08/12/2025
Perjalanan Forum Lintas Komunitas di Kota Batu, jejaring kota/kabupaten kreatif se Indonesia ICCN (Indonesia Creative Cities Network) yang di ekosistem global berjejaring dengan Unesco Creative Cities Network (UCCN). Bernama BATU CREATIVE HUB, yang tugas perannya adalah sebagai HUB atau gampangnya "terminal" bertemunya hexahelix multi ppihak (komunitas, akademmisi, pemerintah, privat sector swasta, media, B*H sebagai aggregator mengorkestrasi konektifitas dan koaborasi, membersamai tumbuh kembangnya komunitas sebagai bagian dari share-governance). Tata kelola kekinian bagaimana NEGARA adalah wujud dari kolaborasi antara pemerintah dan beragam unsur masyarakat seperti yang tersebut di atas.
BATU Creative Hub (B*H) hadir lewat inisiatif organik, independen, kontributif, dan tidak dalam underbow pihak manapun, kecuali terkoneksi berjejaring.
Tiga sosok berikut adalah regenerasi 3 Koordinator B*H (tidak disebut Ketua, karena fungsinya sebagai konduktor orkestrasi), secara formal dimulai sejak tahun 2018 - ekarang, dengan siklus periodik 3 tahunan.
1. Muhammad Anwar (2018-2021): kaos hitam, bertopi, berlatar belakang sebagai Ecosystem Builder, pegiat Pemajuan Kebudayaan, Manajer Agribisnis, Manajer Musik dan Kurator Seni. Mengawalinya dengan sebutan embrio B*H (sebelum deklarasi sebagai jejaring ICCN) pada 2017, lewat berbagai project konektifitas lintas pihak ; desa wisata Bumiaji, film dokumenter Mojorejo, Produk Lokal Fest BTI, kampung kreatif Rejoso Junrejo, digital ecosystem Kota Batu. Yang kemudian pada 4 Desember 2018 mendeklarasi bersama lintas pihak sebagai BATU CREATIVE HUB berjejaring dengan ICCN. Pada eranya, momen "babat alas" dan menjahit serta mengedukasi apa itu Ekonomi Kreatif, apa itu Industri Kreatif bagi multi pihak Penthahelix, implementasi ruang yang difokusi pada era ini ada di desa dan kampung se Kota Batu. Connecting era.
2. Vicky Lenon (2021-2024) : tepi paling kiri, sosok paling kalem, sebagai Koordinator ke-2. Tepatnya Vicky memegang tampuk koordinator B*H, justru pada momen paling sulit, Pandemi Covid-19. Pengusaha kriya dan desain komunikasi visual kepariwisataan. Pada momen paling sulit, justru membuat terobosan percpatan digitalisasi berbasis pertanian, literasi, dan industri olahan. Projectnya adalah "pemotretan produk jarak jauh" karena pembatasan lintas komunitas untuk tatap muka langsung. Sang penjaga lilin semangat kontribusi B*H pada ekosistem kreatif. Pada era dan kontribusinya, pemerintah bersepakat membentuk SOTK pada kedinasan Pariwisata bernama Bidang Ekraf dan SDM Pariwisata. Termasuk kolaborasi bersama Universitas Brawijaya Malang lewat project pengembangan industri kreatif yang menjangkau 50-an pengusaha UMKM. Colaborate era.
3. Alan W. Hafiludin (2024-2027) ; pakar muda azas bisnis Koperasi di level nasional, berlatar belakang sebagai pengusaha dan konsultan teknologi digital. Wawasan dan jejaring di ranah "private sector" yang luas, membuatnya dipercaya sebagai penerus tongkat estafet Koordinator B*H ketiga. Pada momen ini, ekosistem ekraf di Kota Batu diharapan untuk berlari kencang terarah. Dan momentum ini tepat pada orang yang tepat p**a. Lahir Komite Ekonomi Kreatif, terbentuk beberapa paguyuban atau asosiasi pengusaha industri kreatif, inisiasi Lokalisme, workingplace Ruang Bahagia, optimasi Place Making PLUT, literasi korporasi berkoperasi, dan yang terbaru pada November 2025, perhelatan ICCF (Festival tahunannya ICCN), bertajuk Nusantaraya - Senyawa Malang Raya bersama Kabupaten dan Kota Malang, sukses digelar serta mendapat apreasiasi nasional. Commerce era.
Matur nuwun sanged, perjalanan 7 tahun yang sangat bermakna, menumbuhkan spirit KREATIFITAS BERDAMPAK sebagai mantra pemandu jalannya roda organisasi B*H.