03/10/2025
SOLUSI DUA NEGARA: HARAM DAN KHIANAT!
Buletin Kaffah Edisi 413 (11 Rabi’ul Akhir 1447 H/3 Oktober 2025 M)
Di hadapan Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di markas PBB, New York (23/9), Presiden Prabowo berpidato soal krisis yang terjadi di G4z4. Ia mengecam segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa. Hanya saja, ia tak secara langsung menyebut dan mengecam aksi genosida oleh zionis Y4hud1 terhadap warga G4z4.
Yang mengejutkan, dalam pidatonya, Prabowo juga menyebut kesiapan Indonesia untuk mengakui eksistensi negara Israel. Ia juga mendukung penyelesaian krisis melalui solusi dua negara. ”Hanya solusi dua negara yang akan membawa perdamaian. Kita harus menjamin kenegaraan P4l3st1n4. Namun, Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan P4l3st1n4, Indonesia akan segera mengakui negara Israel,” tegas Prabowo.
Presiden Prabowo juga mengatakan, “Saya juga terang-terangan mengatakan perdamaian hanya bisa datang kalau semua orang mengakui, menghormati dan menjamin keamanan Israel. Israel harus dijamin keamanannya, baru kita bisa dapat perdamaian,” kata Prabowo Subianto dalam video keterangan pers yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Kamis (25/9/2025).
Pidato Presiden Indonesia ke-8 di markas PBB itu dipuji oleh banyak pihak. Termasuk oleh pemerintah zionis Y4hud1. Perdana Menteri Y4hud1 Netanyahu melontarkan pujian terhadap pidato tersebut. Dia mengatakan bahwa pernyataan Prabowo berkaitan dengan Israel dan P4l3st1n4 telah menjadi penyemangat. Netanyahu menyadari bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Karena itu pernyataan Prabowo beberapa waktu lalu dapat menjadi sinyal bagi masa depan Israel.
Entitas Y4hud1 Adalah Penjajah
Ada tiga koreksi untuk pidato Presiden Prabowo di markas PBB lalu. Pertama, keberadaan negara Israel di tanah P4l3st1n4 adalah ilegal. Israel adalah penjajah. Mengakui eksistensi negara Israel sama dengan mengakui adanya penjajahan. Andaipun P4l3st1n4 diberi kemerdekaan, negara Israel itu berdiri di atas negeri hasil rampokan mereka.
Negeri P4l3st1n4 telah menjadi bagian dari negeri Muslim sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab ra. Khalifah Umar ra. telah menjadikan P4l3st1n4 sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Islam dan kaum Muslim sejak tahun 637 M. Dengan demikian P4l3st1n4 bukanlah tanah kosong yang tidak bertuan. Jelas, kedatangan entitas Y4hud1 ke P4l3st1n4 adalah sebagai penjajah.
Kaum Y4hud1 memasuki wilayah P4l3st1n4 setelah mendapatkan bantuan Inggris melalui Deklarasi Balfour di tahun 1917. Lalu secara bertahap mereka melakukan perampasan, penggusuran, pengusiran bahkan pembunuhan terhadap penduduk P4l3st1n4. Peristiwa Nakba yang terjadi pada Mei 1948 adalah penyerangan dan pengusiran besar-besaran terhadap penduduk P4l3st1n4. Lebih dari 700 ribu warga diusir. Lahan dan rumah-rumah mereka dirampas oleh kaum penjajah tersebut.
Karena itu pernyataan Presiden Prabowo di Markas PBB adalah hal yang mengejutkan. Pernyataan itu juga bertentangan dengan isi Pembukaan UUD 45 yang menyatakan: ”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Kedua, pengakuan atas negara Israel melalui solusi dua negara mencederai rasa keadilan bagi rakyat P4l3st1n4. Mereka telah mengalami pengusiran, perampasan, bahkan pembunuhan dan sekarang genosida (pemusnahan massal) oleh zionis Y4hud1. Namun, tidak ada sanksi apa pun atas pemerintahan zionis Y4hud1 itu.
Apalagi secara kepemilikan wilayah, hari ini penduduk P4l3st1n4 yang tinggal di Tepi Barat dan G4z4 hanya mendiami kurang 22 persen dari total tanah air mereka. Sebaliknya, zionis Y4hud1 menduduki 78% wilayah P4l3st1n4. Dengan demikian solusi dua negara berarti mengakui legalitas penjarahan wilayah negara P4l3st1n4 secara brutal oleh entitas Y4hud1. Apakah adil mengakui kepemilikan seseorang dari hasil menjarah dan merampok rumah orang lain, sedangkan pemilik rumahnya sendiri terusir dari kediamannya?
Jadi, sungguh keterlaluan jika muncul seruan bahwa semua pihak harus menghormati, menghargai dan menjamin keamanan negara Y4hud1. Padahal mereka adalah pihak agresor. Mereka pun secara terang-terangan melakukan teror dan genosida terhadap penduduk P4l3st1n4. Sampai hari ini saja diperkirakan korban tewas di pihak warga G4z4 sudah mencapai 66 ribu jiwa. Ribuan lagi mengalami cacat dan luka-luka.
Ketiga, pemerintahan ilegal zionis Y4hud1 sendiri secara tegas menolak mengakui eksistensi atau kemerdekaan negara P4l3st1n4. Pada Juli 2024, Parlemen Israel mengeluarkan resolusi yang menolak pendirian negara P4l3st1n4. Resolusi itu disahkan di Knesset dengan 68 suara mendukung dan hanya 9 suara yang menentang.
Perdana Menteri Y4hud1 Benyamin Netanyahu, di depan Sidang Umum PBB yang lalu secara tegas menolak untuk mengakui kemerdekaan negara P4l3st1n4. Dia menyatakan bahwa pengakuan terhadap negara P4l3st1n4 merupakan suatu kesalahan yang sangat fatal.
Jadi, mana mungkin bisa menawarkan solusi dua negara kalau pihak perampok dan penjagalnya tetap ngotot menguasai hasil rampokan mereka? Apalagi mereka didukung oleh negara adidaya Amerika Serikat.
Solusi Penjajah
Yang juga wajib dipahami oleh umat Muslim, solusi dua negara (two state solution) bukan datang dari keinginan penduduk P4l3st1n4. Rancangan ini dibuat oleh Komisi Peel yang dibentuk oleh pemerintah Inggris pada tahun 1936. Inggris adalah negara yang memfasilitasi pengungsian besar-besaran kaum diaspora Y4hud1 ke P4l3st1n4.
Sedari awal sudah terlihat bahwa solusi dua negara dirancang untuk mengekalkan keberadaan negara zionis di atas tanah P4l3st1n4. Pemerintah Inggris tidak memedulikan nasib penduduk asli P4l3st1n4 yang terusir. Bahkan Inggris terus membuka jalan bagi kedatangan para pengungsi Y4hud1 dari berbagai negara untuk memasuki P4l3st1n4. Akhirnya, berdirilah negara zionis secara ilegal pada tahun 1948 yang diakui dunia internasional sampai sekarang.
Karena itu mendukung solusi dua negara merupakan sesat pikir solusi persoalan di P4l3st1n4. Hal ini bahkan bisa menjadi preseden buruk atas setiap konflik internasional. Siasat jahat ini bisa menjadi modus politik untuk melegalkan penjajahan di berbagai wilayah. Ketika suatu negara menginvasi negara lain, mengusir dan membunuhi penduduknya, merampas lahan dan hunian mereka, lalu ditawarkanlah solusi dua negara. Negara penjajah tetap eksis di atas wilayah bangsa lain, sementara penduduk asli yang kehilangan wilayahnya dipaksa hidup berdampingan dengan pihak perampok.
Bebaskan P4l3st1n4 Seutuhnya
Dengan demikian solusi dua negara adalah pengkhianatan terhadap nasib dan perjuangan penduduk P4l3st1n4. Usulan solusi itu sama sekali bukan keinginan penduduk P4l3st1n4, juga bukan solusi yang dikehendaki oleh Islam. Ia justru datang dari kaum penjajah. Solusi itu juga justru menjadi legitimasi penjajahan oleh kaum zionis.
Secara hukum Islam solusi dua negara jelas bertentangan dengan nas-nas syariah. Allah SWT telah memerintahkan kaum Muslim untuk melakukan perlawanan terhadap pihak-pihak yang mengusir dan memerangi mereka. Firman-Nya:
وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
Perangilah mereka di mana saja kalian jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).
Allah SWT juga berfirman:
فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَٱعْتَدُوا۟ عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا ٱعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
Siapa saja yang menyerang kalian, maka seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kalian (TQS al-Baqarah [2]: 194).
Berdasarkan ayat di atas, jihad fî sabilillah adalah fardu ‘ain saat negeri kaum Muslim—seperti G4z4 dan P4l3st1n4 saat ini—diserang atau dijajah. Para Sahabat Nabi saw. telah berijmak atas kewajiban kaum Muslim secara bersama-sama untuk memerangi dan mengusir musuh-musuh mereka yang menyerang dan menjajah negeri mereka.
Para ulama pun menegaskan demikian. Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi (620 H), misalnya, menyatakan bahwa jika kaum kafir menduduki suatu negeri kaum Muslim maka wajib atas penduduk negeri itu untuk memerangi kaum kafir tersebut. Jika mereka tidak mampu maka kewajiban itu meluas kepada kaum Muslim yang ada di negeri sekitarnya (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 9/228).
Sayangnya, perintah Allah SWT yang mulia ini justru dicampakkan oleh para penguasa Muslim saat ini. Sebagian dari mereka malah mengulurkan tangan untuk membuka hubungan diplomatik dengan entitas Y4hud1. Bahkan di tengah genosida terhadap penduduk G4z4, mereka menyokong militer zionis dengan tetap membuka hubungan dagang dengan mereka, termasuk menerima solusi dua negara.
Karena itu kaum Muslim harus bersikap tegas kepada penguasa mereka. Kaum Muslim wajib melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap mereka dalam persoalan ini. Bukan malah condong dan merasa puas dengan sikap para penguasa mereka. Allah SWT telah berfirman:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
Janganlah kalian condong kepada orang-orang yang zalim sehingga kalian nanti akan disentuh api neraka (TQS Hud [11]: 113).
Jelaslah bahwa krisis di P4l3st1n4 tidak mungkin diselesaikan di tangan PBB ataupun para penguasa Muslim hari ini. Umat hari ini membutuhkan kepemimpinan Islam global (Khilafah) yang akan melindungi setiap wilayah negeri Islam. Khalifah juga tidak akan membiarkan darah Muslim tercecer sia-sia di tangan kaum kuffâr. Imam al-Mawardī (450 H) menyatakan bahwa termasuk kewajiban dari kepemimpinan (Khilafah) adalah menjaga benteng umat, membela kehormatan kaum Muslim dan berjihad melawan musuh (Al-Mawardi, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm. 27).
Tak ada lagi jalan keluar yang sahih dan tepat selain jihad fî sabilillah di bawah kepemimpinan Islam global, Khilafah Islamiyah.
WalLâhu a’lam. []
---*---
Hikmah:
Nabi saw. bersabda:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai. Orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengan dirinya. (HR Muslim). []
---*---
0110 UPDATE KAFFAH
JANGAN LUPAKAN GENOSIDA G4z4
Timeline Serangan Israel – G4z4 & Tepi Barat (25–30 September 2025)
25 September 2025
➤ Serangan udara Israel di G4z4 City menewaskan ≥19 orang.
27 September 2025
➤ Serangan intensif di seluruh Jalur G4z4 menewaskan ≥91 orang.
➤ Laporan lain menyebut ≥57–59 orang tewas akibat serangan udara dan tembakan.
30 September 2025
➤ Serangan Israel di G4z4 menewaskan ≥25 orang (laporan awal).
➤ Update selanjutnya: total korban hari ini mencapai ≥59 orang.
➤ Serangan juga menewaskan 3 warga di Deir el-Balah, serta penggerebekan rumah di Jenin (Tepi Barat).
Total Perkiraan Korban Sepekan (25–30 Sept 2025) : ~190–210 warga P4l3st1n4 terbunuh
Sumber : laporan Al-Jazeera, AP, Guardian, dan Reuters
TOTAL KORBAN : Periode: 7 Oktober 2023 – 29 September 2025
Total Korban 66.055 warga P4l3st1n4 telah terbunuh sejak perang Israel di G4z4 dimulai.
Ribuan lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan.
Dari jumlah tersebut, 440 orang meninggal akibat kelaparan, termasuk 147 anak-anak.
Sumber: Kementerian Kesehatan P4l3st1n4, Kantor Media Pemerintah G4z4
Catatan Politik :
Trump, Pendukung Utama Entitas Y4hud1, Justru Menawarkan Solusi untuk G4z4
Betapa menyakitkan, orang yang menjadi pendukung paling setia bagi entitas Y4hud1 dalam kejahatan biadabnya di G4z4 dan seluruh P4l3st1n4, kini justru tampil menawarkan solusi atas kehancuran G4z4 — bahkan berusaha memaksakannya kepada para penguasa negeri-negeri Muslim yang rela dan tunduk begitu saja.
Inilah musibah terbesar umat ini: para penguasanya sendiri. Sejak dicabutnya Khilafah Islam hampir seratus tahun lalu, kaum Muslim tidak lagi memiliki seorang khalifah yang berfungsi sebagai perisai:
وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Sesungguhnya imam (khalifah) itu laksana perisai, di belakangnya umat berperang dan dengannya mereka berlindung.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Tanpa perisai itu, kehormatan umat diinjak-injak, tanah-tanah Islam dijajah, dan kaum Muslim diperintah oleh ruwaibidhah: penguasa lemah, hina, dan tak mampu menjaga agama maupun menahan musuh. Akibatnya, bahkan Tanah Suci pun jatuh ke tangan mereka yang diliputi kehinaan dan murka Allah.