Abdullah bin Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jagalah Allah, niscaya Dia menjagamu; jagalah Allah, niscaya kamu mendapati-Nya bersamamu; jika kamu mempunyai permintaan, mintalah kepada Allah; jika kamu membutuhkan pertolongan, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh manusia bersatu untuk memberi manfaat dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu; dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering" (HR At Tirmidzi).

Artinya: Siapa yang menjaga perintah Allah (termasuk shalat tepat waktu), Allah akan menjaga urusan dunianya. Semoga kita digolongkan sebagai hamba yang ringan langkahnya saat mendengar adzan, agar Allah pun ringan memberikan pertolongan saat kita membutuhkan. Aamiin

berat






"ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA 'ALA AALIHI SHOLATA AHLI SAMAWAATI WAL 'ARADHIINA 'ALAIHI, WA AJRI YAA M...
10/12/2025

"ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA 'ALA AALIHI SHOLATA AHLI SAMAWAATI WAL 'ARADHIINA 'ALAIHI, WA AJRI YAA MAULANAA LUTHFAKAL KHOFIYYA FII AMRII, WA ARINII SIRRO JAMIILI SHUN'IKA FII MAA AAMALUHU MINKA YAA ROBBAL ALAMIIN."

Dalam kitab Kunuzul Asror di terangkan,
"Barang siapa membaca sholawat ini 1000x maka semua kesusahannya akan di angkat oleh Allah, semua hajatnya akan di kabulkan"





Jangan karena cemo'ohan bahkan fitnah karena orang hasud dan iri, membuatmu menyerah untuk meraih cita-cita baikmu.
10/12/2025

Jangan karena cemo'ohan bahkan fitnah karena orang hasud dan iri, membuatmu menyerah untuk meraih cita-cita baikmu.

"Ingin dalam kebenaran, mengajilah !, ingin segalanya berkah, sholat berjama'aah !, ingin diangkat derajatnya, tirakatla...
10/12/2025

"Ingin dalam kebenaran, mengajilah !, ingin segalanya berkah, sholat berjama'aah !, ingin diangkat derajatnya, tirakatlah !."

- KH. Muhammad Hasyim Syafa'at

"Tidak menutup kemungkinan seseorang bisa menjadi nakal atau buruk perilakunya karena makanannya tidak halal."- KH. Ali ...
10/12/2025

"Tidak menutup kemungkinan seseorang bisa menjadi nakal atau buruk perilakunya karena makanannya tidak halal."

- KH. Ali Asyiqin

Dawuh ini memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Makanan yang masuk ke dalam tubuh baik halal atau haram memiliki dampak langsung, bukan hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada hati, ibadah, dan perilaku atau akhlak seseorang.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, yang secara tegas mengaitkan perintah memakan makanan yang halal dengan perintah untuk beramal saleh:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًاۖ إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
"Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mu'minun Ayat 51)

Ayat ini menunjukkan bahwa ada hubungan kausal antara mengonsumsi yang halal dan baik dengan kemampuan untuk beramal saleh. Makanan haram cenderung mengeraskan hati dan menghalangi seseorang dari ketaatan.

Salah satu dampak buruk dari mengonsumsi harta atau makanan yang haram adalah terhalangnya doa. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat Sa‘d radliyallahu ‘anhu.

يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا

“Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab. Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama empat puluh hari” (Sulaiman ibn Ahmad, al-Mu‘jam al-Ausath, jilid 6, hal. 310).

Hadits ini adalah peringatan keras bahwa makanan haram menjadi penghalang terbesar terkabulnya doa, yang secara tidak langsung juga merujuk pada dampak negatifnya terhadap spiritualitas dan perilaku.

Sahabat Sahl radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan:

من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى

“Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mau” (al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, jilid 2, hal. 91).

Oleh sebab itu, Kehati-hatian dalam menjaga kehalalan makanan adalah kewajiban dasar seorang Muslim. Sebab, dari makananlah bermula kekuatan untuk beribadah dan terbentuknya akhlak. Jika makanan tidak halal, maka tidak heran jika ia memicu perilaku buruk (nakal) karena hati telah terkontaminasi kegelapan dan jauh dari petunjuk Allah. Wallahu a'lam.

"Masih lebih baik punya istri judes daripada jomblo. Sebenarnya jofoh itu ada pada dirimu sendiri."- KH. Achmad Bahauddi...
10/12/2025

"Masih lebih baik punya istri judes daripada jomblo. Sebenarnya jofoh itu ada pada dirimu sendiri."

- KH. Achmad Bahauddin Nursalim

Dawuh ini sangat sejalan dengan ajaran Islam yang menempatkan pendidikan dan pengurusan anak sebagai amanah dan kewajiba...
09/12/2025

Dawuh ini sangat sejalan dengan ajaran Islam yang menempatkan pendidikan dan pengurusan anak sebagai amanah dan kewajiban tertinggi bagi kedua orang tua. Kewajiban menjaga dan mendidik anak bukan hanya soal memenuhi kebutuhan materi, tetapi yang utama adalah menjaga mereka dari hal-hal yang merusak, terutama api neraka, yang dimulai dari kealpaan dalam pengawasan dan pendidikan agama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)

Para ulama menjelaskan bahwa menjaga keluarga dari neraka adalah dengan mendidik, mengajarkan, dan memerintahkan mereka untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini mutlak membutuhkan waktu, kehadiran, dan bimbingan langsung dari orang tua.

Setiap orang tua adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Suami/ayah adalah pemimpin dalam keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas anak-anaknya. Istri/ibu adalah pemimpin di rumah suaminya, dan ia bertanggung jawab atas anak-anaknya. Kehadiran dan waktu adalah wujud nyata dari kepemimpinan ini. Jika waktu untuk mengurusi mereka tiada, maka kepemimpinan itu gugur.

Oleh sebab itu, Jangan biarkan kesibukan duniawi mengambil alih amanah terbesar kita. Harta bisa dicari kembali, namun masa kecil dan karakter anak yang hilang karena kurangnya sentuhan kasih sayang dan bimbingan tidak akan pernah bisa dibeli atau diputar kembali.

Prioritaskan waktu yang berkualitas (quality time) untuk anak-anak Anda dengan mengajarkan mereka shalat, Al-Qur'an, dan adab, mendengarkan keluh kesah dan ceritalah bersama mereka, dan menjadi teladan yang baik. Karena waktu Anda adalah investasi akhirat terbaik bagi anak-anak Anda.

berat





"Jangan sekali-kali menghina siapapun karena kita tidak tahu bagaimana dia di sisi Allah SWT."- Gus Muhammad Iqdam
09/12/2025

"Jangan sekali-kali menghina siapapun karena kita tidak tahu bagaimana dia di sisi Allah SWT."

- Gus Muhammad Iqdam

"Umurmu adalah modal utamamu, hendaknya engkau memakmurkan dengan amal sholeh."- Al Habib Salim Abdulloh bin Umar As-Sya...
09/12/2025

"Umurmu adalah modal utamamu, hendaknya engkau memakmurkan dengan amal sholeh."

- Al Habib Salim Abdulloh bin Umar As-Syatiri

Pernahkah kita merasa asing dengan diri sendiri? Sibuk mengejar dunia, tenggelam dalam pekerjaan, hingga lupa kapan tera...
09/12/2025

Pernahkah kita merasa asing dengan diri sendiri? Sibuk mengejar dunia, tenggelam dalam pekerjaan, hingga lupa kapan terakhir kali membuka mushaf.
Dawuh Gus Baha di atas seperti "sentilan" halus namun menohok bagi kita semua.
"Sejauh apapun dunia merubahmu. Ingat, dulu kamu adalah anak yang rajin banget ngaji sehabis maghrib."
Dulu, kebahagiaan kita sederhana: lantunan Al-Qur'an di antara Maghrib dan Isya. Kini, mungkin dunia telah mengubah prioritas kita. Namun, ingatlah bahwa fitrah kita adalah hamba yang butuh Tuhan. Jangan sampai gemerlap dunia membuat kita lupa jalan p**ang.

Allah SWT mengingatkan kita agar tidak terlena oleh kehidupan dunia yang sementara, sebagaimana termaktub dalam QS. Fatir: 5:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ

"Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah."
Lalu, kapan saatnya kita kembali? Allah berfirman dengan sangat indah dalam QS. Al-Hadid: 16:

اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ ۝١٦

Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Banyak di antara mereka adalah orang-orang fasik.

Dan ingatlah keutamaan yang dulu rutin kita lakukan (mengaji), karena ia adalah penyelamat di masa depan. Rasulullah SAW bersabda:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

"Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat bagi pembacanya." (HR. Muslim)

Oleh karena itu, Tidak ada kata terlambat. Meski dunia telah mengubahmu menjadi sosok yang sibuk dan lelah, cobalah luangkan waktu sejenak malam ini. Ambil wudhu, buka kembali Al-Qur'an itu. Temukan kembali ketenangan "anak kecil" yang dulu ada di dalam dirimu. Wallahu A'lam.






"Cara Allah menyayangimu terkadang bukan dengan memberimu hidup dalam limpahan harta, tapi dengan hidup penuh kesederhan...
09/12/2025

"Cara Allah menyayangimu terkadang bukan dengan memberimu hidup dalam limpahan harta, tapi dengan hidup penuh kesederhanaan. Sebab Allah ingin meringankan hisabmu."

Dawuh ini mengajarkan kita tentang perspektif hakiki terhadap rezeki dan takdir. Kesederhanaan (atau dalam konteks spiritual, zuhud yang tidak berlebihan) bukanlah tanda kekurangan, melainkan wujud kasih sayang Allah SWT untuk meringankan pertanggungjawaban kita di akhirat.

Kesederhanaan membatasi kita dari tuntutan duniawi yang banyak. Setiap nikmat dan harta benda akan dipertanyakan pertanggungjawabannya pada hari Kiamat. Allah SWT berfirman:

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ

"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)." (Q.S. At-Takatsur: 😎

Mbah Moen mengingatkan bahwa semakin banyak nikmat dunia yang dimiliki, semakin panjang dan berat p**a hisab atau pertanggungjawaban yang harus dihadapi. Kesederhanaan menjadi jalan pintas menuju hisab yang lebih ringan.

Hidup dalam kesederhanaan (zuhud) adalah sifat para nabi dan orang-orang saleh. Ini bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, melainkan meletakkan dunia di tangan, bukan di hati.

Rasulullah SAW bersabda :

أَبْشِرُوا وَأَمِّلُوا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

“Kalau begitu, bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku kahwatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (Hadits riwayat Muslim (2961) dan al-Bukhari (6425), dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud hal. 73)

Kesederhanaan menjauhkan kita dari perlombaan dunia yang berpotensi melalaikan dari ketaatan kepada Allah.

Selain itu, Terkadang penahanan rezeki duniawi atau kehidupan sederhana justru merupakan wujud cinta Allah, agar hamba-Nya fokus pada bekal akhirat.

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadis Qudsi tentang Menjauhkan Dunia dari Hamba yang Dicintai:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَحْمِي عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ مِنَ الدُّنْيَا وَهُوَ يُحبه، كَمَا تَحْمُونَ مَرِيضَكُمْ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ تَخَافُونَهُ عَلَيْهِ

"Sesungguhnya Allah melindungi hamba-Nya dari dunia sebagaimana salah seorang dari kalian melindungi orang yang sakitnya dengan makanan dan minuman (yang tidak cocok untuknya)." (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)

Ini menunjukkan bahwa terkadang, menahan harta adalah cara Allah melindungi seorang hamba dari fitnah dunia dan menjaganya agar tetap dekat dengan-Nya.

Wallahu A'lam.

berat






Address

Banyuwangi

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Isun Santri posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Isun Santri:

Share