19/12/2025
20 Hari Terkubur Lumpur: Jeritan Senyap Warga Pidie Jaya yang Terabaikan
PIDIE JAYA – "Jika suara kami pelan, bukan berarti kami baik-baik saja." Kalimat menyayat hati ini datang dari unggahan akun Instagram Khairiwent pada Kamis (18/12), yang menggambarkan kondisi memilukan pasca-banjir bandang di Aceh. Sudah memasuki hari ke-20, namun warga di Meureudue, Meurah Dua, dan wilayah Pidie Jaya lainnya merasa seolah berjuang sendirian di tengah kepungan lumpur.
Di saat bantuan alat berat yang diharapkan tak kunjung tiba, warga terpaksa mengambil alih keadaan. Dengan peralatan seadanya—cangkul hingga tangan kosong—mereka menggali rumah-rumah yang terkubur tanah. Bukan karena mereka sudah pulih secara fisik atau mental, melainkan karena rasa lelah menunggu kepastian yang tak kunjung datang.
"Kami terus menggali, sendiri.. dibantu sesama korban. Situasi benar-benar chaos," tulis Khairiwent dalam unggahannya.
Hingga saat ini, pemandangan pilu masih terlihat jelas: Rumah Terkubur: Puluhan rumah warga masih tertutup tanah dan material banjir, Akses Terputus: Kayu-kayu gelondongan besar masih berserakan tanpa ada alat berat yang menyingkirkannya, Krisis Hunian: Belum ada tanda-tanda pembangunan hunian sementara (Huntara); warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang terbatas.
Kondisi tak kalah tragis terjadi di wilayah Gayo. Akibat akses jalan yang terputus total, warga dilaporkan harus berjalan kaki menembus isolasi hanya demi mencari sesuap nasi. Stok beras yang menipis memaksa mereka bertaruh nyawa di tengah medan yang masih tidak stabil.
Unggahan ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah dan pemangku kepentingan. Diamnya warga bukan berarti kondisi sudah terkendali. Mereka kelelahan menunggu dalam ketidakpastian sementara penderitaan mereka seolah mulai dianggap sebagai hal biasa.
Warga Pidie Jaya dan sekitarnya kini sangat membutuhkan: Alat Berat untuk pembersihan material lumpur dan kayu besar, Huntara (Hunian Sementara) yang layak bagi pengungsi, Pembukaan Akses Logistik ke wilayah-wilayah terisolasi di Gayo dan sekitarnya. (Batanghelp)