
24/07/2025
Batusangkar – Keindahan alam Tanah Datar yang selama ini menjadi daya tarik wisata, kini mulai menimbulkan keresahan. Dua satwa yang dulunya dianggap simbol keasrian lingkungkan—beruk dari kawasan Silaiang dan kawanan bangau di pohon beringin pusat kota Batusangkar, kini memunculkan masalah bagi masyarakat.
Di kawasan Jalan Raya Silaiang, sejumlah warga dan pengendara mengeluhkan keberadaan beruk liar yang kerap turun ke jalan. Tak jarang, hewan ini menyeberang mendadak tanpa aba-aba, hingga memicu kecelakaan lalu lintas. “Kemarin ada pengendara motor jatuh karena kaget beruk melintas,” ungkap Andi, salah seorang warga yang rutin melintas di jalur tersebut.
Tak hanya beruk, di kawasan pohon beringin dekat lapangan Cindua Mato, Batusangkar, kawanan bangau putih juga jadi sorotan. Populasinya yang terus bertambah menimbulkan dampak serius. Kotoran burung-burung tersebut mencemari trotoar dan badan jalan, bahkan menimbulkan bau tak sedap di sekitar taman kota.
“Kalau lewat, bau kotorannya menyengat. Warga yang duduk-duduk di sekitar pohon jadi tidak nyaman, bahkan saya s**a mual kalau lewat sini dan lebih memilih memakai masker,” ujar Yuni, salah seorang pedagang di pasar Batusangkar.
Fenomena ini memunculkan perdebatan. Sebagian pihak menyayangkan kurangnya antisipasi dari pemerintah daerah, sementara lainnya menilai perlu pendekatan ekologis yang berimbang antara pelestarian dan kenyamanan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Tanah Datar hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi terkait langkah penanganan kedua masalah tersebut.(IB)