08/03/2024
Suasana kebersamaan yang sudah jarang dijumpai.
Main domino sambil bersama-sama melantunkan nyanyian yang mengisahkan tentang kisah pilu yang pernah mereka alami karena iman kepada Yesus Kristus, bahkan ada yg sampai rela mempertaruhkan nyawa. Mereka pernah mengungsi selama 20 tahun, meninggalkan kampung kelahiran mereka (Salukanan), bahkan membuat Gereja Toraja Jemaat Salukanan hilang. Sebagai pendatang (pengungsi), banyak s**a duka yg mereka alami dan pada akhirnya ada di antara mereka yg memilih untuk kembali ke tempat ini (Salukanan) dan memulai membangun kembali persekutuan. Mereka tiba di Salukanan pada hari Sabtu, tanggal 02 Maret 1974 dan pada hari minggu tanggal 03 Maret 1974 mereka ibadah bersama di antara semak dan duri tepat di tempat pernah berdiri gedung Gereja Toraja Jemaat Salukanan. Pada hari minggu tanggal 03 Maret inilah yang kemudian mereka tetapkan sebagai berdirinya kembali Gereja Toraja Jemaat Salukanan, dan pada tanggal 03 Maret 2024 yg juga bertepatan dengan hari minggu, mereka telah merayakan ulang tahun ke-50 berdirinya kembali Gereja Toraja Jemaat Salukanan yg pernah hilang. Mereka yg dahulu kembali hanya berjumlah kurang lebih 30 orang yg juga bersama-sama kembali membangun persekutuan, kini di tahun 2024 sudah berjumlah 252 jiwa. Lantunan doa dan pujian yg sempat tidak terdengar lagi dari tengah hutan ini, akhirnya dengan perkenan Tuhan, itu kemudian kembali menggema.
Sebagaimana nyanyian mereka, mereka memang pernah mengalami kisah pilu tetapi di dalam kisah pilu itu mereka tetap menyaksikan bahwa kasih Tuhan tetap ada untuk mereka dan Tuhanlah satu-satunya yang harus dimuliakan.
Salah satu yg selalu menjadi kerinduan mereka adalah agar sekiranya suatu saat mereka dapat menikmati akses jalan yg baik. Jalan yg hanya berjarak 14 Km harus dilewati selama 1 jam bahkan bisa lebih yg rentan untuk membuat kecelakaan. Sudah berpuluh-puluh tahun mereka hanya bisa menikmati akses jalan setapak bahkan jika ada motor yg berpapasan di jalan, salah satunya harus berhenti sambil memiringkan motornya agar salah satunya bisa lewat. Jika musim hujan, harus mempertimbangkan untuk keluar atau masuk kampung karena jalannya yg susah untuk dilewati, rentan longsor, dan pohon yg sering tumbang.