13/08/2025
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan ribuan penerima bansos yang ternyata bukan dari kalangan miskin, bahkan sebagian masuk kategori kematian tinggi.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana membeberkan, dari data yang dicek di salah satu bank, terdapat 27.932 penerima bansos yang berstatus pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Dari profil yang kami cek di satu bank saja, ada 27.932 penerima bansos yang berstatus pegawai BUMN,” ungkap Ivan saat konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Kamis (7/8).
Tak berhenti di situ, PPATK juga menemukan 7.479 penerima bansos yang berprofesi sebagai dokter, serta lebih dari 6.000 orang yang bekerja di posisi eksekutif atau manajerial. Bahkan ada penerima yang memiliki saldo rekening di atas Rp50 juta tetapi masih tercatat sebagai penerima bansos.
“Dari sekitar 10 juta rekening penerima bansos yang diserahkan Kemensos, PPATK mengidentifikasi 8,39 juta memang menerima bantuan. Sisanya, sekitar 1,7 juta rekening tidak ditemukan bukti pencairan,” tambah Ivan.
Namun dari jumlah tersebut, kami masih menemukan sekitar 78 ribu penerima bansos yang pada semester I 2025 terindikasi aktif bermain judi online,” kata Ivan.
PPATK juga mendeteksi sejumlah rekening penerima dengan status pekerjaan tidak wajar, seperti 27.932 orang berstatus pegawai BUMN, 7.479 dokter, dan lebih dari 6.000 orang berprofesi sebagai eksekutif atau manajerial, yang seluruhnya masuk dalam daftar penerima bansos. Selain itu, kata dia, ditemukan p**a 56 rekening penerima bansos dengan saldo di atas Rp50 juta.
"Itu informasi awal yang diterima PPATK dari bank ketika yang bersangkutan membuka rekening, mereka mengaku sebagai pegawai BUMN atau profesi lain,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Menurut Saifullah, temuan tersebut sedang dalam proses pendalaman oleh Kementerian Sosial bersama PPATK dan otoritas terkait lainnya tingkat pusat maupun daerah.