Pena Santri

Pena Santri Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Pena Santri, Digital creator, Bekasi Timur Regency 5 Cluster Jasmine, Bekasi.

Nabi Muhammad ﷺ lahir di Tahun Gajah.Apakah itu kebetulan sejarah? Tidak.Itu adalah pesan Ilahi yang dalam.Pasukan berga...
05/09/2025

Nabi Muhammad ﷺ lahir di Tahun Gajah.
Apakah itu kebetulan sejarah? Tidak.
Itu adalah pesan Ilahi yang dalam.
Pasukan bergajah hendak menghancurkan Ka‘bah.
Ka‘bah hanyalah bangunan batu, jika roboh bisa dibangun kembali.
Namun Allah sendiri turun tangan menjaganya.
Sebab pesan sejati bukan pada batu, melainkan pada makna.
Ka‘bah adalah simbol qolbu, rumah tempat Allah bersemayam dalam diri manusia.
“Langit dan bumi tidak mampu menampung-Ku,
tetapi qolbu orang beriman adalah rumah-Ku.” (Hadis Qudsi)
Tubuh gajah adalah simbol nafsu besar,
mata sipitnya adalah pandangan sempit,
yang selalu ingin merusak kesucian hati.

Maka Allah memberi pesan:
Ka‘bah dari batu bisa dibangun kembali,
tetapi Ka‘bah sejati adalah qolbu.
Rumah Allah di dalam diri manusia, itulah yang harus dijaga.
Dan ingatlah, gajah hanya bisa dikalahkan oleh burung, terbang tinggi agar pandangan menjadi luas, melampaui sempitnya nafsu yang membutakan.

Lalu, kelahiran Nabi jatuh pada 12 Rabiul Awal.
Bukan sekadar angka, melainkan isyarat.
Satu adalah Tauhid, dua adalah relasi hamba dan Rabb.
Ketika satu dan dua manunggal, terbukalah pintu dua belas, awal musim semi rohani, awal manusia mengenal Rabb dengan sebenar-benarnya kenal.
Maka, kelahiran Muhammad ﷺ bukan peristiwa kecil dalam sejarah,tetapi tanda kosmik, nafsu sebesar gajah takkan mampu mengalahkan cahaya ma’rifat.
Sejak 12 Rabiul Awal itu, dunia belajar kembali
apa artinya p**ang kepada Rabb.

Nabi Ibrahim tidak berdoa,"Ya Allah, jangan biarkan aku tanpa keturunan,"Tapi beliau berdoa,"Rabbi habli minas shalihin"...
03/09/2025

Nabi Ibrahim tidak berdoa,
"Ya Allah, jangan biarkan aku tanpa keturunan,"
Tapi beliau berdoa,
"Rabbi habli minas shalihin"
(Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku anak yang shalih).

Doa itu, bukan setelah beliau menggendong bayi di pelukannya,tapi ketika lengannya masih kosong,
Doa itu lahir bukan dari kekurangan, melainkan dari keyakinan penuh bahwa janji Allah tak pernah sia-sia bagi hati yang yakin.
Dalam bahasa Law of Attraction, beliau sudah “memegang” realitas itu di dalam hati sebelum ia terwujud.

Berabad-abad setelahnya,
Nabi Muhammad ﷺ berdiri di Thaif, terluka, dihinakan, ditolak, namun bibirnya tidak mengutuk, tidak memaksa langit menurunkan bala.
Beliau hanya berkata,
"Ya Allah, jika Engkau tidak murka padaku, aku tak peduli". Doanya bukan tuntutan, melainkan penyerahan diri yang utuh.

Dua doa, dua zaman, namun satu napas, doa bukanlah mengatur Tuhan untuk menuruti keinginan kita.
Doa adalah energi pikiran dan perasaan yang berpadu dalam yakin dan pasrah,
dipancarkan berulang-ulang hingga menjadi frekuensi yang mengundang takdir terbaik.
Dari kisah ini kita belajar, berdoa itu bukan menunggu situasi sempurna dulu baru yakin, tapi meyakini dulu di hati seakan hal itu sudah dekat, sambil tetap berusaha.

Menurut riset, bangsa Indonesia termasuk yang paling rajin berdoa di dunia.Bahkan, 95% dari kita berdoa setiap hari, tap...
01/09/2025

Menurut riset, bangsa Indonesia termasuk yang paling rajin berdoa di dunia.
Bahkan, 95% dari kita berdoa setiap hari, tapi mari kita lihat kenyataannya:
Apakah jumlah orang yang rajin berdoa itu benar-benar berkorelasi dengan kesejahteraan, kebahagiaan, dan kedamaian?
Faktanya, *Indonesia tidak termasuk 10 besar negara paling bahagia*.
Dan menariknya, sebagian besar negara yang warganya paling sering berdoa justru termasuk negara dengan kondisi finansial yang kurang baik.
Kalo kita mau jujur mengoreksi diri, mungkin masalahnya ada pada motivasi di balik doa itu sendiri.
Kebanyakan doa kita lahir dari rasa kekurangan, bukan dari rasa syukur atau rasa berkelimpahan.
Coba renungkan:
Bahagia dulu atau sukses dulu? Jawabannya tentu bahagia dulu.
Tapi ucapan yang sering kita lontarkan adalah:
"Nanti kalau sudah sukses, saya akan bahagia"
Kalimat ini menandakan kita tidak bahagia sekarang, bahagianya "NANTI" dan itu terus tertanam di pikiran serta perasaan kita.
Dalam hukum tarik-menarik (Law of Attraction), yang serupa akan menarik yang serupa.
Tanpa sadar, kita justru sedang menarik ketidakbahagiaan.

Bukankah Allah berfirman:
"Aku sesuai prasangka hamba-Ku."
Padahal janji Allah jelas:
"Barang siapa yang bersyukur atas nikmat-Ku, akan Aku tambahkan nikmat-Ku."

Artinya doa yang lahir dari rasa syukur, akan mengundang lebih banyak berkelimpahan.
Karena yakin dan keinginan adalah dua hal yang berbeda.

ALGORITMA KEHIDUPAN Pernah nggak sih, kita ngerasa hidup itu seperti diulang-ulang?Ketemu orang toxic lagi, masalah ngga...
31/08/2025

ALGORITMA KEHIDUPAN

Pernah nggak sih, kita ngerasa hidup itu seperti diulang-ulang?
Ketemu orang toxic lagi, masalah nggak kelar-kelar, hati gampang emosi, curiga, dan overthinking.
Padahal, kita sering dengar nasihat,
"Allah sesuai prasangka hamba-Nya."
Tapi tanpa sadar, kejadian demi kejadian itu,kita sendiri yang memanggilnya, kita sendiri yang menariknya.

Di dalam ilmu spiritual, alam semesta ini bekerja seperti cermin.
Pikiran dan perasaan kita memancarkan energi, dan energi itu akan menarik energi serupa.

Hukum Tarik-Menarik (Law of Attraction) semesta bekerja seperti algoritma media sosial.
Apa yang sering kita pikirkan, rasakan, atau cari, itulah yang terus muncul di depan kita.
Kalau hati dipenuhi marah, takut, dan benci, hidup pun akan dikelilingi hal-hal yang sama.
Tapi kalau hati diisi dengan syukur, sabar, dan husnudzon, maka yang datang adalah kebaikan yang sama."
QS. Ibrahim: 7 "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu".

Hidup selalu memberi pilihan.
Pertanyaannya, energi apa yang mau kita sebarkan hari ini?

KERETAKAN MELAHIRKAN KEHIDUPAN BARUAlam semesta ini seolah memberi pelajaran halus, bahwa tumbuh sllu dimulai dr keretak...
30/08/2025

KERETAKAN MELAHIRKAN KEHIDUPAN BARU
Alam semesta ini seolah memberi pelajaran halus, bahwa tumbuh sllu dimulai dr keretakan. Tidak ada tunas yg lahir tanpa membelah cangkang.
Tidak ada akar yg menembus bumi tanpa meretakkan tanah.
Pertumbuhan sllu bergerak ke bawah dulu, baru keatas, akar lebih dulu mencari kedalaman, barulah pucuk menjemput cahaya.
Perhatikan biji mangga.
Biji yang utuh, seolah sempurna, justru dianggap tdk berguna, ia dibuang ke tong sampah.
Sedangkan biji yg retak, yg pecah, yg tak lagi utuh, itulah yg dipilih untuk ditanam, karena didalam keretakannya tersembunyi tunas kehidupan.
Begitu p**a manusia.
Sering kali kita membenci keretakan dalam diri, rasa sakit, kehilangan, kegagalan, luka batin.
Padahal justru disanalah pintu kehidupan baru terbuka.
Begitu pun sebuah negara.
Kita sering takut melihat keretakan, perbedaan pandangan, gesekan politik, masalah ekonomi, hingga perpecahan sosial.
Padahal, bs jd retakan itulah tanda bahwa ada tunas kehidupan baru yg sedang berusaha lahir.

Pohon yang disarungi kain kotak-kotak, bukan sekadar tradisi atau milik agama tertentu, karena ini hanya ada di Nusantar...
28/08/2025

Pohon yang disarungi kain kotak-kotak, bukan sekadar tradisi atau milik agama tertentu, karena ini hanya ada di Nusantara.
Itu bahasa leluhur sedang berbicara lewat simbol, bukan lewat huruf, ini cara leluhur menuliskan “kitab filsafat hidup” melalui simbol visual, bukan teks: hitam dan putih sebagai tanda hidup yang berpasangan, siang dan malam, benar dan salah, luka dan bahagia.
Kain itu bukan untuk disembah, tapi untuk mengingatkan kita:
jangan membenci gelap,jangan memuja terang,karena keduanya hanya bermakna bila berdampingan.
Pohon adalah sumbu kehidupan.
Akar merangkul bumi, batang menopang manusia, ranting menjulang ke langit.
Dengan disarungi kain poleng, pohon ditandai sebagai pengingat keseimbangan.
Islam pun menegaskan:
"Segala sesuatu diciptakan dengan ukuran dan keseimbangan." (QS. Adz-Dzariyat: 49)

Dan ketika kita menengok ke Mekah,
Ka’bah pun dibalut kain hitam, kadang putih ketika musim haji.
Bukan tanpa makna, hitam adalah keagungan dan misteri Allah, putih adalah kesucian niat dan awal yang baru.
Maka kain itu bukan sekadar penutup.
Ia adalah tanda, pengingat, dan kitab tanpa huruf yang ditulis leluhur dan diteguhkan agama.
Hitam–putih bukan untuk dipertentangkan, tapi untuk diseimbangkan.
Pohon mengingatkan harmoni dengan alam.
Ka’bah mengingatkan kesatuan dengan Allah.
Dan dari keduanya, kita belajar:
manusia sejati adalah mereka yang mampu menjaga keseimbangan, hingga seluruh perjalanannya berakhir pada Yang Esa.

Pesan untuk kita:
Lebih baik pohon diberi kain daripada diberi paku.
Karena paku melukai,sedang kain menghormati.

Paku menandakan kita hanya ingin menempelkan kepentingan kita.
Kain menandakan kita ingin belajar dari kebesaran alam.
Leluhur tidak ingin pohon menjadi korban, maka ia diselimuti kain, supaya manusia sadar:
pohon bukan benda mati, ia adalah penjaga keseimbangan hidup.

Islam pun mengingatkan:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, setelah Allah memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56)

🌳 Maka memberi kain adalah tanda kasih,
sedangkan memberi paku adalah tanda lalai.

JaNur bukan sekadar daun muda kelapa.Dalam kearifan Nusantara, JaNur bermakna *Jasad berisi Nur* atau *Sejatine Nur* .It...
27/08/2025

JaNur bukan sekadar daun muda kelapa.
Dalam kearifan Nusantara, JaNur bermakna *Jasad berisi Nur* atau *Sejatine Nur* .
Itulah sebabnya JaNur kerap hadir di hajatan dan upacara adat.
Bukan hiasan semata, melainkan penanda dan pengingat: Hidup ini adalah cahaya, dan jasad hanyalah wadahnya.
JaNur diambil dari pohon kelapa, pohon yang seluruh bagiannya bermanfaat: air, buah, batang, daun, hingga akarnya.
Seakan leluhur berpesan: manusia pun harus seperti kelapa, hadir untuk memberi manfaat bagi sesama.
Daun JaNur yang lentur bisa dianyam menjadi ketupat, penjor, atau hiasan adat.
Leluhur pun seperti memberi pesan, manusia yang kuat bukanlah yang kaku, melainkan yang lentur, mampu menyesuaikan diri, namun tetap berakar pada jati dirinya.
JaNur sering diletakkan di jalan, bukan sekadar penunjuk arah menuju pesta, tapi simbol perjalanan hidup:
Agar kita tak tersesat, ingatlah jati diri, dan berjalanlah dengan cahaya.
Tanpa cahaya, manusia mudah salah arah, baik di jalan dunia, maupun jalan hidup.
Baru baru ini, sains modern baru membuktikan apa yang leluhur sudah fahami.
Riset University of Calgary dan NRC Canada menemukan, tubuh makhluk hidup memancarkan cahaya ultra lemah (ultraweak photon emission).
Dan cahaya itu padam ketika kematian datang.
Hidup adalah cahaya, dan ketika nur itu pergi, jasad hanyalah rumah yang ditinggalkan.
Inilah kecerdasan Nusantara:
mengajarkan lewat simbol, apa yang baru disadari ilmuwan ribuan tahun kemudian.
Ilmuwan menyebutnya UPE.
Agama menyebutnya ruh.
Leluhur Nusantara menyebutnya JaNur (Jasad berisi Nur).
Sebagaimana firman Allah:
“Allah adalah cahaya bagi langit dan bumi.” (QS. An-Nur:35)
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh_Ku .” (QS. Al-Hijr:29)
Kita yang hidup, sejatinya adalah cahaya. ✨

Address

Bekasi Timur Regency 5 Cluster Jasmine
Bekasi
17154

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pena Santri posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share