
01/07/2024
Membayar yang Non Material
|
Semua orang tahu bahwa sedekah punya ganjaran berlipat yang susah dirasionalisasikan dalam tataran kesadaran manifestasi.
Semua orang tahu bahwa perniagaan dengan Allah adalah satu-satunya perniagaan yang gak rugi.
Tapi gak semua orang ngeh bahwa esensi dari itu semua adalah "Membayar yang Non Material"
Seorang tukang ojek online yang juga punya perusahaan sendiri pernah bertanya, "Mahal banget Anda bikin PT. Ngapain bayar semahal itu? Saya bikion PT cuma 4 juta."
Yang ditanya ini adalah orang yang bikin PT seharga 10-2=8juta. PT seharga 8 juta itu, berisi belasan NIB. Saham terbagi dua antara Komisaris dan Dirut. Orang ini adalah dirutnya, dan dia punya bobot saham kayaknya 60 persen. Artinya, 8 juta itu adalah harga untuk 1 bendera PT dengan belasan NIB dengan saham 60 persen.
Menurut Tukang Ojek Online, tetep aja kemahalan.
Tahukah kamu apa jawaban si Dirut kemahalan ini?
Dia bilang, "kalau buat saya sih. Dalam hidup ini, hal yang non material jauh lebih penting dari yang material"
Si Ojek nanya, "Maksudnya apa? Apa yang non material itu?"
Dirut Kemahalan menjawab dengan diawali pertanyaan, "Allah materi bukan? Hal yang non material itu terlampau banyak, termasuk ruh, termasuk rasa welas asih dan semua rasa lainnya."
Si Dirut Kemahalan melanjutkan penjelasannya, "Saya tidak membayar PT, yang saya bayar adalah kerelaan hati teman saya yang bikinin PT. Dengan niat itu maka jumlah 8 juta juga pasti masih kurang. Dengan kerelaan hati teman saya itu, buntutnya adalah; ada doa-doa yang terpanjat; ada rasa senang di hati yang otomatis menarik lebih banyak produktivitas; Ada hubungan baik yang tercipta. Makanya Nabi bilang, Allah itu mencintai orang yang murah hati dalam membeli dan murah hati dalam menjual. Nasihat Nabi ini selaras dengan konsep bahwa jual beli itu harus s**a sama s**a, ridho bi ridho".
Dari kaca spion, terlihat si Ojol ngangguk-ngangguk.
Si Dirut Kemahalan melanjutkan lagi penjelasannya.
"Pak, ini sama aja kayak kita beli sesuatu di warung lalu memberikan kembaliannya untuk si penjual. Si Penjual ini hatinya senang, energinya positif untuk kita, Dia bisa sering nawarin kita barang dagangannya dengan harga murah/wajar tanpa takut kita tawar. Karena relasi yang terbangun sudah positif, akhirnya jadi saling kenal lebih jauh dan mungkin tiba pada satu titik dimana dia ngasih rezeki juga ke kita sesuai dengan bidang kita. Awalnya dari mana? Dari kerelaan membayar Rasa Senang Hati si Penjual. Rasa Senang itu Non Material. Gitu."
Banyak orang berhasrat pada result yang sarat benefit saat menerima teori. Maka si Dirut Kemahalan pun bercerita;
"Satu kali saya membeli banyak pernak-pernik dari seorang pengasong oleh-oleh di rumah makan. Teman-teman saya jengkel karena pengasong ini gak lekas pergi setelah 1-2-3 barang dagangannya dibeli. Setelah terlalu banyak dibeli, endingnya saya membeli satu barang yang tidak dia jual yakni barang yang melekat di tubuhnya. Dia bersedia menjualnya pada saya dan menerima uang Rp200-300 ribu dengan sangat haru sekali. Saya jelaskan, barang terakhir ini sebetulnya tak layak untuk saya karena saya laki-laki, tapi gak apa-apa saya jadikan ini sebagai pengingat agar saya punya yang cocok untuk lakiu-laki. Ajaib, beberapa bulan kemudian, si pemilik restoran menelpon saya dan memaksa saya untuk terbang kesana. Disana, kemudian, saya diberi barang sejenis tapi maskulin dan dia tak mematok harga pada saya. Setelah saya terbang balik, barang tersebut ditawar 7 juta oleh seseorang, dan saya tolak. Look, ratusan ribu jadi 7 juta, berawal dari membayar hal Non Material tanpa motif ini dan itu atau berpikir mendapat balasan."
Sebagai pamungkas, si Dirut Kemahalan itu bilang:
"Pak, duit itu material, mulanya karena visi di dalam diri manusia ingin punya alat tukar. Motor Bapak ini material, mulanya karena ada visi dalam diri orang untuk punya alat transportasi. Jadi, semua hal material itu berasal dari yang non material. Kita hanya perlu lebih ngeh pada hal-hal yang non material agar kita paham pola menuju materialnya, Lalu kita harus hadir disitu. Saat kita hadir disitu, ujiannya nanti cuma 2 yakni; Kecermatan dan Keihlasan".