18/07/2025
( Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bersama Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat telah mengambil langkah tegas menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 6 Garut dilakukan melalui video )
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 6 Garut berkaitan dengan seorang siswa meninggal bunuh diri lantaran tidak naik kelas. Keputusan tegas tersebut, diambil setelah melakukan pertemuan antara sekolah dan pihak keluarga korban.
"Saya tugaskan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Barat untuk melakukan pendalaman, apakah ada kelalaian dari kepala sekolah, wali kelas, guru BK, atau guru mata pelajaran terkait. Kami ingin tahu apakah ada tanggung jawab yang diabaikan," kata, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, dalam video intragram, Kamis, 17 Juli 2025.
Pertemuan dihadiri oleh kepala sekolah, wali kelas, guru bimbingan konseling (BK), guru fisika, perwakilan keluarga korban karena, pihak sekolah dan keluarga sama-sama merasa benar.
"Kami langsung menugaskan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat guna melakukan investigasi mencari titik masalah apakah ada kemungkinan kelalaian kepala sekolah, wali kelas, guru BK, guru fisika, guru mata pelajaran dan penyelenggara pendidikan. Kami ingin tahu apakah pernyelenggara pendidikan adanya tanggung jawab atau diabaikan," ujarnya.
Dedi mendukung proses penyelidikan yang adil dan Kepala SMAN 6 Garut resmi dinonaktifkan sementara mulai hari ini guna mewujudkan seluruh proses investigasi dilakukan secara transparan.
"Proses pemeriksaan bisa berjalan secara objektif dan sudah dimulai hari ini, semua pihak agar berhati-hati dalam menyikapi kejadian tersebut," paparnya.
Sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Polres Garut tengah melakukan penyelidikan kematian seorang siswa kelas X SMAN 6 berinisial PN, 16, warga Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kematian tersebut, terjadi Senin, 14 Juli di rumahnya mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri lantaran tidak naik kelas hingga dugaan perundungan di sekolah.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin menerima laporan tentang seorang siswa gantung diri dan tim Inafis langsung diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di lokasi tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dan korban mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
"Kami telah meminta keterangan sejumlah saksi termasuk akan menjadwalkan pihak keluarga setelah masa berkabung, karena saat ini keluarganya masih berduka. Akan tetapi, untuk penyelidikan sekarang masih berjalan terutama membuka inti masalah tersebut apakah korban bunuh diri atau ada hal lainnya," katanya.