
19/02/2025
Tentu, mari kita telusuri lebih dalam mengenai nasihat ini, dikaitkan dengan ayat Al-Quran, hadits Nabi, dan penerapannya dalam tasawuf.
Nasihat Aristoteles: "Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Karena itu, keunggulan bukanlah suatu tindakan, melainkan kebiasaan."
Nasihat ini mengandung makna yang sangat dalam, bahwa keunggulan itu bukan sesuatu yang instan, tetapi hasil dari proses pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus. Seseorang tidak bisa meraih keunggulan hanya dengan melakukan sesuatu sekali atau dua kali saja. Dibutuhkan konsistensi dan pengulangan yang terus-menerus hingga akhirnya tindakan tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang mendarah daging.
Ayat Al-Quran yang Senada
Salah satu ayat Al-Quran yang memiliki makna serupa dengan nasihat ini adalah:
> وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
> "Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh (pahala) selain dari apa yang diusahakannya." (QS. An-Najm: 39)
>
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap manusia hanya akan mendapatkan hasil dari apa yang ia usahakan. Usaha yang dilakukan secara terus-menerus dan konsisten akan membuahkan hasil yang setimpal.
Tafsir Ayat
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat ini mengandung makna bahwa manusia hanya akan mendapatkan pahala dari amalan yang ia kerjakan dengan niat ikhlas karena Allah semata. Hal ini menunjukkan bahwa keunggulan dan keberhasilan hanya dapat diraih melalui usaha yang sungguh-sungguh dan dilakukan secara terus-menerus.
Hadits Nabi yang Relevan
Terdapat p**a hadits Nabi Muhammad SAW yang memiliki kaitan erat dengan nasihat ini:
> أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
> "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus (kontinu) meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)
>
Hadits ini mengajarkan bahwa amalan yang paling utama di sisi Allah adalah amalan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan, meskipun jumlahnya sedikit. Hal ini mengisyaratkan bahwa keunggulan dan keberhasilan dapat diraih melalui tindakan-tindakan kecil yang dilakukan secara terus-menerus.
Penerapan dalam Tasawuf
Dalam ilmu tasawuf, nasihat ini memiliki relevansi yang sangat kuat. Para sufi menekankan pentingnya mujahadah (perjuangan) dan riyadhah (latihan spiritual) dalam mencapai maqam yang tinggi di sisi Allah. Mujahadah dan riyadhah ini dilakukan secara terus-menerus dan konsisten hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yang melekat dalam diri seorang sufi.
Salah satu contoh penerapan nasihat ini dalam tasawuf adalah dalam hal dzikir. Seorang sufi yang ingin mencapai maqam yang tinggi di sisi Allah, ia harus membiasakan diri untuk berdzikir secara terus-menerus dan konsisten. Dzikir yang dilakukan secara terus-menerus akan membersihkan hati danMembersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
Kesimp**an
Nasihat Aristoteles ini memiliki makna yang sangat mendalam dan relevan dengan ajaran Islam. Baik Al-Quran maupun hadits Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa keunggulan dan keberhasilan hanya dapat diraih melalui usaha yang dilakukan secara terus-menerus dan konsisten. Dalam tasawuf, nasihat ini menjadi landasan penting dalam melakukan mujahadah dan riyadhah untuk mencapai maqam yang tinggi di sisi Allah.
Semoga penjelasan ini bermanfaat!