16/11/2025
Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi memang dikenal sebagai pekerja keras hang ekstrem bahkan terang-terangan menolak konsep work-life balance.
Baru-baru ini Takaichi mendapat kritikan keras setelah mengadakan rapat dengan pada aide pada pukul 3 pagi sebelum kehadirannya di parllemen. Hal itu dianggap memberikan contoh buruk bagi negara yang rentan dengan kasus karoshi, atau kematian akibat kerja berlebihan.
Takaichi mengaku hanya tidur dua hingga empat jam sehari saat menyiapkan diri untuk sidang anggaran pertamanya. Mantan PM Yoshihiko Noda menyebut keputusan itu “gila” dan tidak pantas melibatkan staf pada jam ketika semua orang sedang tidur. Takaichi menjelaskan bahwa dirinya harus berangkat sangat pagi karena mesin faks di rumahnya macet dan ia belum pindah ke kediaman resmi PM. Ia mengakui telah merepotkan staf.
Ironisnya, kritikan tersebut terjadi di tengah pembahasan soal relaksasi batas lembur di Jepang, isu sensitif sejak kasus kematian Matsuri Takahashi akibat lembur ekstrem.
Takaichi mendukung ide memberi kelonggaran lembur demi menambah penghasilan pekerja, tetapi menegaskan bahwa kesehatan tetap prioritas. Sejak kampanyenya, ia memang menjadikan etos kerja ekstrem sebagai identitas, bahkan berjanji untuk “bekerja dan bekerja tanpa henti”.